• Tidak ada hasil yang ditemukan

tidak boleh diceritakan kepada orang lain .” 91 (AI

3. Pengaturan Staf

minta. Padahal di BOS itu, ada anggaran khususnya. Tapi masih ada saja itu. Macam-macam dalih juga. Padahal kalau di SD, sebe�um ��� �OS ��u, u��g ��3 j�uh �eb�h re���h� �����g ����r� 5��0 r�bu� Y��g p����g ���gg� �� k���, ��u ����r� ����5, �� �rm��� ���� Seme���r� ��s ��� cukup bes�r, �7� Kenapa masih ada yang minta lewat anak-anak. Nah ini yang sudah saya sampaikan ke KCDnya supaya disikapi. Sudah BOS, jadi boros lagi kan gitu. Ada pemborosan, karena keenakan. Nggak pernah pegang uang banyak-banyak di sekolah. Sekarang enak kok per tiga bulan ada uang besar. Pengelolaannya per tiga bulan kan, baru dicairkan.”��4 (KP)

Anak-anak diberi kebebasan untuk me-milih sekolah berdasarkan minat dan kemam-puannya. Panti mengupayakan biaya pendidikan anak, dan setiap tahun anak diberi perlengkap-an sekolah seperti seragam sekolah satu stel dalam setahun. Jenis pakaian tergantung kebu-tuhan. Di samping itu anak juga diberi pulpen 1 (satu) buah dan buku tulis 10 (sepuluh) buah dalam setahun. Petugas panti menilai bahwa pendidikan formal dan non formal adalah penting. Semua itu menjadi bekal untuk masa depan anak.

Di sekolah, anak-anak panti hampir ti-dak pernah menghadapi hambatan-hambatan. Anak-anak tidak merasa minder hanya karena anak panti. Ada beberapa anak ingin menjadi contoh di sekolah dan mereka memang ber-prestasi di sekolahnya. Di sekolah anak-anak tidak mengalami hambatan yang berarti. Dari segi penampilan tidak nampak mereka anak panti karena menggunakan seragam. Keseha-rian di kelas dalam mengikuti pelajaran juga tidak nampak, bahkan di antara mereka me-miliki prestasi akademik yang bagus. Pada saat di masjid, anak panti nampak menonjol karena penguasaan ilmu agamanya lebih menonjol dari pada siswa yang lain.125

124 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/101/2.11.3

125 Wawancara dengan beberapa guru di SMPN 1Wawancara dengan beberapa guru di SMPN 1 Narmada pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 14.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/103/2.11.5

3. Pengaturan Staf

a. Perekrutan dan Seleksi

Panti ini tidak mengenal proses perekrut-an staf, relawperekrut-an, ataupun staf terlatih apalagi memperhatikan kesesuaiannya dengan kebu-tuhan panti baik dalam hal jumlah anak mau-pun bidang tugas. Staf direkrut berdasarkan aspek historis pendirian panti dan kepribadi-annya serta komitmen dalam perjuangan panti. Staf bisa juga diambil dari alumni panti ataupun bukan, seperti kata Kepala Panti, “Alumni panti, atau kalau tidak, yang mau bekerja di panti.”126 (KP) Kriteria yang digunakan tidak memper-hatikan kompetensi dalam pelayanan anak, ti-dak ada acuan dan standar kompetensi yang diinginkan panti. Tidak ada juga ketersediaan data tentang latar belakang calon petugas panti. Tidak ada juga pengarahan khusus un-tuk petugas yang baru, menurut Kepala Panti semua dilakukan dengan learning by doing.127 Tidak ada peranan anak dalam menentukan petugas atau pengasuh panti. Anak-anak me-nerima saja siapa pun yang akan jadi pengas-uhnya. Tidak ada juga masa orientasi bagi calon petugas sebelum ditetapkan menjadi petugas tetap sehingga tidak ada penilaian apakah staf tersebut kompeten atau tidak.

b. Supervisi dan Dukungan

Di antara dukungan manajemen terhadap staf dan petugas (termasuk honorer) dalam upaya mencapai tujuan panti adalah dengan membiayai kuliah beberapa alumni panti de-ngan maksud setelah selesai mereka akan kembali ke panti dan membantu meningkatkan kualitas panti. Namun niat ini tampaknya be-lum berbuah hasil karena anak-anak yang di-kuliahkan ada yang tidak mau kembali ke panti dan ada pula yang masih kuliah, seperti penu-turan Kepala Panti,

”Ada beberapa anak yang sudah dikuliahkan, bahkan ia menikah kita yang menikahkan, kita berharap dia kembali ke panti mengabdi, akan tetapi

126 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/105/3.1.2

127 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/107/3.1.4

halaman

ia merasa sudah lebih tinggi dan tidak mau kembali ke panti. Tadinya niat kita adalah ingin menambah SDM staf panti untuk meningkatkan kualitas panti, tapi ya sudahlah. Ada juga yang di Jakarta, di ABA kuliah dan belum mau pulang karena sambil bekerja di sana. Itu dia pintar itu, kita memang punya kebijakan begitu, anak yang punya kemampuan, punya otak, pintar, kita kuliahkan.”��8 (KP)

Adapun manajemen panti sehari-hari di-urus oleh staf semuanya, katanya, “Saya sendiri yang ngatur.”129 (S) Tidak ada supervisi rutin maupun tidak rutin yang dilakukan terhadap staf. Tidak ada mekanisme untuk menyampai-kan dan merespon isu-isu dalam pelayanan terhadap anak. Staf dan petugas tidak pernah memiliki rencana kerja individual. Tidak ada pengurus yang digaji, kalaupun ada yang me-nerima honor itu bukan dari kas panti akan tetapi hasil dari usaha kios studio panti karena mereka bekerja setiap hari di sana. Kepala Panti menjelaskan, “Kami semua di sini nol. Kami tidak ada yang dibayar. Kalaupun pengasuh diberikan honor itu bukan honor dari panti akan tetapi ho-nor dari pekerjaannya di kios foto dan lainnya.”130 (KP) Staf menambahkan, “Yang diberi gaji hanya bendahara dari hasil usaha panti dan pengasuh yang menjaga kios studio yang dapat gaji dari upah melayani langganan.”131 (S)

c. Pendayagunaan Staf dan Petugas

Jumlah staf panti yang lebih biasa disebut pengurus berjumlah 12 orang. Adapun yang mendukung pelayanan logistik di luar pen-gurus hanya seorang yaitu ibu dapur, dan dia satu-satunya perempuan di antara staf lain. Adapun jumlah petugas atau pengasuh yang melayani 45 anak asuh yang kesemuanya laki-laki secara langsung ada 4 orang. Fungsi

petu-128 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/110/3.2.1

129 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/110/3.2.1

130 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/115/3.2.6

131 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/115/3.2.6

gas-petugas tersebut adalah mengasuh anak-anak. Staf menjelaskan, “�e�gurus �� �r��g yang semua-nya punya pekerjaan utama, di panti adalah pekerjaan sosial mereka sehingga bu-kan merupabu-kan mata pencaharian mereka, kare-nanya mereka tidak digaji.”132 Menurut anak-anak, staf yang sering berada di panti adalah staf. Di samping itu ada ibu dapur yang selalu memasak dan menyediakan makanan untuk anak-anak. Ada juga Pak Sukron, Pak Kholidi, Pak Reza, mereka mengajar di masjid. Tidak ada upaya tertentu dari panti bila ada staf atau petugas yang tidak hadir karena memang ba-sis pekerjaan mereka adalah bukan didasarkan jam kerja, akan tetapi basisnya adalah tugas. Kepala Panti sendiri mengakui sebagai berikut, “Tidak ada tindakan khusus karena tidak ada peraturan baku.”133 (KP)

Semua staf bertatus pengurus tetap di panti. Akan tetapi mereka bekerja merangkap di luar panti dengan jenis pekerjaan yang ber-beda-beda. Staf mengatakan, “Karena di panti ini kerja sosial yang tidak digaji, hampir semua pen-gurus panti merangkap profesi utamanya.”134 (S)

Berikut ini rinciannya:

H. Rusydi: Ketua umum panti & man-tan Camat Narmada; Samak MS: Ketua pelaksana panti &

pensiunan pengawas pen-didikan Depag;

H.M. Busyairi: Sekretaris panti & kepala sekolah;

Jumati: Bendahara panti &

pewi-rausaha kios ATK dan Fotokopi;

H.M. Jaelani Nur: Seksi asuhan anak panti, pendiri panti, pensiunan guru & pewirausaha foto studio;

132 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/116/3.3.1

133 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/117/3.3.2

134 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/118/3.3.3

halaman

A.R. Mansyur: Seksi asuhan anak panti & kepala sekolah;

M. Junaidi: Seksi pendidik & guru SD; H.M. Teguh: Seksi pendidik & pegawai

pertanian;

Kholidi: Pengasuh & takmir Masjid Nurul Jihad;

Syukri: Alumni yang dianggap

pengasuh & penjual bakso;

Reza: Pengasuh & operator

studio foto;

Fahmi: Koordinator anak asuh &

operator studio foto.

Karena kesibukan mereka maka jarang sekali staf memberikan perhatian individual kepada anak, selain kebutuhan pokok anak. Tidak ada tenaga ahli atau staf khusus yang memberikan perhatian secara individual kepa-da anak kepa-dalam bentuk apa pun. Akepa-da 4 (empat) orang yang tinggal di dalam panti yaitu:

Kholidi: Pengasuh (merangkap

tak-mir Masjid Nurul Jihad)

Reza: Pengasuh junior

Fahmi: Koordinator anak asuh

Ibu Tauik: Juru masak

Dan 3 orang pengurus yang tinggal di be-lakang komplek panti dan sering memantau anak panti yaitu:

Jumati: Bendahara panti

H. M. Jaelani Nur: pengurus seksi asuhan anak panti

Syukri: Mantan anak asuh yang

berhasil

Meskipun tidak tinggal di panti para pen-gurus sering datang ke panti meskipun dalam waktu dan untuk tujuan yang berbeda-beda. Staf mengatakan, “Saya meskipun ndak lagi

tinggal di panti tapi sangat sering ke sini karena rumah saya cukup dekat dan saya ditanggung-jawabi banyak hal di panti ini.”135 (S)

d. Pelatihan dan Pengembangan Profesional

Tidak ada identiikasi kompetensi yang

dimiliki staf atau petugas. Semua kompetensi dimiliki staf berdasarkan pengalaman masing-masing. Tampaknya panti belum bisa memenuhi kebutuhan peningkatan kompetensi sehingga tidak ada usaha-usaha untuk itu. Petugas be-lum ada yang pernah mengikuti pelatihan yang terkait dengan kebutuhan anak di panti. Yang beberapa kali diikuti petugas adalah pelatihan terkait dengan penanganan anak jalanan di rumah singah, karena panti Al-Ikhlas pernah di-percayai untuk menangani anak jalanan dengan metode rumah singgah dalam beberapa peri-ode saja. Panti sangat antusias jika ada undang-an dari Dinas Sosial atau instundang-ansi mundang-anapun yang mengadakan pelatihan tentang pelayanan anak di panti. Namun hal ini belum pernah ada. Selama ini panti pun belum pernah memfasili-tasi pelatihan dan pemantapan untuk para staf dan petugas.

4. Sumber - Sumber

a. Lokasi dan Rancangan Sistem Pelayanan Panti

Panti Al-Ikhlas hanya melayani anak-anak di dalam panti dan tidak punya program pela-yanan di luar panti. Anak-anak yang di panti berjumlah 45 orang dan seluruhnya laki-laki. Seluruh petugasnya adalah laki-laki kecuali satu orang perempuan, yaitu ibu dapur.

Partisipasi masyarakat yang langsung dira-sakan oleh anak adalah sumbangan-sumbangan langsung untuk anak-anak dan undangan-un-dangan hajatan dan doa bersama. Kepala Panti menjelaskan,

“Masyarakat banyak memberi dukungan moriil dan materiil seperti memberikan sumbangan-sumbangan. Itu berkah

135 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/120/3.3.5

halaman

sekali anak yatim. Masyarakat terkadang memanggil mereka untuk diundang berdoa. Mereka memberi makan anak yatim dan juga amplop berisi sedikit uang.”�36 (KP)

Tapi berbeda lagi menurut pandangan staf, menurutnya pemberian masyarakat yang insi-dentil itu tidak banyak berpengaruh pada pen-gurangan beban keseharian panti, seperti di-katakannya, “Kalo masyarakat sebenarnya ndak banyak ngasih kontribusi kalau dilihat dari beban keseharian panti.”137 (S) Namun demikian, in-teraksi sosial antara panti dengan masyarakat dalam pelaksanaan program pelayanan terbi-lang baik. Misalnya, tidak ada yang memboikot atau melarang kegiatan anak asuh yang diada-kan di luar panti. Malah kadang-kadang anak-anak panti dengan masyarakat bersama-sama membersihkan lingkungan sekitar panti. Lokasi panti pun sangat mudah diakses oleh target penerima pelayanan dan sumber-sumber lokal karena letak panti berada di pinggir jalan besar yang menghubungkan Mataram-Lombok Te-ngah-Lombok Timur.

Tentang kondisi panti tata ruang panti, un-tuk saat ini yang masih dalam taraf renovasi, ruang-ruang untuk anak kurang memberikan keamanan kepada anak-anak dalam melakukan aktivitasnya. Namun dalam blue print rancang-an prancang-anti yrancang-ang sedrancang-ang dibrancang-angun, terlihat semua ruang cukup memberikan keamanan kepada anak-anak dalam beraktivitas.

b. Akomodasi

Ukuran ruangan-ruangan yang ada di panti belum semuanya sesuai dengan tujuan fungsionalnya terutama dapur dan MCK yang masih terlalu sempit, demikian pula kamar anak yang tidak memadai untuk kenyamanan anak dalam beraktivitas secara individu. Ham-pir tidak ada ruangan yang memadai untuk saat ini, setidaknya sampai dengan selesainya bangunan panti yang baru. Dan pengurus panti mengatakan bahwa sekarang inilah waktunya untuk memperbaiki semuanya mumpung

se-136 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/126/4.1.2

137 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem-ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/126/4.1.2

dang direhabilitasi. Namun sayangnya rencana renovasi MCKnya masih agak lama.

Ukuran ruangan-ruangan yang ada di panti belum semuanya sesuai dengan tujuan fungsionalnya terutama dapur dan MCK yang masih terlalu sempit, demikian pula kamar anak yang tidak memadai untuk kenyamanan anak dalam beraktivitas secara individu. Ham-pir tidak ada ruangan yang memadai untuk saat ini, setidaknya sampai dengan selesainya bangunan panti yang baru. Dan pengurus panti mengatakan bahwa sekarang inilah waktunya untuk memperbaiki semuanya mumpung se-dang direhabilitasi. Namun sayangnya rencana renovasi MCKnya masih agak lama.

Masa-masa sedang direnovasinya panti seperti sekarang ini membuat anak-anak tidak merasa nyaman untuk beraktivitas. Hampir semua tempat mereka beraktivitas terganggu, seperti tempat tidur mereka terganggu, mere-ka tidak bisa istirahat di siang hari, mere-karena tidak memungkinkan tidur di masjid pada siang hari. Malah waktu yang biasa digunakan anak-anak untuk bermain dipergunakan untuk menyim-pan bahan bangunan. Waktu istirahat dan ber-main anak banyak digunakan untuk membantu tukang dalam penyelesaian pembangunan PA. Mereka dengan ikhlas melakukannya karena ingin sekali melihat bangunan panti mereka selesai dibangun. Kegiatan muhadloroh yang biasanya dilaksanakan sekali dalam seminggu menjadi tidak dilaksanakan dan baru dilak-sanakan kembali setelah 2 (dua) bulan ber-henti.

Panti tidak mempunyai dan melakukan

Gambar 11. Suasana dapur, Ukuran dapur terlalu sempit dan gelap

halaman

kesiapan apa pun dalam mengantisipasi situasi darurat seperti kebakaran, gempa, atau banjir. Hal ini mungkin mengingat kondisi NTB saat ini yang aman dan tidak ada ancaman musibah apa pun. Fasilitas MCK saat ini secara ideal be-lum mencukupi kebutuhan anak, staf dan petu-gas. Namun tidak pernah ada masalah yang serius terkait dengan rasio MCK yang sedikit dengan jumlah anak yang banyak. Panti saat ini panti sudah cukup menyediakan perlengkapan kebersihan diri dan ruangan. Hanya saja mung-kin ada saja yang hilang karena dipinjam atau dijadikan mainan dan rusak. Berbagai fasilitas di panti belum sepenuhnya memperhatikan as-pek-aspek perlindungan kepada anak. Namun demikian secara umum kondisi akomodasi di panti bersih.

5. Administrasi

a. Catatan

Dalam hal rekaman atau catatan baik berupa data atau dalam bentuk yang lainnya, panti Al-Ikhlas belum banyak mempunyai ke-biasaan untuk membuat dan menyimpannya

secara sistematis. File-ile catatan yang sudah

ada pun belum terdokumentasikan secara baik. Banyak hal yang belum dimiliki panti mulai dari

ile setiap anak secara lengkap, catatan tentang peristiwa yang terjadi setiap hari, ile atau in -formasi lengkap tentang staf dan petugas dan tenaga pendukung lainnya, sampai kebijakan dan peraturan-peraturan lama dan atau terba-ru yang terkait dengan pelayanan panti. Hanya catatan keuangan panti, baik keluar maupun masuk, yang cukup terekam dengan baik.

Se-lain itu panti juga memiliki catatan bantuan barang dan properti dari luar yang tergabung dalam buku tamu.

b. Kerahasiaan

Tidak ada aturan tentang kerahasiaan baik

tertulis dan atau tidak tertulis. Hanya saja ile-ile panti disimpan di tempat yang tidak terjang -kau oleh anak dan diletakkan di ruang khusus. Ini berdasarkan pengalaman bahwa anak-anak kadang masuk kantor dan dengan sembarang mengambil buku-buku tamu ataupun catatan lainnya untuk diambil bagian kertas yang ko-songnya. Sehingga pengurus tidak lagi meletak-kannya di kantor karena pengurus datang ke kantor tidak dalam waktu yang sama dan tidak melulu harus ke kantor sehingga kantor sering sepi dan sangat terbuka untuk anak-anak apa-lagi dalam masa renovasi ini kantor digunakan untuk anak-anak tidur. Namun demikian,

se-tiap pengurus dapat mengakses ile-ile itu dan

tempat penyimpanannya tidak terkunci, hanya ruangannya saja yang khusus yaitu menum-pang di rumah Reza seorang pengasuh junior.

Semua ile digunakan untuk kepentingan panti

dan akhirnya kepentingan anak. Namun tidak pernah ada petugas yang minta ijin pada anak untuk menggunakan informasi tentang anak.

c. Peranan Manajer dan Pemilik

Keterlibatan kepala panti di panti

Al-Ikh-las cukup signiikan. Kepala panti lebih berkon -sentrasi mencari dukungan dari luar panti un-tuk kelangsungan panti. Keputusan-keputusan terkait kelangsungan hidup panti juga selalu dimusyawarahkan kepadanya. Adapun keter-libatan kepala atau staf Dinas Sosial cukup besar apalagi ketika salah satu pengurus panti masih aktif bertugas di dinas sosial. Sering ada bantuan atau program yang sampai ke Panti Al-Ikhlas, seperti diceritakan oleh Kepala Panti,

“Pernah dikasih dana untuk membuka w�r�e� ��hu� �999, ��p� ��u ���k b�s� berjalan, uangnya sudah turun tapi ijin buka usaha wartelnya ndak kita dapat, akhirnya kita bersurat kepada DInas S�s��� �r����s� m�h�� u��uk ���z��k�� kita mengalihfungsikan dana tersebut, ��h�m�u�����h ���z��k�� �kh�r��� k��� belikan mobil angkutan, satu dari dana

halaman

0

��u, �kh�r��� k��� b�s� ��mb�h � ��g�� Alhamdulillah dari yang satu itu kita manfaatkan bantuan itu untuk beli 1 mobil ��r� ������� ���g 50 ju��� Se���� ��u ��r� dirjen pernah turun ke sini, kita sudah tunjukkan ke beliau, sehingga kita seperti diberikan beban dan tanggungjawab,beban yang diberikan adalah harus menularkan ilmunya kepada panti yang lain, mohon dibina itu yang lain katanya, jangan maju sendiri. Akhirnya ada yang sudah kelihatan itu panti di Tanah Beak mengikuti jejak kita, dia bisa memanfaatkan bantuan, dia punya mobil sekarang, dari bantuan yang dihimpun, memang bukan untuk itu tapi diupayakan dari bantuan-bantuan yang sedikit itu bisa dimanfaatkan.”�38 (KP)

138 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTB/PA Al-Ikhlas/146/5.3.1

Sedangkan keterlibatan Kepala Yayasan Nahdlatul Wathan Narmada untuk saat ini ti-dak banyak. Yayasan banyak membantu panti pada saat awal-awal pendiriannya. Sekarang panti dianggap sudah bisa mandiri selain ketua yayasannya sudah semakin sepuh (tua).

Tidak pernah ada monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan, proses, dan kuali-tas pelayanan baik yang diselenggarakan oleh Kepala Panti, Kepala Yayasan ataupun Kepala Dinas Sosial. Pihak Dinas Sosial biasanya datang hanya untuk kepentingan mengaudit dana bantuan yang mereka berikan dan mengecek jumlah anak panti. Tanpa meng-cross-cheknya sendiri. Panti pun tidak pernah menggunakan evaluator eksternal untuk mengevaluasi as-pek-aspek penting dari program pelayanan.

halaman

1. Kesimpulan

Berkaitan dengan kualitas pelayanan anak di panti, berikut ini kesimpulan dari 5 aspek yang diteliti.

a. Praktek Profesional

Kualitas pelayanan anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al-Ikhlas Nahdatul Wathan Lombok Barat ini masih sangat kurang. Panti ini memang termasuk panti yang cukup mempunyai arah maksud dan tujuan yang jelas, meskipun awalnya tidak diniatkan menjadi panti, yaitu hanya untuk memakmurkan masjid dengan pengajian anak-anak, akan tetapi karena permintaan masyarakat kini tujuan panti adalah membantu anak-anak yang tidak mampu atau terlantar baik dia yatim,

Dokumen terkait