• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.8 Interpretasi Data

5.8.3 Pengaruh Penerapan Electronic Government terhadap

Pelayanan Publik

Berdasarkan perhitungan yang menggunakan koefisien korelasi product

moment antara pengaruh penerapan electronic governmentterhadap kualitas pelayanan publik maka didapat hasil sebesar 0,688. Untuk menentukan taraf signifikan antara penerapan electronic governmentterhadap kualitas pelayanan publik, maka dilakukan perbandingan antara r yang diperoleh melalui perhitungan

101 koefisien korelasi product moment dengan r pada tabel, yaitu taraf (α) 5% untuk uji dua arah untuk N= 50diperoleh nilai r sebesar 0,2787.

Dari perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa r hitung lebih besar dari r tabel (0,688> 0,2787). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh antara penerapan electronic governmentterhadap kualitas pelayanan

publik”.Hal ini berarti semakin baik penerapan electronic governmentmaka

semakin baik pula kualitas pelayanan publik. Dengan kata lain apabila salah satu variabel terjadi peningkatan maka variabel yang berkolerasi juga mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya apabila salah satu variabel terjadi penurunan yang berkolerasi juga akan mengalami penurunan.

Kemudian digunakan uji regresi linier sederhana untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas mengalami kenaikan atau penurunan. Sesuai dengan perhitungan secara manual, didapat hasil dari b sebesar 0,7051. Artinya apabila variabel X (penerapan electronic government) naik 1 satuan maka variabel Y (kualitas pelayanan publik) naik 0,7051 satuan.

Selanjutnya juga digunakan uji-t untuk mengetahui signifikasi koefisien

korelasi product moment dan juga menjawab hipotesis yang telah ditentukan

sebelumnya. Sesuai dengan perhitungan, didapat hasil dari t hitung sebesar 4,04 yang selanjutnya dibandingkan dengan t tabel dengan taraf (α) sebesar 5% uji dua sisi dan df = 48 yang sebesar 2,011. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (4,04>2,011). Dengan demikian maka Ha diterima,

102

yaitu “Terdapat pengaruh antara penerapan electronic governmentterhadap

kualitas pelayanan publik.”

Dari adanya tingkat pengaruh penerapan electronic governmentterhadap

kualitas pelayanan publik yaitu 47% maka dapat dilihat bahwa semakin baik penerapan electronic governmentmaka akan semakin baik pula kualitas pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

103 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan tentang pengaruh penerapan electronic governmentterhadap kualitas pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan uji rxyterhadap data menunjukkan bahwa “Terdapat

pengaruhpenerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik”. Pernyataan tersebut diutarakan karena melihat hasil dari rhitung≥

rtabel dan pengaruh penerapan electronic governmentterhadap kualitas

pelayanan publik berada pada kategori kuat. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan electronic governmentterhadap kualitas pelayanan publik dapat diterima.

2. Berdasarkan analisis regresi linier sederhana data menunjukkan bahwa

apabila variabel X (penerapan electronic government) berubah 1 satuan, maka variabel Y (kualitas pelayanan publik) berubah 0,7051 satuan.

3. Berdasarkan uji-t atau uji signifikan terhadap data menunjukan bahwa

hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan terdapat pengaruh antara

penerapan electronic governmentterhadap kualitas pelayanan publik

diterima. Hal ini didasarkan pada hasil t hitung lebih besar dari t tabel (4,04

> 2,011).

4. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (D) maka diketahui

104 publik sebesar 47%, dan 53% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan teknologi informasi yang terus mengalami perubahan dan

perkembangan secara cepat maka perlu adanya upaya untuk mengikuti laju perkembangan tersebut agar kualitas pelayanan tetap terjaga terutama untuk memastikan agar sumber daya aparatur senantiasa mempunyai kapasitas yang memadai dalam mengontrol perkembangan teknologi tersebut.

2. Salah satu wujud dari penerapan electronic government yaitu informasi yang semakin mudah diakses. Dan agar menjadi perhatian untuk Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan agar lebih intensif dalam mensosialisasikan kepada masyarakat untuk lebih mengenal, mengetahui dan memanfaatkan fasilitas dari sistem informasi yang tersedia melalui jaringan internet.

105 DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ainur, Ahmad, dkk.2008. Reformasi Pelayanan Publik. Malang: Averroes Press. Dwiyanto, Agus, dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan

Implementas. Jakarta: Bumi Aksara.

Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Cetakan Pertama. Semarang: Universitas Diponogoro.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodelogi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2, Statistik Inferensi. Edisi

Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Indrajit, R.E.. 2002. E-Government: Strategi Pembangunan dan Pengembangan

Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta: Andi.

Mulyono, Yalia. 2011. Menuju Peyanan Publik Yang Lebih Baik Dengan E-

Government. Bandung: Agenda Observasi.

Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik-Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta. Gramedia

Salam, Dharma Setyawan. 2004. Manajemen Pemerintahan Indonesia.

Jakarta:Djambatan.

Sinambela, L.P.. 2010. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan

Implementasi, Jakarta: Bumi Aksara.

Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Administrasi Negara. Bandung: Alfabet. Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta:

Lukman Offset.

Wahab, A.Solichin. 1990. Analisa Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi

106 Peraturan Perundang-undangan:

Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan E-Government.

Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi No.57 Tahun 2003

TentangPanduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-

Government.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.25 Tahun 2004 Tentang Indeks Kepuasan Masyarakat.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 26 Tahun 2004 Tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Jurnal:

Kaiman, Turnip. 2003. Birokrasi Masa Depan dengan Penggunaan Informasi

Teknologi (Global Network), JKAP, 7 No.1. Yogyakarta. Skripsi:

Anisa, Citra. 2011. Implementasi E-Government melalui Bursa Kerja Online pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Skripsi. Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara. Universitas Indonesia. Depok.

Sumber Internet:

http://itjen-depdagri.go.id/article-23-pelayanan-publik-good-governance-amp-

aaupb-dalam-diskresi.html, diakses pada tanggal 4 April 2014 pukul 09.45

http://www.disdukcapil.pemkomedan.go.id, diakses pada tanggal 3 April 2014

pukul 14.25

33 yang terlalu banyak sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti seluruhnya, maka penelitian ini diteliti dengan sampel.

2.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi (Singarimbun, 2008:152).Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.

Untuk mengetahui jumlah sampel yang diambil maka digunakan rumus Slovin, yaitu: �= � 1+�()2 Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Dalam penelitian ini terdapat jumlah populasi yang cukup besar maka jumlah kesalahan yang mungkin terjadi juga cukup besar. Dengan pertimbangan tersebut maka peneliti menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90% dan taraf kesalahan yang dapat diterima sebesar 10% (e=0,1)

Maka dalam penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh adalah: � = 100

1+100(0,1)2

�= 50

Dengan demikian sampel yang digunakan oleh peneliti berjumlah 50 orang. Sampel yang diambil adalah masyarakat yang datang ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mengurus akta kelahiran.

34 Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah dengan metode

accidental sampling, yaitu jumlah sampelnya ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan penelitian dan diambil sampelnya secara acak. Penggunaan

accidental sampling dikarenakan untuk mempermudah dan mempercepat

pengumpulan sampel.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam teknik pengumpulan data menurut klasifikasi dan jenis sumbernya, yaitu:

2.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dilakukan melalui:

a. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengancara menyebarkan daftar pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti yang bertujuan memperoleh informasi yang relevan serta informasi yang dibutuhkan diperoleh secara serentak yang dilengkapi dengan alternatif jawaban yang tersedia. b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengancara melakukan

pengamatan langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

35

2.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:

a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian yang relevan dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

2.5 Teknik Pengukuran Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden.

Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah: a. Untuk alternatif jawaban A diberi skor 5

b. Untuk alternatif jawaban B diberi skor 4 c. Untuk alternatif jawaban C diberi skor 3 d. Untuk alternatif jawaban D diberi skor 2 e. Untuk alternatif jawaban E diberi skor 1

36 Untuk mengetahui kategori jawaban responden dari masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang atau rendah maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:

Skor tertinggi-skor terendah Banyaknya bilangan Maka, diperoleh angka 5-1/5= 0,8

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu:

1. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,21-5,00 2. Skor untuk kategori tinggi : 3,41-4,20 3. Skor untuk kategori sedang : 2,61-3,40 4. Skor untuk kategori rendah : 1,81-2,60 5. Skor untuk kategori sangat rendah : 1,00-1,80

2.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau seluruh sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2008). Teknik analisis data yang digunakan peneliti merupakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh antara variabel Penerapan

Electronic Government (X) dengan variabel Kualitas Pelayanan Publik (Y).

2.6.1 Uji Instrumen

Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan realibilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan.

37 1. Uji Validitas

Suatu alat ukur penelitian khususnya dalam pengumpulan data kuantitatif mengenai objek penelitian haruslah memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Diantaranya terdapat dua kriteria yang mutlak dipenuhi, yakni reliabel dan valid.Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipercaya dalam hasil pengukurannya untuk tujuan penelitian.Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauhmana suatu alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item pertanyaan/pernyataan kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas butir pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (validitas isi/content validity) dengan cara mengkorelasikan masing-masing item pertanyaan/pernyataan kuesioner dan totalnya, selanjutnya membandingkan r table dengan r hitung.

Menurut Ghazali (2005:42) adapun kriteria penilaian uji validitas adalah:

a. Apabila r hitung > r table, maka item kuesioner valid. b. Apabila r hitung < r table, maka item kuesioner tidak valid. 2. Uji Reliabilitas

Sebuah instrumen dan data yang dihasilkan disebut reliable atau terpercaya apabila instrumen tersebut secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali pengukuran. Pengujian reliabilitas digunakan untuk melihat reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan

38 dengan koefisienAlpha Cronbach. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005:43) dinyatakan bahwa “suatu konstruk atau variable dikatakan

reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,6”.

2.6.2 Koefisien Korelasi Product Moment

Menurut Sugiyono (2008:193) koefisien korelasi product moment

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Perhitungannya dengan menggunakan rumus:

rxy =

{

2

}{

2

}

) ( . ) ( . ) )( ( . 2 2 Χ Υ Υ Χ Υ Χ ΧΥ Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ N N N

rxy = angka indeks koefisien korelasi product moment

∑� = jumlah skor y ∑� = jumlah skor x N = sampel

∑xy = jumlah hasil kali antara x dan y

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu:

1. Nilai r yangpositif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh nilai variabel yang lain.

2. Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain.

3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

39 Menurut Sugiyono (2008:214) untuk mengetahui adanya hubungan yang kuat, sedang atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka

Tabel 2

Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2008:214) 2.6.3 Uji Regresi

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), atau dalam artian ada variabel yang mempengaruhi dan ada variabel yang dipengaruhi. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Dengan kata lain, regresi linier sederhana adalah koefisien yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada variabel Y jika variabel X berubah 1 satuan. Analisis regresi linier ini banyak digunakan untuk uji pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

40 Analisis Regresi Linear Sederhana dengan persamaan sebagai berikut:

�′ =�+�� Keterangan:

Y’ = Kualitas Pelayanan Publik a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Penerapan Electronic Government

2.6.4 Uji Signifikan

Menurtu Sutrisno Hadi (2001:365) uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan apakah hipotesa diterima atau ditolak. Uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa nilai Ho, yang berbunyi “tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Ho ditolak apabila nilai t-hitung lebih besar dari t- tabel (t hitung> t tabel), dan dapat diterima apabila nilai t-hitung lebih kecil dari harga

t-tabel (t hitung< t tabel), Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji

statistic t dengan rumus:

�ℎ����� =�√� −

2 √1− �2

Keterangan:

t hitung = Nilai dari Uji Signifikan

r = Indeks Koefisien Korelasi Product Moment n = Jumlah Responden

Menurut Sutrisno Hadi (2001:365) kriteria pengujian adalah : - Jika harga thitung< ttabel maka hipotesis alternatif ditolak. - Jika harga thitung> ttabel maka hipotesis alternatif diterima.

41

2.6.5 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Menurut Juliandi (2013,175) Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen yang terdiri X dan variabel independennya terdiri dari Y memiliki ditribusi normal atau tidak. Normalitas data dalam penelitian dapat dilihat dengan cara memperhatikan titik pada ResidualPlot X dari variabel terikat. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2.6.6 Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besarpengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Menuru Ghazali (2005:83) Nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila nilai R2 mendekati 0, menunjukkan semakin lemahnya pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen, sebaliknya jika nilai R2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen.

Rumus untuk menghitung koefisien determinasi, yaitu: � =�����2× 100%

Keterangan :

D = Koefisien Determinan

42

2.6.7 Teknik Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif kuantitatif merupakan suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai masalah yang akan diteliti dalam perhitungan statistik. Teknik analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Teknik analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui penerapan electronic

government dan kualitas pelayanan publik dari sampel yang digunakan dalam

105

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ainur, Ahmad, dkk.2008. Reformasi Pelayanan Publik. Malang: Averroes Press. Dwiyanto, Agus, dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan

Implementas. Jakarta: Bumi Aksara.

Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan Pertama. Semarang: Universitas Diponogoro.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodelogi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2, Statistik Inferensi. Edisi

Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Indrajit, R.E.. 2002. E-Government: Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta: Andi. Mulyono, Yalia. 2011. Menuju Peyanan Publik Yang Lebih Baik Dengan E-

Government. Bandung: Agenda Observasi.

Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik-Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta. Gramedia

Salam, Dharma Setyawan. 2004. Manajemen Pemerintahan Indonesia.

Jakarta:Djambatan.

Sinambela, L.P.. 2010. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Implementasi, Jakarta: Bumi Aksara.

Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Administrasi Negara. Bandung: Alfabet. Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta:

Lukman Offset.

Wahab, A.Solichin. 1990. Analisa Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi

Dokumen terkait