• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V RAHASIA INTELIJEN

DAN PENGAWASAN

Tetap BAB IX

PEMBIAYAAN, PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

225. Bagian Kesatu

Pembiayaan

Tetap Tetap

226. Pasal 35

Biaya yang diperlukan untuk

penyelenggaraan Intelijen

Negara dan pelaksanaan

tugas lembaga koordinasi

Redaksional:

Penyempurnaan redaksi

dengan menghapus frasa “dan pelaksanaan tugas lembaga koordinasi intelijen negara”,

Pasal 34

Biaya yang diperlukan

untuk penyelenggaraan

intelijen negara

dibebankan pada

Perlu ditekankan bahwa seluruh pengeluaran intelijen diambil dari APBN dan larangan untuk tidak mengambil dari anggaran daerah atau lainnya

Pasal 44

Pembiayaan kegiatan intelijen negara merupakan bagian integral dari pembiayaan publik yang tunduk kepada prinsip transparansi dan

Page 99 of 115 DIM

intelijen negara dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

konkordan dengan DIM No. 166 (Bab VI)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Koalisi mengusulkan untuk mengikuti rekomendasi SANDI

akuntabilitas publik menurut

ketentuan sistem keuangan negara Pasal 45

(1) Seluruh kebutuhan intelijen

negara dibiayai sepenuhnya dari

Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara

(2) Menteri-menteri terkait dan

kepala LKIN merencanakan

seluruh kebutuhan anggaran bagi

kepentingan pembiayaan

kegiatan intelijen negara yang dilakukan oleh masing-masing lembaga di bawahnya

(3) Pembiayaan intelijen negara

ditujukan untuk membangun,

memelihara, mengembangkan,

dan menggunakan intelijen

negara.

(4) Seluruh dana kontingensi bagi

kegiatan-kegiatan intelijen

negara dibiayai sepenuhnya dari

Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara

227. Bagian Kedua

Pertanggungjawaban

Tetap Bagian Kedua

Pengawasan dan Pertanggungjawaban

228. Pasal 36

Laporan dan tanggung jawab kegiatan disampaikan secara tertulis oleh Intelijen Negara

kepada Presiden melalui

Substansi: Pemerintah mengusulkan penyempurnaan rumusan, pertanggungjawaban masing-masing penyelenggara Pasal 35 (1) Laporan dan pertanggung jawaban penyelenggara

 Belum dapat memisahkan

akuntabiltas antara struktur yang bertanggungjawab dalam membuat kebijakan, dengan

struktur yang

Pasal 46

Pengawasan terhadap lembaga dan dinas-dinas intelijen negara dilakukan

secara berlapis melalui suatu

Page 100 of 115 DIM

Kepala lembaga koordinasi intelijen negara.

intelijen negara dilaksanakan

sesuai mekanisme yang

berlaku selama ini.

Intelijen Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, disampaikan secara tertulis kepada Presiden. bertanggungjawab secara operasional dalam melaksanakan kebijakan.

Sudah semestinya ke depan seluruh aktor-aktor keamanan

yang berfungsi sebagai

pelaksana kebijakan, tidak terkecuali lembaga-lembaga intelijen, berada di bawah atau menjadi bagian dari struktur

departemen/kementerian.

 Diusulkan untuk mengikuti

rekomendasi dari SANDI.

yang dilakukan oleh:

a. Lembaga atau dinas intelijen itu sendiri,

b. Presiden, Menteri dan Kepala LKIN,

c. Dewan Perwakilan Rakyat, d. Masyarakat sipil.

Pasal 47

(1) Pimpinan lembaga dan

dinas-dinas intelijen melakukan

pengawasan melekat terhadap pelaksanaan fungsi dan kegiatan intelijen di lingkungan internal masing-masing.

(2) Pengawasan melekat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:

a. penetapan tata cara,

mekanisme dan prosedur penugasan bagi anggota-anggota intelijen;

b. penetapan tata cara,

mekanisme dan prosedur

pelaporan bagi

anggota-anggota intelijen;

c. penegakan kode etik

intelijen;

d. penerapan sistem

penghargaan dan hukuman bagi anggota intelijen;

e. penetapan tata cara,

Page 101 of 115 DIM

pengaduan terhadap

kegiatan-kegiatan intelijen

yang bertentangan dengan hukum. 229. Substansi baru: Idem (2) Laporan dan pertanggung jawaban penyelenggara Intelijen alat negara,

kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, disampaikan secara tertulis kepada pimpinan masing-masing. Idem Pasal 48

(1) Presiden melakukan pengawasan terhadap Kepala LKIN;

(2) Presiden, Menteri-menteri terkait dan Kepala LKIN melakukan pengawasan eksekutif terhadap keseluruhan pelaksanaan fungsi intelijen;

(3) Pengawasan eksekutif

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui:

a. penetapan prioritas keamanan nasional yang harus dilaksanakan oleh lembaga dan dinas-dinas intelijen negara;

b. perumusan kebijakan negara tentang keamanan dan intelijen nasional;

c. penetapan alokasi anggaran bagi kegiatan-kegiatan intelijen;

d. pemberian tugas bagi lembaga dan dinas-dinas intelijen negara;

e. penetapan tata cara, mekanisme dan prosedur penyampaian produk; intelijen dari lembaga dan

Page 102 of 115 DIM

dinas-dinas intelijen negara; f. pemberian persetujuan bagi

pelaksanaan kegiatan-kegiatan intelijen agresif dan operasi-operasi intelijen khusus;

g. penetapan tata cara, mekanisme dan prosedur pertanggungjawaban dari pimpinan lembaga dan dinas-dinas intelijen negara; h. penetapan tata cara,

mekanisme dan prosedur kerjasama intelijen dengan pihak asing/internasional.

230. Substansi baru:

Idem

(3) Laporan dan

pertanggung

jawaban Kepala BIN sebagai koordinator penyelenggara intelijen negara, disampaikan secara tertulis kepada Presiden. Idem Pasal 49

(1) Dewan Perwakilan Rakyat

melakukan pengawasan

parlemen terhadap

pelaksanaan fungsi intelijen;

(2) Pengawasan parlemen

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:

a. Pengawasan terhadap

pelaksanaan

Undang-Undang ini oleh lembaga dan dinas-dinas intelijen;

b. Persetujuan alokasi

anggaran pendapatan dan

belanja negara untuk

kegiatan-kegiatan intelijen; c. Pembentukan sub-komisi

Page 103 of 115 DIM

Perwakilan Rakyat yang secara khusus bertugas

untuk mengawasi

pelaksanaan

kegiatan-kegiatan intelijen.

(3) Sub-komisi khusus

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c memiliki kewenangan untuk meminta keterangan dari Kepala LKIN mengenai pelaksanaan fungsi intelijen negara;

(4) Sub-komisi khusus

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c memiliki kewenangan untuk meminta

Presiden menangguhkan

kewenangan khusus lembaga dan dinas intelijen negara yang secara nyata telah melanggar

peraturan

perundang-undangan, hak asasi manusia dan kode etik intelijen.

(5) Sub-komisi khusus

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c memiliki kewenangan untuk membuka produk-produk intelijen yang dinyatakan tertutup bagi akses

publik untuk

kepentingan-kepentingan proses penegakan hukum, proses pengungkapan kasus-kasus pelanggaran hak

Page 104 of 115 DIM

asasi manusia dan atau proses penyingkapan penyalahgunaan kekuasaan oleh lembaga dan dinas-dinas intelijen.

(6) Sub-komisi khusus

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c berwenang untuk menerima pengaduan, laporan atau informasi yang bersumber dari masyarakat atau anggota Intelijen Negara

terkait penyalahgunaan

wewenang dan pelanggaran oleh lembaga dan dinas-dinas intelijen

(7) Sub-komisi khusus DPR

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri dari 7 (tujuh) anggota DPR yang berasal dari komisi-komisi yang

membidangi masalah

pertahanan dan keamanan

negara,politik luar negeri,

hukum dan politik dalam negeri, serta keuangan.

(8) Pemilihan dan penetapan

anggota DPR untuk menjadi anggota sub-komisi khusus diatur melalui peraturan tata tertib DPR.

(9) Anggota sub-komisi khusus

DPR wajib mengucapkan

Page 105 of 115 DIM

menjaga kerahasiaan negara

serta identitas

anggota-anggota intelijen negara,

sebagai berikut:

Sumpah anggota sub-komisi khusus intelijen DPR:

Demi Allah saya

bersumpah:

bahwa saya akan

memegang segala rahasia negara sekeras-kerasnya; bahwa saya tidak akan mengungkapkan identitas anggota-anggota intelijen negara untuk kepentingan dan alasan apapun;

bahwa saya tidak akan

mengungkapkan setiap

informasi yang diperoleh dari lembaga, badan, dan dinas intelijen yang karena

sifatnya dinyatakan

tertutup untuk akses publik untuk kepentingan dan alasan apapun.

Janji anggota sub-komisi khusus intelijen DPR:

Saya berjanji:

bahwa saya akan memegang segala rahasia negara sekeras-kerasnya;

Page 106 of 115 DIM

mengungkapkan identitas

anggota-anggota intelijen

negara untuk kepentingan dan alasan apapun;

bahwa saya tidak akan

mengungkapkan setiap

informasi yang diperoleh dari lembaga, badan, dan dinas intelijen yang karena sifatnya

dinyatakan tertutup untuk

akses publik untuk

kepentingan dan alasan

apapun.

(10) Pelanggaran atas sumpah

sebagaimana dimaksud pada

ayat (8) merupakan

pelanggaran terhadap

kerahasiaan dan keamanan negara yang harus diproses

sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang

berlaku.

231. Bagian Ketiga

Pengawasan

Tetap Idem Pasal 49

(1) Masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja dinas intelijen dan lembaga-lembaga pengawas intelijen.

(2) Pengawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan

melalui lembaga-lembaga

sampiran negara serta organisasi-organisasi masyarakat sipil.

Page 107 of 115 DIM

(3) Lembaga-lembaga sampiran

negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi dan tidak

terbatas pada Ombudsman,

Komnas HAM, Komnas Anak, Komnas Perempuan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi 232. Pasal 37 (1) Pengawasan kebijakan, kegiatan, dan penggunaan anggaran Intelijen Negara

dilakukan oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Redaksional: Pemerintah mengusulkan penyempurnaan redaksional. Pasal 36 (1) Pengawasan penyelenggaraan intelijen negara dilakukan komisi pada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang membidangi intelijen. Idem Pasal 50

(1) Pengawasan yudisial dilakukan

dalam hal terjadi dugaan

pelanggaran hukum atau

penyalahgunaan wewenang yang menimbulkan pelangaran hukum oleh anggota, lembaga dan

dinas-dinas intelijen berdasarkan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

(2) Pengawasan yang dilakukan oleh lembaga yudisial juga meliputi

pengawasan dalam proses

otorisasi intersepsi komunikasi yang dilakukan oleh Badan Intelijen Negara dan intelijen instansional;

(3) Seluruh anggota intelijen tunduk

kepada kekuasaan peradilan

umum.

Pasal 51

(1) Korban berhak untuk

mendapatkan rehabilitasi,

restitusi, kompensasi, kepuasan dan jaminan ketidakberulangan,

Page 108 of 115 DIM

sebagaimana diatur di dalam peraturan perundang-undangan;

(2) Negara berkewajiban untuk

melakukan pemulihan efektif

kepada korban, termasuk

pemenuhan hak-hak korban, bilamana terjadi pelanggaran hukum atau penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh anggota intelijen;

(3) Mekanisme pemulihan dan

pemenuhan hak-hak korban

diatur melalui peraturan

pemerintah. 233. (2) Dalam rangka pengawasan untuk melakukan pendalaman dan penyelesaian masalah terhadap

kebijakan, kegiatan, dan

penggunaan anggaran

Intelijen Negara, Komisi di Dewan Perwakilan

Rakyat Republik

Indonesia yang

membidangi masalah

Intelijen Negara dapat membentuk Panitia Kerja

sesuai dengan

kebutuhan.

Dipertimbangkan dihapus:

Pemerintah mengusulkan

dihapus. Mekanisme

pengawasan seperti yang saat ini berlaku (rapat dengar pendapat dengan Komisi)

Idem Dihapus

234. (3) Panitia Kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib

Substansi:

Pemerintah mengusulkan

penyempurnaan rumusan.

(2) Pengawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat

Page 109 of 115 DIM

menjaga kerahasiaan

Informasi Intelijen

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 Undang-Undang ini.

(1) dilakukan dengan tetap menjaga rahasia Intelijen

sebagaimafna

dimaksud dalam Pasal 30. 236. BAB VIII

Dokumen terkait