• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pengaruh TDZ dan NAA terhadap multiplikasi nenas Smooth

4.2.4 Pengaruh perlakuan TDZ dan NAA pada media pengakaran . 58

Tunas hasil multiplikasi sebelum disubkultur ke media pengakaran (MS + 0.5 µM NAA) terlebih dahulu disubkultur ke media MS0 sebanyak dua kali untuk pembesaran tunas dan merangsang pembentukan akar. Nursandi (2005) menyatakan bahwa sitokinin (BAP dan TDZ) dapat menghambat pembentukan akar secara spontan pada konsentrasi tertentu. Akar dapat diinduksi dengan mensubkultur ke media pengakaran yaitu MS + 0.54 µM NAA untuk eksplan yang berasal dari BAP, sedangkan yang berasal dari TDZ sebelumnya disubkultur ke media MS0 dua kali.

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi TDZ, NAA dan interaksi antara TDZ dan NAA tidak berpengaruh nyata terhadap persentase tunas berakar, jumlah akar, dan jumlah daun sampai 5 MST. Tetapi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap panjang akar dan tinggi tanaman (Tabel 22).

Pada 5 MST semua perlakuan mampu membentuk akar (94,4-100%) dengan rata-rata 4.0 akar/tunas. Persen tunas berakar dan jumlah akar yang dihasilkan tidak berbeda pada semua perlakuan demikian juga dengan jumlah daun, rata-rata jumlah daun yang dihasilkan adalah 5.7 daun/eksplan.

Tabel 22. Rekapitulasi hasil analisis ragam perlakuan TDZ dan NAA dalam media pengakaran pada 5 MST.

Peubah Perlakuan

TDZ NAA TDZ* NAA

Persentase Tunas berakar tn tn tn

Jumlah Akar tn tn tn

Panjang Akar * ** *

Jumlah Daun tn tn tn

Tinggi Tanaman ** ** **

Keterangan : tn : tidak nyata, * : berbeda nyata (a=5%), ** : berbeda sangat nyata (a=1%) Persen pembentukan akar yang dihasilkan pada penelitian ini lebih tinggi dari tanaman anggur yang hanya mampu membentuk akar 12-64% pada konsentrasi 0.0-0.1 µM TDZ (Gribaudo dan Fronda 1991). Penambahan auksin

eksogen (0.5 µM NAA) pada media pengakaran diduga mampu merubah keseimbangan hormonal tunas, sehingga tunas tersebut akan lebih responsif. Alasan lain tingginya persen pembentukan akar adalah karena subkultur berulang pada media MS0 sehingga menurunkan kandungan sitokinin endogen tanaman.

Tunas yang berasal dari media multiplikasi dengan kombinasi 0.5 µM TDZ + 1.0 µM NAA memberikan rata-rata panjang akar terpanjang, yaitu 3.79 cmtidak berbeda nyata dengan perlakuan 0.05-0.5 µM TDZ + 1.0 µM NAA, 0.05 µM TDZ + 2.0 µM NAA, 0.5 dan 2.0 µM NAA tanpa TDZ. Tetapi berbeda nyata dengan kombinasi 0.10µM TDZ + 2.0 µM NAA dan 0.5 µM TDZ + 2.0 µM NAA yang memberikan rata-rata panjang akar terpendek, yaitu 1.7 cm dan 1.9 cm. Peningkatan konsentrasi TDZ akan cenderung menurunkan panjang akar. Menurut Murthy et al. (1995) penggunaan TDZ dalam perbanyakan in vitro akan meningkatkan biosintesis atau akumulasi sitokinin dan auksin endogen. Sitokinin dengan konsentrasi tinggi akan berpengaruh negatif yaitu pembengkakan akar dan pertumbuhan akar terhenti (Fratini dan Ruiz 2002). Tunas yang berasal dari media kontol memberikan rata-rata panjang akar yang tidak berbeda nyata dengan kombinasi 0.05 µM TDZ + 0.5 µM NAA memberikan rata-rata panjang akar yang sama, yaitu 3.6 cm/tunas pada media pengakaran (Tabel 23). Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi TDZ yang digunakan, semakin pendek akar yang terbentuk.

Tabel 23. Pengaruh perlakuan TDZ dan NAA terhadap panjang akar dalam media pengakaran pada 5 MST

TDZ Rata-rata panjang akar

(µM) NAA (µM)

0.0 0.5 1.0 2.0

0.00 3.6bc 2.9ab 3.3ab 3.5ab

0.05 3.3ab 3.6bc 3.2ab 3.3ab

0.10 3.4ab 2.5bc 3.2ab 1.9c

0.50 3.1ab 2.5bc 3.7a 1.7c

Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%.

Tinggi tanaman merupakan ukuran yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai peubah yang digunakan untuk mengukur

pengaruh lingkungan atau perlakuan yang dicobakan. Penambahan tinggi eksplan disebabkan oleh dua proses yaitu pembelahan dan pemanjangan sel. Kedua proses ini terjadi pada jaringan meristem, yaitu pada titik tumbuh batang.

Pengamatan terhadap tinggi tanaman dilakukan pada akhir percobaan, yaitu minggu ke-5. Hasil analisis ragam pada Tabel 20. menunjukkan bahwa konsentrasi TDZ, NAA dan interaksi antara TDZ dengan NAA memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman. Tanaman tertinggi diperoleh dari media multiplikasi 0.05 µM TDZ tanpa NAA, yaitu 5.6 cm, tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0.1 µM TDZ tanpa NAA, 2.0 µM NAA tanpa TDZ dan kontrol. (Tabel 24). Sedangkan tanaman terpendek diperoleh dari perlakuan 0,5 µM TDZ + 2 µM NAA, yaitu 3.6 cm, tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0.5

µM TDZ + 0.5 µM NAA, 0.1µM TDZ + 0.5-2.0 µM NAA. Peningkatan

konsentrasi TDZ dan NAA cenderung menurunkan tinggi tanaman, hal serupa juga dilaporkan Gribaudo dan Fronda (1991) pada tanaman anggur peningkatan konsentrasi 0.1 µM atau lebih menyebabkan pemendekan pucuk. Hal tersebut diduga karena selain NAA yang ditambahkan pada media pengakaran, tanaman juga mempunyai auksin endogen yang terbawa dari media multiplikasi sebelumnya sehingga diduga terjadi akumulasi auksin. Konsentrasi auksin dan sitokinin yang tinggi akan menginduksi produksi etilen dan menekan pemanjangan tunas (Thomas dan Katterman 1986; Yip dan Yang 1986).

Tabel 24. Pengaruh perlakuan TDZ dan NAA terhadap tinggi tanaman dalam media pengakaran pada 5 MST

TDZ Rata-rata tinggi tanaman

(mM) NAA (mM)

0.0 0.5 1.0 2.0

0.00 5.3abc 4.7bde 5.3abc 5.6a 0.05 5.6a 4.9abcd 4.5cde 4.9abcd 0.10 5.5ab 4.3def 4.0ef 4.2def 0.50 5.0abcd 4.3def 5.2abc 3.6f

4.2.5 Aklimatisasi perlakuan TDZ dan NAA

Aklimatisasi adalah tahap pemindahan planlet dari kondisi buatan (in vitro) ke kondisi lapang (ex vitro) dari keadaan heterotrop ke keadaan autotrop. Agar planlet dapat bertahan hidup dibutuhkan perakaran yang cukup kuat dan panjang. Akar yang kuat dibutuhkan untuk tetap menjaga ketahanan planlet terhadap pengaruh lingkungan saat planlet tersebut pindah ke lapangan.

Tabel 25. Rekapitulasi hasil analisis ragam saat aklimatisasi

Peubah

Perlakuan

TDZ NAA TDZ*NAA

Persentase Planlet Hidup tn tn tn

Jumlah Daun tn tn tn

Tinggi Tanaman tn tn tn

Keterangan : tn : tidak nyata, * : berbeda nyata (a=5%), ** : berbeda sangat nyata (a=1%)

Planlet diaklimatisasi setelah 5 minggu di media pengakaran. Jumlah planlet saat aklimatisasi 279 planlet. Setelah 4 minggu diaklimatisasi terjadi kematian yang cukup tinggi hanya 60.4% tanaman yang mampu bertahan hidup. Hasil analisis sidik ragam (Tabel 25) menunjukkan interaksi TDZ dan NAA tidak berbeda nyata terhadap persen planlet hidup, jumlah daun dan tinggi tanaman. Rata-rata jumlah daun yang dihasilkan 5.5 daun/eksplan tidak berbeda dengan kontrol 5.3 daun/eksplan. Rata-rata tinggi tanaman adalah 4.5 cm, lebih rendah dari tanaman kontrol yaitu 5.0 cm.

Dokumen terkait