• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh peran kepemudaan terhadap pembangunan pertanian berkelanjutandalam aspek teknologi tepat guna

4.6.1. Pengujian asumsi klasik 4.6.1.1. Uji normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui melalui 2 cara yaitu analisis grafik dan analisis statistik

Cara mudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Selain itu untuk melihat normalitas residual juga dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara observasi dengan distribusi normal yang mendekati distribusi normal.

Gambar 4.7. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Hasil tampilan grafik normal plot pada Gambar 4.7 dapat disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Hal ini menunjukan data residual berdistribusi normalyang hampir sempurna (simetris).

4.6.1.2. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Faktor) dan Tolerance-nya. Nilai dari VIF yang kurang dari 10 dan tolerance yang lebih dari 0,10 maka menandakan bahwa tidak terjadi adanya gejala multikolinieritas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas.

Tabel 4.20. Hasil pengujian multikolinieritas pengaruh peran kepemudaan terhadap pembangunan pertanian berkelanjutan dalam aspek teknologi tepat guna.

Coefficientsa a. Dependent Variable: Teknologi_Tepat_Guna

Sumber : Di olah dari data primer, 2015.

Hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai VIF dan tolerance sebagai berikut : variabel agent of change mempunyai nilai VIF sebesar 2,11 dan tolerance sebesar 0,474. Variabel agent of depelopment mempunyai nilai VIF sebesar 2,731 dan tolerance sebesar 0,366. Variabel agent of modernization mempunyai nilai VIF sebesar 1,484 dan tolerance sebesar 0,674.

Hasil analisis di atas dapat diketahui nilai toleransi semua variabel independen (agent of change, agent of depelovment dan agent of modernization) lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independennya tidak terjadi multikolinieritas sehingga model tersebut telah memenuhi syarat asumsi klasik dalam analisis regresi, hal ini disebabkan dari ketentuan yang ada bahwa jika nilai VIF

< 10 dan tolerance> 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas dan nilai-nilai yang didapat dari perhitungan adalah sesuai dengan ketetapan nilai VIF dan tolerance.

4.6.1.3. Uji heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplots.

Gambar 4.8. Grafik scatterplotsTTG

Hasil grafik scatterplots pada Gambar 4.8. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa model regresi memenuhi syarat uji asumsi klasik.

4.6.2. Pengujian hipotesis

4.6.2.1. Hasil uji koefisien determinasi ( R2 )

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang dapat lihat dari nilai R Square. Untuk mengetahui hubungan peran kepemudaan

sebagai agent of change, agent of depelovment dan agent of modernization dengan pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan dalam aspek teknologi tepat guna dapat dilihat melalui besarnya koefisien determinasi.

Tabel 4.21. Hasil pengujian koefisien determinasi (uji R2)pengaruh peran kepemudaan terhadap pembangunan pertanian berkelanjutan dalam aspek teknologi tepat guna.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,873a ,761 ,754 1,143

a. Predictors: (Constant), Agent_Of_Modernization, Agent_Of_Change, Agent_Of_Depelopment

b. Dependent Variable: Teknologi_Tepat_Guna

Sumber : Di olah dari data primer, 2015.

Hasil perhitungan nilai R Square adalah 0,761, hal ini berarti 76,1 persen pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan dalam aspek sumber daya alam dapat dijelaskan oleh variabel (agent of change, agent of depelovment dan agent of modernization) di atas, sedangkan sisanya yaitu 22,9 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.6.2.2 Hasil uji simultan (Uji F)

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22. Hasil pengujian Simultan (Uji F) pengaruh peran kepemudaan terhadap pembangunan pertanian berkelanjutan dalam aspek teknologi tepat guna.

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 383,256 3 127,752 97,821 ,000b

Residual 120,150 92 1,306

Total 503,406 95

a. Dependent Variable: Teknologi_Tepat_Guna

b. Predictors: (Constant), Agent_Of_Modernization, Agent_Of_Change, Agent_Of_Depelopment

Sumber : Di olah dari data primer, 2015.

Uji statistik secara simultan ditunjukkan oleh perbandingan nilai F hitung dengan F tabel. Nilai F tabel dengan derajat kepercayaan sebesar 95 persen, adalah sebesar 2,47. Pada Tabel 4.22 di atas terlihat bahwa pada persamaan, F hitung 97,821 adalah lebih besar dari pada F tabel. Tingkat probabilitas 0,000. Maka dapat disimpulkan P = 0,000 < α = 0,05, yang berarti Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel independen variabel (agent of change, agent of depelovment dan agent of modernization)secara simultan signifikan dalam menjelaskan pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan dalam aspek teknologi tepat guna.

4.6.2.3. Hasil uji parsial (Uji-t)

Pada uji statistik secara parsial dengan nilai t kritis (critical value) pada df = (n-k), dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen termasuk konstanta. Untuk menguji koefisian regresi parsial secara individu dari masing-masing variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23. Hasil pengujian parsial (Uji t)Pengaruh peran kepemudaan terhadappembangunan pertanian berkelanjutan dalam aspek teknologi tepat guna. a. Dependent Variable: Teknologi_Tepat_Guna

Sumber : Di olah dari data primer, 2015.

Pada Tabel 4.23 hasil uji statistik t diperoleh, sebagai berikut :

1. Variabel agent of change menunjukan t-hitung = 5,403 dan t-tabel 1,660 dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan P = 0,000 < α = 0,05, maka hipotesis Ho di tolak dan terima hipotesis Ha yang menyatakan variabel agent of change berpengaruh positif signifikan terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan dalam aspek teknologi tepat guna.

2. Variabel agent of depeloment menunjukan t-hitung = 5,973 dan t-tabel 1,660 dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan P = 0,000 < α = 0,05, maka hipotesis Ho di tolak dan terima hipotesis Ha yang menyatakan variabel agent of depeloment berpengaruh positif signifikan terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan dalam aspek teknologi tepat guna.

3. Variabel agent of modernization menunjukan t-hitung = 1,144 dan t-tabel 1,660 dengan tingkat probabilitas 0,107. Dengan demikian dapat disimpulkan P = 0,256> α = 0,05, maka hipotesis Ho di terima dan hipotesis Ha ditolak yang menyatakan variabel agent of modernization tidak berpengaruh signifikan

terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan dalam aspek teknologi tepat guna.

4.7 Pembahasan.

Pemuda dalam proses transformasi adalah suatu cara memahami perubahan itu sendiri dari perspektif pemuda. Oleh karenanya pencermatan tentang bagaimana paradigma pemuda berkembang menjadi langkah awal yang perlu di ketahui untuk memahaminya lebih lanjut. Di dalam peta paradigma tentang pemuda, paling tidak ada beberapa perspektif yang akan menentukan bagaimana pemuda di definisikan.

Pemahaman tentang paradigma ini penting, mengingat di dalam perjalanan suatu proses perubahan social, politik, ekonomi dan budaya, pemuda selalu menjadi bagian dari perubahan tersebut, baik sebagai aktor ataupun sebaliknya, di tempatkan sebagai objek.

Pemuda adalah komunitas penduduk yang berusia 17 sampai dengan 30 tahun yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang cemerlang, kreatif dan inovatif. Harapan di cita-cita bangsa ini banyak terletak di tangan pemuda. Persepsi pemuda dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara positif hal ini dikarenakan peran generasi muda dalam pembangunan pertanian sangatlah penting untuk meningkatkan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara,telah kita ketahui bahwa pertanian di indonesia saat ini sedang mengalami penuaan,oleh karena itu anak muda harus di dorong agar tertarik dengan sektor pertanian. Anak muda harus termotivasi pada sektor pembangunan pertanian, agarmereka bisa menjadi motor penggerak pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.Peran pemuda dalam pembangunan pertanian sangat berpengaruh sekali dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat desa yang sebagaian besar pekerjaannya

sebagai petani. Di samping itu Peran pemuda juga sangat berpengaruh dalam penyebaran informasi bagi para petani.

Terlepas dari masing-masing persepsi tersebut semua sepakat bahwa pemuda merupakan penerus estafet pembangunan, pemuda adalah harapan bangsa, bahkan yang lebih ekstrim pemuda adalah penerus masa depan bangsa. Persepsi itu diperkuat oleh catatan sejarah bahwa pada masa-masa sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan pemuda selalu eksis di barisan depan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Catatan sejarah dan harapan besar bangsaterdapat pada pemuda. Pemuda harus mampu menjawab dan membuktikan bahwa persepsi pemuda dalam pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan melalui karya-karya nyata dalam pembangunan di bidang pertanian. Sebagai penerus estafet pembangunan pemuda harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar harapan besar bangsa ini melalui pemuda dapat terwujud.

Pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang di hadapi yang tidak kunjung terselesaikan. Di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman dan tentram tidak ada masalah serius yang dihadapi, pemuda akan cenderung diam/pasif, tidak banyak berbuat, lebih apatis dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan. Padahal baik dalam kondisi banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa masalah serius, pemuda dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk pembangunan bangsa yang lebih baik.

Pembangunan adalah sebuah proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan

yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan. Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan masyarakat yang menyangkut berbagai aspek, pemikiran tentang modernisasi pun tidak lagi hanya mencakup bidang ekonomi dan industri, melainkan telah merambah ke seluruh aspek yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, modernisasi diartikan sebagai proses trasformasi dan perubahan dalam masyarakat yang meliputi segala aspeknya, baik ekonomi, industri, sosial, budaya, dan sebagainya.

Oleh karena dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang mengarah pada perbaikan, para ahli manajemen pembangunan menganggapnya sebagai suatu proses pembangunan di mana terjadi proses perubahan dari kehidupan tradisional menjadi modern, yang pada awal mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern, menggantikan alat-alat yang tradisional.

Menurut Soekanto (1990) modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. Proses modernisasi secara lebih rinci antara lain sebagai berikut:

1. Perubahan yang ada sebagai proses transformasi masyarakat dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern

2. Sebagai tumbuhnya industrialisasi seperti yang terjadi di Barat 3. Sebagai tumbuhnya ilmu pengetahuan

4. Sebagai usaha mengejar ketertinggalan dari Negara industri maju

5. Secara politis meupakan proses bertambahnya pengaruh dan tugas birokrasi Negara, dan bertambahnya ciri rasionalisme organisasi, dan

6. Secara sosiologis dan antropologis sebagai proses diferensiasi sosial dan pembesaran skala.

Masuknya modernisasi kepedesaan telah menyebabkan terjadi interaksi yang saling mempengaruhi baik pada setiap aspek kehidupan masyarakat seperti aspek sosial, budaya dan ekonomi. Sehingga secara simultan variabel peran pemuda sebagai agent of change, agent of depelovment dan agent of modernizationberpengaruh positif dalam pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara, namun secara parsial variabel peran pemuda sebagai agent of modernization berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara. hal ini disebabkan modernizationseringkali membawa dua aspek perubahan, apakah perubahan yang dihasilkan kearah yang lebih baik atau sebaliknya perubahan kearah yang kurang baik.

Pemuda dihadapkan pada dua kondisi yang membutuhkan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Sering kali kondisi ini membuat keragu-raguan pada pemuda dalam bertindak.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Persepsi pemuda terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara positif, artinya pemuda berpendapat bahwa pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara di pandang penting.

2. Peran pemuda terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara positif,artinya pemuda berpendapat bahwa peran pemuda dalam pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara di pandang penting.

3. Pengaruh peran pemuda sebagai agent of change, agent of depelovment dan agent of modernization secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan dalam aspek sumber daya manusia, sumberdaya alam dan teknologi tepat guna. Secara parsial variabel agent of change, agen of depelovment signifikan terhadap pembangunan pertanian lahan

pangan berkelanjutan dalam aspek sumber daya manusia,sumberdaya alam dan teknologi tepat guna. Sedangkan variabel agent of modernization berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan.

5.2. Saran

1. Pemda Kabupaten Labuhanbatu Utara agar segera mewujudkan Peraturan Daerah tentang penetapan perlindungan lahan pertanian berkelanjutan sehingga dalam pelaksanaannya ada payung hukum yang jelas, terutama untuk kegiatan pengawasan dan pengendalian pelanggaran terhadap perlindungan lahan pertanian berkelanjutan.

2. Perlu adanya penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya pengendalian konversi lahan dan sosialisasi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian pangan Berkelanjutan, mengingat masih banyaknya kasus konversi lahan pertanian yang terjadi. Dalam hal ini perlu adanya tindakan yang lebih pro aktif dari lembaga kepemudaan, instansi terkait seperti BPN maupun Dinas Pertanian untuk melakukan kegiatan sosialisasi.

3. Perlu adanya pemikiran yang matang dari pemuda untuk dapat menjawab persoalan perlindungan lahan pertanian, sebab kebanyakan masyarakat hanya memiliki lahan yang sempit. Jika lahannya termasuk lahan yang dilindungi perlu diupayakan solusi untuk mengatasi permasalahan seandainya harus mengkonversi lahan untuk kebutuhan mereka.