• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan dan Pembinaan

BAB III TINJAUAN KHUSUS SEKSI FARMASI DAN PERBEKALAN

3.3 Pengawasan dan Pembinaan

Bagian pengawasan dan pembinaan Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan di bawah bidang sumber daya kesehatan bertugas dalam mengawasi dan membina sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, apotek, klinik,pedagang eceran obat, balai pengobatan, Instalasi Farmasi Rumah sakit kelas C dan D, sediaan farmasi, makanan dan minuman industri rumah tangga, makanan-minuman pasar tradisionla, jajanan anak sekolah, kosemstika dan obat tradisional serta NAPZA. Selain itu bagianpengawasan dan pembinaan bertugas dalam pengelolaan laporan mencegah terjadinya penyalahgunaan obat-obatan golongan narkotika dan psikotropika dari sarana pelayanan kesehatan kota bandung. Tujuan dari pengelolaan laporan narkotika dan psikotropika dari seluruh sarana pelayanan kesehatan adalah untuk memantau penggunaan obat-obatan golongan narkotik dan psikotropika di kota Bandung

Prioritas sarana yang akan diperiksa :

a. Sarana kesehatan yang sudah ada temuan dari BPOM. b. Sarana – sarana masukan dari puskesmas dan masyarakat. c. Sarana yang belum di bina (dilihat dari rekapan bergilir).

Hal hal yang diperiksa ketika dilakukan pemeriksaan di sarana pelayanan kesehatan:

68 a. Bangunan : alamat apotek, denah ruangan, ruang tunggu, ruang peracikan obat, ruang administrasi, tempat pencucian alat, kebersihan,sumber air, penerangan, pemadam kebakaran, ventilasi, sanitasi, dan papan nama.

b. Administrasi : sp, kartu stok, blangko salinan resep, blangko faktur, buku pembelian, buku penerimaan, buku penjualan, buku pengiriman, buku pesanan narkotika/psikotropika, faktur narkotika/psikotropika, pencatatan harian narkotika/psikotropika, pengarsipan resep narkotika/psikotropika, pelaporan narkotika/psikotropika, pencatatan jumlah resep generik per bulan, pencatatan jumlah keseluruhan resep per bulan.

c. Perlengkapan : lemari dan rak penyimpanan, lemari pendingin, lemari penyimpanan narkotika dan psikotropika, etiket, wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat, alat pembuatan dan pengolahan serta peracikan, buku standar yang diwajibkan, kumpulan peraturan perundang-undnagan yang berhubungan dengan apotek.

d. SDM : kehadiran apoteker penanggung jawab. Apoteker pendamping, dan asisten apoteker serta jaminan kesehatan disertai MOU.

Berikut dibawah ini sarana –sarana yang perizinannya dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung :

a. Toko Obat

Toko obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran. Untuk mendirikan Toko obat harus ada izin Kepala Dinas Kesehatan Kota.

b. Apotek

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Izin apotek diberikan oleh mentri dan melimpahkan wewenang pemberian izin apotek kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.

c. Klinik

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik. Berdasarkan jenis pelayanan, klinik dibagi menjadi dua yaitu :

69 1. Klinik pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar

baik umum maupun khusus.

2. Klinik utama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasardan spesialistik.

Setiap penyelenggaraan klinik wajib memiliki izin mendirikan yang diberikan oleh pemerintah daerah kota/kabupaten dan izin operasional yang diberikan oleh pemerintah daerah kota/kabupaten atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.

d. Rumah sakit tipe B, C, dan D.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan pelayanan, sumber daya manusia, peralatan dan bangunan serta prasarana rumah sakit dibedakan menjadi beberapa kelas :

1) Rumah sakit tipe B yaitu rumah sakit yang terdiri dari 4 spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medis, 8 spesialis lain dan 2 subspesialis dasar.

2) Rumah sakit tipe C yaitu rumah sakit yang terdiri dari 4 spesialis dasar dan 4 spesialis penunjang medis.

3) Rumah sakit tipe D yaitu rumah sakit yang terdiri dari 2 spesialis dasar. Izin mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Izin mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

e. P-IRT

P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga) perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis.

70 Mengacu pada peraturan pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan dan keputusan kepala BPOM RI No HK 00.05.5.1640. didalam SPP-IRT produsen akan mendapat 2 sertifikat yaitu sertifikat penyuluhan keamanan pangan dan sertifikat pangan industri rumah tangga.

Sedangkan pada kasus hanya mengambil hasil produk olahan orang lain kemudian dikemas kemudian diperjualbelikan, diperbolehkan dengan catatan, produk yang anda pasarkan itu sudah memiliki izin SPP-IRT produsen yang jelas dari dinas, S-PIRT dikeluarkan oleh dinas dimana produksi itu dijalankan.

Jenis jenis pangan yang diizinkan mendapat sertifikat P-IRT adalah : hasil olahan daging kering (abon, dendeng, kerupuk kulit, paru goreng kering), hasil olahan ikan kering (abon ikan, cumi kering, kerupuk, petis, pempek pempek, preto ikan), hasil olahan unggas kering (usus goreng, ceker goreng, telur asin), sayur asin das sayur kering (acar, asinan/manisan sayur, keripik), hasil olahan kelapa (kelapa parut kering, nata de coco, geplak), tepung dan hasil olahannya, minya dan lemak, selai, jeli dan sejenisnya, gula, kembang gula, dn madu, kopi, teh, coklat kering atau campurannya, bumbu, rempah-rempah, minuman rigan dan minuman serbuk, hasil olahan buah, hasil olahan biji bijian dan umbi, lain lain es (es mambo, es lilin, es puter).

Jenis produk pangan yang tidak boleh izin sertifikat PIRT atau harus berizin ke POM MD adalah produk susu, produk daging (kornet), ikan (sarden), bahan tambahan pangan/BTP (pengawet, pewarna, pemanis, flavour, pengempal, dll) dan produk pangan yang memerlukan penyimpanan khusus pada suhu rendah seperti nugget, es krim, dll.

f. UKOT (Usaha Kecil Obat Tradisional)

UKOT (Usaha Kecil Obat Tradisional) adalah usaha yang dapat membuat semua bentuk obat tradisional kecuali tablet dan effervesent. UKOT harus mendapat rekomendasi dari kepala balai setempat dan rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Permohonan izin UKOT diajukan oleh pemohon kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

71 g. UMOT (Usaha Mikro Obat Tradisional)

UMOT adalah usaha yng hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar dan rajangan. Permohonan izin UMOT diajukan pemohon kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Dokumen terkait