BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
PENGELOLA MANAJER
a. Menyelenggarakan rapat anggota
b. Menyelenggarakan pembinaan organisasi dan idiil c. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan d. Mengelola koperasi dan usahanya
e. Menentukan kebijakan koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota
f. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar.
2. Pengawas RAPAT ANGGOTA PENGAWAS 1) KETUA 2) ANGGOTA PENGURUS 1) KETUA 2) WAKIL KETUA 3) SEKRETARIS 4) BENDAHARA 5) BENDAHARAII PENGELOLA MANAJER KARYAWAN ANGGOTA
Adanya tugas,wewenang dan tanggung jawab pengawas dalam suatu organisasi koperasi adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi baik yang menyangkut aspek organisasi idiil maupun aspek usaha.
b. Meneliti catatan yang ada pada koperasi
c. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan 3. Ketua Koperasi
Ketua koperasi memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab baik dalam keadaan maupun luar organisasi, dengan uraian sebagai berikut:
a. Memimpin koperasi dalam mengkoordinasi kegiatan seluruh anggota koperasi b. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan
c. Menentukkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan
d. Menentukkan surat-surat dan perjanjian bersama sekretaris dan bendahara e. Ketua bertanggung jawab kepada rapat anggota
4. Sekretaris
Tugas utama, wewenang dan tanggung jawab sekretaris dapat diuraikan sebagai berikut: a. Bertanggung jawab pada kegiatan administrasi dan perkantoran
b. Mengusahakan kelengkapan organisasi
c. Menyusun rancangan program kerja organisasi dan idiil d. Mengambil keputusan dibidang sekretaris
e. Sekretaris bertanggung jawab kepada rapat pengurus melalui wakil ketua 5. Bendahara
Pada dasarnya tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab bendahara antara lain : a. Bertanggung jawab masalah keuangan koperasi
b. Mengatur jalan pembukuan koperasi c. Menyusun anggaran setiap bulan
d. Mengambil keputusan dibidang pengelolaan keuangan dan usaha 6. Manager
Manager dipilih dan diangkat oleh pengurus untuk melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab pengelolaan operasional koperasi antara lain:
a. Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan pengurus
b. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan usaha dan organisasi koperasi c. Mengembangkan dan mengelola usaha untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien 7. Anggota
Anggota merupakan bagian terpenting dalam koperasi, karena tanpa adanya anggota koperasi akan berjalan, anggota juga berfungsi sebagai pemilik dan pengguna koperasi.
5.2 Hasil dan Pembahasan Penelitian 5.2.1 Uji Statistik Deskriptif
Pengujian ini menggunakan analisis statistik yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standar deviation), minimum dan maksimum dari variabel-variabel penelitian dengan menggunakan program SPSS sebagai alat untuk menguji data tersebut. Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 5.1
Table 5.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.Deviation JA JS JP JMK SHU Valid N (listwise) 75 75 75 75 75 75 15,00 4,50 1,16 1,02 2,86 2805,00 1,90 1,89 4,49 6,01 1,9353 3,2027 4,1804 8,5317 1,1944 396,39808 4,67235 4,63194 9,30507 1,27667
Sumber : Lampiran 2, data diolah (2018)
Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden (N) dalam penelitian ini adalah 75. Pembahasan mengenai nilai rata-rata, standar deviasi, minimum dan maksimum dari masing-masing variabel penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Jumlah Anggota (X1)
Dari hasil uji statistik deskriptif dapat disimpulkanberdasarkan total skor data, rata-rata koperasi simpan pinjam memiliki jumlah anggota sebesar 1,93dengan standar deviasi yaitu sebesar 396,39. Total skor
terkecil (minimum) sebesar 15,00 sedangkan untuk total skor terbesar (maksimum) adalah sebesar 2805,00.
2) Jumlah Simpanan (X2)
Dari hasil uji statistik deskriptif dapat disimpulkanberdasarkan total skor data, rata-rata koperasi simpan pinjam memiliki jumlah simpanan sebesar 3,20 dengan standar deviasi yaitu sebesar4,67. Total skorterkecil (minimum) sebesar 4,50 sedangkan untuk total skor terbesar (maksimum) adalah sebesar 1,90.
3) Jumlah Pinjaman (X3)
Dari hasil uji statistik deskriptif dapat disimpulkanberdasarkan total skor data, rata-rata koperasi simpan pinjam memiliki jumlah pinjaman sebesar 4,18 dengan standar deviasi yaitu sebesar4,63. Total skor terkecil (minimum) sebesar 1,16 sedangkan untuk total skor terbesar (maksimum) adalah sebesar 1,89.
4) Jumlah Modal Kerja (X4)
Dari hasil uji statistik deskriptif dapat disimpulkanberdasarkan total skor data, rata-rata koperasi simpan pinjam memiliki jumlah modal kerja sebesar 8,53 dengan standar deviasi yaitu sebesar 9,30. Total skor terkecil (minimum) sebesar 1,02 sedangkan untuk total skor terbesar (maksimum) adalah sebesar 4,49.
5) Sisa Hasil Usaha (Y)
Dari hasil uji statistik deskriptif dapat disimpulkanberdasarkan total skor data, rata-rata koperasi simpan pinjam memiliki sisa hasil usaha (SHU) sebesar 1,19 dengan standar deviasi yaitu sebesar 1,27. Total skor terkecil (minimum) sebesar 2,86 sedangkan untuk total skor terbesar (maksimum) adalah sebesar 6,01.
5.2.2 Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan statistik parametrik dengan model regresi linier berganda, maka sebelumnya perlu dilakukan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Data yang di tampilkan dalam penelitian ini adalah data yang sudah di transformasi ke dalam bentuk Ln (Logaritma natural). Tujuan dari transformasi data adalah merubah skala data ke dalam bentuk lain sehingga data memiliki distribusi yang diharapkan. Adapun hasil dari uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Kolmogrov-Smirnov, dimana data dikatakan bersifat normal apabila probablilitas signifikan >0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 5.2
Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandarized Residual N
Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
75 ,0000000 5,75380530 ,128 ,113 -,128 1,109 ,171 Sumber : Lampiran 3, data diolah (2018).
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan one sample kolmogorov-smirnov test diperoleh nilai kolmogorov-smirnov sebesar 1,109dengan nilai signifikansi sebesar 0,171 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Adanya model regresi yang mengalami korelasi antar variabel bebas dapat dilihat dari nilai VIF (variance in flation factor) dan nilai tolerance. Multikolinieritas tidak terjadi jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10. Hasil uji multikolieritas dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut :
Tabel 5.3
Hasil Uji Multikolonieritas
Colliniearity Statistics
Model Tolerance VIF
1. (Constant)
JA ,970 1,031
JS ,173 5,776
JP ,143 7,012
JMK ,558 1,791
Sumber : Lampiran 4, data diolah(2018).
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa hasil nilai tolerance semua variabel independen lebih besar dari 0,10 yaitu Jumlah Anggota (X1) sebesar 0,970, Jumlah Simpanan (X2) sebesar 0,173, Jumlah Pinjaman (X3) sebesar 0,143 danJumlah Modal Kerja (X4) sebesar 0,558. Nilai VIF semua variabel independen lebih kecil dari 10 yaitu Jumlah Anggota (X1) sebesar 1,031, Jumlah Simpanan (X2) sebesar 5,776, Jumlah Pinjaman (X3) sebesar 7,012 dan Jumlah Modal Kerja (X4) sebesar 1,791. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi ini.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Apabila nilai uji Durbin-Watson (DW) berada pada kisaran du< dw < (4-du), maka tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut :
Tabel 5.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,893a ,797 ,785 5,91592 1,870
Sumber : Lampiran 6, data diolah (2018).
Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil uji Durbin-Watson (DW) sebesar 1,870. Nilai DW sebesar 1,870akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan taraf signifikan 5%, jumlah sampel 75 (n) dan jumlah variabel bebas 4 (k=4) sehingga diperoleh du = 1,7390Karena nilai DW hitung terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (4-du) atau du < dw <4-du yaitu 1,7390<1,870<2,261.Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. 4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolut residual variabel bebas dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansinya diatas 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut:
Tabel 5.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) JA JS JP JMK 1,407 10026,590 ,003 ,001 ,006 5,209 8989,314 ,002 ,002 ,005 ,102 ,411 ,137 ,142 2,700 1,115 1,895 ,574 1,178 ,009 ,268 ,062 ,568 ,243
Sumber : Lampiran 5, data diolah (2018).
Berdasarkan Tabel 5.5 menujukkan hasil dari uji Glejser bahwa nilai signifikansi dari semua variabel independen lebih besar dari 0,05 yaitu Jumlah Anggota (X1) sebesar 0,268,Jumlah Simpanan (X2) sebesar 0,062, Jumlah Pinjaman (X3) sebesar 0,568 danJumlah Modal Kerja (X4) sebesar 0,243, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
5.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier atara dua variabel. Hasil dari analisis regresi linier berganda yang diperoleh dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 2.1 dapat dilihat pada Tabel 5.6
Tabel 5.6
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) JA JS JP JMK 9,488 14905,853 -,002 ,024 ,015 1,021 17614,949 ,004 ,004 ,010 ,046 -,073 ,876 ,107 ,929 ,846 -,561 6,143 1,477 ,356 ,400 ,576 ,000 ,144
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat ditulis dalam persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y= 9,488+ 14905,853X1-0,002X2 +0,024X3 + 0,015X4
Keterangan:
Y = Sisa Hasil Usaha X1 = Jumlah Anggota X2 = Jumlah Simpanan X3 = Jumlah Pinjaman X4 = Jumlah Modal Kerja
Arti dari persamaan regresi linier berganda dapat dijelaskan sebagai berikut:
α = Konstanta sebesar 9,488, ini berarti apabila jumlah anggota (X1), jumlah simpanan (X2), jumlah pinjaman (X3), jumlah modal (X4), sama dengan nol (konstan), maka sisa hasil usaha (Y) sama dengan 9,488.
β1 = Nilai 14905,853ini berarti apabila jumlah anggota (X1) meningkat 1 satuan, maka sisa hasil usaha (Y) akan meningkat sebesar 14905,853satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
β2 = Nilai -0,002ini berarti apabila jumlah simpanan (X2) meningkat 1 satuan, maka sisa hasil usaha (Y) akan menurun sebesar -0,002 satuan dengan asumsi variabel lain konstan. β3 = Nilai 0,024 ini berarti apabila jumlah pinjaman (X3) meningkat 1 satuan, maka sisa hasil
usaha (Y) akan meningkat sebesar 0,024satuan dengan asumsi variabel lain konstan. β4 = Nilai 0,015ini berarti apabila jumlah modalkerja (X4) meningkat 1 satuan, maka sisa
hasil usaha (Y) akan meningkat sebesar 0,015 satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
5.2.4 Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit) 1. Koefisien Determinasi (AdjustedR2)
Koefisien determinasi (R-Square) digunakan untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Hasil perhitungan koefisien determinasi (Adjusted R2) dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut :
Tabel 5.7 KoefisienDeterminasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square 1 ,893a ,797 ,785
Sumber : Lampiran 6,data diolah (2018).
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas, dapat diketahui nilai Adjused R Square sebesar 0,785 yang berarti bahwa 78,5% variabelSisa Hasil Usaha mampu dijelaskan oleh variabel Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan, Jumlah Pinjaman dan Jumlah Modal Kerja, sedangkan sisanya 21,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.
2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan pada model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan uji F yaitu dengan membandingkan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat model Fit dengan data. Namun, jika nilai probabilitas > 0,05 maka model tidak Fit dengan data. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual Total 9,611 2,450 1,206 4 70 74 2,403 3,500 68,657 ,000a
Sumber: Lampiran 8, data diolah (2018).
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas, diketahui bahwa nilai F = 68,657dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Karena nilai sinifikansi (sig) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model persamaan regresi dalam penelitian ini layak untuk digunakan memprediksi SHU atau dapat dikatakan bahwa Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan, Jumlah Pinjaman dan Jumlah Modal Kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha.
3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji t bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan,apakah hipotesis nol(H0) dan hipotesis alternatif (Ha) diterima atau ditolak, maka dilakukan uji statistic t(ujit) dengan tingkat signifikasi5% (α= 0,05).Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen (Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan, Jumlah Pinjaman dan Jumlah Modal Kerja) secara individual terhadap variabel dependen (Sisa Hasil Usaha). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria :
a. Jika nilai Sig > 0,05 maka hipotesis ditolak. b. Jika nilai Sig < 0,05 maka hipotesis diterima.
Hasil uji satatistik t pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.9 beriku: Tabel 5.9
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficien ts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) JA JS JP JMK 9,488 14905,853 -,002 ,024 ,015 1,021 17614,949 ,004 ,004 ,010 ,046 -,073 ,876 ,107 ,929 ,846 -,561 6,143 1,477 ,356 ,400 ,576 ,000 ,144 Sumber : Lampiran 7, data diolah (2018).
Berdasarkan hasil uji t dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Jumlah Anggota tidak berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha(SHU), dengan tingkat signifikansi sebesar 0,356 lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
2) Jumlah Simpanan tidak berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha(SHU), dengan tingkat signifikansi sebesar 0,400 lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
3) Jumlah Pinjaman berpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha(SHU), dengan koefisien regresi sebesar 0,024 dan tingkat signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima.
4) Jumlah modal kerja tidak berpengaruh positif terhadap Sisa hasil Usaha (SHU), dengan koefisien regresi sebesar 0,015 dan tingkat signifikansi sebesar 0,144 lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
5.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian
1) Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
Hipotesis pertama menyatakan bahwa Jumlah Anggotaberpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Dari hasil analisis menyatakan bahwa Jumlah Anggota tidak berpengaruh pada Sisa Hasil Usaha (SHU) karena analisis data menunjukkan nilai β sebesar 14905,853dan nilai signifikansi sebesar 0,400 lebih besar dari 0,05 yang berarti Jumlah Anggota tidakberpengaruh terhadap SHU sehingga H1 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sulistiowati (2012) dan Buana (2014) menyatakan bahwa jumlah anggota tidak memiliki pengaruh terhadap sisa hasil usaha. Besar kecilnya jumlah anggota tidak mempengaruhi sisa hasil usaha (SHU).
Jumlah anggota merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Sisa Hasil Usaha mengalami peningkatan, namun tidak selalu peningkatan jumlah anggota dapat menyebabkan SHU selalu meningkat. Karena apabila anggota koperasi banyak namun bersifat pasif tentu saja tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha karena yang menetukan SHU bukanlah jumlah anggota dari segi kuantitas, tetapi lebih kepada kuantitas anggota koperasi dalam memanfaatkan barang dan jasa yang disediakan oleh koperasi untuk memajukan koperasi. Hasil ini tidak sejalan dengan Ayuk (2012), Nurmawati (2015), Anggara (2010), Weni (2015), dan Septiani (2015) yang menyatakan bahwa jumlah anggota memiliki pengaruh positif terhadap sisa hasil usaha.
2) Pengaruh Jumlah Simpanan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
Hipotesis keduamenyatakan bahwa Jumlah Simpanan berpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Dari hasil analisis menyatakan Jumlah Simpanan tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha karena hasil uji hipotesis uji t menunjukkan jumlah simpanan memiliki nilai β -0,002 dengan nilai signifikansi sebesar 0,576 lebih besar dari 0,05 yang berarti jumlah simpanan tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha sehingga H2 ditolak. Hasil yang sama diperoleh dari penelitian Suliostiowati (2012), dan Weni (2015) menyatakan jumlah simpanan tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha.
Jumlah Simpanan tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha, ini berarti banyak sedikit jumlah simpanan tidak akan mempengaruhi sisa hasi usaha di KSP. Simpanan dalam koperasi digunakan sebagai modal sendiri dan modal pinjaman dari anggota sehingga koperasi mempunyai kewajiban untuk membayarkan jasa berupa bunga simpanan ( UU No. 25 tahun 1995). SHU terbentuk dari bunga pinjaman, dan ketepatan waktu para anggota untuk membayar simpanan yang sudah jatuh tempo. jadi besar kecilnya SHU tergantung dari berapa banyak pendapatan yang dapat di himpun oleh koperasi setiap tahunnya. Berbeda dengan hasil penelitian dari Satriawati (2013), Ayuk (2012), Nurmawati (2015), dan Anggara (2010), menyatakan jumlah simpanan berpengaruh terhadap sisa hasil usaha.
3) Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
Hipotesis ketigamenyatakan bahwa Jumlah Pinjaman berpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Dari hasil analisis menyatakan bahwa Jumlah Pinjaman berpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) karena hasil analisis data menunjukkan nilai β sebesar 0,024 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti Jumlah Pinjaman berpengaruh terhadap sisa hasil usaha sehingga H3 diterima.
Banyak sedikitnya jumlah pinjaman sangat berpengaruh terhadap SHU. Hal ini disebabkan karena semakin banyak jumlah pinjaman yang diberikan maka akan semakin banyak juga bunga pinjaman yang diperoleh sehingga sisa hasil usaha juga akan meningkat. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayuk (2012), Nurmawati
(2015), Anggara (2010) dan Septiani (2015) yang menyatakan bahwa jumlah pinjaman berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha. Namun berbeda dengan penelitian Weni (2015) yang menyatakan jumlah pinjaman tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU)
4) Pengaruh Jumlah Modal Kerjaterhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
Hipotesis keempat menyatakan bahwa Jumlah Modal Kerja berpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Dari hasil analisis menyatakan bahwa Jumlah modal kerja tidak berpengaruh positif pada Sisa Hasil Usaha (SHU). Hasil analisis data menunjukkan nilai β sebesar 0,015 dan nilai signifikansi sebesar 0.144 lebih besar dari 0,05 yang berarti Jumlah modal kerja tidak berpengaruh positif terhadap SHU sehingga H4 ditolak.
Besar kecilnya modal kerja tidak dapat mempengaruhi sisa hasil usaha karena usaha koperasi tidak ditentukan oleh besar kecilnya dana. Pemanfaatan Modal yang tidak dikelola dengan baik atau maksimal sehingga modal koperasi dapat mengalami pengendapan,Jadi Modal kerja Tidak dapat menghasilkan SHU. .Hasil yang sama diperoleh dari penelitian Weni (2015) yang menyatakan jumlah modal kerja tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurfarhana (2013), Ayuk (2012), Nurmawati(2015), Buana (2014), dan Septiani (2015) yang menyatakan jumlah modal kerja berpengaruh terhadap sisa hasil usaha.
BAB VI. PENUTUP