• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

3. Pengelolaan Aset Tetap Belum Sepenuhnya Memadai

Dalam Neraca per 31 Desember 2013 (audited), Pemerintah Kabupaten Wonosobo menyajikan saldo Aset Tetap sebesar Rp2.074.095.987.770,00 dengan rincian di tabel bawah ini.

Tabel 3.1 Rincian Aset Tetap per 31 Desember 2013 dan 2012

No Aset Tetap Saldo per 31 Desember 2013 (Rp)

Saldo per 31 Desember 2012 (Rp)

1. Tanah 269.366.664.349,00 263.964.217.978,00

2. Peralatan dan Mesin 264.528.000.699,00 244.188.582.459,00

3. Gedung dan Bangunan 663.743.192.978,00 610.762.293.738,00

4. Jalan, Irigasi dan Jaringan 798.540.097.778,00 760.405.468.066,00

5. Aset Tetap Lainnya 77.918.031.966,00 66.922.009.076,00

6. Konstruksi Dalam Pengerjaan 0,00 4.757.062.000,00

2013, penatausahaan bahan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah masih dilakukan secara manual dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) menghimpun daftar barang inventaris aset tetap dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);

b. SKPD menghimpun daftar barang inventaris aset tetap dari masing-masing unit kerja SKPD dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD);

c. UPTD menghimpun daftar barang inventaris aset tetap dari masing-masing unit kerja dibawahnya, khusus UPTD Disdikpora menghimpun dari sekolah-sekolah dasar yang ada di kecamatan yang bersangkutan.

Pada TA 2013, Pemerintah Kabupaten Wonosobo melaksanakan sensus Barang Milik Daerah (BMD). Pelaksanaan sensus didasarkan pada Peraturan Bupati nomor 25 Tahun 2013 tentang Penetapan Pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah 2013. Selain itu telah dibentuk Tim Sensus dengan Surat Keputusan Bupati nomor 020/112/2013 tentang Pembentukan Tim Sensus Barang Milik Pemerintah Kabupaten Wonosobo.

Hasil wawancara dengan anggota Tim Sensus Barang Milik Daerah diketahui bahwa mekanisme pelaksanaan sensus sebagai berikut:

a. SKPD selain Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), pelaksanaan sosialisasi sensus sekitar bulan Mei 2013 untuk seluruh SKPD kepala SKPD dan pengurus barang. Sosialisasi tersebut juga mengundang BPKP sebagai narasumber.

b. Jadwal sensus 1 – 1,5 bulan tapi dalam realisasi hampir 3 bulan, karena tim belum bisa optimal mengingat masing-masing personil mempunyai tugas yang lain

c. Untuk SD dibantu 15 orang (1 orang per UPTD) yang bertanggung jawab atas inventarisasi masing-masing UPTD. Data awal sensus menggunakan KIB SD dan disesuaikan dengan kondisi pada saat sensus.

d. Untuk SKPD rekonsiliasi sudah berjalan secara periodik

e. Untuk SKPD, SMP dan SMA didatangi tim sensus, mendata ulang aset daerah(termasuk barang rusak dan habis pakai). Data awal sebagai dasar adalah KIB 2012, kemudian dicocokkan dengan kondisi saat itu.

f. Selanjutnya hasil sensus diinput ke KIB oleh pengurus barang. Kemudian KIB tersebut diserahkan ke Tim sensus untuk dikoreksi.

g. Atas perbedaan KIB awal dan kondisi senyatanya akan dilakukan koreksi jika dokumen sudah pasti, Jika barang yang tidak material (dibawah 300 ribu) maka bisa langsung dihapuskan (misalnya gambar presiden). Nilai yang diatas 300 ribu diusulkan dihapuskan dan dimasukkan ke aset lain.

h. Penilaian atas barang disetarakan dengan harga barang tahun itu jika dokumentasi pendukung tidak ada, biasanya hibah dari komite. Atas barang tersebut sudah dicatat karena khawatir barang hilang, terutama peralatan mesin dan buku. i. Hasil yang sudah dikoreksi dimasukkan ke aset pemda di neraca.

Hasil dari pemeriksaan di lapangan menunjukkan bahwa sensus BMD lebih berfokus pada aset Disdikpora terutama Sekolah Dasar. Untuk aset SKPD lainnya,

proses pengecekan keberadaan aset tetap dilimpahkan ke pengurus barang masing-masing.

Hasil pemeriksaan secara uji petik menunjukkan bahwa terdapat kelemahan dalam pengelolaan aset tetap, yaitu:

a. Kelemahan dalam Penatausahaan Aset Tetap

1) Terdapat tanah pasar Selomerto yang tercatat di KIB A Dinas Perindustrian dan Perdagangan senilai Rp222.950.000,00 dengan luas 2.450m2 yang memiliki dua sertifikat yang sama-sama diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional yaitu Sertifikat Hak Pakai No. 6 tanggal 22 September 1989 atas nama Pemerintah Dati II Wonosobo dengan luas 2.405m2 dan Sertifikat Hak Pakai No.11 tanggal 21 September 1992 atas nama Pemerintah Dati II Wonosobo dengan luas 2.405m2. Hasil pemeriksaan terhadap lokasi tanah berdasarkan denah sertifikat dengan lokasi sebenarnya menunjukkan bahwa kedua sertifikat tersebut menunjuk pada lokasi yang sama. Atas hal ini Pemerintah Kabupaten Wonosobo belum pernah melakukan konfirmasi ke Badan Pertanahan Nasional.

2) Hasil pemeriksaan atas bukti-bukti kepemilikan aset tetap tanah menunjukkan bahwa dari 1.419 bidang tanah yang dikuasai Pemerintah Kabupaten Wonosobo terdapat 677 bidang yang telah memiliki sertifikat sehingga terdapat 742 bidang tanah yang belum bersertifikat. Rincian di Lampiran 3.1.

3) Atas bidang tanah yang telah dikuasai Pemerintah Kabupaten Wonosobo belum seluruhnya di pasang papan yang memberi keterangan bahwa tanah tersebut adalah milik Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Dari 1.419 bidang tanah, hanya 196 bidang yang telah dipasang papan keterangan dan diberi batas (Lampiran 3.1). Hasil pemeriksaan fisik juga menunjukkan bahwa terdapat tanah milik DPPKAD di Kelurahan Andongsili yang sebagian tanahnya telah digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai tanah pertanian. 4) Peralatan dan Mesin selain kendaraan belum seluruhnya diberi label. Untuk

aset yang telah berlabel, pemberian keterangan di label belum menggunakan kode barang sesuai dengan peraturan mengenai pengelolaan barang milik daerah. Setiap pengurus barang memberi label asetnya dengan kode yang menurut pengurus barang akan memudahkan untuk menelusur asetnya, namun kode ini tidak mengacu pada kode dan register di KIB sehingga ketika pemeriksa melakukan uji keberadaan, sulit untuk mencocokkan antara barang di KIB dengan fisiknya begitu juga sebaliknya. Belum adanya label juga karena Pengurus Barang belum seluruhnya mendapatkan stiker label dari DPPKAD.

5) Pengakuan aset tetap di KIB B belum seluruhnya berdasarkan nilai satuan minimum kapasitas kapitalisasi yaitu sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 per satuan peralatan dan mesin. Seharusnya untuk aset tetap peralatan dan mesin dengan nilai di bawah Rp300.000,00 dicatat tersendiri sebagai aset ekstrakomptabel sebagai bagian yang tak terpisahkan dari KIB B. Nilai dari aset ekstrakomptabel ini tidak dicatat di neraca. Hasil

Tahun 2012 belum memisahkan antara aset tetap intrakomptabel dengan aset tetap ekstrakomptabel. Dari hasil uji petik juga menunjukkan bahwa untuk aset perolehan tahun 2012 dan 2013 belum seluruhnya memisahkan antara aset intrakomptabel dan ekstrakomptabel. Jumlah dan nilai aset ekstrakomptabel yang masih tercatat di KIB B intrakomptabel belum dapat diidentifikasi secara pasti karena pencatatan aset tetap di Pemerintah Kabupaten Wonosobo masih manual belum menggunakan sistem aplikasi. 6) Terdapat peralatan dan mesin yang belum dicatat di KIB B namun sudah

tercatat dalam Neraca yaitu:

a) SMPN 1 Kejajar berupa mebeleir senilai Rp47.366.000,00 terdiri atas pengadaan dari BOS sebesar Rp29.366.000,00 dan dari DAK sebesar Rp18.000.000,00.

b) SMP 2 Wadaslintang berupa mesin pemotong rumput dan mebeleir yang berasal dari BOS sebesar Rp6.000.000,00, dan mebeleir dari DAK 2013 sebesar Rp54.028.000,00.

7) Hasil pemeriksaan fisik diketahui terdapat nama bangunan di KIB B yang tidak menunjukkan bangunan sesuai dengan senyatanya yaitu di Dinas Pekerjaan Umum terdapat Gedung P2MPD yang berupa bangunan TK swasta dan bangunan pasar desa.

8) Terdapat bangunan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berupa Gedung Dieng Plateau Theatre, dan pancuran Tuk Bimolukar yang belum jelas kepemilikannya. Bangunan tersebut berada di atas tanah milik Pemda Wonosobo namun bangunannya belum dicatat di KIB C Disparbud Kabupaten Wonosobo dan KIB C Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. b. Tindak Lanjut atas temuan aset tetap di LHP BPK RI atas LKPD

Kabupaten Wonosobo TA 2012 belum seluruhnya memadai

1) Nilai Aset Tetap di Neraca Disdikpora berbeda dengan total nilai aset