• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.1.2 Pengelolaan Kas

Penempatan pengelolaan kas sebagai bidang strategis yang terpisah mencerminkan pentingnya menginstitusionalisasikan praktek-praktek penanganan kas yang tepat di pemerintah daerah. Hal ini dapat menjadi bidang strategis yang paling mudah untuk mendapatkan nilai baik, karena pengelolaan kas yang efektif dan tepat merupakan komponen dasar pengelolaan keuangan yang mantap. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. Masalah utama bagi pengelolaan kas adalah menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak yang dapat mengurangi keuntungan dan tidak terlalu sedikit yang dapat mengganggu likuditasnya.

Laporan arus kas merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang harus dibuat oleh perusahaan. Laporan arus kas dibuat untuk memenuhi tujuan – tujuan berikut ini : (Secokusumo et all, 1998)

1. Untuk memperkirakan arus kas masa mendatang Sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun, oleh karena itu penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas di masa yang akan datang.

2. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan, sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditur untuk mengevaluasi keputusan manajer.

3. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada kreditur. Pemegang saham tertarik pada penerimaan deviden dari investasinya dalam saham perusahaan. 4. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.

Biasanya kas dan laba bersih bergerak bersama. Tingginya tingkat laba cenderung menyebabkan peningkatan kas dan sebaliknya. Akan tetapi nilai sisa kas bisa menurun ketika laba bersih tinggi dan kas bisa meningkat ketika laba bersih rendah. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tinggi tetapi arus kas yang rendah, menyebabkan diperlukannya informasi arus kas bagi investor.

Indikator pengelolaan kas menurut Peter Rooney et all (2007) adalah :

1. Adanya kapasitas SDM dan kelembagaan yang memadai untuk fungsi akuntansi dan keuangan

3. Seluruh transaksi dan saldo keuangan pemerintah daerah dicatat secara akurat dan tepat waktu

4. Terdapat laporan keuangan dan informasi manajemen yang dapat diandalkan.

Pengelolaan kas daerah didasarkan atas efektivitas dan efisiensi penanganan dana-dana yang berasal dari penerimaan daerah dan dari pemerintah pusat. Penerimaan daerah berasal Pendapatan Asli Daerah dan penerimaan dari pusat berasal dari Dana Perimbangan yaitu Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Respon tiap-tiap pemerintah daerah terhadap pengelolaan keuangan atau kas daerah dan dana transfer yang diberikan oleh pemerintah pusat berbeda-beda. Tidak semua daerah memiliki kesiapan dalam menerima dana transfer tersebut. Dampaknya adalah terjadi perilaku yang tidak simetris sebagai respon terhadap dana transfer yang diberikan. Wulan, (2008) menguraikan bahwa ketika pemerintah pusat memberikan bantuan transfer kepada pemerintah daerah sebagai upaya untuk meningkatkan belanja daerah, terdapat indikasi respon yang asimetris terhadap bantuan tersebut. Wulan (2008) menunjukkan bahwa transfer pemerintah pusat berpengaruh terhadap besarnya pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota. Pada saat pemerintah daerah menerima transfer dari pemerintah pusat dana itu digunakan tanpa adanya upaya untuk meningkatkan PAD tiap-tiap daerah.

Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Unit organisasi yang

mempunyai fungsi perbendaharaan adalah unit yang ditetapkan sebagai bendaharawan umum negara/daerah dan/atau kuasa bendaharawan umum negara/daerah.Menurut Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,Bendaharawan Umum Negara (BUN) Indonesia dipegang oleh Menteri Keuangan. Sedangkan Kuasa Bendaharawan Umum Negara (Kuasa BUN) dipegang oleh DirektoratPengelolaan Kas Negara (Dir PKN) Dirjen Perbendaharaan. Maka unit organisasi yangmempunyai fungsi perbendaharaan adalah Departemen Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan. Jadi entitas pelaporan untuk Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat adalah:

1. KPPN yangmenghasilkan LAK - KPPN

2. Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang menghasilkan LAK - Kanwil 3. Direktorat PKN yang menghasilkan LAK - BUN

4. Ditjen Perbendaharaan c.q. DIA yang menghasilkan LAK- PP.

Lebih lanjut Priyo (2008) menjelaskan bahwa saat masyarakat (pemerintah daerah) menerima transfer maka akan terjadi kenaikan penerimaan pajak daerah dan peningkatan konsumsi barang publik. Hal ini menunjukkan bahwa transfer meningkatkan konsumsi akan barang publik namun tidak menjadi substitut pajak daerah. Kondisi inilah yang dalam berbagai literatur disebut dengan flypaper effect. Dewi (2006) menyebutkan flypaper effect merupakan suatu keganjilan dimana kecenderungan dari dana bantuan (transfer) akan meningkatkan belanja publik yang lebih besar dibandingkan dengan pertambahan pendapatan yang diperoleh dari masyarakat. Dapat juga dikatakan bahwa flypaper effect muncul saat transfer

pemerintah pusat digunakan sepenuhnya untuk membiayai kegiatan belanja pemerintah daerah tanpa diimbangi dengan peningkatan PAD.

2.1.3. Pelaporan

Menurut Halim, 2004 dalam buku yang berjudul Akutansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah, menjelaskan bawa: “Laporan Keuangan adalah Informsi keuangan yang disusun oleh suatu entitas bagi kepentingan pihak internal maupun eksternal dari entitas tersebut.” Sedangkan menurut Ismaya,2005 dalam buku yang berjudul Kamus Akuntansi, menjelaskan bahwa: “Pelaporan keuangan adalah suatu laporan yang disertai segala implementasinya dengan melalui penyiapan neraca dan ikhtisar laba rugi.”

Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pelaporan keuangan adalah Informsi keuangan yang disusun oleh suatu entitas bagi kepentingan pihak enternal maupun eksternal dari entitas tersebut segala implementasinya.

Menurut American Accounting Association, tujuan akuntansi untuk setiap bentuk organisasi adalah untuk menyediakan informasi bagi:1. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang terbatas,termasuk pengidentifikasian terhadap berbagai keputusan penting dan penentuan sasaranserta tujuan organisasi.2. Pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia dan bahan baku secara efektif.3. Pengurusan dan pelaporan penyirnpanan berbagai sumber daya.4. Pemberian kontribusi agar dapat tercapai efektivitas organisasi dalam rangka

memenuhi kebutuhan serta permintaan seluruh masyarakat untuk tujuan pengendalian social fungsi-fungsi mereka.

Laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 Tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan. Badan Layanan Umum menyatakan bahwa sistem Akuntansi Keuangan adalah sistem akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan pokok untuk tujuan umum (general purpose). Tujuan laporan keuangan adalah:

a. Akuntabilitas; mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLU dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

b. Manajemen; membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu BLU dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh penerimaan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas BLU untuk kepentingan stakeholders.

c. Transparansi; memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban BLU dalam

pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

Menurut Peter Rooney et all (2007) indikator pelaporan adalah :

1. Adanya kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan yang memadai untuk fungsi akuntansi dan keuangan

2. Sistem informasi akuntansi dan manajemen sudah terintegrasi

3. Seluruh laporan keuangan pemerintah daerah dicatat secara akurat dan tepat waktu

4. Terdapat laporan keuangan dan informasi manajemen yang dapat diandalkan

Dokumen terkait