• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

B. Sarana dan Prasarana Pendidikan

4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Administrasi sarana sering disebut juga sebagai administrasi materiil atau administrasi peralatan adalah segenap proses penataan yang bersangkut-paut dengan pengadaan, pendayagunaan, dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.14 Agar semua fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik. Manajemen yang dimaksud meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) Inventarisasi (4) Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7) Pemeliharaan dan (8) Penghapusan 15

Dalam pembahasan ini tentu tidak mungkin penulis membahas semua secara keseluruhan dan terperinci. Berikut hanya dibahas tiga hal,yaitu : (1) perencanaan, (2) pengadaan, dan (3) pemeliharaan sarana dan prasarana.

a. Perencanaan

Ditinjau dari arti katanya, perencanaan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau programprogram

14 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejujuran,

(Jakarta: Rajawali Pers, 1990) h.81

15Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009) h.125.

yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.16

Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik dan tidak gegabah (sembrono) tentu diawali dengan suatu perencanaan (planning/programming) yang matang dan baik dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. perencanaan yang baik dan diteliti akan berdasarkan analisis kebutuhan, dan penentuan skala prioritas bagi kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingannya.17

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berasal dari kara rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang.18.

Perencanaan dapat dilakukan jika sudah dibutuhkan. Untuk kebutuhan alat pelajaran atau media pendidikan yang pengadaannya dapat melalui prosedur sederhana, maka kebutuhan untuk tahun berikutnya segera dapat terpenuhi. Sedangkan jika kebutuhan alat pelajaran/media pendidikan yang prosedurnya sulit (harganya tinggi dan membutuhkan usaha pengumpulan uang), maka kebutuhan itu dapat terpenuhi bila sudah ada uang. Menyesuaikan dengan kebutuhan ini, maka perencanaan tidak boleh mendadak. Semuanya disesuaikan dengan mendesaknya kebutuhan dan tenggang waktu yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan. Selanjutnya perencanaan dilakukan bila ada perubahan kurikulum atau materi pelajaran, maka perencanaan dilakukan sesuai dengan datangnya peraturan baru tersebut dengan

16 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) cet-1, h.26.

17 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 114

18 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri

pertimbangan waktu dan biaya yang tersedia. Kebutuhan akan sarana prasarana tidak bisa dilakukan mendadak karna mengingat biaya yang harus dikeluarkan harus dipersiapkan. Tetapi juga dapat disortir mana yang lebih penting mana yang tidak, dalam arti mana yang harus diprioritaskan. Kebutuhan sarana prasarana memang penting demi menunjangnya kegiatan belajar mengajar tetapi harus adanya perencanaan pengadaan yang benar, tidak semata-mata yang tidak begitu dipentingkan menjadi penting adanya.

Setelah dijelaskan beberapa pengertian mengenai perencanaan selanjutnya akan dibahas prosedur perencanaan yang menurut Boeni Soekarno dapat dibagi menjadi beberapa langkah-langkah, yaitu:

1) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan setiap unit kerja sekolah

2) Menyusun rencana perlengkapan sekolah untuk periode tertentu. 3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan

perlengkapan yang tersedia sebelumnya

4) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang telah tersedia

5) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau anggaran yang ada

6) Penetapan rencana akhir.

b. Pengadaan

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan pengadaan sebagai segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.19 Pengadaan adalah semua kegiatan

19 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri

penyediaan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan tugas sekolah.20

Dapat disimpulkan bahwa pengadaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyediakan apa-apa saja yang dibutuhkan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi oprasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.21 Pemilihan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan oleh sekolah, dengan tetap mengacu kepada standard an pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah pusat atau provinsi dan kabupaten/kota.22

Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan hati-hati agar pengadaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1) Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya. Dari analisis materi ini, dapat didaftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan. Ini dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang studi.

2) Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaanya, kebutuhan yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain.

20 Piet A. Sahertian , Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 176

21

Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h.259

22

Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri

3) Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki dan dipisahkan untuk diserahkan kepada orang yang dapat memperbaikinya.

4) Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih dapat dimanfaatkan, baik dengan reparasi, modifikasi maupun tidak. 5) Mencari dana bila belum ada. Kegiatan dalam tahap ini adalah

mengadakan perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana baik dari dana rutin maupun non rutin.

6) Menunjuk seseorang untuk melaksanakan pengadaan alat. Penunjukkan ini sebaiknya mengingat beberapa hal yaitu keahlian, kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya. 23

Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Sejalan dengan pembicaraan didepan maka pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sebagai berikut:

1) Pengadaan tanah

Untuk pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara membeli, menerima hibah, hak pakai atau menukar.24

2) Pengadaan bangunan

Untuk pengadaan bangunan ini dapat dilaksanakan dengan membangun/mendirikan bangunan baru, membeli, menyewa, menerima hibah atau menukar (pada prinsipnya sama dengan pengadaan tanah)

3) Pengadaan perabot

Yang dimaksud dengan perabot ialah barang-barang rumah tangga yang fungsinya sebagai tempat penyimpanan atau pengamanan dari alat-alat atau bahan-bahan yang antara lain

23 Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 259.

24 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 137

meliputi: meja tulis, kursi, almari, rak, filling kabine, brankas dan lain-lain.

Cara pengadaan perabot dapat dilakukan dengan membeli, membuat sendiri atau menerima bantuan/sumbangan.

a) Membeli perabot dapat berwujud barang jadi (readystock) dan membeli dengan pesanan yang sesuai dengan syarat dengan ukuran anatomis, teknis kontruksi dan kualitas bahan.

b) Membuat sendiri dapat dimungkinkan dalam rangka praktik serta disesuaikan dengan biaya dengan kemampuan yang tersedia.

c) Menerima bantuan dan sumbangan dari donator seperti BP3 yang bersifat tidak mengikat, dilaksanakan dengan proses verbal.

4) Pengadaan kendaraan/alat transportasi

Yang dimaksud dengan kendaraan adalah alat angkut orang atau barang untuk di darat, di air dan di udara. Khusus untuk sekolah hanya kendaraan darat dan air. Dewasa ini pengadaan kendaraan untuk sekolah dilakukan oleh pemerintah pusat.

5) Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor (ATK)

Sarana pendidikan (alat pelajaran, alat peraga, media dan alat-alat praktikum), alat-alat-alat-alat kantor (mesin ketik, mesin hitung, alat-alat penyedot debu, sapu dan sebagainya) dan alat tulis kantor (kertas, tinta, map dan sebagainya) dapat diadakan sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu untuk jumlah besar tertentu melalui lelang/tender dengan tekanan. Kekurangan ATK dalam jumlah kecil dapat diadakan/dibeli melalui dana taktis.25

25 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 137-138

c. Pemeliharaan

Menurut Ary H. Gunawan yang dimaksud dengan pemeliharaan perlengkapan ialah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan atau siap pakai.26

Agar semua sarana prasarana di sekolah dapat berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa menimbulkan gangguan atau hambatan. Maka perlu di adakan pemeliharaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, tujuan dari adanya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.

2) Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. 3) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui

pengecekan secara rutin dan teratur.

4) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.27

Selain dari tujuan tersebut, pemeliharaan sarana dan prasarana juga bermanfaat dalam proses pembelajaran atau proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dengan adanya pemeliharaan yang baik, sarana prasana menjadi awet dan tahan lama, sehingga tidak diperlukan pergantian sarana prasarana dalam waktu singkat. Adanya pemeliharaan yang baik juga dapat meminimalisir biaya perbaikan sarana prasana yang berlebihan.

Ada beberapa macam pemeliharaan sarana prasarana pendidikan di sekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya.

26 Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) h. 195

27 Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 269.

1) Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Keempat macam pemeliharaan tersebut cocok untuk perawatan mesin. Pemeliharaan perlengkapan yang bersifat pengecekan pemeliharaan yang bersifat pencegahan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, perbaikan berat. 2) Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam

pemeliharaan sarana prasarana pendidikan disekolah

3) Pemeliharaan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel lantai, membersihkan pintu.

4) Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran tembok.28

Dalam mengelola sarana prasarana diperlukan pemeliharaan yang terus menerus agar setiap jenis barang tetap dalam keadaan baik secara berkala. Pemeliharaan dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu. Pelaksanaan pemeliharaan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan orang lain. Pemeliharaan berkala menurut keadaan barang dibedakan menjadi :

1) Pemeliharaan barang habis pakai

Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative singkat.29 Sarana pendidikan yang bisa habis dalam kurun waktu yang singkat bisa sebagai contoh adalah kapur tulis yang sering digunakan oleh guru untuk pembelajaran.

2) Pemeliharaan barang tidak habis pakai/tahan lama

Pemeliharaan barang habis pakai merupakan cara penyimpanan atas barang itu sebelum ia pakai. Pemeliharaan tahan lama antara lain:

28 Ali Imron, dkk. Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1 h.91

29 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasiny, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004) cet-II h.2

a) Mesin/alat praktek dan kantor (mesin tulis, mesin jahit, mesin pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain), memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan berkala yang dilakukan oleh pegawai yang bertanggungjawab atas barang tersebut dengan cara membersihkan debu, menutup kembali setelah dipergunakan. Pemeliharaan alat-alat harus sesuai dengan ketentuan pabrik.

b) Mebel (perabot) memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan perbaikan jika ada kerusakan.

c) Gedung memerlukan pemeliharaan sehari-hari seperti pembersihan, pengecatan secara berkala, perbaikan atas kerusakan baik ringan maupun berat.

d) Kendaraan, memerlukan pemeliharaan sehari-hari, berkala dan perbaikan kerusakan. Pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh pengemudi dengan cara pembersihan kendaraan, memeriksa air radiator, membersihkan dan memeriksa air aki, bila terdapat kerusakan segera mengurus perbaikan kendaraan, pemeliharaan berkala misalnya servis, sesuai dengan ketentuan pabrik.

e) Buku-buku. Pemeliharaan buku dilakukan setiap hari dan berkala, pembersihan sehari-hari dengan cara membersihkan debu, pemeliharaan berkalanya dengan cara menyemprot buku dengan obat anti hama.

f) Alat-alat laboratorium. Pemeliharaan sehari-hari dan sebagian pemeliharaan berkala, alat-alat yang mudah pecah ditempatkan pada kotak-kotak khusus, pemeliharaannya sesuai dengan petunjuk pabrik.

g) Tanah. Pemeliharaannya hanya berupa pemagaran dan pembersihan.30

30 Piet A. Sahertian, Dimensi AdministrasiPendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) cet-1 h. 196-198

Agar setiap barang yang kita miliki senantiasa dapat berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak menimbulkan gangguan/hambatan, maka barang-barang tersebut perlu dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindarkan adanya unsure-unsur pengganggu/perusaknya. Dengan demikian kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dan berfungsi baik pula, disebut pemeliharaan atau perawatan. Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut ukuran waktu dan menurut ukuran keadaan barang. Pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan setiap hari (setiap akan/sesudah memakai) dan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual), misalnya 2 atau 3 bulan sekali (seperti mesin tulis) atau setelah jarak tempuh (kendaraan bermotor) atau jam pakai tertentu (mesin statis). Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan barangnya dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak habis pakai, seperti pemeliharaan terhadap ketras, kapur dan sebagainya dengan penimpanan yang baik (aman, tidak lembab, bebas hama, dan sebagainya), sebelum barang tersebut dipakai seperti mesin tulis, kendaraan dan sebagainya dilakukan servis bila keadaan pemakaiannya ternyata sudah kurang enak atau kurang lancar, secara rutin berkala. Pemeliharaan terhadap tanah dan gedung, dilakukan dengan pembersihan, pengecatan, menyapu, mengepel dan sebagainya.31

Pemeliharaan dapat dilakukan dalam kurun waktu tertentu, bisa satu hari sekali, sebulan sekali bahkan setahun sekali. Pemeliharaan dilakukan agar sarana dan prasarana masih dapat berfungsi dengan baik. Pengecekan terhadap sarana prasarana harus dilakukan rutin dan harus ada laporan-laporan.

31 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 146

Misalnya ada barang yang rusak dan harus diganti, sehingga dapat diberikan solusi segera. Pihak-pihak terkait yang dapat melakukan pemeliharaan adalah semua pihak yang ada disekolah, baik kepala sekolah, guru, murid, serta staf-staf yang lain. Pihak-pihak ini harus ikut andil dalam proses pemeliharaan sarana prasarana disekolah. Karena penggunaan pada sarana dan prasarana dilakukan bersama-sama.

C. Penelitian yang Relevan

1. Fakih Mufti (107018203835), Implementasi Standar Sarana & Prasarana Dalam Menunjang Keberhasilan Program Rintisan Sekolah Internasional (Studi Kasus di SMKN 1 Rangkasbitung). Berdasarkan hasil penelitian, implemetasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar umum seperti ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium computer dan ruang laboratorium bahasa dapat dikatakan telah menunjang untuk keberhasilan program RSBI yang ada di SMKN 1 Rangkasbitung, walaupun masih ada beberapa hal yang harus disempurnakan. Implementasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar khusus atau ruang praktik untuk masing-masing jurusan belum mampu menunjang keberhasilan program RSBI yang dimiliki oleh SMKN 1 Rangkasbitung, dan itu terlihat dari belum adanya beberapa ruang praktik yang harus dimiliki oleh setiap jurusan dalam menunjang proses pembelajaran. Dari 5 jurusan yang ada, hanya Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan saja yang hamper memenuhi jumlah ruang praktik yang harus dimiliki.

2. Moh. Jakfar Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah di SDN Sawah 1 Ciputat, Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh data tentang impelentasi sarana dan prasarana sekolah di SDN Sawah 1 Ciputat dengan bentuk pelaksanaan yakni perencanaan kebutuhan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan inventarisasi, serta

pengawasan. Dari keseluruhan pelaksanaannya sudah mencapai nilai yang cukup efektif, adapun yang menjadi perhatian, yakni dalam bidang pemeliharaan yang memerlukan peningkatan dengan menerapkan 5P, yakni penyadaran, pemahaman, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pembiasaan serta pendataan dalam pelaksanaannya. Berikutnya, dalam bidang penyimpanan yang membutuhkan perluasan ruangan untuk barang yang sudah tak layak pakai.

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait