• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perkembangbiakkan Terhadap Ekosistem

4. KOMPONEN EKOSISTEM SERTA PERANAN

4.2. Mengidentifikasi Komponen Ekosistem

4.2.3. Pengaruh Perkembangbiakkan Terhadap Ekosistem

Kemampuan berkembang biak suatu organisme banyak ditentukan oleh lingkungan hidupnya. Lingkungan akan menyediakan berbagai hal untuk kehidupan baik berupa makanan, tempat hidup, pengaruh iklim, cuaca, kelembaban dan radiasi matahari. Dengan demikian pertambahan jumlah individu dalam populasi bergantung pada pengadaan sumber daya alam dengan jumlah tertentu. Keadaan ini memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam lingkungan yang teraturpun, populasi jumlah manusia, hewan dan tumbuhan cenderung masih dapat naik dan turun.

Naik turunnya jumlah populasi bergantung pada pengadaan sumber daya alam. Dengan sendirinya lewat persaingan akan dapat dikaji lebih jauh tentang bagaimana upaya untuk mengintensifkan perjuangan hidup. Jika sumber daya alam persediaanya di lingkungan tersebut kurang, muncullah ketegangan, namun jika persediaan sumber daya alam cukup bagi makhluk, maka akan menghasilkan kehidupan yang tenang, kehidupan tak bergejolak dan terjadinya interaksi dalam ekosistem, baik interaksi antar populasi dan dalam populasi sendiri menjadi harmonis sehingga dalam ekosistem dapat muncul kesimbangan dan ketenangan.

Keseimbangan dan ketenangan mengakibatkan perkembang biakan menjadi lebih baik, seterusnya dalam populasi tertentu akan berakibat bertambahnya jumlah anggota populasi tersebut. Kepadatan populasi ini dapat meningkat melebihi daya dukung sumber daya alam yang secara tak langsung juga mengakibatkan pengurangan individu dalam populasi tersebut lewat persaingan. Sebaliknya bila perkembang biakan tak baik jumlah anggota populasi pertambahannya menjadi lambat, mengakibatkan kepadatan populasi agak kurang kehidupan menjadi tenang.

Gambar 4.8. di samping memberikan penjelasan bahwa selalu terjadi kompetisi antar makhluk hidup. Dalam setiap kompetisi tersebut pasti ada yang menang dan ada pula yang menjadi kurban kekalahan. Pada gambar ditunjukkan pula bahwa populasi yang jumlahnya banyak yang akan menang.

Apabila suatu ketika dalam ekosistem terdapat perbedaan sifat keturunan dalam hal pengaruh tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau lingkungan biologi; maka kemudian yang timbul adalah naiknya tingkat kepadatan populasi yang berakibat muncul persaingan. Dalam keadaan demikian jasad hudup yang populasinya jarang tentu akan

Gambar 4.8 : Kompetisi antar Makhluk Hidup

kalah dalam persaingan ini. Di sinilah jasad hidup yang dapat beradaptasi lebih baik pada lingkungan dimana dia berada akan lebih berhasil dibandingkan yang tak mampu beradaptasi. Jasad hidup yang adaptif akan lebih banyak menghasilkan keturunan yang lebih banyak daripada yang non adaptif.

Namun demikian seringkali tampak bahwa individu yang adaptif memiliki kesan negatif, yakni suka merusak pada populasi yang lain. Dengan kata lain makhluk yang paling adaptif adalah makhluk yang mampu menggunakan sumber daya alam di sekirtarnya secara efisien. Penggunaan secara efisien inilah yang memberikan konotasi negatif terhadap alam sekitar.

Penggunanan secara efisien inilah yang mendorong individu selalu berupaya memperoleh bahan semudah dan semurah mungkin dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Tujuannya adalah agar kelangsungan hidup dapat bertahan dalam periode waktu yang lama. Umumnya komunitas atau spesies yang mampu bertahan dalam berbagai lingkungan tertentu inilah yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak dengan lebih baik daripada komunitas yang berusaha mengambil alih peran dalam lingkungan yang kurang sesuai.

Interaksi antar komunitas dalam ekosistem akan berakibat munculnya persaingan antar komunitas maupun antar individu dalam komunitas. Persaingan ini tentu dapat berakibat pada ekosistem jangka pendek maupun jangka panjang. Persaingan jangka pendek pada umumnya dapat mengakibatkan perubahan ekologik. Efek ini seringkali disebut efek ekologik. Sebaliknya dalam rentang waktu yang panjang persaingan akan dapat mengakibatkan evolusi.

Namun demikian di sisi lain akibat munculnya perasaingan juga dapat menimbulkan daya juang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Umumnya di alam semesta ini persaingan selalu dimenangkan oleh komunitas yang kuat terhadap komunitas yang lemah.

Bagi komunitas yang kuat dan dapat memenangkan persaingan akan berakibat positif dalam jangka pendek. Artinya dampak ekologiknya menjadi kurang beragam namun kelangsungan hidup dari populasi atau spesies menjadi semakin baik. Kehidupan yang lebih baik ini akan memunculkan kelahiran lebih banyak. Anak keturunannya menjadi semakin banyak. Hal ini tentu berakibat tumbuhnya populasi yang semakin padat huniannya. Kejadian yang akan muncul adalah emigrasi (perpindahan) populasi dari satu tempat ke tempat lain.

Persaingan antar individu dalam satu populasi dapat berupa persaingan langsung antar individu dan persaingan tak langsung. Persaingan langsung, seringkali dinampakkan dalam bentuk perebutan individu betina oleh individu jantan. Persaingan yang menonjol yang dapat teramati dengan mudah adalah beberapa individu jantan memperebutkan betina, persaingan ini dapat mengakibatkan tertundanya pembiakan. Dengan kata lain pembiakan dapat menurun, sebab individu betina tertekan oleh kepadatan individu jantan tersebut.

Secara nyata yang tampak dalam ekosistem, apabila ekosistem dihuni oleh kelompok jantan yang lebih banyak, maka aktivitas yang muncul

adalah persaingan. Di sini aktivitas individu jantan lebih banyak membuang- buang waktu untuk berusaha memenangkan persaingan dalam memperoleh betina daripada melakukan perkembang biakan itu sendiri. Kenyataan inilah yang disebutkan sebagai tertundanya keturunan.

Persaingan tak langsung juga dinampakkan dalam hal perolehan bahan makanan untuk hidup. Seekor hewan dapat saja kelaparan akibat sumber makanannya dihabiskan oleh hewan lain. Dalam hal ini hewan yang mengalami kelaparan seringkali tak berani bersentuhan dengan hewan yang mendahului dan menghabiskan bahan persediaan makanan tersebut, akibatnya hewan yang kelaparan tersebut dapat mati.

Persaingan yang berakibat evolusi antara lain dalam jenis hewan yang postur tubuhnya besar cenderung mengalahkan hewan yang postur tubuhnya kecil. Hewan yang kecil ini akan terdesak, bahan makanan tak dapat dia peroleh. Kekalahan dalam perebutan makanan bagi hewan yang postur tubuhnya kecil dapat mengakibatkan usia dan daya berkembang biak menjadi menurun. Lama kelamaan proses regenerasi bagi hewan yang tubuhnya kecil menjadi terganggu bahkan dapat mati atau berhenti jenisnya. Kematian dapat mengakibatkan terputusnya regenerasi dan bahkan kepunahan bagi hewan yang kalah dalam kompetisi. Bagi hewan yang berhasil lolos dan memenangkan kompetisi dan mampu beradaptasi dengan lingkungan maka secara evolutif akan didapat turunan hewan yang tubuhnya besar-besar. Hal ini berarti bahwa bagi hewan yang tubuhnya kecil akan cenderung tersisihkan dan dapat berakibat kepunahannya.