• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Anggaran

Dalam dokumen Pedoman Pelaksanaan Program DEPTAN 2012 (Halaman 67-72)

BUTIR-BUTIR PENJELASAN

UNIT KERJA PROVINSI (DANA DEKONSENTRASI)

5. Satuan Kerja Pembinaan Pengembangan Tanaman Pangan pada Dinas yang membidangi tanaman pangan tingkat Kabupaten/Kota

4.3. Pengelolaan Anggaran

Struktur Anggaran

Kegiatan pembangunan tanaman pangan di daerah di stimulasi oleh APBN yang dibagi ke dalam dua pola, pola dekonsentrasi dan pola tugas pembantuan. Dalam pelaksanaannya, kedua pola penganggaran tersebut tetap didasarkan kepada sistem penganggaran kinerja dengan ciri-ciri pokok kinerja antara lain: a) klasifikasi rincian belanja negara menurut organisasi, fungsi, lokasi dan jenis belanja, yang sebelumnya menurut sektor dan jenis belanja, b) perhatian lebih ditekankan pada pengukuran hasil kinerja, bukan pengawasan, c) setiap kegiatan harus dilihat dari sistem efisiensi dan memaksimumkan keluaran (output), dan d) menghasilkan informasi biaya dan hasil kerja yang dapat digunakan untuk penyusunan target evaluasi pelaksanaan kinerja. Anggaran berbasis kinerja memiliki komponen : 1) Rencana Kerja (program, kegiatan, dan pengeluaran), 2) Anggaran, dan 3) Indikator Kinerja (keluaran/output dan hasil/ outcome).

Struktur anggaran berdasarkan kegiatan dari kedua pola anggaran di atas adalah sebagai berikut: pembiayaan dengan anggaran dekonsentrasi digunakan untuk memfasilitasi kegiatan yang bersifat non fisik dan dilaksanakan oleh dinas yang

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

59 | P a g e

membidangi tanaman pangan tingkat provinsi, BPSBTPH dan BPTPH, sebagai pihak yang diberi tugas oleh Gubernur yang mendapat pelimpahan tugas dari pemerintah pusat. Pengelolaan anggaran harus menggunakan prinsip-prinsip ekonomis, efisien dan efektif serta mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Rincian tugas dan wewenang aparat pengelola anggaran diuraikan sebagai berikut:

a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

1) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan DIPA yang telah disahkan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

2) Menunjuk/memberi kewenangan kepada pejabat untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja/pejabat pembuat komitmen.

3) Melakukan pengawasan kepada pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja/Pejabat Pembuat Komitmen dan Pemegang Uang Muka Kerja (PUMK).

4) Mengadakan ikatan/perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.

5) Menguji, membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan dan memerintahkan pembayaran tagihan-tagihan atas beban APBN.

6) Menandatangani cek dan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP). 7) Membuat laporan keuangan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 8) Keputusan/tindakan dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang/jasa seperti

pengangkatan pejabat/panitia pengadaan dan pemeriksaan barang/jasa, keputusan penetapan penyediaan barang jasa, kontrak/perjanjian/SPK dengan nilai di atas seratus juta rupiah (Rp. 100.000.000,-) sampai dengan lima puluh milyar (Rp 50.000.000.000,-) baik untuk pemilihan langsung/pelelangan ditetapkan oleh KPA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

1) Menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa dan menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta kelompok masyarakat;

2) Menetapkan dan mengesahkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS), jadwal, tatacara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun oleh panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan;

3) Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan sesuai kewenangannya;

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

60 | P a g e

4) Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku;

5) Menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedian barang/jasa;

6) Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada Kuasa Pengguna Anggaran;

7) Menandatangani dan mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;

8) Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya kepada Menteri dengan berita acara penyerahan melalui Kepala Satuan Kerja;

9) Menandatangani fakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai;

10) Melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan dalam DIPA sesuai kegiatan masing-masing;

11) Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan pengeluaran (lembur, honor, vakasi), Surat perintah Tugas (SPT) serta Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD);

12) Mengusulkan susunan panitia pengadaan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);

13) Menetapkan Penyedia Barang/Jasa hasil pengadaan;

14) Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, Berita Acara Pemeriksaan Barang dan Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan;

15) Meneliti keberan dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang dan jasa;

16) Meneliti ketersediaan dana dan membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang bersangkutan, serta memerintahkan pembayaran atas beban APBN;

17) Menandatangani kwitansi pembayaran dan bukti-bukti dokumen pengeluaran anggaran Satuan Kerja, baik yang dilakukan secara kontraktual maupun secara swakelola;

18) Mengajukan tagihan pembayaran kepada bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang membebani Uang Persediaan;

19) Kepada Pejabat Pembuat Komitmen Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan diberi wewenangan menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP) baik, LS, UP, GUP, TUP dan NIHIL, serta dokumen pendukungnya dan menyampaikan kepada Pejabat penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah membayar (SPM);

20) Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai DIPA dan menyampaikannyakepada Kuasa Pengguna Anggaran;

21) Mengangkat staf pengelola anggaran sesuai kebutuhan;

22) Dalam melaksanakan pekerjaannya, PPK agar berkoordinasi dengan pimpinan unit kerjanya masing-masing.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

61 | P a g e c. Penanggungjawab Teknis Kegiatan

Penanggungjawab teknis kegiatan adalah Pejabat Eselon II (Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktur, dan Kepala Balai) dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja sebagaimana yang telah ditetapkan dalam DIPA sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing;

2) Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan anggaran;

3) Memimpin seluruh pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA;

4) Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada Pejabat dibawahnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran/outputyang telah ditetapkan;

5) Menyampaikan laporan kinerja bulanan/triwulanan/semesteran dan tahunan kepada Kuasa Pengguna Anggaran;

6) Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan kepada atasan langsung;

7) Menyelenggarakan pembinaan teknis dan administrasi terhadap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang berada di bawah koordinasinya;

8) Melakukan pengawasan DIPA yang dilaksanakan oleh pejabat pembuat Komitmen (PPK);

9) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan administrasi keuangan dan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan output.

10) Memberikan petunjuk dan arahan serta fasilitas untuk mengatasi permasalahan prinsip yang mungkin timbul;

11) Menyusun usulan rencana kegiatan Satuan Kerja yang merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran kementerian/lembaga (RKA-KL) tahun berikutnya. Disamping sebagai penanggungjawab teknis kegiatan, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan atas nama KPA, diberi wewenang untuk:

1) Menandatangani cek;

2) Menandatangani surat dispensasi usulan Tambahan Uang Persediaan (TUP) kepada Kantor Wilayah Perbendaharaan;

3) Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas penanggungjawab teknis kegiatan di seluruh unit kerja lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; 4) Melakukan koordinasi pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas

Pejabat Pembuat Komitmen lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. d. Pejabat Penguji dan Penerbit SPM

1) Menguji secara rinci keabsahan dokumen pendukung Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

62 | P a g e

2) Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran.

3) Menguji kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain :

Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama bank).

Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak).

Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal penarikan dana yang tercantum dalam DIPA dan/atau ketepatannya terhadap jadwal waktu pembayaran).

4) Menguji pencapaian tujuan/sasaran kegiatan sesuai indikator kinerja yang tercantum dalam DIPA berkenaan dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. 5) Menguji kemungkinan adanya pemborosan dan in-efisiensi.

6) Menguji apakah surat-surat serta data dukung telah memenuhi persyaratan yaitu dari segi ketelitian, ketepatan penjumlahan, pengurangan, perkalian.

7) Mengonsep dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM) serta menyampaikan SPM ke KPPN setempat.

e. Bendahara Pengeluaran

1) Menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/Satuan Kerja .

2) Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran.

3) Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran.

4) Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.

5) Wajib menolak perintah bayar dari PPK atau KPA, apabila persyaratan tersebut diatas tidak terpenuhi.

6) Bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya. f. Bendahara Penerimaan

Menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada satuan kerjanya. KPA dan Bendaharawan Pengeluaran dalam pencairan anggaran pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan, mempersiapkan dan menetapkan beberapa dokumen sebagai berikut;

1) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2) Pedoman Pelaksanaan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

63 | P a g e

3) Petunjuk Operasional Pelaksanaan (POK) 4) Keputusan penetapan para pelaksana anggaran

5) Membuat specimen bank ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) 6) Mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ke Kantor Pelayanan Pajak

7) Menyiapkan dan menyelenggarakan Buku Pengawasan Pelaksanaan Anggaran per Mata Anggaran Kegiatan (MAK)

8) Menyiapkan dan meyelenggarakan Buku Pengawasan Uang yang harus dipertanggungjawabkan

9) Menyiapkan Buku Bank

10) Menyiapkan Buku Pungutan Pajak 11) Dan lainnya.

Jika pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh anggaran dekonsentrasi/tugas pembantuan dapat menghasilkan penerimaan, maka merupakan penerimaan APBN dan penerimaan tersebut harus disetor ke Kas Umum Negara sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Semua barang yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh anggaran dekonsentrasi/tugas pembantuan menjadi milik negara. Sisa/saldo anggaran lebih (SAL) merupakan penerimaan APBN dan disetorkan ke rekening Kas Umum Negara.

Dalam dokumen Pedoman Pelaksanaan Program DEPTAN 2012 (Halaman 67-72)

Dokumen terkait