• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. PEMBAHASAN

5.3. Pengaruh Sikap Istri terhadap Pemakaian AKDR Paska

Berdasarkan distribusi tentang pengaruh sikap istri dapat pula diuraikan bahwa, sikap istri menerima 50% dan 50% sikap istri tidak menerima. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa pada sikap istri menerima 73,3% memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase dan selebihnya 26,7% sikap istri yang menerima tidak memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase. Sedangkan 26,7% sikap istri yang tidak menerima memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase dan 73,3% sikap istri yang tidak menerima juga tidak memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase.

Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square didapatkan nilai p=0,028 (<0,05), yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara sikap istri yang menerima dan tidak menerima terhadap pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase.

Berdasarkan pemaparan data di atas, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara sikap istri dengan pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase terbukti. Dengan kata lain sikap istri berhubungan untuk bersedia atau tidaknya dia memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Libbus dan Kridli yang menyatakan bahwa sikap, keyakinan mempengaruhi perilaku 25 orang wanita muslim berusia 19-44 tahun yang menikah di Yordania untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD.

Banyak sikap yang menyatu membentuk sikap wanita tentang penggunaan dan kebutuhan untuk kontrasepsi. Salah satu faktor adalah hal yang bertentangan

tentang kehamilan. Dalam penelitian terbaru, 62% wanita menganggap itu sangat penting untuk menghindari kehamilan, 20% menganggap hanya agak penting, dan 18% mengatakan sedikit menghindari kehamilan. Wanita yang bertentangan tentang menghindari kehamilan cenderung untuk menggunakan kontrasepsi dan lebih cenderung memiliki kesenjangan dalam penggunaan kontrasepsi yang menempatkan mereka pada resiko kehamilan yang tidak diinginkan. Persepsi risiko rendah untuk kehamilan merupakan faktor penting dalam mempengaruhi sikap tentang kontrasepsi. Faktor lain yang mempengaruhi sikap wanita dalam menggunakan kontrasepsi adalah tingkat kepuasannya dengan metode yang dipilihnya. Banyak wanita yang tidak puas dengan pilihan kontrasepsi mereka. Dalam penelitian terbaru, 38% wanita memilih metode yang dipakai sekarang karena mereka tidak suka metode lain. Hampir 40% wanita tidak puas dengan metode saat ini dengan alasan seperti berkurangnya kesenangan seksual, mengantisipasi efek samping, dan khawatir keefektifitasannya. Wanita yang tidak puas dengan metodenya cenderung memiliki kesenjangan dalam penggunaan dan menggunakan metode yang tidak benar atau tidak konsisten, yang menempatkan mereka pada resiko peningkatan kehamilan yang tidak diinginkan (Association of Reproductive Health Professionals. 2008).

Menurut Alisjahbana, 2010 tingginya jumlah pasangan usia subur yang ingin menjarangkan kehamilan atau membatasi jumlah anak, tetapi tidak menggunakan kontrasepsi (unmet need) disebabkan oleh karena ketakutan terhadap efek samping dan ketidaknyamanan dalam penggunaan kontrasepsi. Sebanyak 12,3% perempuan

usia 15-49 tahun tidak ingin menggunakan alat/obat kontrasepsi karena takut efek samping.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis kualitatif oleh Nasution, 2011, yang menunjukkan adanya hambatan di 6 daerah dalam upaya meningkatkan penggunaan MKJP salah satu di antaranya karena banyak rumor tentang kegagalan IUD yang membuat masyarakat takut ber KB MKJP.

Pernyataan ini juga diungkapkan oleh responden ketika dilakukan wawancara, beberapa responden mengatakan pernah mendengar kalau IUD bisa lepas sendiri, ada pula yang mengatakan kalau tetangganya memakai IUD tapi hamil juga. Ditambah lagi ada ibu yang menyatakan takut suaminya merasa tidak nyaman saat berhubungan badan, ada yang menyatakan malu kepada petugas saat pemasangan. Ada pula ibu yang mengatakan mau istirahat dulu karena baru dikuret dan memakai AKDR kalau sudah pulih nanti. Demikian pula WHO, 2011 mengatakan bahwa komplikasi akibat aborsi yang tidak aman dapat memengaruhi pilihan atau waktu metode kontrasepsi.

Glasier dan Gebbie, 2005 mengatakan sikap mengenai pertimbangan akseptor memakai kontrasepsi adalah: beberapa dari alat/metode yang efektif digunakan hanya bagi pemakai yang tidak lagi menginginkan kehamilan di masa mendatang.

Maramis, 2009 mengemukakan karena sikap kita mengenai banyak aspek lingkungan tidak berdasarkan pada pengalaman langsung, maka banyak “informasi” yang diberikan oleh orang lain mengenai hal itu mungkin merupakan penentu paling penting bagi sikap kita. Sikap kita terhadap orang yang belum pernah kita temui,

semua adalah hasil dari apa yang orang lain ceritakan kepada kita. “Orang lain” mungkin orang yang dekat dengan kita, orang tua, saudara, atau mungkin sumber berita yang lebih jauh, seperti surat kabar, majalah dan internet.

Hal ini sesuai dengan pendapat Gilly, 2009 bahwa AKDR sering kali digambarkan sebagai penyebab aborsi oleh media serta profesi keperawatan dan kedokteran. Pandangan yang salah dan kurang cermat ini sayangnya menyebabkan banyak wanita tidak memilih menggunakan alat ini. Sering kali wanita diberi kesan yang buruk bahwa AKDR merupakan “kabar buruk” dengan pemasangan yang menimbulkan nyeri, haid yang banyak dan nyeri, dan risiko mengalami infeksi. Sayangnya, mereka hanya mendengar kabar buruk mengenai AKDR dari satu sumber dan mungkin perlu diingatkan melalui ribuan wanita yang merasa nyaman dengan metode kontrasepsi ini. Dengan perkembangan AKDR yang baru, dan kesempatan pemberian analgesik serta anastesi lokal sebelum pemasangan, rasa nyeri saat pemasangan dan menoragi cenderung tidak terjadi.

Dari analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik berganda menunjukkan hasil bahwa sikap istri tetap berpengaruh terhadap pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase dengan p=0,025 dengan OR sebesar 14,133. Artinya sikap istri berpengaruh secara signifikan terhadap pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase. Berdasarkan perhitungan odds ratio (OR) pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh OR 14,133 (95%CI 1,390 ; 143,674) yang berarti istri dengan sikap setuju kemungkinan 14 kali memakai AKDR dibandingkan istri dengan sikap tidak setuju.

5.4. Pengaruh Dukungan Suami terhadap Pemakaian AKDR Paska Aborsi

Dokumen terkait