• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi rencana strategi sarana prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi rencana strategi sarana prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Dhiza Namira Fatihany

(1110018200045)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. April 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan. strategi diartikan sebagai suatu rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan media pengajaran. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Jenis metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, instrumen pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen : observasi awal, dokumentasi serta wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, kepala TU dan beberapa guru

Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan belum semuanya terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keadaan beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang ada seperti laboratorium biologi yang disatukan dengan gudang dan ruang guru yang kurang luas sehingga mengakibatkan suasana yang kurang kondusif.

(6)

Jakarta: Program Management Studies Faculty of Education and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.April 2015

This study aims to determine the planning, procurement and maintenance of facilities and infrastructure at SMPN 5 South Tangerang.the strategy is defined as a plan to lead an army in order to always win the war.Education means that the equipment is directly used for the educational process, such as tables, rate i, class, and teaching media.Education infrastructure are all basic accessory device that indirectly support the implementation of the educational process at school.

This type of method is carried out in this study is a qualitative research, using descriptive analysis approach, using research data collection instruments instruments: initial observation, documentation and interview with the school principal, vice principal fields of infrastructure, head of TU and some teachers

The results showed that the planning, procurement and maintenance of facilities and infrastructure at SMPN 5 South Tangerang's not all done well.It can be seen from the state of some facilities of existing infrastructure such as biology laboratory and warehouse space together with teachers who are less extensive, resulting in an atmosphere which is less conducive.

(7)

i

Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Rencana Strategi Sarana Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan“ penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun inilah usaha maksimal

yang dapat penulis lakukan.

Penulis juga menyadari sepenuhnya tentunya ada pihak-pihak yang

berkontribusi baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, ketua Program Studi Manajemen

Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, juga selaku dosen pembimbing kedua, saya sangat

berterima kasih kepada beliau, karena beliau selalu memberi arahan

kepada penulis dan teman-teman untuk segera menyelesaikan skripsi.

3. Dr. Fathi Ismail MM, dosen pembimbing pertama yang selalu

meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainnya

skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam

hidupnya. Amin.

4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

khususnya dosen-dosen di Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Alan Suherlan. S.Pd, MM. Kepala Sekolah SMPN 5 Tangerang

Selatan yang dengan ramah dalam menerima dan membantu penulis

selama proses penelitian.

6. Bapak dan Ibu guru, serta bagian Tata Usaha yang sangat ramah dalam

(8)

ii

semangat moril maupun materiil. Yang selalu bekerja keras untuk

menghidupi keluarga kecil kami. Terimakasih banyak Ayah. Kamu

yang terbaik.

8. H. Dadang Sutrisna, ayah yang selalu memberikan semangat kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi dan mendapat gelar S1 di UIN

Syarif Hidayatullah.

9. Hj. Sri Mulyati, Amih yang baik, yang selalu membantu mengurus dan

menjaga Syaqilla semasa penulis menyelesaikan skripsi.

10. Kedua Kakak, Rizsky Pratama Sutrisna, S.Sos dan Rizsa Mulyawan,

ST, serta kedua kakak ipar yaitu Anggraini Puspitasari SE, Robiatul

Alawiyah SE. Terimakasih telah memberikan semangat dan

pengalaman kepada penulis.

11. Syaqilla Kanaya Adzra anak cantik yang memberikan senyuman

semangat untuk bunda. Terimakasih sayang, kamu anak yang pintar.

Bunda sayang Qilla selalu.

12. H. Supandi Mansyur dan Hj. Nuraini bapak dan mama mertua

terimakasih sudah mendoakan dan memotivasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi. Untuk mama mertua semoga Allah memberikan

mama kesehatan. Amin ya rabbal alamin

13. Teman-teman di Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada Popy Lukitawati,

Ayunda Septiani, Nofita Dian, Ratih Kusumawati, Sity Nurjannah,

Titin Khumedah, Nurul Aulia Islamika, makasih geng mecin udah

mengajak penulis makan mecin terus dan Ari istiara yang rela

mengorbankan waktunya untuk membantu penulis dalam

(9)

iii

penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi.

15. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu,

terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu

penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.

Jakarta, 28 April 2015 Penulis

(10)

iv

LEMBARAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian... ..6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Pengertian Strategi ... 7

1. Perumusan Strategi ... ..8

a. Strategi Umum ... 10

b. Strategi Operasional ... 11

B. Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 13

2. Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... .15

3. Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan ... .16

a. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai ... 16

b. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan ... 16

c. Ditinjau dari Hubungan dengan Proses Belajar ... 17

4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana ... ..18

(11)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 30

B. Metode Penelitian ... 30

C. Sumber dan Jenis Data ... 31

1. Sumber Data ... 31

2. Jenis Data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 32

F. Analisa Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 35

1. Profil SMPN 5 Tangerang Selatan ... 35

2. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan ... 36

3. Keadaan Siswa ... 38

4. Prestasi Siswa ... 39

B. Deskripsi dan Analisa Data ... ...40

1. Sarana dan Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan ... …40

2. Formulasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 42

a. Perumusan Strategi ... 42

b. Strategi Umum ... 46

c. Strategi Operasional ... 49

d. Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana ... 52

(12)

vi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

(13)

vii

3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara 32

4.1 Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan 36

4.2 Data Tenaga Kependidikan 37

4.3 Data Siswa 3 Tahun Terakhir 38

4.4 Prestasi Akademik 39

4.5 Prestasi Non Akademik 39

(14)

vii

3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara 41

4.1 Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan 41

4.2 Data Tenaga Kependidikan 41

4.3 Data Siswa 3 Tahun Terakhir 42

4.4 Prestasi Akademik 43

4.5 Prestasi Non Akademik 44

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal yang perlu dimiliki setiap orang, untuk investasi

di masa depan. Pada hakikatnya, pendidikan di zaman era globalisasi

menuntut manusia untuk lebih kreatif. Dengan pendidikan SDM akan mudah

atau mampu mengatasi masalah-masalah yang terdapat disebuah organisasi

atau sekolah. Memang sesungguhnya bahwa manusia merupakan unsur

terpenting dalam organisasi atau sekolah. Mengingat pentingnya unsur

manusia itulah mengapa dalam menyusun suatu perencanaan atau program,

jenis, jumlah dan kualifikasi para pelaksananya harus tergambar secara

jelas.1Sekolah membutuhkan manusia-manusia yang pandai dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2 disebutkan bahwa

“Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar

pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap

tuntutan perubahan zaman.”2

1 Sondang P. Siagian, Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,

1993,Jakarta: CV. Haji Masagung, h.87

(16)

Dalam konteks ini bahwa Pendidikan nasional harus berdasarkan pada

Pancasila dan Undang-undang. Yang diharapkan peserta didik dapat

menerapkan nilai-nilai agama, menjadi pribadi yang baik, taat kepada Tuhan

yang Maha Esa, menerapkan kebudayaan nasional Indonesia dan dapat

mengikuti perkembangan zaman. Pada era globalisasi hal yang penting

dipersiapkan adalah manusia yang berkompeten. Untuk melahirkan manusia

tersebut harus melalui jalur pendidikan. Pada saat ini masyarakat semakin

menyadari bahwa pendidikan sangat penting untuk menghadapi tantangan

dimasa mendatang. Sumber daya manusia yang berkompeten juga dilahirkan

untuk mengembangkan IPTEK, agar siap untuk menghadapi tantangan

eksternal. Terbukti pada saat ini tekhnologi sudah masuk di dunia pendidikan.

Dimana setiap siswa dapat mengakses informasi secara efisien dan

efektif.Sekolah mempunyai pihak-pihak terkait mengenai perencanaan

program pendidikan di sekolah. Pihak-pihak tersebut sangat dibutuhkan ide,

ilmu pengetahuannya dalam merumuskan perencanaan strategis.

Perencanaan strategis adalah suatu kegiatan jangka panjang yang

dilakukan organisasi dalam menentukan strategi atau rancangan untuk

mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi ke masa yang akan

datang, apa saja yang dikerjakan, siapa yang melakukan, dan sebagainya, demi

mencapai keberhasilan yang diinginkan. Pentingnya perencanaan strategi

adalah memberikan kerangka dasar mengenai perencanaan-perencanaan apa

saja yang harus dibentuk, perencanaan strategi membantu akan pemahaman

akan bentuk-bentuk perencanaan lainnya, perencanaan strategi memberikan

konsepsi yang jelas bagi sebuah instansi untuk memformulasikan sasaran serta

rencana-rencana yang dapat menentukan keberhasilan suatu organisasi atau

instansi.

Perencanaan strategis mengandaikan bahwa sebuah organisasi harus

tanggap terhadap lingkungan yang dinamis yang sulit diramal. Perencanaan

strategis menekankan pentingnya membuat keputusan-keputusan yang

menempatkan organisasi khususnya sekolah untuk berhasil menanggapi

(17)

strategis, artinya, penerapan pemikiran strategis pada tugas pemimpin sebuah

organisasi sekolah guna mencapai tujuan.3Perencanaan strategis memudahkan

suatu organisasi untuk menentukan sasaran dan rencana-rencana yang dapat

menunjang dalam proses pendidikan. Salah satunya yang dapat memajukan

mutu sekolah adalah sarana dan prasarana.

Sebagai lembaga pendidikan, dalam melaksanakan pendidikan tentu

diperlukan hal-hal yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Proses

kegiatan belajar memerlukan tempat yang layak sesuai standarisasi sarana

prasarana yang ada, tempat yang nyaman untuk proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan lancar. Sarana prasarana yang mengacu untuk

keberlangsungan proses belajar mengajar setidaknya memiliki tempat yang

layak untuk berlangsungnya proses KBM. Karena proses KBM yang baik juga

ditunjang dari sarana-prasarana nya. Sarana prasarana yang memadai dapat

membantu mencari informasi, membantu menggali informasi, memudahkan

guru dalam memberikan materi dengan media-media pembelajaran yang aktif

dan unik, sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik.

Sarana prasarana yang baik tentu sesuai dengan standarisasi sarana prasarana.

Menurut UU dan Peraturan Pemerintah RI pasal 42 ayat 2 “Bahwa setiap

satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,

ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,

ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,

tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang atau tempat yang lain diperlukan

untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.”4

Sarana prasarana pendidikan harus sesuai dengan rencana yang sudah

dibuat, harus pula sesuai dengan standarisasi yang ada, sehingga ketercapaian

tujuan terlaksana dengan baik. Untuk menunjang proses belajar mengajarpun

bisa terlaksana dengan baik, dengan sarana prasarana yang memadai. Sekolah

yang baik tidak hanya sekolah yang mempunyai guru yang berkompeten,

3 Michael Allison Jude Kaye, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Nirlaba, 2005, Jakarta: Media Grafika, h.5

(18)

tetapi juga dilihat dari sarana prasarananya menunjang atau tidak. Maka setiap

satuan pendidikan harus mengiuti standar yang ada.

Sarana prasarana harus tersedia semaksimal mungkin untuk menjadi

daya tarik calon peserta didik. Apabila sarana prasarana kurang memadai,

maka akan menghambat pada keberlangsungan proses belajar mengajar yang

merupakan hal terpenting untuk memberikan penjelasan secara lebih baik

kepada peserta didik. Namun, bila pengelolaan sarana dan prasarananya tidak

baik, akan terjadi ketidaktepatan dalam proses pengelolaannya, mulai dari

cara pengadaan, penyimpanannya, pemeliharaan perlengkapan,

penginventarisasian, maupun penghapusan. Karena asbab tersebut banyak

pengelola yang kurang memahami standarisasi dari sarana dan prasarana yang

sebenarnya.

Fenomena yang terjadi di sekolah adalah kurang nyamannya tempat

belajar mengajar tersebut dikarenakan setiap hujan mengalami banjir, karena

didalam sekolah ada sebuah sungai yang menghubungkan ruang kepala

sekolah dengan ruang guru dan ruang kelas. Ketika banjir datang, air masuk

sampai ke dalam semua ruangan. Yang pada akhirnya kepala sekolah

meliburkan kegiatan belajar mengajar tersebut. Sehingga hal tersebut sangat

mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung.

Karena ketidaknyamanan tersebut, kepala sekolah mengambil sebuah

kebijakan dengan mengajukan relokasi lahan agar tidak terjadi dengan hal-hal

yang diinginkan kembali, tetapi belum ada respon yang diharapkan dari pihak

Pemda. Pengelolaan sarana prasarana disekolah ini belum maksimal karena

berbagai masalah yaitu keterbatasan dana yang menghambat proses

pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan sapras. Sumber dana yang diterima

oleh sekolah ini ada 3 yaitu dana BOS, BOSDA dan lain-lain. Dana yang

diterima tidak bisa langsung diterima secara tepat waktu, sehingga dalam

proses pengadaan, perbaikan harus menunggu dana cair. Missal, pada

perbaikan, mengajukannya pada 2013 mungkin saja bisa terealisasinya pada

(19)

Sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak mulai dari sarana

dan prasarananya, tetapi jumlah dana yang diterima tidak sesuai dengan

kebutuhan yang direncanakan. Birokrasi yang tidak udah sehingga masalah

yang terjadi pada sarana dan prasarana disekolagh tidak dapat diselesaikan

secara tepat waktu. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Implementasi

Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMPN 5 kota Tangerang Selatan”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dilakukan

identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Lokasi gedung sekolah yang tidak strategis.

2. Keterbatasan dana yang menghambat keberlangsungan pencapaian

fasilitas secara optimal.

3. Dana yang turun dari pusat tidak tepat waktu.

4. Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan.

5. Belum optimalnya strategi pengelolaan yang digunakan

6. Keterbatasan pemahaman tim khusus mengenai pengelolaan sarana dan

prasarana.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dapat dilakukan

pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Belum maksimalnya pencapaian strategi perencanaan dalam mengelola

sarana prasarana.

2. Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan sarana dan prasarana.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka dapat dilakukan

perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana implementasi strategi

(20)

E. Tujuan Penulisan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui strategipengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di

SMPN 5 Tangerang Selatan.

2. Mengetahui strategi umum dan strategi operasional di SMPN 5

Tangerang Selatan dalam implementasi strategi sarana dan prasarana.

3. Mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan di SMPN

5 Tangerang Selatan

F. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi baru

yang berguna, khususnya dibidang manajemen pendidikan dalam

mengelola sistem pendidikan, terkait dengan program sarana prasarana

demi menunjang kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberi masukan, ide,

gagasan, dan mampu memberikan sumbangan pemikiran pada pihak yang

terkait dalam dunia pendidikan, bahwa mutu pendidikan tidak hanya

terukur oleh kualitas tenaga pendidik, tetapi juga dari sarana prasarana

pendidikan.

3. Bagi pembaca, penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi bagi

sekolah untuk termotivasi dalam mencapai strategi sarana prasarana

(21)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Strategi

Menurut Crown Dirgantoro kata strategi berasal dari bahasa Yunani

yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama

perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam

rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan

dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas,

dan lain sebagainya.1

Bambang Tri Cahyono menjelaskan strategi diartikan sebagai suatu

rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu

memenangkan perang. selain itu beliau juga menjelaskan strategi dalam

konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti

lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan

sumber daya dan usaha suatu organisasi.2

Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi yang

dijelaskan oleh Jain sebagai berikut:

a. Sumber daya yang dimiliki terbatas.

b. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.

(22)

c. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.

d. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang

waktu.

e. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.3

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu

rencana untuk menghadapi peperangan, dimana seorang pemimpin yang

memimpin suatu perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga

sebuah arahan, tujuan, seni untuk mengimplementasikan dalam sebuah

kegiatan yang untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Strategi dibutuhkan

ketika harus mengelola sumber daya, bagaimana sumberdaya yang terbatas

bisa dimanfaatkan secara maksimal. Strategi dibutuhkan ketika ada

ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing, selain itu komitmen sumberdaya

tidak dapat diubah lagi maka strategi harus bekerja untuk menjalankan

komitmen sehingga komitmen tersebut dapat berjalan sesuai yang

direncanakan. Strategi juga dibutuhkan ketika keputusan-keputusan harus

dikoordinasikan sepanjang waktu, karena sebuah keputusan harus

dikoordinasikan kepada karyawan atau bawahan yang bekerja sama dalam

menjalankan strategi agar strategi dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Biasanya pengendalian inisiatif dapat dilakukan secara berlebih,

karena inisiatif datang dari diri manusia dari akal manusia,

kesalahan-kesalahan yang dilakukan manusia bisa diberantas dengan strategi yang baik

dan benar. Strategi bisa digunakan untuk mensukseskan rencana-rencana yang

telah direncanakan agar tercapainya sebuah rencana yang telah ditentukan.

1. Perumusan Strategi

Perumusan strategi yang sukses tidak menjamin implementasi

strategi yang sukses. Pada kenyataannya lebih sulit dalam melaksanakan

implementasi daripada mengatakan bahwa sedang berusaha

melakukannya (perumusan strategi). Meskipun berhubungan, tetapi

implementasi dengan perumusan berbeda konsep. Formulasi strategi dan

impementasi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

(23)

a. Perumusan strategi adalah memosisikan kekuatan sebelum dilakukan

tindakan

b. Implementasi strategi adalah mengelola kekuatan yang mengelola

semua hal selama tindakan dijalankan

c. Perumusan strategi berfokus pada efektivitas

d. Implementasi strategi berfokus pada efisiensi

e. Perumusan strategi terutama adalah proses intelektual

f. Implementasi strategi terutama adalah proses operasional

g. Perumusan strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisa yang

baik

h. Implementasi strategi membutuhkan motivasi khusus dan keahlian

kepemimpinan

i. Perumusan strategi membutuhkan koordinasi di antara beberapa

individu

j. Implementasi strategi membutuhkan koordinasi di antara banyak

individu.4

Perumusan strategi tidak selalu menjamin implementasi yang baik.

Karena pada hakikatnya implementasi lebih sulit daripada

perencanaannya, hambatan-hambatan selalu datang dan selalu mencari

solusi yang terbaik agar tercapainya implementasi yang maksimal.

Perbedaan-perbedaan yang melihatkan bahwa perumusan strategi dengan

implementasi strategi sangat berbeda konsep tetapi tetap berhubungan

yaitu perumusan strategi lebih kepada perencanaan sebelum dilakukannya

tindakan. Perumusan menitikberatkan pada efektivitas atau tepat guna

sedangkan implementasi strategi lebih kepada tepat sasaran. Perumusan

strategi terutama adalah proses intelektual sedangkan implementasi proses

operasional, karena perumusan strategi lebih kepada pemikiran yang

matang agar terkonsep dan tidak salah dalam mengambil keputusan.

Sedangkan implementasi lebih kepada proses yang dijalankan. Perumusan

(24)

strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisa yang baik jadi

perumusan strategi harus mmpunyai keahlian evaluasi yang tepat secara

cepat dengan analisa yang baik. Implementasi strategi membutuhksn

motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan. Pada penerapannya proses

implementasi membutuhkan kepemimpinan untuk memonitori target target

yang ingin dicapai. Perumusan strategi membutuhkan koordinasi setiap

individu karna perumusan strategi dibuat oleh team-team yang

bersangkutan, tidak banyak campur tangan tetapi hasil yang memuaskan.

Sedangkan implementasi strategi harus dengan persetujuan atau kerjasama

oleh banyak individu, karena pada penerapannya lebih sulit daripada

perumusannya, jadi membutuhkan banyak orang seperti contoh di sekolah

yang dibantu oleh karyawan, guru, dan staf-staf lain.

a. Strategi Umum

Para perancang sistem perencanaan sepakat tentang pentingnya

peran strategi umum. Strategi umum sering disebut dengan strategi

induk atau bisnis, memberikan arah bagi tindakan-tindakan strategik.

Mereka merupakan dasar bagi tindakan terkoordinasi dan

berkesinambungan yang diarahkan untuk mencapai sasaran bisnis

jangka panjang. Strategi umum menetapkan periode waktu untuk

mencapai sasaran jangka panjang. 5 Jadi, suatu strategi umum dapat

didefinisikan sebagai rencana induk yang pedoman tindakan-tindakan

penting yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam jangka waktu

yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan harus mempunyai strategi

umum karena merupakan acuan untuk mencapai tujuan.

Tujuan strategi umum ada dua: (1) menyajikan, menguraikan,

membahas yang perlu dipertimbangkan para manajer strategic dan (2)

menyajikan ancangan untuk memilih salah satu strategi umum yang

optimal dari alternative-alternatif yang ada.

(25)

Dari tujuan strategi umum dapat disimpulkan bahwa strategi umum

membahas hal-hal yang akan dipertimbangkan sehingga tidak salah

langkah dalam mengimplementasikannya. Strategi umum juga

menyajikan rencana yang optimal dari alternative yang telah

disediakan.

b. Strategi Operasional

Rencana operasional disusun berdasarkan Renstra dan tidak boleh

menyimpang dari Renstra sehingga antara renstra dan Renop harus

terkait dan terdapat benang merah. Renstra dan Renop inilah yang

selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan

monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbing oleh berbagai

pihak yang berkepentingan dengan sekolah. Berikut langkah-langkah

menyusun rencana operasional yaitu (1) melakukan analisis

lingkungan sekolah saat ini, (2) melakukan analisis pendidikan sekolah

saat ini, (3) melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan,

(4) merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan

satu tahun kedepan, (5) merumuskan tujuan tahunan, (6)

mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk

mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat

kesiapannya, (7) melakukan analisis SWOT, (8) menyusun

langkah-langkah pemecahan persoalan, (9) menyusun rencana program sekolah,

(10) menentukan milestone (output apa dan kapan dicapai), (11)

menyusun rencana biaya, (12) menyusun rencana pelaksanaan

program, (13) menyusun rencana pemantauan dan evaluasi, (14)

membuat jadwal pelaksanaan program, (15) menentukan

penanggungjawab program.6

(26)

Dapat disimpulkan bahwa rencana operasional disusun berdasarkan

Renstra dan tidak boleh menyimpang, karena akan menjadi pedoman

dalam menjalankan monitoring dan evaluasi terhadap proses disekolah.

Terdapat langkah-langkah dalam rencana operasional yaitu melakukan

analisis lingkungan sekolah, analisis lingkungan ini menitikberatkan

pada lingkungan sekolah yang cakupannya lebih sempit dan

berpengaruh pada operasional sekolah. Selanjutnya melakukan analisis

sekolah saat ini, analisis ini dilakukan dalam menganalisis internal

yang ada disekolah yang akan dan mempengaruhi penyelenggaraan

pendidikan. Melakukan analisis satu tahun kedepan dimaksudkan agar

sekolah dapat mempunyai potret sekolah yang diharapkan pada satu

tahun kedepan, menentukan kesenjangan antara situasi sekolah dan

yang akan diharapkan satu tahun kedepan sehingga apa yang

diharapkan sekolah dapat dicapai. Merumuskan tujuan atau sasaran

merupakan penjabaran dari tujuan sekolah yang lebih rinci terukur dari

lima tahunan dalam renstra. Melakukan identifikasi terhadap

fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Melakukan

analisis swot untuk mengenali tingkat kesiapan pada sekolah tersebut.

Merumuskan alternative pemecahan persoalan yang dimaksudkan agar

ketika planning A tidak dapat berjalan atau gagal sekolah juga harus

memilki planning B untuk memberikan solusi yang tepat. Pihak terkait

seperti kepsek, komite sekolah dll menentukan program-program

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Menentukan

tonggak-tonggak keberhasilan yaitu apa saja yang menjadi kunci keberhasilan

dalam waktu kapan akan dicapai. Menyusun rencana biaya atau yang

disebut dengan RAPBS. Didalam RAPBS sudah jelas bahwa setiap

program atau kegiatan harus nampak jelas dan terperinci untuk

(27)

Perumusan atau penyusunan rencana pelaksanaan program lebih

kepada cara untuk mensukseskan tujuan yang akan dicapai. Menyusus

rencana evaluasi yang dimaksudkan agar setiap kegiatan dapat

terkontrol dan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Jika

program-program telah disusun makan diperlukan alokasi waktu atau

membuat jadwal pelaksanaan program. Setiap kegiatan harus

menentukan siapa yang menjadi penanggungjawab program agar setiap

kegiatan dapat dipertanggungjawabkan.

B. Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Guru merupakan sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan

proses pendidikan. Guru juga harus mampu mengelola proses belajar

mengajar secara professional. Namun, bukan berarti bahwa unsur-unsur

lain tidak pentiing dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu yang

penting pula dalam proses kegiatan pendidikan ialah sarana dan prasarana.

Sarana dan prasarana pendidikan tentu memiliki peran yang penting dalam

proses kegiatan belajar mengajar. Pendidikan dewasa ini menuntut

pendidikan untuk terus mengikuti perkembangan zaman, tekhnologi yang

dibutuhkan, tidak terlepas oleh pentingnya sarana dan prasarana yang

diperlukan dan dibutuhkan oleh murid.

Sarana dan prasarana pendidikan sangat menunjang proses kegiatan

belajar mengajar untuk menjadikan proses pendidikan lebih baik efektif

dan efisien. Sarana prasarana sekolah harus dipelihara dengan baik agar

nilai kegunaannya terjaga sehingga proses pendidikan dapat terlaksana

dengan baik. Berikut definisi sarana dan prasarana pendidikan menurut

(28)

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam istilah asing

terkenal dengan istilah “school plant administration”, yang mencakup

lahan, bangunan, perabot, dan perlengkapan pendidikan/sekolah.7

Menurut Sri Minarti, Sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang

secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja,

kursi, kelas, dan media pengajaran.8 Menurut Ibrahim Bafadal, Sarana

pendidikan adalah semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang

secara langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah.9

Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa sarana pendidikan adalah

semua perangkat, baik itu peralatan, bahan maupun perabot yang secara

langsung digunakan dalam penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah.

Menurut Ali Imron dan kawan-kawan, Prasarana pendidikan adalah

semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung

menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.10 Menurut Suryadi,

prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan.11

Dari definisi menurut para ahli diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian sarana dan prasarana pendidikan adalah segala proses kegiatan

pendidikan yang direncanakan yang dapat menunjang proses kegiatan

pendidikan baik menunjang secara langsung maupun tidak langsung.

Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar akan mendapat

nilai penting demi terciptanya suasana belajar yang baik. Sarana prasarana

juga mejadi aspek yang penting karena adanya tempat untuk belajar,

media-media untuk menyampaikan materi akan menjadikan guru lebih

mudah dalam menjalankan proses kegiatan belajar mengajar. Sarana dan

7 Suryadi., Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009) h.125

8 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 251

9 Ibrahim Bafadal., Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) cet-1, h. 2

10 Ali Imron, dkk, Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1 h.85

(29)

prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih,

rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi

guru maupun murid untuk berada di sekolah.

2. Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Secara umum tujuan sarana dan prasarana pendidikan adalah

memberikan layanan pendidikan secara professional di bidang sarana dan

prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan

secara efektif dan efisien. Secara rinci tujuan sarana dan prasarana

pendidikan di sekolah sebagai berikut :

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui

sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama,

sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai

dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara

tepat dan efisien

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan,

sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap

diperlukan oleh semua personel sekolah.12

Tujuan daripada sarana prasarana adalah memberikan layanan

pendidikan yang baik, memfasilitasi berjalannya proses belajar

mengajar demi terciptanya pembelajaran yang nyaman. Sarana

prarasara diupayakan baik karena sekolah memerlukan fasilitas untuk

dilakukannya pembelajaran. Karena sarana prasarana dapat membantu

berjalannya program pemerintah yang tertera pada UUD 1945 yaitu

mencerdaskan anak bangsa. Salah satunya melalui sarana dan prasarana

yang baik dan berkualitas.

(30)

3. Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sehubung dengan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan

menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1)

habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3)

hubungan dengan proses belajar mengajar.

a. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana

pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana

pendidikan tahan lama.

(1) Sarana Pendidikan yang Habis Dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau

alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative

singkat, seperti kapur tulis, sepidol, penghapus dan sapu, serta

beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran IPA.

(2) Sarana Pendidikan yang Tahan Lama

Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan atau

alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu

yang relative lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer,

dan peralatan olahraga.

b. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan

(1) Sarana Pendidikan yang Bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang

bisa digerakan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan

pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa

digerakkan atau dipindahkan kemana saja.

(2) Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bergerak, yaitu semua sarana

pendidikan yang tidak bisa atau relative sangat sulit untuk

dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur dan menara serta

(31)

pipanya, yang relative tidak mudah untuk dipindahkan ke

tempat-tempat tertentu.

c. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar

Dalam hubungannya proses belajar mengajar, ada dua jenis

sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung

digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis,

sepidol, alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan

lainnya yang digunakan buru dalam belajar mengajar. Kedua, sarana

pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses

belajar mengajar, seperti lemari arsip dikantor.13

Macam-macam sarana dan prasarana dapat dibedakan menjadi 3

klasifikasi dari bermacam sudut yaitu habis tidaknya dipakai,

bergerak tidaknya pada saat digunakan dan hubungan dengan proses

belajar. Dilihat dari sudut habis tidaknya dipakai ada dua macam

sarana pendidikan yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan

sarana pendidikan yang tahan lama. Sarana pendidikan yang habis

dipakai adalah segala alat yang digunakan dapat habis dalam waktu

yang cepat atau singkat seperti spidol, kapur tulis dan lain-lain. Lalu

sarana pendidikan yang tahan lama adalah segala bahan atau fasilitas

yang digunakan dapat bertahan lama atau dapat habis dalam waktu

yang lama seperti bangku, kursi, meja dan lain-lain. Adapun dari

sudut bergerak tidaknya pada saat digunakan dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu sarana pendidikan yang bergerak

dansarana pendidikan yang tidak bergerak. Sarana pendidikan yang

bergerak adalah sarana atau fasilitas sekolah yang digunakan dapat

digerakkan atau dipindahkan sesuai fungsinya seperti lemari, meja,

dan lain-lain.

13 Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,

(32)

Selanjutnya sarana pendidikan yang tidak dapat bergerak adalah

sarana yang tidak dapat digerakkan atau dipindahkan contohnya

adalah tanah, gedung dan lain-lain. Dilihat dari sudut yang ketiga

yaitu hubungannya dengan proses mengajar adalah sarana yang

langsung digunakan dalam proses belajar mengajar seperti buku,

ruang kelas, alat pelajaran (alat peraga), LAB dan-lain-lain. Dan

sarana yang tidak langsung dalam proses belajar mengajar adalah

taman, lapangan upacara dan lain-lain. Tetapi dalam hubungannya

semua menjadi satunkesatuan untuk menunjang proses belajar

mengajar agar lebih bermutu.

4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Administrasi sarana sering disebut juga sebagai administrasi materiil

atau administrasi peralatan adalah segenap proses penataan yang

bersangkut-paut dengan pengadaan, pendayagunaan, dan pengelolaan

sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif

dan efisien.14 Agar semua fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang

berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik.

Manajemen yang dimaksud meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3)

Inventarisasi (4) Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7)

Pemeliharaan dan (8) Penghapusan 15

Dalam pembahasan ini tentu tidak mungkin penulis membahas

semua secara keseluruhan dan terperinci. Berikut hanya dibahas tiga

hal,yaitu : (1) perencanaan, (2) pengadaan, dan (3) pemeliharaan sarana

dan prasarana.

a. Perencanaan

Ditinjau dari arti katanya, perencanaan adalah suatu proses

memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau programprogram

14 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejujuran,

(Jakarta: Rajawali Pers, 1990) h.81

(33)

yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan

tertentu.16

Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik

dan tidak gegabah (sembrono) tentu diawali dengan suatu perencanaan

(planning/programming) yang matang dan baik dilaksanakan demi

menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan.

perencanaan yang baik dan diteliti akan berdasarkan analisis kebutuhan,

dan penentuan skala prioritas bagi kegiatan-kegiatan untuk

mendapatkan urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk

dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat

kepentingannya.17

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berasal

dari kara rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari

sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan

datang.18.

Perencanaan dapat dilakukan jika sudah dibutuhkan. Untuk

kebutuhan alat pelajaran atau media pendidikan yang pengadaannya

dapat melalui prosedur sederhana, maka kebutuhan untuk tahun

berikutnya segera dapat terpenuhi. Sedangkan jika kebutuhan alat

pelajaran/media pendidikan yang prosedurnya sulit (harganya tinggi

dan membutuhkan usaha pengumpulan uang), maka kebutuhan itu

dapat terpenuhi bila sudah ada uang. Menyesuaikan dengan kebutuhan

ini, maka perencanaan tidak boleh mendadak. Semuanya disesuaikan

dengan mendesaknya kebutuhan dan tenggang waktu yang diperlukan

untuk pemenuhan kebutuhan. Selanjutnya perencanaan dilakukan bila

ada perubahan kurikulum atau materi pelajaran, maka perencanaan

dilakukan sesuai dengan datangnya peraturan baru tersebut dengan

16 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) cet-1, h.26.

17 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 114

18 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri

(34)

pertimbangan waktu dan biaya yang tersedia. Kebutuhan akan sarana

prasarana tidak bisa dilakukan mendadak karna mengingat biaya yang

harus dikeluarkan harus dipersiapkan. Tetapi juga dapat disortir mana

yang lebih penting mana yang tidak, dalam arti mana yang harus

diprioritaskan. Kebutuhan sarana prasarana memang penting demi

menunjangnya kegiatan belajar mengajar tetapi harus adanya

perencanaan pengadaan yang benar, tidak semata-mata yang tidak

begitu dipentingkan menjadi penting adanya.

Setelah dijelaskan beberapa pengertian mengenai perencanaan

selanjutnya akan dibahas prosedur perencanaan yang menurut Boeni

Soekarno dapat dibagi menjadi beberapa langkah-langkah, yaitu:

1) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang

diajukan setiap unit kerja sekolah

2) Menyusun rencana perlengkapan sekolah untuk periode tertentu.

3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan

perlengkapan yang tersedia sebelumnya

4) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran

sekolah yang telah tersedia

5) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana

atau anggaran yang ada

6) Penetapan rencana akhir.

b. Pengadaan

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan

semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai

dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan pengadaan sebagai segala

kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi

keperluan pelaksanaan tugas.19 Pengadaan adalah semua kegiatan

19 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri

(35)

penyediaan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan tugas

sekolah.20

Dapat disimpulkan bahwa pengadaan merupakan kegiatan yang

dilakukan dalam rangka menyediakan apa-apa saja yang dibutuhkan

dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi oprasional

pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan

persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian

kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan

persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan

spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun

sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.21 Pemilihan dan pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan oleh

sekolah, dengan tetap mengacu kepada standard an pedoman yang

ditetapkan oleh pemerintah pusat atau provinsi dan kabupaten/kota.22

Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan

hati-hati agar pengadaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk

mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui

tahap-tahap sebagai berikut:

1) Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang

membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya. Dari analisis

materi ini, dapat didaftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan.

Ini dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang studi.

2) Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan

daya beli atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala

prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaanya, kebutuhan

yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain.

20 Piet A. Sahertian , Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 176

21

Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h.259

22

Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri

(36)

3) Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada.

Alat yang sudah ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan

reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki dan dipisahkan untuk

diserahkan kepada orang yang dapat memperbaikinya.

4) Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih

dapat dimanfaatkan, baik dengan reparasi, modifikasi maupun tidak.

5) Mencari dana bila belum ada. Kegiatan dalam tahap ini adalah

mengadakan perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana

baik dari dana rutin maupun non rutin.

6) Menunjuk seseorang untuk melaksanakan pengadaan alat.

Penunjukkan ini sebaiknya mengingat beberapa hal yaitu keahlian,

kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya. 23

Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua

keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Sejalan

dengan pembicaraan didepan maka pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan dilakukan sebagai berikut:

1) Pengadaan tanah

Untuk pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara

membeli, menerima hibah, hak pakai atau menukar.24

2) Pengadaan bangunan

Untuk pengadaan bangunan ini dapat dilaksanakan dengan

membangun/mendirikan bangunan baru, membeli, menyewa,

menerima hibah atau menukar (pada prinsipnya sama dengan

pengadaan tanah)

3) Pengadaan perabot

Yang dimaksud dengan perabot ialah barang-barang rumah

tangga yang fungsinya sebagai tempat penyimpanan atau

pengamanan dari alat-alat atau bahan-bahan yang antara lain

23 Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 259.

(37)

meliputi: meja tulis, kursi, almari, rak, filling kabine, brankas dan

lain-lain.

Cara pengadaan perabot dapat dilakukan dengan membeli,

membuat sendiri atau menerima bantuan/sumbangan.

a) Membeli perabot dapat berwujud barang jadi (readystock) dan

membeli dengan pesanan yang sesuai dengan syarat dengan

ukuran anatomis, teknis kontruksi dan kualitas bahan.

b) Membuat sendiri dapat dimungkinkan dalam rangka praktik

serta disesuaikan dengan biaya dengan kemampuan yang

tersedia.

c) Menerima bantuan dan sumbangan dari donator seperti BP3

yang bersifat tidak mengikat, dilaksanakan dengan proses

verbal.

4) Pengadaan kendaraan/alat transportasi

Yang dimaksud dengan kendaraan adalah alat angkut orang atau

barang untuk di darat, di air dan di udara. Khusus untuk sekolah

hanya kendaraan darat dan air. Dewasa ini pengadaan kendaraan

untuk sekolah dilakukan oleh pemerintah pusat.

5) Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor (ATK)

Sarana pendidikan (alat pelajaran, alat peraga, media dan

alat-alat praktikum), alat-alat-alat-alat kantor (mesin ketik, mesin hitung, alat-alat

penyedot debu, sapu dan sebagainya) dan alat tulis kantor (kertas,

tinta, map dan sebagainya) dapat diadakan sesuai ketentuan yang

berlaku, yaitu untuk jumlah besar tertentu melalui lelang/tender

dengan tekanan. Kekurangan ATK dalam jumlah kecil dapat

diadakan/dibeli melalui dana taktis.25

(38)

c. Pemeliharaan

Menurut Ary H. Gunawan yang dimaksud dengan pemeliharaan

perlengkapan ialah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus

untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap berada dalam

keadaan baik dan atau siap pakai.26

Agar semua sarana prasarana di sekolah dapat berfungsi dan

digunakan dengan lancar tanpa menimbulkan gangguan atau

hambatan. Maka perlu di adakan pemeliharaan secara berkelanjutan.

Oleh karena itu, tujuan dari adanya pemeliharaan sarana dan

prasarana pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat

penting terutama jika dilihat dari aspek biaya karena untuk

membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan

dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.

2) Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung

kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

3) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui

pengecekan secara rutin dan teratur.

4) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan

alat tersebut.27

Selain dari tujuan tersebut, pemeliharaan sarana dan prasarana

juga bermanfaat dalam proses pembelajaran atau proses Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM). Dengan adanya pemeliharaan yang baik,

sarana prasana menjadi awet dan tahan lama, sehingga tidak

diperlukan pergantian sarana prasarana dalam waktu singkat. Adanya

pemeliharaan yang baik juga dapat meminimalisir biaya perbaikan

sarana prasana yang berlebihan.

Ada beberapa macam pemeliharaan sarana prasarana pendidikan

di sekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya.

26 Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) h. 195

(39)

1) Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana dan

prasarana pendidikan di sekolah. Keempat macam pemeliharaan

tersebut cocok untuk perawatan mesin. Pemeliharaan perlengkapan

yang bersifat pengecekan pemeliharaan yang bersifat pencegahan,

pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, perbaikan berat.

2) Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam

pemeliharaan sarana prasarana pendidikan disekolah

3) Pemeliharaan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel lantai,

membersihkan pintu.

4) Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran

tembok.28

Dalam mengelola sarana prasarana diperlukan pemeliharaan yang

terus menerus agar setiap jenis barang tetap dalam keadaan baik secara

berkala. Pemeliharaan dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu.

Pelaksanaan pemeliharaan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan

orang lain. Pemeliharaan berkala menurut keadaan barang dibedakan

menjadi :

1) Pemeliharaan barang habis pakai

Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat

yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative

singkat.29 Sarana pendidikan yang bisa habis dalam kurun waktu

yang singkat bisa sebagai contoh adalah kapur tulis yang sering

digunakan oleh guru untuk pembelajaran.

2) Pemeliharaan barang tidak habis pakai/tahan lama

Pemeliharaan barang habis pakai merupakan cara penyimpanan

atas barang itu sebelum ia pakai. Pemeliharaan tahan lama antara

lain:

28 Ali Imron, dkk. Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1 h.91

(40)

a) Mesin/alat praktek dan kantor (mesin tulis, mesin jahit, mesin

pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain), memerlukan

pemeliharaan sehari-hari dan berkala yang dilakukan oleh

pegawai yang bertanggungjawab atas barang tersebut dengan

cara membersihkan debu, menutup kembali setelah

dipergunakan. Pemeliharaan alat-alat harus sesuai dengan

ketentuan pabrik.

b) Mebel (perabot) memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan

perbaikan jika ada kerusakan.

c) Gedung memerlukan pemeliharaan sehari-hari seperti

pembersihan, pengecatan secara berkala, perbaikan atas

kerusakan baik ringan maupun berat.

d) Kendaraan, memerlukan pemeliharaan sehari-hari, berkala dan

perbaikan kerusakan. Pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh

pengemudi dengan cara pembersihan kendaraan, memeriksa air

radiator, membersihkan dan memeriksa air aki, bila terdapat

kerusakan segera mengurus perbaikan kendaraan, pemeliharaan

berkala misalnya servis, sesuai dengan ketentuan pabrik.

e) Buku-buku. Pemeliharaan buku dilakukan setiap hari dan

berkala, pembersihan sehari-hari dengan cara membersihkan

debu, pemeliharaan berkalanya dengan cara menyemprot buku

dengan obat anti hama.

f) Alat-alat laboratorium. Pemeliharaan sehari-hari dan sebagian

pemeliharaan berkala, alat-alat yang mudah pecah ditempatkan

pada kotak-kotak khusus, pemeliharaannya sesuai dengan

petunjuk pabrik.

g) Tanah. Pemeliharaannya hanya berupa pemagaran dan

pembersihan.30

(41)

Agar setiap barang yang kita miliki senantiasa dapat

berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak

menimbulkan gangguan/hambatan, maka barang-barang tersebut

perlu dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindarkan

adanya unsure-unsur pengganggu/perusaknya. Dengan demikian

kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam

keadaan baik dan berfungsi baik pula, disebut pemeliharaan atau

perawatan. Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut

ukuran waktu dan menurut ukuran keadaan barang.

Pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan setiap hari

(setiap akan/sesudah memakai) dan secara berkala atau dalam

jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual),

misalnya 2 atau 3 bulan sekali (seperti mesin tulis) atau setelah

jarak tempuh (kendaraan bermotor) atau jam pakai tertentu

(mesin statis). Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan

barangnya dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak

habis pakai, seperti pemeliharaan terhadap ketras, kapur dan

sebagainya dengan penimpanan yang baik (aman, tidak lembab,

bebas hama, dan sebagainya), sebelum barang tersebut dipakai

seperti mesin tulis, kendaraan dan sebagainya dilakukan servis

bila keadaan pemakaiannya ternyata sudah kurang enak atau

kurang lancar, secara rutin berkala. Pemeliharaan terhadap tanah

dan gedung, dilakukan dengan pembersihan, pengecatan,

menyapu, mengepel dan sebagainya.31

Pemeliharaan dapat dilakukan dalam kurun waktu

tertentu, bisa satu hari sekali, sebulan sekali bahkan setahun

sekali. Pemeliharaan dilakukan agar sarana dan prasarana masih

dapat berfungsi dengan baik. Pengecekan terhadap sarana

prasarana harus dilakukan rutin dan harus ada laporan-laporan.

(42)

Misalnya ada barang yang rusak dan harus diganti, sehingga

dapat diberikan solusi segera. Pihak-pihak terkait yang dapat

melakukan pemeliharaan adalah semua pihak yang ada

disekolah, baik kepala sekolah, guru, murid, serta staf-staf yang

lain. Pihak-pihak ini harus ikut andil dalam proses pemeliharaan

sarana prasarana disekolah. Karena penggunaan pada sarana dan

prasarana dilakukan bersama-sama.

C. Penelitian yang Relevan

1. Fakih Mufti (107018203835), Implementasi Standar Sarana & Prasarana

Dalam Menunjang Keberhasilan Program Rintisan Sekolah Internasional

(Studi Kasus di SMKN 1 Rangkasbitung). Berdasarkan hasil penelitian,

implemetasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar umum

seperti ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium computer dan

ruang laboratorium bahasa dapat dikatakan telah menunjang untuk

keberhasilan program RSBI yang ada di SMKN 1 Rangkasbitung,

walaupun masih ada beberapa hal yang harus disempurnakan.

Implementasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar khusus

atau ruang praktik untuk masing-masing jurusan belum mampu menunjang

keberhasilan program RSBI yang dimiliki oleh SMKN 1 Rangkasbitung,

dan itu terlihat dari belum adanya beberapa ruang praktik yang harus

dimiliki oleh setiap jurusan dalam menunjang proses pembelajaran. Dari 5

jurusan yang ada, hanya Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan saja yang

hamper memenuhi jumlah ruang praktik yang harus dimiliki.

2. Moh. Jakfar Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah di

SDN Sawah 1 Ciputat, Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan

Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian di

lapangan diperoleh data tentang impelentasi sarana dan prasarana sekolah

di SDN Sawah 1 Ciputat dengan bentuk pelaksanaan yakni perencanaan

(43)

pengawasan. Dari keseluruhan pelaksanaannya sudah mencapai nilai yang

cukup efektif, adapun yang menjadi perhatian, yakni dalam bidang

pemeliharaan yang memerlukan peningkatan dengan menerapkan 5P, yakni

penyadaran, pemahaman, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pembiasaan

serta pendataan dalam pelaksanaannya. Berikutnya, dalam bidang

penyimpanan yang membutuhkan perluasan ruangan untuk barang yang

(44)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 5 Tangerang Selatan yang beralamat

di Jalan Prima Barat no.59 Komplek Pondok Kacang Prima, Pondok Aren.

Penulis memilih sekolah ini sebagai objek penelitian karena letak yang

strategis dan sekolah ini merupakan sekolah unggulan di Tangerang Selatan

yang memiliki manajemen sekolah yang baik serta memiliki fasilitas belajar

yang sudah menunjang. Dari sekolah inilah penulis mengumpulkan data-data

yang diperlukan. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan selama kurang

lebih 3 bulan yang dimulai dari Oktober hingga akhir Desember 2014.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan

dari deskripsi ini membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di

lingkungan di bawah pengamata, seperti apa pandangan partisipasi dan seperti

apa peristiwa dan aktifitas yang terjadi di latar penelitian.1 Alasan penulis

menggunakan metode deskriptif adalah untuk mendapatkan penjelasan

1Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja

(45)

deskriptif dan mengeksplorasi suatu fenomena atau masalah sosial yang

sebenarnya dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan

dengan masalah dan unit yang diteliti. Dalam hal ini penelitian akan

mengadakan observasi untuk mengumpulkan keterangan seluas-luasnya

mengenai hal tersebut.

C. Sumber dan Jenis Data 1. Sumber Data

Sumber Pengumpulan data ini adalah dari Kepala Sekolah SMPN 5

Tangerang Selatan, Wakil Bidang Sarana Prasarana SMPN 5 Tangerang

Selatan, Staff TU SMPN 5 Tangerang Selatan. Penulis juga melakukan

studi dokumentasi dan observasi untuk menguatkan hasil penelitian.

2. Jenis Data

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala

Sekolah, wakil bidang sarana prasarana, ketua TU dan guru bidang

studi untuk memperoleh data implementasi strategi pengelolaan sarana

prasarana pendidikan.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari keadaan sekolah dan profil sekolah,

dokumen-dokumen atau foto yang berisi sarana prasarana sekolah

tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun instrument yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara yaitu mengadakan wawancara langsung kepada pimpinan,

wakil bidang sarana prasarana beserta staff TU mengenai sarana prasarana

(46)

langsung dari informan secara lebih jelas tentang sarana prasarana di

SMPN 5 Tangerang Selatan.

2. Observasi yaitu mengadakan pengamatan mengenai sarana prasarana yang

ada disekolah dan pencatatan hal-hal apa yang terjadi dalam penelitian

yang dianggap penting sebagai tambahan memperoleh informasi.

3. Studi Dokumentasi yaitu dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh

dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan

wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources),

seperti dokumen, foto, bahan statistic. Dengan menggunakan foto akan

dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat

memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan

maksud tertentu, misalnya kondisi sarana dan prasarana yang ada di

SMPN 5 Tangsel. Selain foto, bahan statistic juga dapat memberikan

informasi seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi.

E. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan untuk mendapatkan informasi di

SMPN 5 Tangsel. Pada penelitian ini yang dapat dijadikan pedoman sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi instrument wawancara

Fokus Dimensi Sub Dimensi Indikator

(47)
(48)

F. Analisa Data

Teknik analisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar semua

data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti (peneliti),

akan tetapi oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu. Data

yang diperoleh kemudian diklasifikasi, diolah dan dianalisis menggunakan

metode deskriptif kualitatif yang kemudian hasilnya diambil dan dijadikan

sebuah kesimpulan. Data-data yang ditemukan dilapangan akan disajikan dan

dijelaskan secara terperinci sehingga dapat diciptakan suatu konsep atau

penarikan kesimpulan tentang penerapan strategi pengelolaan sarana dan

prasarana di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan. Teknik analisis data dimulai

dengan menelaah data yang terfokus kepada penerapan strategi pengelolaan

yang diperoleh dari kajian dokumen. Kemudian dibandingkan dengan data

yang diperoleh dari observasi dan hasil wawancara. Analisa data dilakukan

Gambar

Tabel
Tabel
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument wawancara
Tabel 4.2 Data Tenaga Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari aspek metodologinya, maka penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif, yang teknik pengumpulan datanya diambil

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian field research (penelitian lapangan). Pengumpulan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode, observasi,

Pendekatan penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur,

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan Deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan

Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method (gabungan metode kualitatif dengan metode kuantitatif) dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, dan dokumentasi.