• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RITUAL MANDI DI KOLAM KERAMAT CIHUNJURAN TERHADAP MASYARAKAT

B. Pengaruh Terhadap Perilaku Keagamaan

Sebelum membahas tentang perilaku keagamaan, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang perilaku. “Perilaku” adalah “ tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan”.”Perilaku” juga mempunyai arti tindakan, cara berbuat, ataupun perbuatan seseorang yang kesehariannya tidak lepas dari aktivitas.74

Sedangkan keagamaan berasal dari kata agama, yaitu suatu sistem, prinsip kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan kepercayaan itu.75

Jadi, perilaku keagamaan adalah tindakan , cara berbuat atau perbuatan dari seseorang yang kesehariannya tidak lepas dari aktivitas yang berhubungan dengan agama yang diyakininya agar tidak terjadi kekacauan di dalam kehidupannya sehari-hari.

Secara istilah, perilaku keagamaan sebagiamana diungkapkan oleh Mursal dan M. Taher, bahwa perilaku keagamaan adalah perilaku yang didasarkan atas kesadaran tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa, misalnya aktivitas keagamaan peribadatan, pemujaan atau sholat dan sebagainya. Menurut Djamaludin Ancok dan Fuad Anshori Suroso, bahwa perilaku keagamaan bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan

74Oemar Bakry, Akhlak Muslim (Bandung: Angkasa, 1986), h. 10.

75Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 10.

67

aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata tapi juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang.76

Perilaku keagamaan, merupakan perwujudan dari pengalaman dan penghayatan seseorang terhadap agama, dan agama menyangkut persoalan batin seseorang, karena perilaku keagamaan pun tidak dapat dipisahkan dari seseorang. Perilaku keagamaan yang diperoleh oleh faktor bawaan berupa fitrah beragama dan faktor luar dari individu, berupa bimbingan dan pengembangan hidup beragama dari lingkungan.

hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Selain itu Pola komunikasi agama dan budaya di Cikoneng, ini dimanfaatkan sebagai momen untuk mengadakan ritual keagamaan salah satunya ialah ritual mandi, hal tersebut didasari keyakinan masyarakat bahwa ritual mandi di Cihunjuran bisa mendatangkan keberkahan. Selain itu Mereka sangat meyakini adanya hubungan yang berpengaruh dalam kehidupan mereka.

Adapun pengaruhnya dalam perilaku, pelaku ritual juga merasakan perubahan dalam sisi keyakinan. Dengan demikian perubahan perilaku keagamaan yang di rasakan oleh pelaku ritual yang awalnya tidak mempercayai sesuatu dalam unsur budaya di Cihunjuran. Seperti yang di rasakan oleh ibu Siti Nurmala Yang kemudian ia mencoba ritual mandi di kolam tersebut diawali dengan niat. Akibat dari pelaksanaan kegiatan ini berpengaruh terhadap kehidupan Siti Nurmala sebagai salah satu masyarakat yang berkunjung Cihunjuran dan pada saat itulah beliau

76Djamaludin Ancok Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 77.

memahami ritual mandi sebagai suatu sebab terwujudnya segala niat atau keinginan yang di ucapkan saat melakukan ritual mandi, Kemudian apa yang ia jalani itu berpengaruh dalam kehidupannya yang menjadi lebih baik.77 begitupun yang dirasakan oleh ibu Saryanah selaku pengunjung yang rutin melakukan ritual dalam 1 minggu sekali yang berdampak terhadap kehidupannya beliau merasakan adanya energi positif dalam melakukan ritual mandi yang menjadikan beliau selalu dalam keadaan stabil dan bisa mengontrol emosi. Merasakan hidup yang lebih lapang, tenang, dan merasa lebih baik.78 Setelah melakukan ritual mandi, dalam hal ini mereka biasanya menggunakan air putih sebagai instrumen (atau yang menurut Mircea Eliade disebut hierofani) untuk dibacakan dzikir yang mereka yakini dapat mengandung barokah dan multi-khasiat.79

Dari sisi lain tanpa meninggakan kepercayaan yang di anut yaitu Islam Pengunjung juga mengaku, mengingat dan lebih dekat dengan Tuhan yang telah menciptakan kehidupan dan kematin. Seperti rajin beribadah, bermunajat kepada Allah bahwa semuanya hanya bergantung kepada Allah. Misalanya lebih giat melakukan sembahyang fardhu maupun sunah, Puasa, Sodaqoh dan membaca kitab suci80

C. Pengaruh Terhadap Hubungan Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat berjalan sendiri dan saling bergantung satu sama lainnya. Kebutuhan sosial ini dapat disalurkan

77Wawancara dengan Ibu Siti Nurmala pengunjung pada tanggal 6 Juli 2020.

78Wawancara dengan Ibu Saryanah Pengunjung pada tanggal 6 juli 2020.

79Mircea Eliade. Sakral dan Profan, terj. Nuwanto (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002) h. 14.

80Wawancara dengan bapak Wahyu juru kunci pada tanggal 6 Juli 2020.

69

pada tradisi yang dilakukan oleh masyarakat yang mendukungnya, dan tradisi yang akan bertahan dalam kehidupan masyarakatnya adalah tradisi yang memiliki fungsi bagi masyarakatnya, seperti tradisi ritual mandi yang berkaitan dengan kehidupan yang berlangsung.

Selain itu secara umum tradisi dan ritual keagamaan juga dapat membantu memperkuat kembali solidaritas sosial dari sekelompok masyarakat yang lebih besar dan mengarahkan dukungan kelompok masyarakat tersebut kepada penyelesaian persoalan yang dihadapi dalam hidupnya. Seperti pengaruh ritual mandi ini terhadap sosial masyarakat setempat ialah banyaknya pengunjung dari luar daerah yang datang ke Cihunjuran, Sehingga menjalin kedekatan sosial masyarakat desa Cikoneng dan sekitarnya dengan masayarakat luar daerah. Dari mulai kalangan aparat pemerintahan maupun tokoh agama berinteraksi dengan masyarakat setempat.

Secara sosiologis, hakikat manusia adalah makhluk yang suka hidup berkelompok dalam artian bahwa manusia dalam hidupnya senantiasa memerlukan bantuan orang lain. Untuk itulah manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga makhluk sosial. Emile Durkheim menyebutnya dengan istilah solidaritas sosial mekanik, ciri khas yang penting dari solidaritas mekanik adalah homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, sentimen dan sebagainya.81 Ritual mandi ini dapat dilakukan oleh siapapun dan kapanpun, mengenai realitas kesenjangan antara

81Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, terj. Robert M.Z.

Lawang (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1990), h. 183.

masyarakat religius dan masyarakat modern hanya terdapat pada tujuannya saja. terdapat keunikan atau ciri khas yang membedakan satu masyarakat dengan yang lainnya. Keunikan tersebut yang kemudian mempengaruhi atau mengikat dalam sistem sosial, ekonomi, dan pandangan tentang agama. Realitas keunikan masyarakat ini yang kemudian dapat merepresentasikan simbol-simbol dan fenomena lainnya, yang menjadi identitas kelompok tersebut.

Selain itu Pola komunikasi agama dan budaya masyarakat Cikoneng dengan masyarakat luar juga dapat dilihat ketika berada di Cihunjuran ini dimanfaatkan sebagai momen untuk diadakan ritual kegamaan yaitu ritual mandi salah satunya. dengan demikian hal ini menjadikan masyarakat setempat menyadari pentingnya tradisi mandi di kolam keramat Cihunjuran, masyarakat desa mengaku secara tidak langsung telah mempopulerkan Cihunjuran sebagai tujuan wisata.

Beberapa diantara mereka ada pula yang menolak keberadaan suatu kebudayaan yang telah mendarah daging dalam suatu masyarakat, termasuk keberadaan kebudayaan ritual mandi di kolam keramat. Ustad Asrori mengungkapkan pandangannya terkait ritual mandi di kolam keramat, bahwa ritual tersebut merupakan salah satu kebudayaan yang dimaknai keliru oleh masyarakat setempat maupun beberapa masyarakat dari berbagai daerah selaku penganut ritual. Pemaknaan kebudayaan yang keliru, dilihat pada aspek pemahaman masyarakat yang memandang kolam

71

keramat sebagai salah satu sebab terwujudnya segala permintaan atau niat yang diucapkan.82

82Wawancara dengan Ustad Asrori pada tanggal 04 April 2021.

72 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Tradisi yang sudah berjalan hingga saat ini yang berada di komplek Cihunjuran salah satunya adalah ritual mandi yang dilaksanakan di Kolam Cihunjuran, dapat dipastikan kolam tersebut sudah ada pada zaman Aki Tirem. Kebaradaan ritual mandi di Cihunjuran mulai terdengar sekitar tahun 1932 ketika Alm. bapak Burhan menjadi Juru Kunci Pertama di komplek Cihunjuran.

Kolam tersebut dikeramatkan oleh masyarakat Cikoneng merupakan petilasan-petilasan dari orang yang sangat berpengaruh dan terkenal di wilayah Jawa Barat. di dalam kolam tersebut terdapat petilasan yang berbentuk batu panjang menyerupai kursi yang merupakan tempat bertapa Aki Tirem, selain itu kolam tersebut dipakai mandi oleh raja Salakanagara, bahkan sebagian masyarakat mempecayai bahwa Sultan Maulana Hasanuddin pernah bertapa di Gunung Pulosari salah satu tempat yang di tuju adalah Cihunjuran yang berada di kaki Gunung Pulosari, beliau bertapa untuk mendapatkan petunjuk agar dapat mengalahkan Pucuk Umun.

Dengan demikian banyak masyarakat setempat ataupun dari luar yang datang untuk mengambil berkahnya dan melakukan ritual di kolam Cihunjuran Dari proses ritual yang dilakukan memiliki pengaruh yang beragam, diantaranya pengaruh terhadap perilaku keagamaan seperti

73

halnya lebih menghargai dan mensyukuri kehidupan yang dijalaninya serta meningkatnya spiritualitas. Kemudian pengaruh dalam bidang sosial yaitu menjalin kedekatan sosial antara masyarakat setempat dengan pengunjung dari luar daerah. serta pengaruh dibidang perekonomian yang mencakup 2 bagian yaitu Pertama bagi mansyarakat setempat yaitu memanfaatkan situasi untuk berjualan dan yang Kedua bagi orang yang mempraktikan ritual tersebut yang di rasakan seperti usaha yang di jalani lancar.

B. Saran

1. Pemerintah daerah hendaknya lebih meberikan perhatian terhadap sektor pariwisata termasuk Cihunjuran baik dalam perbaikan sarana maupun peningkatan keterampilan dalam bentuk pelatihan terhadap masyarakat setempat agar semakin menarik banyak orang untuk berkunjung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Pemerintah daerah lebih menaruh perhatian dalam hal penjagaan aset daerah karena Cihunjuran merupan pusat sejarah megalitik yang merupakan salah satu lokalwisdom yang berada di Pandeglang – Banten dan patut untuk di pertahankan

3. Pihak kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah koleksi buku yang berkaitan dengan kearifan lokal karena sulitnya mencari referensi yang berkaitan dengan hal tersebut.

4. Ada penelitian lain yang melanjutkan penelitian ini agar mendapatkan temuan baru yang berkaitan dengan Cihunjuran.

Dokumen terkait