• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Partisipasi Suami dalam

Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang suami diketahui tentang perawatan kehamilan. Pengetahuan responden dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu pengetahuan baik jika total nilai 0-10 dan pengetahuan kurang jika total skor 11-20. Hasil penelitian didapatkan suami yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak berpartisipasi dalam perawatan kehamilan (95,7%) bila dibandingkan dengan suami yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik pengetahuan suami tentang perawatan kehamilan maka semakin besar kemungkinan suami akan berpartisipasi dalam perawatan kehamilan istri.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik menunjukan bahwa pengetahuan suami mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi suami dalam perawatan kehamilan istri dengan nilai p=0,046

Keadaan ini mencerminkan bahwa pengetahuan secara parsial mempunyai keeratan hubungan dengan partisipasi suami dalam perawatan kehamilan, artinya semakin tinggi pengetahuan suami dalam perawatan kehamilan maka cenderung akan berpartisipasi dalam perawatan kehamilan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rachman, (2007) penelitian tersebut mendapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan partisipasi suami dalam perawatan kehamilan. Selanjutnya diperkuat oleh penelitian Panjaitan, (2009) dalam penelitiannya mendapatkan adanya hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan.

Sesuai juga dengan penelitian Haque, (2007) dalam Keumalahayati, (2008), keterlibatan dari suami yang memiliki pengetahuan mengenai kehamilan dan persalinan dapat membawa perubahan dalam mengatasi masalah tingginya angka kematian ibu dan bayi.

Hasil penelitian pada Kelurahan Pintu Sona sebagian besar suami memiliki pengetahuan disebabkan karena sebagian besar responden pernah mendapatkan informasi tentang perawatan kehamilan dari petugas kesehatan, TV/Radio/ media massa dan teman/ keluarga.

Hal ini sesuai dengan pendapat Wied hary A (1996) dalam Hendra A.W (2008) yang menyatakan bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang jika dia mendapat informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

Para suami di Kelurahan Pintu Sona ini memiliki pengetahuan baik selain dari informasi tentang perawatan kehamilan, responden mayoritas memiliki tingkat pendidikan menengah keatas yaitu sebayak 76,8%

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo, (2003) yang menyatakan bahwa orang dengan pendidikan formal lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan formal rendah, karena akan lebih mampu dan mudah memahami arti dan pentingnya kesehatan.

Para suami di Kelurahan Pintu Sona ini memiliki pengetahuan baik selain dari informasi tentang perawatan kehamilan, mayoritas memiliki tingkat pendidikan menengah keatas juga pengalaman dari kehamilan istri yang telah hamil lebih dari 1 kali yaitu sebayak 58,1%

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo, (1997) menyebutkan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperolehnya dalam memecahkan permasalah yang dihadapi pada masa lalu.

Dari hasil penelitian ini meskipun tingkat pengetahuan mayoritas baik tetapi ada beberapa pertanyaan tentang pengetahuan dalam perawatan kehamilan yang responden rata-rata menjawab salah yaitu pengetahuan tentang perawatan payudara dan kebutuhan nutrisi pada masa kehamilan. Hal ini dapat memengaruhi rendahnya partisipasi suami dalam perawatan kehamilan khususnya pengetahuan tentang kedua hal tersebut, antara lain; dari pertanyaan tentang perawatan payudara ditemukan ada 48,8% suami tidak pernah mengajurkan istri untuk membersihkan payudara setiap

kali mandi. Sesuai dengan teori perawatan payudara bahwa payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya sudah harus dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah menyokong buah dada dari bawah suspension, bukan menekan dari depan. Dua bulan terakhir dilakukan massage. Bila putting susu masuk kedalam, hal ini diperbaiki dengan menarik-narik keluar, dan membersihkan payudara tidak boleh kena sabun karena dapat membuang minyak alami yang dapat menyebabkan putting payudara kering (Prawirohardjo, 2009).

Selanjutnya pertanyaan tentang mengajurkan istri untuk menambah porsi makan ditemukan 51,2% kadang-kadang menganjurkan istri untuk menambah porsi makan, alasan mereka takut anak yang dilahirkan akan besar sehingga susah lahir bahkan sampai harus dioperasi. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa kebutuhan nutrisi wanita hamil harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna bagi pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus,

inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Jumlah

kalori yang dibutuhkan ibu hamil meningkat 300 kalori dari sebelum hamil. Zat-zat yang diperlukan: protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacam-macam garam terutama kalsium, fosfor, asam folat dan zat besi (Fe); vitamin dan air. Semua

zat tersebut kita peroleh dari makanan yang kita makan sehari-hari dan pengobatan tambahan yang diberikan jika terjadi kekurangan (Mochtar, 1998).

Dengan pengetahuan yang baik maka partisipasi suami dalam perawatan kehamilan dapat meningkatan kesehatan ibu dan anak selama kehamilan, bersalin dan nifas. Seorang suami dengan istri yang sedang hamil diharapkan siap mewaspadai setiap risiko kehamilan yang muncul, menjaga agar istri tidak melakukan hal-hal yang mengganggu kesehatan dan kehamilannya, serta segera mengantar ke rujukan terdekat bila ada tanda-tanda komplikasi kehamilan. Selama ini upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan khususnya bidan diwilayah Kelurahan Pintu Sona hanya melakukan penyuluhan pada suami yang memiliki istri yang sedang hamil, jika suami ikut mengantar istri untuk periksa kehamilan, dengan hanya melakukan penyuluhan pada suami yang mengantar istri untuk periksa kehamilan yang mendapat informasi tersebut. Sementara suami yang tidak pernah mengatar istri ke pelayanan kesehatan tidak mendapat informasi tentang perawatan kehamilan yaitu suami yang sibuk bekerja dan suami memandang bahwa kehamilan adalah urusan perempuan.

5.2. Pengaruh Kepercayaan terhadap Partisipasi Suami dalam Perawatan

Dokumen terkait