• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara kepulauan (archipelagic state) yang memiliki 17.504 pulau,93 membentang dari Sabang hingga Merauke serta dari Miangas hingga Dana Rote dengan 111 Pulau Pulau Kecil Terluar (PPKT),94 diantaranya terdapat 12 (dua belas) pulau kecil terluar yang memiliki nilai sangat strategis karena batas negara ditentukan dari titik terluar pulau ini. Pulau-pulau ini sangat rawan baik ditinjau dari sisi keamanan maupun keberadaan fisik geografisnya dikarenakan hilang karena adanya ancaman baik secara politis maupun secara fisik. 95

93

Dikdik Mohamad Sodik, Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di Indonesia (Edisi Revisi), Op.Cit., h. 51.

94

Pasal 1 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau- Pulau Kecil Terluar.

95

Dikdik Mohamad Sodik, Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di Indonesia (Edisi Revisi), Op.Cit., h. 228.

106

Di sisi lain didalam pengelolaan PPKT, pemerintah telah berupaya juga untuk mengatur dan menetapkan dasar-dasar peraturan perundangan dan beberapa instrumen diantaranya adalah: Undang-Undang No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia; Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir, Dan Pulau-Pulau Kecil; Undang-Undang No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara; Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia; Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar; Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar; dan Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar.

Pengelolaan PPKT bertujuan untuk menjaga keutuhan wilayah, keamanan dan pertahanan negara, pemanfaatan sumberdaya alam, dan pemberdayaan masyarakat setempat dengan prinsip wawasan nusantara, berkelanjutan, terpadu dan berbasis masyarakat. Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar meliputi 5 (lima) bidang, yaitu: sumber daya alam dan lingkungan hidup, infrastruktur dan perhubungan, pembinaan wilayah, pertahanan dan keamanan serta ekonomi, sosial, dan budaya.96 Pemerintah telah membentuk Tim Kerja Peraturan Presisden 78 Tahun 2005 untuk pengelolaan pulau-pulau kecil terluar.

Perpres 78 Tahun 2005 merupakan salah satu instrumen peraturan perundang-undangan pemerintah untuk mengelola keberadaan pulau-pulau kecil

96

107

terluar. Perpres ini mengamanatkan pembentukan Tim Koordinasi dengan tugas mengkoordinasika dan merekomendasikan penetapan rencana dan pelaksanaan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar serta melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan pulau-pulau kecil. Sesuai dengan Perpres ini, pengorganisasian pelaksanaan pengelolaan PPKT dan menghindari tumpang tindih kewenangan ditetapkan 2 (dua) Tim Kerja. Tim Kerja I membidangi sumberdaya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dan perhubungan, ekonomi, sosial, dan budaya; sedangkan Tim Kerja II membidangi wilayah, pertahanan, dan keamanan; serta Sekretariat Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Di dalam penyelenggaraan sehari-hari Tim Koordinasi dibantu oleh Tim Kerja yang dikoordinasikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.97

Indonesia memiliki banyak pulau kecil yang strategis secara posisi maupun potensi ekonomi. Untuk itu pentingnya sistem informasi dan peta spasial dari pulau-pulau kecil secara detail. Terkait dengan hal di atas, UU RI No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tentunya sudah mengakomodasi konsep ekosistem. Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil mencakup perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil antarsektor, antarpemerintah dan pemerintah daerah, antara ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 98

97

Pasal 6-8 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar.

98

Dikdik Mohamad Sodik, Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di Indonesia (Edisi Revisi), Opcit.,

108

PP No. 62 Tahun 2010 mengamanatkan juga prinsip dalam Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar bertujuan untuk pertahanan dan keamanan; kesejahteraan masyarakat; dan/atau pelestarian lingkungan.

Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar untuk pertahanan dan keamanan dalam bentuk: akselerasi proses penyelesaian batas wilayah negara dilaut; penempatan pos pertahanan, pos keamanan, dan/atau pos lain; penempatan aparat Tentara Nasional Indonesia dan/atau Kepolisian Negara Republik Indonesia; penempatan bangunan simbol negara dan/atau tanda batas negara; penempatan sarana bantu navigasi pelayaran; dan/ataupengembangan potensi maritim lainnya.

Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar untuk kesejahteraan masyarakat dalam bentuk: usaha kelautan dan perikanan; ekowisata bahari; pendidikan dan penelitian; pertanian subsisten; penempatan sarana dan prasarana sosial ekonomi; dan/atau industri jasa maritim.

Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar untuk pelestarian lingkungan dilaksanakan dengan penetapan PPKT sebagai kawasan yang dilindungi.

Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar juga menetapkan 111 (seratus sebelas) Pulau sebagai Pulau-Pulau Kecil Terluar. Pulau-Pulau Kecil Terluar sebagaimana dimaksud disusun dalam daftar yang terdiri dari nama pulau, nama lain pulau, perairan, koordinat titik terluar, titik dasar dan petunjuk jenis garis pangkal, dan provinsi.

Indonesia sebagai negara kepulauan kondisi ini mengindikasikan bahwa Indonesia adalah bangsa bahari. Sebagai bangsa baharí, masyarakat seharusnya memiliki pemahaman yang memadai terhadap wilayah pesisir dan pulau-pulau

109

kecil yang merupakan bagian penting dari Negara kepulauan. Dalam Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 yang kini diperkuat Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 disebutkan bahwa Indonesia memiliki banyak pulau kecil yang strategis secara posisi maupun fungsi ekonomi. Maka pulau-pulau terluar yang termasuk dalam wilayah Indonesia sebenarnya adalah titik krusial dalam keutuhan wilayah NKRI, sebab pulau-pulau terluar telah menjadi titik-titik pangkal dalam menentukan sejauh mana luas laut teritorial. Kehilangan kedaulatan atas satu saja pulau terluar bagi Indonesia artinya juga mengurangi luas laut teritorial kita.

Dokumen terkait