Energi merupakan bahan baku yang paling utama dalam kegiatan pertambangan batubara. Lebih dari 50% total biaya pokok pendapatan Perseroan adalah biaya untuk energi, yaitu pengunaan bahan bakar. Sebagai komponen utama dalam komponen biaya pokok pendapatan Perseroan, saat ini peranan bahan bakar fosil masih belum dapat tergantikan oleh berbagai varian energi terbarukan. Namun demikian Perseroan terus berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan eisiensi atas penggunaan bahan bakar. Selain memberikan dampak positif terhadap biaya bahan bakar, tujuan utama dari eisiensi penggunaan bahan bakar adalah untuk mengurangi gas buang sisa hasil pembakaran yang dapat merusak kandungan udara disekitar. Berikut beberapa inisiatif yang telah dilakukan dalam rangka eisiensi penggunaan bahan bakar.
126
Laporan Tahunan 2016 PT Samindo Resources Tbk
1. Maintenance Management System
MMS is an early warning system developed by the
Company. The system uses statistical data to analyze and
provides recommendations for the improvement of the
entire main equipment in the operational activities. An optimal machine has a signiicant impact on the amount of fuel consumed. Problematic equipment has a tendency to consume fuel excessively. The implementation of
MMS has proven successfully reduced the amount of
fuel being consumed. This can be seen from the total
fuel consumed in two main activities, the overburden removal and coal hauling has experience a decreases by
-7.8% and -15.4% respectively.
2. Management of Shift Changes and Rest
At the time of shift changes takes place, fuel wastage often happens which caused by the operators’ behavior who
rarely turn of their vehicle. This condition automatically results in wasted fuel. Similarly with the shift change,
rest time also often causes a waste of energy by leaving
equipment such as computers and chargers turn on. To
reduce waste of energy, currently the Company issues a policy that requires the employees to shut down vehicle
during shift changes or when the vehicle is parked.
3. Fuel Monitoring
The Company regularly conducts monitoring on fuel
consumption. Fuel monitoring aims to assess which
operators that have relatively high total fuel consumption
compared to the average. Once the Company obtained
this information, the related department will review the
driving habits patterns of each problematic operator. If the Company inds any driving patterns that are not in
accordance with the regulations, the driver must attend
simulated driving training.
4. Dumping Area Relocation
The main purpose of overburden removal activity is to
take out rocks from the pit so that coal can be mined. The rocks will be placed at the dumping area. The dumping area location will be further away as more rock piles up.
The farther dumping area location automatically will
require additional fuel to transport it. To manage this, the
planning department regularly relocates the dumping
area. In addition to relocating the dumping area, the
strategy done by the Company is by creating disposal
area inside the pit. This measure will automatically reduce the amount of fuel consumed.
5. Measurement of road slope
Increased mining activities automatically will have an
impact on the deepening of the pit area. It will certainly have an impact in the road slope. The higher the degree
1. Maintenance Management System
MMS adalah sistem peringatan dini yang dikembangkan oleh Perseroan. Sistem tersebut menggunakan data- data statistik untuk menganalisa dan memberikan rekomendasi perbaikan untuk seluruh peralatan utama dalam kegiatan operasional. Optimal tidaknya mesin berdampak signiikan terhadap jumlah bahan bakar yang dikonsumsi. Peralatan yang bermasalah memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi bahan bakar berlebih. Penerapan MMS terbukti berhasil menekan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi. Indikasi tersebut terlihat dari total bahan bakar yang dikonsumsi untuk dua aktiitas utama Perseroan, pemindahan batuan penutup dan pengangkutan batubara yang masing mengalami penurunan sebesar -7,8% dan -15,4%.
2. Pengelolaan Pergantian Shift dan Waktu Istirahat Pada saat berlangsung pergantian shift sering kali terjadi pemborosan bahan bakar yang diakibatkan oleh perilaku operator, yaitu tidak mematikan kendaraan. Kondisi ini otomatis yang mengakibatkan bahan bakar terbuang. Sama halnya dengan pergantian shift, pada waktu istirahat juga sering kali terjadi pemborosan energi dengan membiarkan peralatan seperti komputer dan charger pada kondisi menyala. Untuk mengurangi terbuangnya energi dengan percuma, saat ini Perseroan telah memerintahkan untuk mematikan kendaraan baik saat pergantian shift ataupun pada saat kendaraan operasional di parkir.
3. Fuel Monitoring
Perseroan secara reguler melakukan monitoring atas pemakaian bahan bakar. Monitoring bahan bakar bertujuan untuk mengetahui operator-operator yang total konsumsi bahan bakarnya relatif tinggi dibandingkan dengan rata-rata. Setelah didapatkan operator-operator yang bermasalah, departemen terkait akan mereviu pola kebiasaan mengemudi dari masing-masing operator yang bermasalah. Jika ditemukan pola mengemudi yang tidak sesuai dengan ketentuan, maka pengemudi akan di training dengan simulasi mengemudi.
4. Relokasi Dumping Area
Tujuan utama dari aktiitas pemindahan batuan penutup adalah memindahkan batuan-batuan yang berada di dalam pit agar batubara dapat ditambang. Batuan yang dipindahkan tersebut akan diletakkan di area pembuangan. Lokasi area pembuangan otomatis akan semakin jauh sejalan dengan semakin banyaknya timbunan batuan. Lokasi area pembuangan yang semakin jauh otomatis akan membutuhkan tambahan bahan bakar untuk mengangkutnya. Untuk mengatasi hal tersebut secara reguler departemen perencanaan melakukan relokasi area pembuangan. Selain melakukan relokasi area pembuangan, strategi yang dilakukan adalah dengan membuat area pembuangan yang berada di dalam pit. Dengan cara tersebut otomatis akan dapat mengurangi jumlah bahan bakar yang dikonsumsi.
5. Pengukuran kemiringan Jalan
Peningkatan aktiitas penggalian otomatis akan berdampak pada semakin dalamnya area pit. Hal in tentu akan berdampak terhadap tingkat kemiringan jalan.