• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sektor Unggulan terhdap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Medan

Chart Title

4.4 Hasil Analisis Pengaruh Sektor Unggulan terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota Medan

4.5.2 Pengaruh Sektor Unggulan terhdap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Medan

Y 1

=

f(X1,X2,X3,X4,X5)

T-Sig. = (0,629; 0,644; 0,115; 0,023; 0,242) R. Square = 55,1%

F-Sig. = 0,031

Secara keseluruhan (simultan) variabel independen sektor unggulan (X1,X2,X3,X4,X5) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (Y1). Berdasarkan model persamaan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Koefisien sektor konstruksi (X1) adalah -0,094

Artinya, variabel indpeenden konstruksi memiliki pengaruh negatif. Jika variabel konstruksi meningkat sebesar 1 satuan, maka tingkat

Y1 = 11,262 – 0,094X1 + 0,198X2 + 0,208X3 + 0,275X4 – 0,564X5 + e

pengangguran terbuka (TPT) di Kota Medan akan turun sebesar 0,094 satuan begitu juga sebaliknya dengan asumsi bahwa variabel independen perdagangan (X2), pengangkutan (X3), keuangan (X4) dan jasa-jasa (X5) dianggap konstan. Variabel independen konstruksi (X1) memiliki pengaruh tidak signifikan (0,629 > 0,05).

2. Koefisien sektor perdagangan (X2) adalah 0,198

Artinya, variabel indpeenden konstruksi memiliki pengaruh positif. Jika variabel perdagangan meningkat sebesar 1 satuan, maka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Medan juga akan naik sebesar 0,198 satuan begitu juga sebaliknya dengan asumsi bahwa variabel independen konstruksi (X1), pengangkutan (X3), keuangan (X4) dan jasa-jasa (X5) dianggap konstan. Variabel independen perdagangan (X2) memiliki pengaruh tidak signifikan (0,644 > 0,05).

3. Koefisien sektor pengangkutan (X3) adalah 0,208

Artinya, variabel indpeenden konstruksi memiliki pengaruh positif. Jika variabel perdagangan meningkat sebesar 1 satuan, maka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Medan juga akan naik sebesar 0,208 satuan begitu juga sebaliknya dengan asumsi bahwa variabel independen konstruksi (X1), perdagangan (X2), keuangan (X4) dan jasa-jasa (X5) dianggap konstan. Variabel independen pengangkutan (X3) memiliki pengaruh tidak signifikan (0,115 > 0,05).

4. Koefisien sektor keuangan (X4) adalah 0,275

Artinya, jika variabel keuangan meningkat sebesar 1 satuan, maka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Medan juga akan naik sebesar 0,275 satuan begitu juga sebaliknya dengan asumsi bahwa variabel independen konstruksi (X1), perdagangan (X2), pengangkutan (X3) dan jasa-jasa (X4) dianggap konstan. Variabel INdependen keuangan (X4) memiliki pengaruh signifikan (0,023 < 0,05).

5. Koefisien sektor jasa-jasa (X5) adalah -0,564

Artinya, jika variabel jasa-jasa meningkat sebesar 1 satuan, maka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Medan akan turun sebesar 0,564 satuan begitu juga sebaliknya dengan asumsi bahwa variabel independen konstruksi (X1), perdagangan (X2), pengangkutan (X3) dan keuangan (X4) dianggap konstan. Variabel independen jasa-jasa (X5) memiliki pengaruh tidak signifikan (0,242 > 0,05).

Tidak adanya hubungan antara sektor ungglan konstruksi (X1), perdagangan (X2), pengangkutan (X3) dan jasa-jasa (X5) secara parsial menjelaskan bahwa tingkat pengangguran terbuka tidak akan berkurang apabila hanya mengandalkan setor konstruksi saja atau hanya mengandalkan sektor perdagangan saja, hanya mengandalkan sektor pengangkutan dan juga tidak berkurang jika hanya mengandalkan sektor jasa-jasa saja. Keadaan ini dipicu oleh situasi dimana jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor-sektor tersebut masih sangat bersifat fluktuatif yang menyebabkan tidak stabilanya pertumbuhan dari hasil output tiap sektor sehingga tidak mampu memberi pengaruh terhadap TPT.

Kenaikan pertumbuhan sektor pun tidak dapat mempengaruhi penurunan TPT

dikarenakan keadaan TPT di Kota Medan yang bisa dikatakan belum membaik.

Sektor Konstruksi berpengaruh negatif Ini dikarenakan konstruksi kerap terjadai di Kota Medan konstruksi merupakan bagian yang tidak bisa lepasa dari Kota dilihat juga pembangunan Kota di Kota Medan sebagai pusat pertumbuhan juga relatif tinggi. Tetapi sektor konstruksi belum mampu berpengaruh secara signifikan.

Untuk sektor perdagangan berpengaruh positif dikarenakan pada saat ini banyak pengusaha di sektor perdagangan tidak lagi mengandalkan penjualan tatap muka melainkan secara online sehingga penyerapan tenaga kerja di sektor perdagangan tidak besar. Banyak tenaga kerja digantikan dengan jasa aplikasi. Untuk sektor pengangkutan, jasa layanan umum yang tidak membutuhkan syarat seperti supir angkot dan sebagainya cenderung berkurang karena munculnya jasa layanan umum yang membutuhkan skill khusus dan keterampilan yang dituntut oleh pengusaha yang bekerja pada sektor pengangkutan dikarenakan adanya tuntutan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Maka dari itu sektor pengangkutan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap TPT di Kota Medan. Begitu pula hal nya dengan sektor jasa-jasa memiliki pengaruh tdak signifikan negatif dikarenakan pada sektor jasa-jasa terdapat sektor jasa lainnya yang dimana banyak pengusaha atau pekerja informal yang menawarkan jasa yang tidak membutuhkan skill khusus untuk melakukan pekerjaannya maka dari itu sektor jasa-jasa berpengarh signifikan tetapi belum berpengaruh negatif terhadap TPT Kota Medan. Ini mengindikasikan bahwa sebagian penduduk masih tertarik untuk bekerja di sektor lain. Ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Srya Ayomi (2014) di mana sektor unggulan pertanian di satuan wilayah Madiun

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di wilayah Madiun. Sejalan juga dengan penelitian oleh Candra Mustika dan Emilia (2018) dimana sektor utama (Sektor pertanian) belum memiliki pengaruh signifikan terhadap TPT di Indonesia. Dapat dijelaskan untuk mengurangi tingkat pengangguran terbuka di Kota Medan tidak cukup hanya ditentukan oleh output sektor konstruksi saja, sektor perdagangan saja, sektor pengangkutan saja, sektor keuangan saja atau hanya sektor jasa-jasa saja.

Terjadinya hubungan positif yang signifikan pada variabel independen keuangan (X4) disebabkan oleh ini dipengaruhi oleh penambahan jumlah tenaga kerja yang tidak sejalan dengan peningkatan pertumbuhan hasil produksi.

Dikarenakan dari sisi sektor keuangan yang merupakan padat teknologi (padat Modal) yang dimana banyak tenaga kerja digantikan oleh jasa internet (sontohnya m-banking) yang diperlukan ialah sistem yang bagus, Pertumbuhan yang diberikan Jumlah penduduk bekerja di sektor keuangan pertambahannya cenderung lambat dan bersifat fluktuatif yang berakibat pada hasil produksi sektor keuangan yang juga pertumbuhannya masih fluktuatif. Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor keuangan (X4) juga lebih kecil dari sektor lainnya di luar sektor unggulan seperti jumlah tenaga kerja di sektor keuangan tahun 2020 sebesar 49.033 jiwa jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan sektor industri yakni 150.415 jiwa sehingga mempengaruhi hasil pertumbuhan output sektor keuangan. Ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sri Maryanti (2015) yang menyatakan bahwa ada sektor unggulan (pertanian dan pertambangan) belum mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dari sektor lainnyadi Kota Pekanbaru.

Sehingga dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa sektor unggulan belum mampu berpengaruh signikian negatif terhadap TPT.

Adisasmita (2005) yang mengatakan bahwa kota yang menjadi pusat pertumbuhan suatu wilayah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan mengalami permasalahan seperti pengangguran dsb. Mengingat Kota Medan merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Provinsi Sumatera Utara, ini memberikan ekspetasi yang tinggi kepada msyarakat tentang harapan ketersediaan lapangan pekerjaan di Kota Medan yang lebih luas. Jumlah penduduk Kota Medan juga dari tahun 2001 sampai 2020 terus mengalami peningkatan dan memiliki jumlah yang paling tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara ini memerlukan usaha yang besar bagi sektor unggulan agar mampu mengurangi TPT.

Diperlukan mekanisme yang baik pada pengelolaan faktor-faktor produksi agar dapat mencapai pertumbuhan tiap sektor yang konstan. Selain itu TPT memang merupakan masalah yang sangat kompleks bagi Kota Medan. Maka dari itu jika hanya mengandalkan sektor unggulan secara parsial dengan keadaaan seperti sekarang, belum mampu mengurani TPT. Ttapi jika sektor unggulan dapat dikelola lebih baik lagi akan mampu mengurangi TPT. Diperlukan juga indikator lain di luar pertumbuhan sektor unggulan untuk mengatas TPT.

4.5.3 Pengaruh Sektor Unggulan terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota

Dokumen terkait