ANALISIS PERAN PEMUDA TERHADAP PEMBANGUNAN PERTANIAN LAHAN PANGAN BERKELANJUTAN
DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
TESIS
OLEH
AJUAN RITONGA 137003036/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ANALISIS PERAN PEMUDA TERHADAP PEMBANGUNAN PERTANIAN LAHAN PANGAN BERKELANJUTAN
DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan Pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
OLEH
AJUAN RITONGA 137003036/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
Judul Tesis : ANALISIS PERAN PEMUDA TERHADAP PEMBANGUNAN PERTANIAN LAHAN
PANGAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
Nama : Ajuan Ritonga Nomor Pokok : 137003036
Progran Studi : Perencanan Pembangunan Wilayah Pedesaan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph,D, AK, CA ) (Ir. Supriadi, MS Ketua
) Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof. Dr. Lic, rer, reg, Sirojuzilam, SE ) (Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc )
Tanggal Lulus : 22 Agustus 2015
Telah di Uji
Pada Tanggal : 22 Agustus 2015
PANITIA PENGUJI TESIS
KETUA : Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph,D, AK, CA ANGGOTA : 1. Ir. Supriadi, MS
2. Prof. Dr. Lic, rer, reg, Sirojuzilam, SE 3. Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si
4. Agus Suriadi, S.Sos, M.Si
ANALISIS PERAN PEMUDA TERHADAP PEMBANGUNAN PERTANIAN LAHAN PANGAN BERKELANJUTAN
DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
ABSTRAK
Pembangunan peratanian lahan pangan berkelanjutan terdiri dari tiga faktor penting yang harus diperhatikan yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan teknologi tepat guna. Salah satu unsur sumberdaya manusia adalah pemuda. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis persepsi pemuda dalam pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.(2) menganalisis peran pemuda dalam pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.(3) menganalisis pengaruh peran pemuda terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.
jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatoris. yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemuda yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang memiliki umur 17–30 tahun.
Berdasarkan data BPS tahun 2013 ada 46.091 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode simple Random sampling dimana pengambilan sampel dari populiasi secara acak berdasarkan frekuensi probabilitas semua anggota populasi.
Dengan menggunakan rumus Frank Lynk diperoleh sampel sebanyak 96 orang sampel responden.
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Persepsi pemuda terhadap
pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara
positif, (2) Peran pemuda terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan
di Kabupaten Labuhanbatu Utara positif, (3) Pengaruh peran pemuda sebagai agen of
change, agen of depelovment dan agen of modernization secara simultan berpengaruhpositif signifikan terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan dalam
aspek SDM, SDA dan teknologi tepat guna. Secara parsial variabel agen of change,
agen of depelovment signifikan terhadap pembangunan pertanian lahan panganberkelanjutan dalam SDM, SDA dan teknologi tepat guna Sedangkan variabel agen of
modernization berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pembangunanpertanian lahan pangan berkelanjutan.
THE ANALYSIS OF THE YOUTHS’ ROLE TO THE AGRICULTURE DEVELOPMENT OF PROGRESSIVE
CROPS IN LABUHANBATU UTARA
ABSTRACT
The agriculture development of progressive crop land consists of three significant factors such as human resources, natural resources and appropriate technology. One of the elements of the human resources is the youths. The purpose of the research is 1) to analyze the youths’ perception to the agriculture development of progressive crop land in Labuhanbatu Utara, 2) to analyze the youths’ role in the agriculture development of progressive crop land in Labuhanbatu Utara and 3)to analyze the effect of the youths’
role to the agriculture development of progressive crop land in Labuhanbatu Utara.
The method used in the research is survey, a kind of research of which data is collected from samples over population to represent all population. The type of survey used is explanatory research, a kind of research means to explain the position of variables researched and the relation between a variable and another. The population of the research was all the youths in Labuhanbatu Utara being 17-30 years old. According to BPS data in 2013, there were 46,091 youths in Labuhanbatu Utara. Sampling used simple sampling random method where sample taken randomly from population based on the probability frequency of all the population’s members. By using the formula of Frank Lynk, it was obtained 96 sample respondents.
The conclusion of the research is 1)the youths’ perception to the agriculture development of progressive crop land in Labuhanbatu Utara is positive, 2)the youths’
role to the agriculture development of progressive crop land in Labuhanbatu Utara is
positive and 3)the effect of the youths’ role as the agent of change, the agent of
development and the agent of modernization is simultaneously significant to the
agriculture development of progressive crop land in all the aspects- human resources,
natural resources and appropriate technology. Meanwhile the variable of the agent of
modernization effects positively but is not significant to the agriculture development of
progressive crop land.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis inisebagai salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan studi di Program Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Universitas Sumatera Utara. Tesis ini berjudul “Analisis Peran Pemuda Terhadap Pembangunan Pertanian Lahan Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara”.
Selama penelitian dan penulisan tesis ini penulis banyak memperoleh bantuan baik moril dan materil dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Subhilhar, MA, Ph.D sebagai Pejabat Universitas Sumatera Utara 2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Prof. Dr. Lic.rer.reg Sirojuzilam, SE Selaku ketua Program Studi Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Universitas Sumatera Utara 4. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, AK, CA selaku ketua komisi pembimbing dan
Bapak Ir. Supriadi, MS selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan tesis ini sampai selesai.
5. Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si dan Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si selaku komisi pembanding atas saran dan kritikan yang membangun.
6. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu bermanfaat kepada penulis dan
seluruh staf administrasi di lingkungan PWD USU
7. Kepada bapak/ibu di lingkungan Pemerintahan Kab. Labuhanbatu Utara terkhusus Dinas Pertanian dan Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga.
8. Kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa PWD USU kelas Kemenpora angkatan pertama atas keakraban dan kerjasama selama ini
9. Secara Khusus penulis ucapkan terimakasih Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta. Samsul Ritonga dan Amni Dalimunthe yang telah membesarkan, mendidik dan membimbing penulis hingga dewasa.
10.Kepada Abangda Basyir,SE dan Istri (Siti Aminah) yang tak bosan-bosannya memberi bantuan moril dan materil kepada penulis sampai hari ini.
11.Kepada seluruh keluarga yang namanya tak dapat penulis sebutkan satu per satu terimakasih atas bantuan dan semangatnya selama ini.
Akhirnya atas perhatian dan bantuan dari semua pihak penulis ucapkan terimaksih.
Medan, Juli 2015 Penulis
Ajuan Ritonga
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sei Berombang pada tanggal 26Januari 1989 sebagai anak ke-3 (Tiga) dari 6 (Enam) bersaudara dari pasangan Bapak Samsul Ritonga dan Ibu Amni Dalimunthe. Saat ini penulis bertempat tinggal di Jl. Jawa No. 73Kelurahan Sei Sikambing C II Kecamatan Helvetia Kota Medan. Pendidikan sarjana di tempuh di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, lulus pada tahun 2013.
Kemudian Penulis diterima di Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU), Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan (PWD) dan menamatkannya pada tahun 2015. Penulis menerima Beasiswa pendidikanProgram Pascasarjanadiperolehdari Universitas Sumatera Utara Bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olah Raga Reublik Indonesia (KEMENPORA RI).
Penulis juga bekerja di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) pada tahun 2014 sampai sekarang sebagai manager administrasi. Bidang kajian yang menjadi tanggungjawab penulis adalah Administrasi dan pelaporan.
Selama mengikuti proses pembelajaran di Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
(USU), Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan (PWD), penulis
aktif diOrganisasi Ekstra Kampus dan Organisasi Kepemudaan yang ada di Sumatera
Utara. Karya ilmiah berjudul ‘Analisis Model Pengelolaan Usaha Padi Sawah
Bedasarkan Status Kepemilikan Lahan” telah disajikan pada sidang meja hijau di
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Karya
tersebut merupakan bagian tesis penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Peran Pemuda dan Teori Tentang Sikap... 9
2.2.1. Defenisi Peran ... 9
2.2.2. Pengertian Sikap ... 10
2.2.3. Ciri-Ciri Sikap ... 11
2.2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap ... 12
2.3. Teori Pemuda ... 13
2.3.1. Pengertian Pemuda ... 13
2.3.2. Peran Pemuda ... 14
2.4. Teori Pertanian ... 17
2.4.1. Pengertian Pertanian ... 17
2.4.2. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan ... 19
2.4.3. Syarat-Syarat Pembangunan Pertanian ... 23
2.4.4. Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ... 24
2.5. Kerangka Berpikir ... 26
2.6. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 27
3.2. Jenis Penelitian ... 28
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 28
3.4. Teknik Pengumpulan Sampel ... 28
3.5. Populasi dan Sampel ... 29
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32
3.6.1. Uji Validitas ... 32
3.6.2. Uji Reliabilitas ... 33
3.7. Metode Analisis Data ... 35
3.8. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 36
3.8.1. Uji Normalitas ... 37
3.8.2. Uji Multikolinieritas ... 37
3.8.3. Uji Heterokedastisitas ... 38
3.8.4. Uji Hipotesis ... 38
3.9. Defenisi Batasan Operasional ... 40
3.9.1. Defenisi ... 40
3.9.1. Batasan Operasional ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1. Hasil Penelitian ... 42
4.1.1. Sejarah dan Gambaran Kab.Labuhanbatu Utara ... 42
4.1.1.1. Sejarah Kab.Labuhanbatu Utara ... 42
4.1.1.2. Kondisi Geografis ... 43
4.1.1.3. Kondisi Topografi ... 43
4.1.1.4. Kondisi Geologi ... 44
4.1.1.5. Kondisi Hidrologi ... 45
4.1.1.6. Kondisi Klimatologi ... 46
4.1.1.7. Wilayah Administrasi ... 46
4.1.1.8. Kondisi Demografi ... 49
4.1.1.9. Tata Guna Lahan ... 49
4.1.1.10. Transfortasi ... 50
4.2.1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 51
4.2.1.1. Uji Validitas dan ReliabilitasPeran pemuda ... 51
4.2.1.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Pembangunan Pertanian ... 52
4.2. Persepsi Pemuda Terhadap Pembangunan Pertanian ... 53
4.3. Peran Pemuda Terhadap Pembangunan Pertanian ... 55
4.4. Pengaruh Peran Pemuda Terhadap Pembangunan Pertanian Aspek SDM ... 57
4.4.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 57
4.4.1.1. Uji Normalitas ... 57
4.4.1.2. Uji Multikolinearitas ... 58
4.4.1.3. Uji Heterokedastisitas ... 60
4.4.1.4. Uji Hipotesis ... 61
4.4.1.4.1. Uji Koefisien Determinasi (R
2) ... 61
4.4.1.4.2. Uji Simultan (Uji-F) ... 61
4.4.1.4.3. Uji Parsial (Uji-t) ... 62
4.5. Pengaruh Peran Pemuda Terhadap Pembangunan Pertanian Aspek SDA ... 64
4.5.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 64
4.5.1.1. Uji Normalitas ... 64
4.5.1.2. Uji Multikolinearitas ... 65
4.5.1.3. Uji Heterokedastisitas ... 66
4.5.1.4. Uji Hipotesis ... 67
4.5.1.4.1. Uji Koefisien Determinasi (R
2) ... 68
4.5.1.4.2. Uji Simultan (Uji-F) ... 69
4.5.1.4.3. Uji Parsial (Uji-t) ... 69
4.6. Pengaruh Peran Pemuda Terhadap Pembangunan Pertanian Aspek Teknologi Tepat Guna ... 71
4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 71
4.6.1.1. Uji Normalitas ... 71
4.6.1.2. Uji Multikolinearitas ... 72
4.6.1.3. Uji Heterokedastisitas ... 73
4.6.1.4. Uji Hipotesis ... 74
4.6.1.4.1. Uji Koefisien Determinasi (R
2) ... 74
4.6.1.4.2. Uji Simultan (Uji-F) ... 75
4.6.1.4.3. Uji Parsial (Uji-t) ... 76
4.7. Pembahasan ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82
5.1. Kesimpulan ... 82
5.2. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1 Perkembangan luas baku lahan sawah prov.sumut periode 2010-2013 III-27 3.2 Banyaknya penduduk bekerja di bidang tertentu menurut jenis kelamin
Di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2012 III-29
3.3 Banyaknya penduduk 15 tahun keatas yang bekerja menurut kelompok
Umur dan jenis kelamin di Kab. Labuhanbatu Utara Tahun 2012 III-30 3.4 Banyaknya penduduk bekerja menurut kelompok Umur dan jenis
kelamin di Kab. Labuhanbatu Utara Tahun 2012 III-30 3.5 Banyaknya petani padi sawah irigasi dan non irigasi menurut
Kecamatan Di Kab.Labuhanbatu Utara Tahun 2013 III-31 4.1 Luas wilayah menurut Kecamatan di Kab.Labuhanbatu Utara IV-44 4.2 Rata-rata jumlah hari hujan,curah hujan dan curah hujan maksimum Di
Kab.Labuhanbatu Utara IV-46
4.3 Banyaknya Desa, Lingk, Dusun, Kel, Kec di Kab. Labuhanbatu Utara IV-47 4.4 Luas wilayah menurut Kec, di Kab. Labuhanbatu Utara IV-48 4.5 Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut Kec. Di Kab. Labura IV-49
4.6 Hasil Uji validitas peran pemuda IV-51
4.7 Hasil Uji validitas pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan IV-52 4.8 Skor persepsi pemuda terhadap pembangunan pertanian IV-54 4.9 Dasar interpretasi skor item persepsi pemuda IV-55 4.10 Skor peran pemuda dalam pembangunan pertanian IV-56 4.11 Dasar interpretasi skor item peran pemuda terhadap PPLHB IV-57 4.12 Hasil pengujian multikolineritas pengaruh peran pemuda aspek SDM IV-59 4.13 Hasil pengujian R2 pengaruh peran pemuda aspek SDM IV-61 4.14 Hasil pengujian (Uji-F) pengaruh peran pemuda aspek SDM IV-62 4.15 Hasil pengujian (Uji-t) pengaruh peran pemuda aspek SDM IV-63 4.16 Hasil pengujian multikolineritas pengaruh peran pemuda aspek SDA
IV-65 4.17 Hasil pengujian R2 pengaruh peran pemuda aspek SDA IV-68 4.18 Hasil pengujian (Uji-F) pengaruh peran pemuda aspek SDA IV-68 4.19 Hasil pengujian (Uji-t) pengaruh peran pemuda aspek SDA IV-69 4.20 Hasil pengujian multikolineritas pengaruh peran pemuda aspek TTG IV-72 4.21 Hasil pengujian R2 pengaruh peran pemuda aspek TTG IV-75 4.22 Hasil pengujian (Uji-F) pengaruh peran pemuda aspek TTG IV-75 4.23 Hasil pengujian (Uji-t) pengaruh peran pemuda aspek TTG IV-76
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Skema analisis peran pemuda terhadap pembangunan Pertanian Lahan
pangan berkelanjutan III-26
4.1 Luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu
Utara IV-47
4.2 Luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu
Utara IV-48
4.3 Banyaknya penduduk bekerja menurut kelompok Umur dan jenis
kelamin di Kab. Labuhanbatu Utara Tahun 2012 IV-48
4.4 Grafik scatterplotsSDM IV-60
4.5 Normal P-Plot Of Regression Standardized Residual SDA IV-64
4.6 Grafik scatterplotsSDA IV-67
4.7 Normal P-Plot Of Regression Standardized Residual TTG IV-71
4.8 Grafik scatterplots TTG IV-74
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa depan Bangsa Indonesia ditentukan oleh para generasi muda,kaum muda Indonesia adalah masa depan Bangsa, Karena itu setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan bangsa.
Dalam upaya mewujudkan cita-cita dan mempertahankan kedaulatan bangsa ini tentu akan menghadapi banyak permasalahan, hambatan, rintangan dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang harus dihadapi itu beraneka ragam. Dengan masalah-masalah yang sudah ada maupun yang akan datang, penting bagi rakyat Indonesia, terutama kaum pemuda untuk membiasakan diri dalam meningkatkan dan memperbaiki produktifitas kita berbangsa dan bernegara.
Di era globalisasi sekarang ini peran pemuda juga sangat berpengaruh terhadap bangsa. Baik itu dalam lingkup ilmu pengetahuan maupun etika. Walaupun belakangan ini Problematika pemuda terbentang di hadapan kita sekarang sangatlah kompleks, mulai dari masalah, krisis eksistensi, krisis mental hingga masalah dekadensi moral.
Budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebakmembuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan serba instant, hedonis, dan terlepas dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial.
Generasi muda adalah generasi harapan bangsa. Pernyataan ini akan sangat membanggakan bagi masyarakat Indonesia apabila dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya membuktikan bahwa generasi muda di Indonesia saat ini cenderung mengkhawatirkan perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa ini.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi pada generasi muda antara lain kasus narkoba, kejahatan, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Peranan pemuda dan mahasiswa tentunya masih sangat diperlukan dalam mewujudkan dan melanjutkan cita-cita bangsa ini yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan terdahulu.
Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuh kembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental- spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat wawasan kebangsaan,membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan kemudahan akses informasi.
Pemuda merupakan suatu identitas dan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan ilmu, wawasan yang
luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Kekayaan alam yang ada dinegeri ini sangat banyak jika pemuda mau dan mampu mengelolaanya maka masyarakat yang ada negara ini akan lebih sejahtera.
Indonesia di juluki negara agraris selain potensi wilayah kita dalam pertanian sangatlah baik. Tanah yang subur, berada pada iklim tropis yang sangat mendukung bagi kegiatan budidaya hampir semua jenis tanaman didunia. Bahkan dengan campur tangan kita, tanaman mampu berbuah diluar musim yang tak banyak bisa dilakukan di negara lain. Gunung berapi aktif tersebar hampir merata disemua wilayah, menjadikan tanah kita kaya nutrisi yang diperlukan tanaman. Tapi mengapa sektor pertanian masih belum di optimalkan, sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan beras di dalam negeri Indonesia harus mengimpor dari Thailand, kedelai juga kita harus mengimpor dari negara lain.
Sektor pertanian di Indonesia hingga kini masih dihadapkan pada persoalan
klasik untuk dapat meningkatkan produktivitas beras nasional. Setidaknya, ada dua
persoalan klasik yang dihadapi sektor pertanian. Pertama, konversi lahan (pertanian)
yang setiap tahunnya mencapai 100.000 hektar. Kedua, kecenderungan perilaku
generasi muda di pedesaan yang tidak lagi tertarik ikut serta dalam kegiatan pertanian
padi karena dianggap tidak menarik. Persoalan itu sangat disayangkan karena faktanya
hampir 90 persen rakyat Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok sehari-
hari. Tak hanya sebagai makanan pokok, beras menjadi simbol dari kesejahteraan dan
kestabilan sosial di dalam masyarakat. Data Biro Pusat Statistik 2013 menyebutkan
bahwa sekitar 20,4 juta orang terlibat dalam pertanian pangan. Dari kisaran tersebut,
sekitar 18 juta orang kemungkinan terlibat dalam kegiatan pertanian padi.
Dalam rangka membangun pertanian yang berkelanjutan lahan merupakan sumberdaya pokok dalam usaha pertanian, terutama pada kondisi sebagian besar bidang usahanya masih bergantung pada pola pertanian berbasis lahan. Lahan merupakan sumberdaya alam yang bersifat langka karena jumlahnya tidak bertambah, tetapi kebutuhan terhadap lahan selalu meningkat.Secara nasional dalam setahun telah terjadi konversi lahan pertanian sebanyak 140 ribu hektar untuk berbagai kepentingan.
Khususnya lahan sawah terjadi penurunan luas sebesar 10.000 hektar setiap tahunnya dalam dua dekade terakhir, inipun sejauh yang terdata, karena masih banyak lahan dengan luasan pada kawasan non sentra produksi padi yang luput dari perhatian tetapi terus dikonversi menjadi penggunaan di luar pertanian (Dinas Pertanian Provinsi Sumut, 2013).
Tahun 2005 – 2009 merupakan rentang waktu alih fungsi lahan sawah terbesar di sumatera utara (37,5%). Frekuensi tertinggi adalah tanaman lahan kering palawija dan sayuran. Sedangkan untuk kelapa sawit dan bangunan merupakan frekuensi tertinggi selanjutmya. Labuhanbatu Utara merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Labuhanbatu Utara menempati area seluas 354.850 Ha, kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan Kabupaten yang tertinggi alih fungsi lahan baku sawahnya di Provinsi Sumatera Utara, pada tahun 2011 luas lahan sawah di Kabupaten Labuhanbatu Utara sekitar 30.248 Ha sedangkan pada tahun 2012 luas lahan sawah di kabupaten Labuhanatu Utara sekitar 22.804 Ha artinya ada sekitar 7.444 Ha lahan sawah yang di alih fungsikan (Bps Provinsi Sumatera Utara, 2013).
Beberapa hal yang menjadi permasalahan sektor pertanian terkait dengan
pertanahan adalah terbatasnya sumberdaya lahan yang cocok untuk kegiatan pertanian,
semakin banyaknya petani gurem, tidak amannya status penguasaan lahan, dan cepatnya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian. Selain faktor penyebab alih fungsi lahan pertanian yang meningkat jumlah penduduk dan taraf kehidupan menjadi isu yang hangat jika dikaitkan dengan lahan pangan berkelanjutan.
Oleh karena hal di atas, perlu dilakukan kajian sejauh mana peran pemuda dalam
pembangunan pertanian berkaitan dengan lahan pangan berkelanjutan. Kajian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran pola pengembangan pertanian yang berbasis
pemuda terutama di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1) Bagaimana persepsi pemuda dalam pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
2) Bagaimana peran pemuda dalam pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
3) Bagaimana pengaruh peran pemuda terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang di uraikan diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk menganalisispersepsi pemuda dalam pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
2) Untuk menganalisis peran pemuda dalam pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
3) Untuk menganalisis pengaruh peran pemuda terhadap pembangunan pertanian
lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain sebagai berikut :
1) Sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi setiap orang yang inginmengetahui analisis peran pemuda dalam pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan.
2) Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa pascasarjana khususnya di jurusan perencanaan pembangunan wilayah pedesaan maupun pemerintah yang terkait.
3) Sebagai bahan masukan dan informasi kepada lembaga-lembaga kepemudaan
dan dinas setempat, baik yang berada di daearah maupun pusat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ciptaningrum (2009) tarkait Optimasi Penggunaan Lahan Untuk Perlindungan Lahan Pertanian dan Ruang Terbukamenunjukkan bahwa pola penggunaan lahan yang optimal dan pola pertanaman yang optimal di kawasan perkotaan Purwokerto dapat mencukupi sebagian besar kebutuhan bahan makanan.
Penelitian mengenai implementasi kebijakan alih fungsi lahan pernah dilakukan di Kabupaten Kendal oleh Harjono (2005), Menurut Harjono tidak efektifnya implementasi kebijakan pengendalian konversi lahan pertanian yang dilakukan oleh pemda Kabupaten Kendal disebabkan oleh faktor tidak lengkap dan tidak berfungsinya secara sempurna peraturan pengendalian alih fungsi lahan, serta ketidaktaatan terhadap peraturan yang dilakukan oleh masyarakat dan pemberi izin.
Muhammad Iqbal (2007) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah
Provinsi setempat telah membuat RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) tentang aturan
pemanfaatan ruang wilayah, termasuk di dalamnya antisipasi terhadap konversi lahan
sawah, namun implementasinya masih lemah. Upaya untuk menginvetarisasi luas lahan
sawah yang dijadikan dasar kajian lahan pertanian pangan berkelanjutan telah dilakukan
oleh Bappeda Kabupaten Magelang. Penelitian serupa mengenai identifikasi kawasan
pertanian berkelanjutan pernah dilakukan oleh Syamson pada Rahun 2011 untuk
Identifikasi Potensi Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) dalam Menyusun
Handari (2012) hasil penelitian tentang pertanian lahan pangan berkelanjutan baru sampai pada proses identifikasi lahan,Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi adalah sosialisasi, petugas, dana, respon implementor, pemahaman terhadap kebijakan, peraturan pendukung, SOP, koordinasi antar instansi, tingkat pendidikan, usia, kepemilikan lahan, alasan konversi, dukungan publik dan komitmen pelaksana, menunjukkan hasil yang tidak signifikan,
2.2 Peran dan Teori TentangSikap
2.2.1 Defenisi Peran
Perilaku individu dalam kesehariannya hidup bermasyarakat berhubungan erat dengan peran. Karena peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani seorang individu dalam bermasyarakat. Sebuah peran harus dijalankan sesuai dengan norma- norma yang berlaku juga di masyarakat. Seorang individu akan terlihat status sosialnya hanya dari peran yang dijalankan dalam kesehariannya.
MenurutAhmadi (1982) peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan fungsi sosialnya.Pengertian peranmenurut Soerjono (2002), yaitu peran merupakan aspek dinamiskedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya.
2.2.2. Pengertian Sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa.Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku.
Menurut Fishbein dalam Ali (2006) “Sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek”. Sedangkan menurut Secord dan Backman dalam Saifuddin Azwar (2012) “Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognitif), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya”.
Menurut Randi dalam Imam (2011) mengungkapkan bahwa “Sikap merupakan sebuah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri atau orang lain atas reaksi atau respon terhadap stimulus (objek) yang menimbulkan perasaan yang disertai dengan tindakan yang sesuai dengan objeknya”.Sikap yang menjadi suatu pernyataan evaluatif, penilaian terhadap suatu objek selanjutnya yang menentukan tindakan individu terhadap sesuatu.
Menurut Azwar (2012) struktur sikap dibedakan atas 3 komponen yang saling menunjang, yaitu:
1) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamarkan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversal.
2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.
Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen
sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh
yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
2.2.3. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Purwanto dalam Rina (2013) adalah:
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini yang membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap orang itu.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
2.2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain:
1) Pengalaman pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3) Pengaruh kebudayaan Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karna kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
4) Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif
cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap
sikap konsumennya.
5) Lembaga pndidikan dan lembaga agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaa tidaklah mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
6) Faktor emosional Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
2.3. Teori Pemuda
2.3.1. Pengertian Pemuda
Menurut UU kepemudaan no 40 tahun 2009, pemuda adalah mereka yang berusia 16 tahun hingga 30 tahun, Sejarah membuktikan bahwa pemuda berperan penting dalam kemerdekaan dimana saja, dinegara mana saja kemerdekaan tidak pernah luput dari peran serta pemuda. Karena pemudalah memiliki semangat dan ambisius yang tinggi dalam mencapai keinginannya, memperjuangkan, mempertahankan perubahan kearah yang lebih baik. Pemuda memiliki banyak potensi yang tertanam dalam dirinya, pemuda harus berani bermimpi dan bercita-cita setinggi-tingginya.
Pemuda merupakan aset bangsa yang akan melanjutkan estafet pembangunan
bangsa dimasa yang akan datang. Pemuda memiliki dinamisasi dan semangat yang
tinggi dalam berbagai aspek dimasyarakat, pemuda dapat lebih diterima
dilingkungannya jika membawa suasana-suasana kebaikan dan mengarah pada
perubahan, perubahan yang diharapan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
masyarakat. Semangat yang tinggi dan ide-ide memberikan peran kepada pemuda dalam
setiap sektor kehidupan.
2.3.2. Peran Pemuda
Kontribusi pemuda dalam menjaga lingkungan sangat diharapkan, hal ini dimulai dengan hal-hal yang sederhana, mulai mencinai tanaman sampai dengan mencintai dunia pertanian. Di indonesia pemuda dan pertanian tidak dapat di pisahkan, indonesia adalah negara agraria dan sumber daya manusia khususnya pemuda juga terpenuhi di negeri ini.
Secara garis besar peran pemuda adalah sebagai berikut:
1. agent of change
Pemuda bertugas untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat kearah perubahan yang lebih baik. Perubahan yang bersifat kemanusiaan.
2. agent of development
Pemuda bertugas atau melaksanakan pembangunan disegala bidang baik bersifat fisik maupun non fisik.
3. agent of modernization
Pemuda bertugas dan bertindak sebagai pelopor dalam dalam pembaharuan, maksudnya pemuda-pemuda dapat memilih mana yang dapat dirubah dan mana yang harus dipertahankan.
Kemudian ada beberapa peran yang harus diambil oleh pemuda dalam sektor pertanian antara lain sebagai berikut :
1) Mengambil peran besar dalam proses pembuatan kebijakan sektor pertanian
Pada fase inilah, para pemuda dapat mengeluarkan gagasan-gagasan
cemerlangnya guna kemajuan petani dan pertanian Indonesia, diharapkan para pemuda
memiliki pengetahuan yang mendalam dan punya data-data empirik, tentunya akan sangat bermanfaat bagi pembuatan kebijakan di sektor pertanian.
2) Melakukan pengawasan terhadap program-program pertanian
Satu hal yang juga mendesak adalah bagaimana agar program yang telah disusun dapat di terima sesuai dengan sasaran dan target yang telah ditetapkan.Disinilah peran pemuda dapat diberikan untuk memperbaiki lemahnya sistem pengawasan tersebut.
3) Melakukan pencerdasan, pendampingan, dan upaya pemberdayaan petani
Pemuda pada dasarnya adalah bagian dari masyarakat.Keberadaan pemuda di tengah masyarakat setidaknya dapat memberikan peluang pemberdayaan bagi masyarakat yang rata- rata berpendidikan rendah. Salah satu hal yang dapat diberikan dalam konteks pencerdasan, pendampingan, dan pemberdayaan petani adalah dengan turut serta membangun kelembagaan petani.
4) Memberikan advokasi-advokasi pertanian
Ketidakberdayaan petani menghadapi sistem yang tidak menguntungkan perlu mendapat pendampingan dari para pemuda. Dengan adanya sistem ijon, rentenir, pedagang dapat dijadikan wahana para pemuda untuk memberikan kontribusinya.
Peranan pemuda dalam masyarakat dibedakan dalam dua hal, antara lain sebagai berikut :
1. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan lingkungan, yaitu pemuda meneruskan tradisi dan mendukung
tradisi, dan pemuda yang menyesuaikan diri dengan golongan yang berusaha
mengubah tradisi.
2. Peranan pemuda yang menolak menyesuaikan lingkungan sekitarnya, dibedakan menjadi :
a. Jenis pemuda bangkit, yaitu pengurai atau pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial.
b. Jenis pemuda nakal, yaitu yang berniat tidak melakukan perubahan pada budaya maupun masyarakat tetapi hanya berusaha mendapat manfaat dari masyarakat dengan tindakan menguntungkan diri sendiri.
c. Jenis pemuda radikal yaitu mereka yang memiliki keinginan besar mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara – cara radikal, revolusioner tanpa memikirkan lebih jauh bagaimana selanjutnya.
2.4. Teori Pertanian
2.4.1. Pengertian Pertanian
Mosher (1968) mengartikan, pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Pertumbuhan tumbuhan dan hewan liar berlangsung di alam tanpa campur tangan manusia. Beribu-ribu macam tumbuhan di berbagai dunia telah mengalami evolusi sepanjang masa sebagai reaksi terhadap adanya perbedaan dalam penyinaran matahari, suhu, jumlah air atau kelembaban yang tersedia serta sifat tanah. Tiap jenis tumbuhan menghendaki syarat- syarat tersendiri terutama tumbuhnya pada musim tertentu. Sehingga keanekaragaman tumbuhan akan selalu terpelihara dengan baik.
Tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah menentukan jenis-jenis hewan apakah
yang hidup di daerah tersebut, karena beberapa di antara hewan itu memakan tumbuhan
yang terdapat di daerah tersebut, sedangkan lainnya memakan hewan lain. Sebagai
akibatnya terdapat kombinasi tumbuhan dan hewan di berbagai dunia. Dari hal tersebut para ahli pertanian di Inonesia membagai pertanian kedalam beberapa hal, antara lain pertanian dalam arti luas dan pertanian dalam arti sempit.
Pertanian terbagi ke dalam pertanian dalam arti luas dan pertanian dalam arti sempit (Mubyarto, 1989). Pertanian dalam arti luas mencakup:
1) Pertanian rakyat atau disebut sebagai pertanian dalam arti sempit.
2) Perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat atau perkebunan besar).
3) Kehutanan.
4) Peternakan.
5) Perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut).
Sebagaimana telah disebutkan di atas, dalam arti sempit pertanian diartikan sebagai pertanian rakyat yaitu usaha pertanian keluarga di mana diproduksinya bahan makanan utama seperti beras, palawija (jagung, kacang-kacangan dan ubi-ubian) dan tanaman-tanaman hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan. Pertanian rakyat yang merupakan usaha tani adalah sebagai istilah lawan dari perkataan farm dalam Bahasa Inggris.Pertanian akan selalu memerlukan bidang permukaan bumi yang luas yang terbuka terhadap sorotan sinar matahari. Pertanian rakyat diusahakan di tanah-tanah sawah, ladang dan pekarangan. Di dalam pertanian rakyat hampir tidak ada usaha tani yang memproduksi hanya satu macam hasil saja. Dalam satu tahun petani dapat memutuskan untuk menanam tanaman bahan makanan atau tanaman perdagangan.
Alasan petani untuk menanam bahan makanan terutama didasarkan atas kebutuhan
makan untuk seluruh keluarga petani, sedangkan alasan menanam tanaman perdagangan
didasarkan atas iklim, ada tidaknya modal, tujuan penggunaan hasil penjualan tanaman tersebut dan harapan harga.
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan ketahanan tubuhnya.
Nasi merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak, lagi pula nilai energi yang terkandung di dalamnya cukup tinggi, sehingga berpengaruh besar terhadap aktivitas tubuh atau kesehatan. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Menurut cara tanamnya, padi dapat dibagi menjadi padi sawah dan padi gogo. Padi sawah adalah padi yang ditanam di sawah dengan pengairannya sepanjang musim atau setiap saat. Sedangkan padi gogo adalah padi yang diusahakan di tanah tegalan kering secara menetap. Padi gogo diusahakan dengan menerapkan teknik budidaya seperti pengolahan tanah, pemupukan, dan pergiliran tanaman.
2.4.2 Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Pembangunan sering diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Jadi pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik (Soekartawi, 1994). Sektor pertanian di Indonesia dianggap penting terlebih dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya. Dalam pertanian tanaman pangan di Indonesia terdapat urutan komoditas menurut kepentingannya (Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, 1990).
Tanaman padi adalah tanaman utama. Meskipun secara ekonomis tanaman padi bukan
yang paling menguntungkan, kebanyakan petani mengutamakan padi dalam usaha taninya.
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Menurut Hadi (2005), jika kita mengadopsi definisi pembangunan berkelanjutan dari WCED (Word Commision on
Enviroment and Development) maka pembangunan berkelanjutan adalah pembangunanyang diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan terdapat empat prinsip yang harus dipenuhi, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar, memelihara integritas ekologi, keadilan sosial dan kesempatan menentukan nasib sendiri.
Bedasarkan definisi pembangunan berkelanjutan dari WCED, Organisasi Pangan Dunia mendefinisikan pertanian berkelanjutan sebagai manajemen dan konservasi basis sumberdaya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan guna menjamin tercapainya dan terpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun mendatang. Pembangunan pertanian berkelanjutan menkonservasi lahan, air, sumberdaya genetik tanaman maupun hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna secara teknis, layak secara ekonomis, dan diterima secara sosial (FAO, 1989).
Peningkatan jumlah penduduk dapat menambah tekanan pada sumberdaya dan memperlambat peningkatan taraf hidup, hal ini disebabkan oleh distribusi sumberdaya.
Pembangunan berkelanjutan hanya dapat di capai bila pembangunan demografi selaras
dengan perubahan potensi produktif ekosistem. Pembangunan berkelanjutan tidak boleh
membahayakan sistem alam yang mendukung kehidupan di muka bumi ini, atmosfer,
air tanah dan makhluk hidup. Kondisi alam ini harus senantiasa terjaga agar
keseimbangan pembanguan pertanian berkelanjutan dapat berjalan dengan baik.
Produksi pertanian hanya dapat dilestarikan dalam jangka panjang bila lahan, air dan hutan yang menjadi sandarannya tidak rusak. Diperlukan kebijakan-kebijakan yang lebih spesifik yang melindungi sumberdaya untuk melestarikan dan bahkan meningkatkan produktivitas pertanian (WCED, 1988).
Menurut WCED (1988), penerapan gagasan pembangunan berkelanjutan untuk mencapai keamanan pangan memerlukan perhatian yang bersistem terhadap pemulihan sumberdaya alam. Hal ini memerlukan pendekatan global yang difokuskan pada ekosistem pada tingkat nasional,regional dan global, dengan tata guna lahan yang terkoordinasi dan perencanaan yang seksama terhadap penggunaan air dan pemanfaatan hutan. Sehingga pola pembangunan pertanian berkelanjutan senantiasa bergerak pada pemulihan sumberdaya alam.
Menurut Suryana (2005),visi pembangunan (pertanian) berkelanjutan ialah terwujudnya kondisi ideal adil dan makmur, dan mencegah terjadinya lingkaran malapetaka kemelaratan. Visi ideal tersebut diterima secara universal sehingga pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) menjadi prinsip dasar pembangunan pertanian secara global, termasuk di Indonesia. Oleh karena itulah pengembangan sistem pertanian menuju usahatani berkelanjutan merupakan salah satu misi utama pembangunan pertanian di Indonesia.
Dalam sebuah penelitian untuk mengukur pertanian berkelanjutan digunakan
indikator sebagai berikut:
Aspek Ekonomi, meliputi:
1. Persentase return on asset (%), 2. Efisiensi ekonomi, 3. Jumlah faktor produktivitas, 4. Persentase risiko, 5. Laba bersih per kapita, 6. Kredit digunakan, 7. Kepemilikan lahan pertanian, 8. Rasio investasi, 9. Rasio memperpanjang lahan pertanian, 10. Rasio investasi off-farm.
Aspek Sosial, meliputi:
1. Ada tidaknya sistem pembuangan kotoran, 2. Jarak dari lembaga kesehatan terdekat, 3. Ada tidaknya sumber air minum, 4. Kondisi jalan beraspal, 5.
Populasi petugas kesehatan, 6. Jumlah murid per guru, 7. Kondisi keamanan pertanian, 8. Kepadatan penduduk, 9. Jumlah anggota keluarga petani tertanggung, 10. Persentasi konversi lahan pertanian.
Lingkungan, meliputi:
1. Teknis efisiensi, 2. Penggunaan pupuk kimia, 3. Penggunaan pestisida, 4.
Jumlah pabrik yang ada, 5. Ada tidaknya konversi hutan untuk lahan pertanian, 6. Ada tidaknya konversi lahan pertanian untuk kegiatan non pertanian, 7.
Ukuran lahan pertanian organik.
Bio-fisik, meliputi:
1. Keberadaan bahan organik, 2. Keanekaragaman tanaman, 3. Kondisi lahan, 4.
Keberadaan dan kualitas sarana irigasi, 5. pH tanah, 6. Kemiringan lahan
2.4.3 Syarat-syarat Pembangunan Pertanian
Mosher (1968) telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak negara dan menggolong-golongkannya menjadi syarat-syarat mutlak dan syarat- syarat pelancar. Terdapat lima syarat yang tidak boleh dan harus ada untuk pembangunan pertanian. Kalau satu saja syarat-syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah pembangunan pertanian, pertanian dapat berjalan terus tetapi sifatnya statis.
Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian (Mosher, 1965) adalah :
1) Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.
2) Teknologi yang senantiasa berkembang.
3) Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
4) Adanya perangsang produksi bagi petani
5) Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.
2.4.4 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Menurut Sabiham (2008), pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan
sumberdaya untuk menghasilkan kebutuhan pokok manusia, yaitu sandang, pangan dan
papan, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan dan
melestarikannya. Definisi tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut: mantap secara
ekologis, bisa berlanjut secara ekonomis, adil, manusiawi dan luwes. Dalam Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk
dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional. Sedangkan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan sendiri diartikan sebagai sistem dan proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan dan membina, mengendalikan dan mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasannya secara berkelanjutan.
Menurut Rustiadi dan Reti (2008), tersedianya sumberdaya lahan pertanian pangan yang berkelanjutan merupakan syarat untuk ketahanan pangan nasional.
Ketersedian lahan pertanian pangan berkaitan erat dengan beberapa hal, yaitu : 1) Potensi sumberdaya lahan pertanian pangan, 2) Produktivitas lahan, 3) Fragmentasi lahan pertanian, 4) Skala luasan penguasaan lahan pertanian, 5) Sistem irigasi, 6) land rent lahan pertanian, 7) Konversi, 8) Pendapatan petani, 9) Kapasitas SDM pertanian serta 10) kebijakan di bidang pertanian.
Penetapan lahan pertanian abadi merupakan salah satu opsi kebijakan yang oleh
sebagian pihak dianggap paling tepat untuk mencegah proses alih fungsi lahan
pertanian. Pada dasarnya lahan pertanian abadi adalah penetapan suatu kawasan sebagai
daerah konservasi, atau perlindungan, khusus untuk usaha pertanian. Alih fungsi lahan
pertanian ke penggunaan non pertanian dilarang dengan suatu ketetapan peraturan
perundang-undangan. Jika dapat dilaksanakan secara efektif maka pastilah konversi
lahan di kawasan konservasi tersebut tidak akan terjadi. Secara teoritis, dengan asumsi
dapat diefektifkan, opsi kebijakan inilah yang paling ampuh untuk mencegah konversi
lahan pertanian (Simatupang, 2004)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, tujuan dari perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah: 1. Melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan 2. Menjamin ketersediaan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan 3. Mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan 4.
Melindungi kepemilikan lahan pertanian pangan milik petani 5. Meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan petani dan masyarakat 6. Meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani 7. Meningkatkan penyediaan lapangan kerja bagi kehidupan yang layak 8. Mempertahankan keseimbangan ekologis 9. Mewujudkan revitalisasi pertanian.
Dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2009 diatur bahwa lahan yang sudah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan dilindungi dan dilarang dialihfungsikan. Lahan pertanian yang dilindungi hanya dapat dialihfungsikan untuk kepentingan umum, yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan perundang-undangan.
Pengalihfungsian lahan yang sudah ditetapkan dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut :
Dilakukan kajian kelayakan strategis
Disusun rencana alih fungsi lahan
Dibebaskan kepemilikan haknya dari pemilik, dan
Disediakan lahan pengganti dari lahan yang dialihfungsikan.
2.5 Kerangka Pemikiran Penelitian
Dari perumusan masalah diatas dapat disusun kerangka pemikiran permasalahan sebagai berikut :
Gambar 2.1: Skema analisis peran pemuda terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan.
2.6 Hipotesis Penelitian
Peran pemuda berpengaruh positif terhadap pembangunan pertanian lahan pangan berkelanjutan.
Agent of change (X
1) Agent of develepoment (X
2) Agent of modernization( X
3)
1.SDA 2.SDM
3.Teknologi Tepat Guna Kab. Labuhanbatu Utara
Pertanian Berkelanjutan
Peran Pemuda Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Labuhanbatu Utara Provinsi Sumatera Utara, waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yakni bulan april sampai dengan juni 2015. Lokasi penelitian ditentukan secara Purposive, berdasarkan pertimbangan bahwa, Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakansalah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan pengalihan lahan sawah terbesar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1. Perkembangan luas baku lahan sawah Provinsi Sumatera Utara periode 2010 - 2013.
Kabupaten/ kota
Luas Baku Lahan Sawah (Ha) Selisih Tahun 2011-2012 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013*
1 3 4 5 6 7
Nias 16.454 16.012 9.835 8,681 (6,117)
Mandailing Natal 20.179 20.779 21.677 21,364 898
Tapanuli Selatan 17.343 17.343 17.853 17,853 510
Tapanuli Tengah 16.149 16.149 16.149 15,729 -
Tapanuli Utara 19.021 19.021 19.021 19,021 -
Toba Samosir 19.064 19.420 19.690 19,690 270
Labuhan Batu 24.318 24.318 24.318 24,318 -
Asahan 12.010 12.010 11.094 10,415 (916)
Simalungun 43.906 43.906 43.896 43,896 (10)
Dairi 12.586 10.225 9.941 10,114 (284)
Karo 12.165 12.165 12.171 12,573 6
Deli Serdang 45.522 45.612 45.311 42,482 (301)
Langkat 42.985 40.436 40.436 38,456 -
Nias Selatan 16.923 17.068 15.634 14,926 (1,434)
Humbahas 13.639 13.620 13.620 13,619 -
Pakpak Barat 1.698 1.791 1.820 1,820 29
Samosir 6.199 6.531 6.530 6,445 (1)
Serdang Bedagai 40.598 39.728 40.513 39,443 785
Batu Bara 19.637 19.587 18.388 17,773 (1.199)
Padang Lawas Utara 16.748 18.014 15.977 15,977 (2.037)
Padang Lawas 13.460 15.982 13.094 10,848 (2.888)
Labuhanbatu selatan 399 429 429 499 -
Labuhanbatu Utara 32.408 30.248 22.804 22,804 (7.444)
Nias Utara 7.246 7.246 7.128 7,128 (118)
Nias Barat 2.326 2.513 2.483 2,108 (30)
Sibolga 2.141 2.271 2.161 2,160 (110)
Tanjung Balai 626 601 601 319
Pematang Siantar 0 2.316 2.316 2,16
Tebing Tinggi 595 500 444 415 (56)
Medan 2.054 1.641 2.048 1,997 407
Binjai 2.291 2.603 2.203 1,773 (400)
Padang Sidempuan 4.045 3.337 4.045 4,045 708
Gunung Sitoli 0 3.675 3.358 3,449 (317)
Jumlah 482.594 484.826 464.827 452,295 (19,999)
Selisih 37.382 2.232 (-19.999) (-12.532)
Sumber:Dinas pertanian Sumatera Utara tahun 2013.
Diolah dari data BPS Provinsi sumatera utara 2013.