METODE PENELITIAN
3.5. Populasi danSampel
Populasi penelitian adalah seluruh pemuda yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara, untuk mengetahui jumlah pemuda yang bekerja di sektor tertentu di Kabupaten Labuhanbatu Utara dapat dilhat pada tabel 2 tentang banyaknya penduduk bekerja di bidang tertentu menurut jenis kelamin di Kabupaten Labuhanbatu Utara dibawah ini.
Tabel 3.2. Banyaknya penduduk bekerja di bidang tertentu menurut jenis kelamin di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2012.
Lapangan Pekerjaan Pertanian, kehutanan, dan perikanan 69.625 19.754 89.379
Pertambangan dan penggalian 1.768 - 1.768
Industri pengolahan 1.323 1.432 2.755
Listrik, gas dan air minum - - -
Konstruksi 4.228 - 4.228
Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel
8.333 10.192 18.525
Transporta, pergudangan dan komunikasi
4.990 331 5.321
Keuangan, asuransi, usaha persewaan tanah dan jasa perusahaan
942 81 1.023
Jasa kemasyarakatan 5.713 8.470 14.183
Jumlah/total 96.922 40.260 137.182
Sumber : BPS, Labuhanbatu Utara dalam angka, 2013.
Tabel 3.3. Banyaknya penduduk 15 tahun keatas yang bekerja menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2012.
Kelompok Umur Age Group
Penduduk/Population (orang)
Laki-Laki/Male Perempuan/Female Jumlah/Total
15-19 6.189 3.336 9.525
Jumlah/total 96.922 40.260 137.182
Sumber : BPS, Labuhanbatu Utara dalam angka, 2013.
Menurut undang-undang kepemudaan republik Indonesia no 40 tahun 2009 pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) tahun sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dilihat banyaknya penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Labuhanbatu Utara, pada tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4. Banyaknya penduduk bekerja menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Sumber : diolah dari BPS, Labuhanbatu Utara dalam angka, 2013.
Berdasarkan data di atas maka di ketahui pemuda yang ada di Labuhanbatu Utara adalah sebanyak 46.091 orang, ini menunjukan bahwa potensi pemuda di Labuhanbatu Utara masih besar dan dapat di kelola dengan baik.
Tabel 3.5. Banyaknya pentani padi sawah irigasi dan non irigasi menurut kecamatan di kabupaten Labuhanbatu Utara 2013.
Nama Kecamatan Penduduk/Population (orang)
Irigasi Non irigasi Jumlah/Total Persentase
NA IX-X 134 202 336 11%
Sumber : di olah dari data penyuluh pertanian lapangan (PPL), 2013
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasi. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk mengefisiensikan waktu tenaga dan biaya (Arikunto, 2006) metode pengambilan sampel digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan sampel acak sederhana, yaitu metode pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Untuk mengetahui besarnya jumlah sampel di gunakan rumus dari Frank Lynk sebagai beikut:
𝑛𝑛 = 𝑁𝑁. 𝑍𝑍
2. 𝑃𝑃(1 − 𝑃𝑃) 𝑁𝑁𝑑𝑑
2+ 𝑃𝑃(1 − 𝑃𝑃)
Keterangan : n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi
Z : Nilai normal dari variabel (1,96) untuk tingkat kepercayaan 95%
P : Harga patokan tertinggi (0,5) d : Sampling error (0,1)
bila di hitung dengan menggunakan rumus diatas, maka diketahui jumlah sampel yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut:
𝑛𝑛 =
(46.091)(1,96)2(0,5) (1−0,5) (46.091) (0,1)2 +(0,5)(1−0,5)n =
(46.091) (0,01) + (0,5) (0,5) (46.091) (3,8416)(0,5) (0,5)
n =
(46.091) (0,01) + (0,25) (46.091) (3,8416)(0,25)
n =
461,16 2930,1804
n = 96 Orang
Dalam penelitian ini jumlah responden yang ditetapkan sebagai sampel sebesar 96 orang.
3.6Uji Validitas dan Reliabilitas 3.6.1. Uji Validitas
Azwar (1987) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur.
Suryabrata (2000) menyatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas tes yang bersangkutan. Sudjana (2004) menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria.
Validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Artinva tes itu valid apabila butir-butir tes itu mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Nur (1987) menyatakan bahwa reliabilitas ukuran menyangkut seberapa jauh skor deviasi individu, atau skor-z, relatif konsisten apabila dilakukan pengulangan pengadministrasian dengan tes yang sama atau tes yang ekivalen.
Azwar (2003) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan salah-satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Arifin (1991) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan masalah kekeliruan pengukuran.
Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran ulang terhadap kelompok subyek yang sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan sampel yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok yang berbeda. Sudjana (2004) menyatakan bahwa reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Djaali (2000) menyatakan bahwa reliabilitas dibedakan atas dua macam, yaitu reliabilitas konsistensi tanggapan, dan reliabilitaskonsistensi gabungan butir.
Reliabilitas konsistensi tanggapan responden mempersoalkan apakah tanggapan responden atau obyek ukur terhadap tes atau instrumen tersebut sudah baik atau konsisten. Dalam hal ini apabila suatu tes atau instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap obyek ukur kemudian dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek ukur yang sama, apakah hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan ketidakkonsistenan maka jelas hasil pengukuran itu tidak mencerminkan keadaan obyek ukur yang sesungguhnya.
Djaali (2000) menyatakan bahwa reliabilitas konsistensi gabungan butir berkaitan dengan kemantapan antara butir suatu tes. Hal ini dapat diungkapkan dengan
pertanyaan, apakah terhadap obyekukur yang sama, butir yang satu menunjukkan hasil ukur yang sama dengan butir yang lainnya? Dengan kata lain bahwa terhadap bagian obyek ukur yang sama, apakah hasil ukur butir yang satu tidak kontradiksi dengan hasil ukur butir yang lain.