• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II :PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK

A. PengaturanHukumterhadapTindak Pidana Penipuan Online di

Perkembangan yang pesat dalam pemanfaatan jasa internet mengundang untuk terjadinya kejahatan ataupun tindak pidana.Dengan meningkatnya jumlah permintaan terhadap akses internet, kejahatan terhadap penggunaan teknologi informatika semakin meningkat mengikuti perkembangan dari teknologi itu sendiri.Semakin banyak pihak yang dirugikan atas perbuatan dari pelaku tindak pidana tersebut apabila tidak tidak ada ketersediaan hukum yang mengaturnya.Sebelum diberlakukan UU ITE, aparat hukum menggunakan KUHP dalam menangani kasus-kasus kejahatan dunia siber. Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam KUHP, Teguh Arifiady38

6. Kejahatan terhadap ketertiban umum terdapat dalam Pasal 154 KUHP mengkategorikan beberapa hal secara khusus diatur dalam KUHP dan disusun berdasarkan tingkat intensitas terjadinya kasus tersebut yaitu :

1. Ketentuan yang berkaitan dengan delik pencurian pada Pasal 362 KUHP 2. Ketentuan yang berkaitan dengan perusakan/penghancuran barang terdapat

dalam Pasal 406 KUHP

3.Delik tentang pornografi terdapat dalam Pasal 282 KUHP 4. Delik tentang penipuan terdapat dalam Pasal 378 KUHP

5. Delik tentang penggelapan terdapat dalam Pasal 372 KUHP & 374 KUHP

38Pemberantasan Cyber Crime dengan KUHP http://kominfo.go.id/index.php/content/

diakses pada tanggal 2 Januari 2018, pada pukul 09.15.

Tindak pidana penipuan atau bedrog itu diatur didalam Pasal 378, 395 KUHP, Buku II Bab ke XXV. Di dalam Bab ke XXV tersebut dipergunakan perkataan “Penipuan” atau “Bedrog”, “karena sesungguhnya didalam bab tersebut diatur sejumlah perbuatan-perbuatan yang ditujukan terhadap harta benda, dalam mana oleh si pelaku telah dipergunakan perbuatan-perbuatan yang bersifat menipu atau dipergunakan tipu muslihat.”Tindak pidana penipuan dalam bentuk pokok diatur dalam Pasal 378 KUHP.Pasal 378 KUHP berbunyi:

“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hak, mempergunakan nama palsu atau sifat palsu ataupun mempergunakan tipu muslihat atau susunan kata-kata bohong, menggerakan orang lain untuk menyerahkan suatu bendaatau mengadakan suatu perjanjian hutang atau meniadakan suatu piutang, karena salah telah melakukan penipuan, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.”

Mengenai tindak pidana penipuan pada Pasal 378 KUHP, Soesilo39

1. Kejahatan ini dinamakan kejahatan penipuan merumuskan sebagai berikut :

Penipu itu pekerjaannya :

a. Membujuk orang supaya memberikan barang, membuat utang atau menghapuskan piutang.

b. Maksud pembujukan itu ialah hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak.

c. Membujuknya itu dengan memakai : 1) Nama palsu atau keadaan palsu 2) Akal cerdik (tipu muslihat) atau 3) Karangan perkataan bohong

2. Membujuk yaitu melakukan pengaruh dengan kelicikan terhadap orang, sehingga orang itu menurutnya berbuat sesuatu yang apabila mengetahui duduk perkara yang sebenarnya, ia tidak akan berbuat demikian itu.

39Lamintang, Op.Cit. hlm 12.

3. Tentang barang tidak disebutkan pembatasan, bahwa barang itu harus kepunyaan orang lain, jadi membujuk orang untuk menyerahkan barang sendiri, juga dapat masuk penipuan, asal elemen-elemen lain dipenuhinya.

4. Seperti halnya juga dengan pencurian, maka penipuanpun jika dilakukan dalam kalangan kekeluargaan berlaku peraturan yang tersebut dalam Pasal 367 jo 394.

Syarat dalam pembebanan pertanggungjawaban pidana pada pelaku tindak pidana penipuan online adalah terpenuhinya segala unsur tindak pidana dan tujuan dari perbuatan tersebut dapat dibuktikan bahwa memang sengaja dilakukan dengan keadaan sadar akan dicelanya perbuatan tersebut oleh undang-undang terkhusus untuk tindak pidana penipuan yang ada dalam Pasal 378 KUHP, berikut adalah unsur-unsur pada Pasal 378 KUHP, yaitu:40

40 R. Soesilo, BukuKitab Undang-undang Hukum Pidana, (Bogor: Politeia, 1991), hal 261.

Unsur subjektif :

a. Dengan maksud atau met het oogmerk dalam hal ini beritikad buruk;

b. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dalam hal ini mencari keuntungan dengan memanfaatkan kondisi kebutuhan masnyarakat;

c. Secara melawan hukum atau wederrechtelijk dalam hal ini dengan perbuatan yang menentang undang undang atau tanpa izin pemilik yang bersangkutan.

Unsur-unsur objektif :

a. Barangsiapa dalam hal ini pelaku;

b. Menggerakkan orang lain agar orang lain tersebut : 1. Menyerahkan suatu benda

2. Mengadakan suatu perikatan utang 3. Meniadakan suatu piutang

c. Dengan memakai : nama palsu, kedudukan palsu, tipu muslihat, dan rangkaian kata-kata bohong.

Meskipun unsur-unsur dalam Pasal 378 KUHP tersebut terpenuhi seluruhnya, tetapi terdapat unsur dari tindak pidana penipuan online yang tidak terpenuhi dalam pengaturan Pasal 378 KUHP, yaitu :

a. Tidak terpenuhinya unsur media utama yang digunakan dalam melakukan tindak pidana penipuan online yaitu media elektronik yang belum dikenal dalam KUHP maupun KUHAP;

b. Cara-cara penipuan yang berbeda antara penipuan konvensional dengan penipuan online;

c. Terdapat keterbatasan dalam KUHP yaitu tidak dapat membebankan pertanggungjawaban pidana pada subyek hukum yang berbentuk badan hukum (korporasi) yang melakukan tindak pidana penipuan online.

Berdasarkan penjelasan menurut R.Soesilo disebutkan bahwa:41

- Membujuk = melakukan pengaruh dengan kelicikan terhadap orang, sehingga orang itu menurutinya berbuat sesuatu yang apabila mengetahui duduk perkara yang sebenarnya, ia tidak akan berbuat demikian itu.

- Memberikan barang = barang itu tidak perlu harus diberikan (diserahkan) kepada terdakwa sendiri, sedang yang menyerahkan itupun tidak perlu harus orang yang dibujuk sendiri, bisa dilakukan oleh orang lain.

- Menguntungkan diri sendiri dengan melawan hak = menguntungkan diri sendiri dengan tidak berhak.

- Nama palsu = nama yang bukan namanya sendiri. Misalnya nama “Saimin” dikatakan “Zaimin” itu bukan menyebut nama palsu, akan tetapi kalau ditulis, itu dianggap sebagai menyebut nama palsu.

- Keadaan palsu = misalnya mengaku dan bertindak sebagai agen polisi, notaris, yang sebenarnya ia bukan penjabat itu.

- Akal cerdik atau tipu muslihat = suatu tipuan yang demikian liciknya, sehingga seorang yang berpikiran normal dapat tertipu. Suatu tipu muslihat sudah cukup, asal cukup liciknya.

- Rangkaian kata-kata bohong : satu kata bohong tidak cukup, disini harus dipakai banyak kata-kata bohong yang tersusun sedemikian rupa, sehingga kebohongan yang satu dapat ditutup dengan kebohongan yang lain, sehingga

41 R. Soesilo, KUHP Serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal, (Politea:

Bogor, 1996), hal.261.

keseluruhannya merupakan suatu ceritera sesuatu yang seakan-akan benar.42

- Tentang “barang” tidak disebutkan pembatasan, bahwa barang itu harus kepunyaan orang lain. Jadi membujuk orang untuk menyerahkan barang sendiri, juga dapat masuk penipuan, asal elemen lain dipenuhinya.

B. Pengaturan Hukum Pidana terhadap Tindak Pidana Penipuan

Dokumen terkait