• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PEMBAHASAN

5.2. Pengaruh Sumber Informasi terhadap Kecenderungan

5.2.1. Peran orang tua

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, sangat penting perannya dalam menumbuhkan anak menjadi remaja yang sehat secara biologis, psikologis dan sosial termasuk seksualitas yang sehat ( Sutjiningsih, 2004). Hal yang sama dikatakan oleh Effendy (2000) bahwa peran orang tua dalam mendidik anak sangat menentukan pembentukan karakter dan perkembangan kepribadian anak. Selanjutnya saluran komunikasi yang baik antar orang tua dan anak akan menciptakan saling memahami terhadap masalah- masalah umum, khususnya mengenai problematika remaja

sehingga akan berpengaruh terhadap sikap maupun perilaku yang akan diberi anak sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua mereka.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang peran orang tua rendah terdapat 46 (52,3%) responden mempunyai kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah sedang yang peran orang tua tinggi 49 (40,8%) responden mempunyai kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah. Hasil uji Chi Square diperoleh p value = 0,102, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara peran orang tua dengan kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah.

Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Laily dan Matulessy (2004) yang mengatakan kuwalitas komunikasi orang tua dan anak dapat mengindari remaja dari perilaku seksual pranikah. hal ini dikarenakan antara orang tua dan anak terjalin hubungan dan komunikasi yang intensif sehingga memungkinkan terjadinya diskusi,

sharring dan pemecahan masalah bersama.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wijoyo 2006 mengatakan bahwa keterbukaan komunikasi orang tua tidak berkolerasi secara signifikan dengan sikap remaja terhadap seks pranikah . Demikian pula dengan hasil penelitian Ajik (2004), yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh peran orang tua terhada

5.2.2. Peran teman sebaya

Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 125 responden yang peran teman sebaya tinggi dimana 71 (56,8%) diantaranya mempunyai kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah. Dari 83 responden yang peran teman sebaya rendah terdapat 59(71,1%) tidak mempunyai kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah. Hasil uji bivariat dengan uji Chi Square diperoleh p value = 0,001, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara informasi dari teman sebaya dengan kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah.

Andayani (1996) menyatakan dukungan teman sebaya menjadi salah satu motifasi dan membentuk identitas diri seseorang remaja dalam melakukan sosialisasi, terutama ketika ia menjalin asmara dengan pasangannya. Teman sebaya dalam pergaulan kadang kala menjadi salah satu sumber informasi yang cukup siknifikan dalam membentuk pengetahuan kesehatan reproduksi dan seks dikalangan siswa, bahkan informasi tersebut bisa menimbulkan dampak negatif karena informasi yang mereka peroleh hanya melalui media massa (film, DVD atau televisi), maupun pengalaman diri sendiri. Secara positif peran teman sebaya bagi remaja sangat berarti dalam menjalin informasi tentang kespro yang benar, karena remaja cenderung lebih terbuka dalam menyelesaikan masalah dengan kelompoknya (Chilman,1980).

Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa teman sebaya berpengaruh secara signifikan terhadap kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah, dimana P= 0,018. Hal ini terjadi karena pada masa remaja

kedekatan dengan peer grup sangat tinggi, selain ikatan peer grup menggantikan ikatan keluarga, mereka juga merupakan sumber afeksi, simpati dan pengertian, saling membagi pengalaman sebagai tempat remaja untuk mencapai otonomi dan independensi. Maka tak heran bila remaja mempunyai kecenderungan untuk mengadopsi informasi yang diterima dari teman sebaya tanpa memiliki dasar informasi yang signifikan dari sumber yang lebih dapat dipercaya. Informasi dari teman-teman tersebut dalam hal ini sehubungan dengan hubungan seks pranikah, tak jarang memunculkan rasa penasaran yang membentuk serangkaian dalam diri remaja. Untuk menjawab pertanyaan tersebut sekaligus membuktikan kebenaran informasi yang diterima, mereka cenderung melakukan dan menjalani perilaku seks pranikah itu sendiri.

5.2.3. Peran media

Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media massa adalah alat yang digunakan dalam meyampaikan pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti : televisi, radio, film, surat kabar dan lain-lain (Cangara, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dari 123 responden yang peran media tinggi terdapat 68 (55,3%) responden ada kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah, sedangkan dari 85 responden yang peran media rendah terdapat 27(31,8%) responden ada kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah. Hasil uji Chi Square diperoleh p value = 0,0001, berarti dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara peran media dengan kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah.

Sesuai dengan pendapat Soetjiningsih, (2004), mengatakan media massa merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku seksual. Berbagai tayangan yang sangat menonjolkan aspek pornografi, setiap hari tayangan televisi semakin pulgar mempertontonkan adegan percintaan, ciuman, gaya pacaran remaja masa kini, mendorong munculnya budaya baru bagi remaja.

Pengaruh media dan televisi pun sering kali diimitasi oleh remaja dalam perilakunya sehari-hari. Misalnya saja remaja yang menonton film remaja yang berkebudayaan barat, melalui observational learning, mereka melihat perilaku seks itu menyenangkan dan dapat diterima lingkungan. Hal ini pun diimitasi oleh mereka, terkadang tanpa memikirkan akibatnya dan adanya perbedaan kebudayaan, nilai serta norma-norma dalam lingkungan masyakarat yang berbeda .

Globalisasi informasi juga menyebabkan aksesibilitas remaja terhadap pornografi menjadi lebih mudah, apalagi saat ini dukungan teknologi turut mempermudah remaja memperoleh informasi. Handphone menjadi pilihan teratas untuk mendapatkan informasi pornografi (26 %) disusul internet (20%) (LKTS dan KP2K, 2008).

Maraknya tempat penyewaan VCD porno yang saat ini sangat mudah diperoleh memberi andil besar terhadap perilaku seks remaja. Mereka biasanya tonton VCD porno di rumah dengan teman sebaya, bahkan ada tempat penyewaan VCD juga

menyewakan kamar untuk menonton lengkap dengan peralatannya, boleh juga menonton dengan pacar atau pasangannya, (www.bkkbn.go.id, 2007).

5.3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan

Dokumen terkait