• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

II. BAHAN DAN METODE

2.4 Pengelolaan Budidaya

Pengelolaan budidaya teknologi 1 dan teknologi 2 memiliki kesamaan antara lain yaitu penebaran, sampling, pencegahan penyakit, dan pemanenan.

2.4.1 Penebaran

Benih ikan lele yang ditebar berukuran 12-13 cm dengan padat penebaran 120 ekor/m3. Benih berasal dari daerah Kampung Lele Desa Babakan, Bogor. Sebelum ditebar ke kolam pemeliharaaan, benih yang baru tiba dimasukkan ke dalam kolam sortir terlebih dahulu selama sehari. Benih diangkut menggunakan drum plastik dari kolam sortir ke kolam pemeliharaan selanjutnya benih ditebar di kolam pemeliharaan. Penebaran benih dilakukan pada pagi hari.

2.4.2 Sampling

Sebelum penebaran ikan terlebih dahulu dilakukan pengukuran panjang dan bobot ikan melalui pengambilan contoh secara acak dari tempat penampungan ikan sementara atau kolam stok sebanyak 30 ekor. Setelah itu setiap 10 hari sekali pengukuran diulang kembali dengan mengambil 30 ekor contoh secara acak dari setiap kolam, pengukuran meliputi kualitas air dan bobot ikan. Ikan diambil secara acak di tiga titik pengambilan dari setiap kolam menggunakan serokan kemudian ikan dimasukkan ke dalam ember berukuran 10 liter. Setelah itu ikan ditimbang seberat 1 kg, kemudian jumlah ikan dalam 1 kg dihitung.

2.4.3 Pencegahan penyakit

Pencegahan penyakit dilakukan dengan cara pemberian obat berupa antibiotik dan vitamin C (ascorbic acid) pada teknologi 1 dan teknologi 2 ketika

6 nafsu makan ikan berkurang, pemberian dilakukan dengan cara dilarutkan ke dalam air, dosis yang digunakan yaitu 1 gram/kg pakan diberikan pada 4 hari diawal pemeliharaan pada teknologi 1 dan 3 gram/kg pakan pada saat sehari sebelum pakan beralih ke pakan limbah RPA pada teknologi 2. Setiap 1 kg pakan dicampur ke dengan 250 ml air selanjutnya pakan direndam selama 5-10 menit, setelah itu pakan dapat diberikan ke ikan lele.

2.4.4. Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah sebagian besar bobot rata-rata ikan mencapai ukuran 6-10 ekor/kg atau ukuran daging. Sehari sebelum pemanenan ikan tidak diberi makan atau dipuasakan, hal ini bertujuan agar tidak mengurangi penyusutan bobot ikan ketika sampai ke pembeli dan mencegah penurunan kualitas air selama pengangkutan akibat kotoran ikan. Panen dilakukan pada saat pagi atau sore hari. Kolam pemeliharaan disurutkan menggunakan pompa selama 2-3 jam, air bekas pemeliharaan dibuang ke saluran air. Sambil menunggu kolam surut, dilakukan juga pemanenan dengan menggunakan jaring, hal ini bertujuan untuk menghemat waktu. Setelah kolam surut, ikan lele akan berkumpul di sudut kolam yang rendah atau di kamalir. Pemanenan dapat dilakukan dengan menyerok ikan dan kemudian dimasukkan ke dalam drum plastik untuk kemudian diangkut ke wadah penyortiran.

Wadah penyortiran berupa terpal yang pinggirnya dibatasi dengan kayu atau paralon 2 inci, ikan disortir dan dimasukkan ke kolam penampungan sementara berdasarkan ukurannya yaitu ukuran daging 6-10 ekor/kg, ukuran BS 5-4 ekor/kg, ukuran SS >3 ekor/kg, ukuran sortiran >11 ekor/kg dan ikan kuning. Setelah disortir berdasarkan ukurannya ikan kemudian diserok dan ditimbang bobotnya, kemudian ikan dimasukkan ke dalam drum plastik dan siap untuk ditransportasikan.

2.4.5 Paket teknologi budidaya 1 2.4.5.1 Persiapan kolam

Wadah yang digunakan yaitu berupa kolam tanah yang dibatasi pematang dengan ukuran kolam yaitu 16 x 7,5 x 1,7 m sebanyak 3 kolam dengan air yang tetap (stagnan) setinggi 1,5 m. Persiapan wadah dilakukan sebelum benih ikan

7 lele ditebar ke kolam pembesaran. Persiapan wadah terdiri dari perbaikan pematang, pengolahan tanah, dan pengisian air. Pematang berupa tumpukkan karung yang diisi tanah kemudian dipadatkan, pembentukan pematang bertujuan agar ikan lele tidak melubangi tanah dan mencegah rusaknya pematang. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mengangkat lumpur dan sisa pakan yang terdapat di dasar kolam ke pematang dan membalik tanah dasar. Pengisian air kolam menggunakan air yang berasal dari sumur. Kolam pemeliharaan dibiarkan ditumbuhi tanaman eceng gondok, tanaman ini berfungsi untuk mengurangi amonia yang tinggi akibat tidak adanya pergantian air dan mengurangi fluktuasi suhu.

2.4.5.2 Pemberian pakan

Pada teknologi pakan komersil (teknologi 1) pakan diberikan dari awal tebar sampai ikan siap panen ukuran 6-10 ekor/kg (ukuran daging). Komposisi pakan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2 dengan ukuran pelet 2 mm. Pelet diberikan sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore secara at satiation

(sekenyangnya).

Ikan yang baru dimasukkan ke kolam tidak diberi pakan selama 1-2 hari karena ikan masih stres, ikan dibiarkan memakan pakan alami yang ada di kolam. Setelah itu ikan diberi pakan yang direndam air selama 5-10 menit, hal ini dimaksudkan agar pakan yang diberikan mengembang di luar lambung ikan. Setelah ikan dipuasakan, nafsu makan ikan menjadi tinggi sehingga porsi makan ikan lele meningkat. Jika mengembang di dalam lambung ikan lele akan memuntahkan pakan sehingga menyebabkan ikan menjadi streas selain itu pakan yang dimuntahkan akan mencemari air pemeliharaan. Jumlah air yang digunakan yaitu 250 ml air untuk 1 kg pakan selama 4 hari di awal pemeliharaan, setelah itu pemberian pakan dapat langsung dilakukan tanpa perendaman air sampai ikan panen. Sehari sebelum panen ikan tidak diberi pakan yang bertujuan mencegah penurunan bobot ketika sampai ke pembeli dan mencegah penurunan kualitas air selama pengangkutan akibat kotoran ikan.

8 Tabel 2. Komposisi pakan komersil yang digunakan pada teknologi 1.

Analisis proksimat Persentase

Protein kasar 32%

Kadar air 12%

Lemak kasar 5%

Serat kasar 6%

Abu 8%

2.4.6 Paket teknologi budidaya 2 2.4.6.1 Persiapan kolam

Wadah budidaya pada teknologi 2 berupa kolam tanah berukuran 10 x 10 x 1,5 m sebanyak tiga kolam dengan ketinggian air 1,2 m. Kolam dibatasi dengan pematang berupa tumpukkan karung yang dipadatkan. Persiapan wadah dilakukan sebelum benih ikan lele ditebar ke kolam pembesaran. Persiapan wadah terdiri dari perbaikan pematang, pengolahan tanah, dan pengisian air. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mengangkat lumpur dan sisa pakan yang terdapat di dasar kolam ke pematang dan membalik tanah dasar. Pengisian air menggunakan aliran irigasi persawahan dan mata air sehingga terdapat aliran air dengan debit air yang mengalir yaitu 1,2 liter/detik.

2.4.6.2 Pemberian pakan

Ikan yang baru ditebar di kolam pemeliharaan dipuasakan terlebih dahulu selama 1-2 hari, setelah itu ikan diberi pakan komersil sampai hari ke-30 kemudian dilanjutkan dengan pemberian pakan limbah RPA sampai panen. Komposisi pakan terdapat pada Tabel 2 dengan ukuran pelet 2 mm. Pelet diberikan sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari secara at satiation

(sekenyangnya).

Pakan pengganti berupa limbah rumah pemotongan ayam yang terdiri dari usus ayam, darah ayam dan daging ayam giling hingga 25 hari. Sebelum beralih ke pakan limbah rumah pemotongan ayam ikan diberi pakan komersil yang diperkaya dengan obat dan vitamin C (ascorbic acid) yang bertujuan meningkatkan ketahanan tubuh ikan, selanjutnya ikan dipuasakan selama sehari agar ketika diberi pakan limbah rumah pemotongan ayam ikan segera memakannya karena nafsu makan ikan menjadi tinggi.

9 Pakan limbah rumah pemotongan ayam diberikan sebanyak 1 kali sehari pada waktu sore hari secara at satiation. Sebelum diberikan pada ikan, pakan yang berupa limbah usus dicacah terlebih dahulu agar ukurannya menjadi lebih kecil sehingga ikan lele mudah untuk menelannya terutama pakan usus yang sering tercampur bulu ayam. Limbah yang tidak termakan seperti bulu ayam akan terbawa mengikuti aliran air.

Tabel 3. Komposisi pakan komersil di awal pemeliharaan pada teknologi 2.

Analisis Proksimat Persentase

Protein kasar 31% Kadar air 13% Lemak kasar 3% Serat kasar 6% Abu 13%

Dokumen terkait