• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBUKAAN PERKEBUNAN PT RIAU SAKTI UNITED PLANTATIONS

3.6 Pengelolaan Hasil Produksi

Kegiatan penanganan pascapanen tanaman perkebunan didefinisikan sebagai suatu kegiatan penanganan produk hasil perkebunan, sejak pemanenan hingga siap menjadi bahan baku atau produk akhir siap dikonsumsi, dimana didalamnya juga termasuk distribusi dan pemasarannya. Cakupan teknologi pascapanen dibedakan menjadi dua kelompok kegiatan besar, yaitu pertama: penanganan primer yang meliputi penanganan komoditas hingga menjadi produk

setengah jadi atau produk siap olah, dimana perubahan atau transformasi produk hanya terjadi secara fisik, sedangkan perubahan kimiawi biasanya tidak terjadi pada tahap ini. Kedua:

penanganan sekunder, yakni kegiatan lanjutan dari penanganan primer, dimana pada tahap ini

akan terjadi perubahan bentuk fisik maupun komposisi kimiawi dari produk akhir melalui suatu proses pengolahan.

Secara umum, masalah penerapan teknologi maju dalam penanganan pascapanen hasil perkebunan masih banyak ditemui disekitar mata rantai pemasaran dan lebih banyak lagi ditemui pada tingkat daerah sentra produksi (farm). Beberapa masalah lain yang erat kaitannya dengan teknologi pascapanen antara lain:

1. Kesenjangan dan keterbelakangan dalam memproduksi bibit/benih unggul di dalam negeri,

2. Kesenjangan dalam inovasi teknologi, baik dalam teknologi pengembangan peralatan pascapanen maupun informasi teknologi penanganan pascapanen itu sendiri,

3. Rendahnya pengertian masyarakat umum dalam hal-hal yang berkaitan dengan penanganan pascapanen, misalnya tentang susut pascapanen sehingga berakibat kurangnya perhatian terhadap masalah mutu,

4. Belum sempurnanya infrastruktur yang menunjang sistem distribusi dan transportasi hasil perkebunan rakyat,

5. Masih kecilnya margin yang diperoleh untuk menutupi biaya operasi penanganan pascapanen, dan

6. Keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan petani dan petugas penyuluh lapang akan teknologi pascapanen.

Dalam upaya meningkatkan pengelolaan hasil produksi, tindakan pemeliharaan tanaman merupakan hal pertama yang harus diperhatikan. Pemeliharaan tanaman bukan saja sekedar memberikan pupuk, tetapi juga menyiangi gulma, membersihkan tubuh tanaman, pemberian sanitasi, menanam tanaman sela, membuat parit drainase, memperbaiki teras pada lahan miring, dan menyulam tanaman mati.28

Dari beberapa penelitian tentang pengolahan kelapa, para petani biasanya enggan memberikan pupuk pada tanaman kelapanya. Hal ini dimungkinkan karena rekomendasi pemberian pupuk terhadap tanaman kelapa belum menarik perhatian mereka. Salah satu faktor pendukung produktivitas pertumbuhan tanaman kelapa adalah ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman itu sendiri.29

Pemberian air terhadap tanaman kelapa sangat diperlukan, terutama pada saat musim kemarau. Ketersediaan air yang cukup setiap tahunnya akan meningkatkan produktivitas tanaman kelapa, di Pulau Burung sendiri sistem kanalisasi sangat membantu dalam penyediaan air yang cukup bagi tanaman kelapa hibrida. Selain ketersediaan air, penyiangan gulma juga sangat penting, mengingat gulma merupakan tanaman salah satu tanaman parasit yang dapat menjadi penghalang pertumbuhan tanaman komoditas yang diusahakan.

PT Riau Sakti United Plantation dalam upaya meningkatkan produktivitas hasil produksi usahanya telah melakukan hal-hal seperti yang dimaksudkan di atas, pemberian pupuk, penyiangan gulma, pembuatan parit drainase, hingga menanam tanaman sela dilakukan oleh tenaga kerja yang bekerja dibidangnya masing-masing. Perawatan tanaman produksi di lingkungan perusahaan sangat diperhatikan. Perkembangan tanaman, kontrol terhadap hama penyakit, dan panen buah telah diatur secara sistematis oleh pihak perusahaan.

28 Sukamto I.T.N. Ir. 2001, Upaya Meningkarkan Produksi Kelapa. Jakarta: Penebar Swadaya, hal. 34. 29 Ibid, hal. 35.

Seperti buah-buahan yang lainnya, pemanfaatan tanaman kelapa dimulai sejak masa panen. Tetapi sering kali buah kelapa dipanen sebelum masak, karena kebutuhan untuk konsumsi. Kriteria masaknya buah kelapa dapat diketahui dari perubahan warna kulit luar yang menjadi cokelat. Tandan buah kelapa pada umumnya terbentuk sebanyak 14 kali dalam 1 tahun, kira-kira 1 tandan tiap bulannya. Oleh karena itu, panen kelapa sering dilakukan setiap 2-3 bulan sekali dalam 1 tahun.30

Frekuensi panen dapat dilakukan sebulan sekali dengan menunggu jatuhnya buah kelapa yang telah masak, akan tetapi sering kali dilakukan panen 2-3 tandan buah kelapa sekaligus. Tinggi rendahnya hasil yang dipanen sering kali dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain varietas tanaman kelapa, umur tanaman kelapa, keadaan tanah dan iklim serta pemeliharaan.

Panen yang dilakukan di PT Riau Sakti United Plantations dikerjakan oleh tenaga borongan maupun tenaga harian. Buah kelapa yang telah dipanen kemudian dikupas kulit luarnya kemudian dikumpulkan sebelum dikirim ke industri untuk diolah. Panen dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana, yaitu dengan menggunakan tongkat bambu yang panjang untuk menjangkau tandan buah kelapa yang akan dipanen yang di ujungnya dikaitkan sebilah pisau yang berbentuk seperti celurit. Untuk mengupas kulit luar kelapa digunakan alat berupa tonggak kayu yang ditancapkan ke tanah setinggi kira-kira 70 cm yang di atasnya di berikan sejenis pisau tajam untuk mengupas kulit kelapa tersebut atau dalam bahasa lokal di

Pulau Burung disebut ”sulak”.

Buah kelapa yang sudah selesai dipanen dari perkebunan selanjutnya dikirim ke industri untuk diolah ke dalam beberapa bentuk komoditas yang akan diperdagangkan baik ke daerah- daerah terdekat, luar daerah, hingga ke pasaran luar negeri.

30 Suhardikono, L. 1988, Tanaman Kelapa, Budidaya dan pemanfaatannya, Yogyakarta: Kanisisus. hal:

Adapun hasil-hasil olahan yang dihasilkan oleh industri PT Riau Sakti United Plantation adalah:

1. Canned Pineapple/Nanas dalam Kaleng

2. Pineapple Juice Concentrate/Juice nenas

3. Desiccated Coconut/Kelapa Parut Kering

4. Can cream/Santan

5. Air Kelapa 6. Minyak Kelapa 7. Bungkil Kelapa

8. Arang Tempurung Kelapa 9. Kulit Nenas

Sementara itu, bagian-bagian tanaman kelapa lainnya seperti sabut kelapa, batang kelapa, daun, hingga lidinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan konsumsi lainnya, seperti batang kelapa untuk jembatan-jembatan kecil, lidi untuk sapu, sabut kelapa dan akar kelapa untuk kerajinan tangan rumah tangga.

Dokumen terkait