• Tidak ada hasil yang ditemukan

RITUAL MANDI DI KOLAM KERAMAT CIHUNJURAN A. Tradisi Mandi di Kolam Keramat Cihunjuran

C. Prosesi Pelaksanaan Tradisi Ritual Mandi di Kolam Keramat Cihunjuran

Ritual merupakan tata cara dalam upacara atau suatu perbuatan keramat yang dilakukan oleh sekelompok umat beragama.Yang ditandai dengan adanya berbagai macam unsur dan komponen, yaitu adanya waktu, tempat-tempat dimana upacara dilakukan, alat-alat dalam upacara, serta orang- orang yang menjalankan upacara.61 Pada dasarnya ritual adalah rangkaian kata, tindakan pemeluk agama dengan menggunakan benda-benda, peralatan dan perlengkapan tertentu, di tempat tertentu dan memakai pakaian tertentu pula.62

Dalam antropologi upacara ritual dikenal dengan upacara ritus.

Ritus dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan berkah atau rezeki yang banyak dari suatu pekerjaan. Seperti upacara sakral ketika turun kesawah, upacara siklus kehidupan manusia seperti upacara kelahiran, pernikahan dan kematian.63

Adapun ritual atau upacara keagamaan secara khusus mengandung empat aspek di dalamnya, yakni: pertama, tempat upacara keagamaan dilakukan, yakni berhubungan dengan tempat-tempat keramat dimana upacara dilakukan seperti di makam, candi, pura, kuil, gereja, surau, masjid dan sebagainya. Kedua, saat-saat upacara keagamaan dijalankan,

61Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial (Jakarta: Dian Rakyat, 1985), h. 56.

62Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 41.

63Bustanuddin Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 96.

yakni berhubungan dengan saat-saat beribadah, hari-hari keramat dan suci. ketiga, benda-benda dan alat upacara, yakni berhubungan dengan benda-benda yang dipakai dalam upacara termasuk patung-patung yang melambangkan dewa- dewa, alat-alat bunyi-bunyian seperti lonceng suci, seruling suci, gendering suci, dan sebagainya. Keempat, orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara, yakni berhubungan dengan para pelaku upacara keagamaan seperti, para pendeta biksu, syaman, dukun dan lain-lain.64

Berdasarkan penjelasan Koentjaraningrat di atas, bahwa ritual harus mempunyai beberapa unsur dalam pelaksanaannya seperti waktu, alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan upacara, tempat-tempat upacara dilaksanakan, serta orang-orang dalam melaksanakan upacara ritual tersebut.

Terdapat perbedaan antara tradisi dengan ritual yaitu : tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat dan dilakukan secara berulang-ulang. Sedangkan ritual adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terutama untuk tujuan simbolis.

Sebelum penulis membahas tentang prosesi ritual mandi di kolam keramat, terlebih dahulu penulis akan membahas tentang beberapa persyaratan khusus sebelum diadakannya ritual mandi tersebut.

64Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Aksara Baru, 1898), h. 377- 378.

55

Berikut syarat yang harus dibawa oleh masyarakat atau pengunjung adalah : Ayam, kain putih dan minyak wangi.

1. Ayam

Menurut penuturan Bapak Laksa selaku juru kunci di tempat tersebut memberikan Syarat yang pertama untuk pelaku ritual adalah membawa ayam. Dalam ritual mandi di kolam keramat ini, ayam tersebut bisa dimasak atau dibiarkan hidup tergantung orang yang sedang melaksanakan ritual tersebut. Jika ayam itu di biarkan hidup maka ayam tersebut akan di tinggalkan di Cihunjuran atau dijadikan sesajen yang akan di masak terlebih dahulu di lokasi. Syarat membawa ayam ini karena selalu dijadikan persembahan untuk dimakan dalam setiap upacara-upacara adat di daerah Pandeglang.

2. Kain Putih

Syarat menggunakan kain putih dimaknai bahwa seseorang lahir dengan keadaan suci, ritual dengan memakai kain putih ini untuk membersihkan akhlak dan perilaku buruk yang dilakukan semasa hidupnya.

3. Minyak Wangi

Selanjutnya syarat yang harus di penuhi adalah minyak wangi yang berbau melati dan tanpa alcohol, digunakan pada saat akan dimulainya ritual mandi dan setelah mandi. Makna dengan menggunakan minyak wangi dalam ritual ini adalah agar

seseorang tidak dibenci oleh orang lain, dan tercium akan selalu wangi artinya orang tersebut akan selalu dilihat dari sisi kebaikannya.

Tradisi dan upacara masyarakat tradisional tersebut berkaitan erat dengan sistem kepercayaan memohon restu kepada leluhur, kekuatan gaib, dan kepada Tuhan yang memperoleh kehidupan yang maksimal kedepannya seperti kelancaran rezeki, karir, kehidupan yang tenang hingga jodoh. Hal tersebut menunjukkan bahwa air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi karena manusia dan makhluk hidup lainnya membutuhkan air.65

Proses ritual yang dilakukan sangatlah penting karena ini merupakan strategi kebudayaan yang unik sebagai nurani kehidupannya walaupun terdapat kontradiksi namun ini tergantung dari mana kita memandang, hal ini harus didukung dengan pengalaman-pengalaman yang konkret yang menyikapi pengalaman manusia.

Banyak pengunjung datang untuk melakukan proses ritual mandi di kolam keramat Cihunjuran yang berada di Desa Cikoneng, dengan tujuan yang berbeda-beda misalnya, tentang kesembuhan, karir, jodoh, bisnis dan lain-lain. Proses ritual ini bisa dilakukan sendiri sesuai dengan keyakinan dan bisa juga di pandu. Namun Juru Kunci di tempat tersebut merasa tidak dihargai jika melakukan ritual yang tidak dipandu oleh Juru Kunci yang berada di lokasi.

65Kodoatie, Tata Ruang Air ( Yogyakarta: Andi, 2010), h. 1.

57

Pada dasarnya kolam keramat Cihunjuran adalah sebagai penyempurna bagi seseorang yang sudah berziarah dan bertawasul.

Sebelum melakukan ritual mandi terlebih dahulu pengunjung harus berziarah

Ziarah berasal dari bahasa arab ziarah yang berarti masuk atau mengunjungi, yaitu kunjungan yang dilakukan oleh orang Islam ke tempat tertentu yang dianggap memiliki nilai sejarah. Namun, sering kali kata ziarah dihubungkan dengan kegiatan mengunjungi Pekuburan atau ziarah ke kubur, dengan cara mendoa’kan, mengingatkan diri sendiri, dan mengambil pelajaran terhadap kematian.66 di Cihunjuran terlebih dahulu melakukan ziarah di makam yang di namakan Angling Dharma, di makam tersebut para peziarah melakukan dzikir, tahlil. Dzikir secara hrfiyah artinya, mengingat, menyebut, dzikir berarti menyebut nama Allah seperti lazimnya diucapkan setiap usai menunaikan shalat fardu bagi umat Islam, seperti kalimat subhanallah (kalimat tasbih), alhamdulillah (kalimat tahmid), dan Allahu Akbar (kalimat takbir). Sedangkan tahlil adalah kalimat laa ilaha illa Allah. Kalimat-kalimat tersebut dikumandangkan oleh para peziarah secara berjama’ah ditambah lagi dengan suara keras dan dalam pelaksanannya dipimpin oleh seorang juru kunci atau imam (orang yang menjadi penuntun). Perosesi ini tidak dipermasalahkan oleh mereka dalam arti tidak mesti dilaksanakan secara berjamaa’ah, terlihat dalam kegiatan ritual ini walaupun masih banyak di antara para peziarah yang kelihatannya tidak mengambil bagian dalam tahlil

66Achmad Mufid A.R, Risalah Kematian (Jakarta: Total Media, 2004), h. 82.

secara berjamaa’ah tersebut dan mereka lebih memilih melakukan ritual atau berdoa, tahlil, dzikir sendiri-sendiri. Bentuk ritual ini pun sangat disakralkan oleh para peziarah.67

Tata cara Ziarah di kompleks Cihunjuran yaitu : mengambil air wudhu, mengucapkan salam kepada ahli kubur, mengahadap ke arah kiblat saat berdoa dan berdzikir, kirim doa untuk almarhum dengan membaca tasbih, takbir, tahmid dan dzikir dan doa yang di khususkan untuk almarhum dan di tutup dengan membaca alfatihah, membaca surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas.

Tawassul menurut bahasa artinya sama dengan Attaqarrub atau mendekatkan. Pengertian tawassul (wasilah) adalah upaya mendekatkan diri melalui sesuatu kepada yang dibutuhkan. Atau secara sederhana wasilah adalah perantara, yaitu perantara apa saja yang dapat menyampaikan kepada sesuatu. Wasilah ini ada tiga macam, pertama wasilah kepada Allah melalui asma’ (nama) dan sifatnya, kedua wasilah

59

oleh seseorang kepada Allah Swt. Tanpa melalui perantara.69 Banyak orang yang berkunjung ke Cihunjuran untuk bertawassul sebelum melakukan ritual mandi.

Dalam ritual mandi di kolam keramat Cihunjuran tidak ditetapkannya hari baik, Selama ritual yang dilakukan nya dengan benar.

Dan sesuai keinginan pengunjung. Namun jika pengunjung menginginkan ritual mandi tersebut benar-benar sempurna maka ritual yang harus dilakukan adalah mengikuti tahapan-tahapan yang didahului dengan berziarah atau bertawassul.

Setelah 3 syarat terkumpul yang digunakan mandi adalah kain putih dan minyak wangi, minyak wangi yang dioleskan ke kain putih, sedangkan ayam dipotong dan dimasak untuk disajikan dan dimakan bersama setelah proses ritual selesai dilaksanakan. Sebelum Ritual mandi dimulai, biasanya pengunjung berziarah terlebih dahulu dengan tawasul, baca doa, Istighfar, sholawatan, setelah itu pengunjung akan dimandikan.

Sebelum dimandikan, orang tersebut harus meminta hajat terlebih dahulu agar tujuannya dapat terkabul.

Rangkaian prosesi yang dilakukan di kolam keramat tidak dilakukan secara serta merta tanpa adanya persiapan yang baik. Beberapa masyarakat meyakini pula bahwa seseorang yang hendak mengucapkan niat di kolam keramat harus menyadari sepenuhnya niat yang diucapkan, dalam hal ini masyarakat yang berkunjung telah mengetahui secara rinci

69M. Abdul Mujieb, Syafi’ah, dan Ahmad Ismail M., Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Hikmah, 2009), h. 573.

berbagai rangkaian acara ritual nya serta juru kunci yang membantunya harus pula penjaga situs Cihunjuran yang juga mengetahui secara pasti segala prosesi rangkaian acara ritual.

Prosesi ritual berawal ketika pengunjung mengucapkan niat di Kolam keramat. Niat yang diucapkan beragam, beberapa pengunjung meminta kesuksesan berbisnis, kesuksesan merantau di daerah lain, kelancaran dalam menjalankan ibadah haji, meminta jodoh maupun keturunan.

Adapun proses ritual mandi pada saat dilakukan yaitu:

a. Mengucapkan niat b. Membaca al fatihah c. Membaca sholawat

d. Menenggelamkan seluruh badan dengan mata terbuka sebanyak 9 kali di tiga titik, masing-masing dilakukan 3 kali e. Duduk di petilasan yang berbentuk kursi yang berada di dalam

air kolam.

f. Mengambil air di kolam tersebut untuk diminum langsung.

Dengan demikian seseorang yang melakukan tindakan ritual tersebut akan mengikuti perkataan juru kunci yang berada di Cihunjuran tersebut agar ritual yang dijalani nya berjalan dengan sempurna.

Ritual mandi di kolam keramat Cihunjuran juga merupakan symbol penyucian diri. Bagi masyarakat Cikoneng yang digunakan dalam ritual mandi ini, dan dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang

61

ada dalam diri seseorang, serta kolam keramat ini merupakan tempat penyempurnaan dari segala ritual yang dilakukan

selain itu sebagian masyarakat atau pengunjung dari luar yang sudah pernah mengikuti ritual mandi ini bukan hanya sekali dua kali datang untuk melakukannya, bahkan rutin 1 minggu sekali hingga saat ini sesuai dengan keinginanya.

Dalam kehidupan ekonomi, banyak sekali para pedagang, pengusaha maupun yang bekerja di instansi pemerintahan dan perusahaan, juga memanfaatkan magis sebagai bagian dari usaha mereka memperoleh rezeki yang berlimpah serta memperoleh jabatan tertentu. Kedatangan mereka ke suatu tempat yang dianggap keramat dan memiliki kekuatan magis dengan beragam tujuan dan kepentingan, menunjukan betapa masyarakat pandeglang maupun dari luar pandeglang masih menggantungkan kesuksesan dan kelancaran perekonomian mereka pada hal-hal yang gaib.

62 BAB IV

PENGARUH RITUAL MANDI DI KOLAM KERAMAT CIHUNJURAN

Dokumen terkait