• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELUARAN PENDUDUK

Dalam dokumen Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun i (Halaman 44-72)

(1) Daging sapi

7 PENGELUARAN PENDUDUK

Gambar 22. Persentase Penduduk menurut Golongan Pengeluaran Perkapita di Kota Malang Tahun 2014-2016

30 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Pergeseran persentase pengeluaran rumah tangga dari kelas pengeluaran yang lebih rendah ke kelas pengeluaran yang lebih tinggi, mengandung dua kondisi, yaitu pertama terjadi karena adanya peningkatan kesejahteraan rumah tangga atau kedua karena adanya peningkatan harga berbagai kebutuhan rumah tangga. Meningkatnya kesejahteraan penduduk biasanya juga ditandai dengan semakin berkurangnya proporsi pengeluaran untuk keperluan makanan yang selanjutnya bergeser pada pengeluaran untuk keperluan bukan makanan

Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016 diketahui bahwa sebagian besar pengeluaran penduduk di Kota Malang sudah bergeser ke arah untuk memenuhi kebutuhan non makanan. Hal ini dapat dilihat persentase pengeluaran makanan yaitu mencapai 38,63 persen dan mengalami penurunan dibanding tahun 2015 yang sebesar 39,21 persen dari total pengeluaran.

Gambar 23. Persentase Pengeluaran Rumah Tangga di Kota Malang Tahun 2014-2016

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 31

Permasalahan kompleks kemiskinan telah lama menjadi perhatian di seluruh dunia selama beberapa tahun terakhir. Dengan ketimpangan distribusi kemakmuran yang ada saat ini perspektif atau cara pandang mengenai kemiskinan itu sendiri akan sangat berbeda satu sama lain. Negara miskin yang secara langsung menghadapi masalah kronis ini akan memandang kemiskinan sebagai benih pesimis jangka panjang yang tidak mungkin dihapuskan dalam beberapa generasi. Kelompok mediocre atau negara-negara berkembang yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik akan memandang kemiskinan sebagai bibit ketidakbahagiaan yang memiliki potensi menjadi polemik kompleks untuk masalah sosial dalam negeri mereka. Sementara itu bagi kelompok negara maju, negara miskin adalah pasar yang potensial yang belum digarap. Sebuah wilayah dengan potensi sumber daya alam terpendam dan kekuatan ekonomi yang luar biasa akan menjadi bangsa yang kuat jika digarap dengan sempurna.

Apabila melihat jauh ke belakang, permasalahan kemiskinan telah ada ketika perjalanan kebudayaan mulai menyisir pada sisi-sisi kemajuan ekonomi. Ketika motif dan tujuan ekonomi mulai menjadi dasar perubahan cara hidup bersama maka ketika itulah kemajuan yang dialami di satu pihak tidak serta merta bisa diikuti oleh pihak lainnya. Dengan kata lain ketika hasil usaha personal menjadi pembeda seiring dengan melemahnya interaksi komunal untuk kepentingan kolektif, garis pembatas kondisi individu-individu maupun kondisi antar kelompok dapat mulai jelas dipetakan perbedaannya. Dilihat dalam runut waktunya, permasalahan tentang kemiskinan telah lama berada dalam sejarah panjang umat manusia.

Kemiskinan secara harfiah berasal dari kata “miskin”. Makna kata miskin ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai keadaan tidak berharta; serba kekurangan. Sedangkan kemiskinan disebutkan sebagai situasi penduduk atau sebagian penduduk yang hanya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yg minimum. Kemiskinan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan baik pada tingkat nasional maupun daerah.

BAB

32 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Dalam hal ini tidak terlepas dengan Kota Malang sebagai salah satu ikon Jawa Timur dengan daya tarik pariwisata dan pendidikan.

Berdasarkan data dari BPS Kota Malang, jumlah penduduk miskin di Kota Malang dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir mengalami penurunan. Tahun 2016 terdapat 37,03 ribu jiwa penduduk miskin, turun sebesar 2,07 ribu jiwa jika dibandingkan tahun 2015. Sedangkan bila dibandingkan dengan tahun 2014 turun sekitar 3,61 ribu jiwa. Persentase penduduk miskin juga mengalami penurunan 0,27 persen poin pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana tahun 2015 terdapat 4,60 persen penduduk miskin menjadi 4,33 persen pada tahun 2016 seperti disajikan pada grafik di atas. Sedangkan bila dibandingkan dengan tahun 2014, turun sekitar 0,47 persen, yaitu dari 4,80 persen ke 4,33 persen.

Berdasarkan data dari BPS Kota Malang, pada periode tahun 2014-2016 garis kemiskinan Kota Malang meningkat dari Rp 381.400 perkapita per bulan menjadi Rp 426.257 perkapita per bulan. Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sebesar 2.100 kkal/kapita/hari dan kebutuhan non-pangan esensial seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, rata-rata pengeluaran perkapita per bulan seluruh penduduk Kota Malang

Gambar 24. Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin di Kota Malang Tahun 2014-2016

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 33

sebesar 1.355.476 rupiah, yang didominasi pengeluaran untuk non makanan sebanyak 61,37 persen. Pada tahun 2015 rata-rata pengeluaran perkapita per bulan bernilai 1.260.186 rupiah. Sedangkan pada tahun 2014, rata-rata pengeluaran perkapita per bulan seluruh penduduk Kota Malang sebesar 1.215.502 rupiah.

Gambar 25. Pengeluaran Perkapita dan Garis Kemiskinan Kota Malang Tahun 2014-2016

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 35

Pendidikan merupakan faktor yang berperan sangat penting terhadap kemajuan suatu bangsa, karena itu berbagai upaya dilakukan pemerintah demi tercapainya keberhasilan pembangunan manusianya. Melalui peningkatan di bidang pendidikan diharapkan peningkatan sumber daya manusia menjadi lebih berkualitas akan tercapai, seperti yang diamanatkan dalam UUD 45 pasal 31 dan RPJM, dimana dinyatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara, yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Wajib belajar sembilan tahun pun mulai diwajibkan kepada semua warga negara khususnya pada penduduk usia sekolah. Sarana dan prasarana dibidang pendidikan setiap tahunnya dibenahi, hal ini sejalan dengan yang tercantum dalam UUD 45 pasal 30 ayat 4 berbunyi “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurang 20 % dari anggaran pendapatan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional”.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM. Melalui pendidikan, pengetahuan seseorang akan bertambah yang akan bermanfaat untuk mempelajari ketrampilan yang berguna di dunia kerja. Dengan demikian pendidikan dapat dimasukkan sebagai investasi pembangunan yang hasilnya dapat dinikmati di kemudian hari. Sebagaimana pembangunan di bidang lain, pendidikan menjadi salah satu bidang utama di samping kesehatan dan ekonomi. Pembangunan di bidang pendidikan baik secara formal maupun non formal mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi masyarakat di suatu wilayah.

BAB

36 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Ukuran dasar tingkat pendidikan adalah kemampuan penduduk 10 tahun ke atas untuk baca-tulis huruf latin dan atau huruf lainnya (melek huruf). Kemampuan baca-tulis merupakan kemampuan intelektual minimum karena sebagian besar informasi dan ilmu pengetahuan diperoleh melalui membaca. Angka buta huruf merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan antar wilayah, mengingat buta huruf selalu identik dengan keterbelakangan serta ketidakberdayaan yang umumnya menjadi ciri masyarakat marginal. Berdasarkan data hasil Susenas yang dilaksanakan oleh BPS Kota Malang pada tahun 2016 masih ada sekitar 1,83 persen penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Malang yang buta huruf sedangkan yang melek huruf ada sebesar 98,17 persen. Dari gambar di bawah, terlihat bahwa dari tahun 2014 sampai tahun 2016, angka buta huruf terus menurun. Hal ini disebabkan karena digalakkannya program pendidikan gratis di Kota Malang serta kebijakan mengenai pendidikan yang gencar di galakkan mengingat Kota Malang sebagai Kota Pendidikan.

Angka Partisipasi Sekolah penduduk Kota Malang usia 7-12 tahun (usia SD) tahun 2014-2016 mencapai angka sempurna yaitu 100 persen. Hal ini berarti semua anak di kelompok usia tersebut sekolah. Segala upaya pemerintah tidak sia-sia dalam memberikan kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan dengan cara membebaskan semua biaya sekolah dasar (SD) bagi penduduknya. Sedangkan Angka Partisipasi Sekolah penduduk Kota Malang usia 13-15 tahun (usia SMP) tahun 2014-2016 telah mencapai angka diatas 95 persen. Walaupun telah

Sumber : BPS Kota Malang

Gambar 26. Persentase Penduduk Usia 15 tahun ke Atas menurut Kemampuan Baca Tulis di Kota Malang Tahun 2014-2016

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 37

mencapai lebih dari 95 persen, kelompok usia ini (13-15 tahun) perlu sedikit perhatian dari Pemerintah Kota Malang, karena masih belum 100 persen.

Kelompok usia yang harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Malang selanjutnya adalah kelompok usia 16-18 tahun (usia SLTA). Pada kelompok usia tersebut, capaian angka partisipasi sekolahnya berada di angka 78,32 persen pada tahun 2016. Walaupun angka ini sudah di atas Angka Partisipasi Sekolah Jawa Timur yang berada di angka 70,54 persen, tetapi jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur, angka ini masih tergolong rendah. Sebaliknya APS untuk kelompok usia 19-24 tahun (usia perguruan tinggi/universitas) Kota Malang merupakan yang tertinggi kedua bila dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Timur. Angka Partisipasi Sekolah Kota Malang untuk usia 19-24 tahun mencapai 44,96 persen, berada jauh di atas Angka Partisipasi Sekolah Jawa Timur yang berada di angka 22,67 persen. Hal ini dikarenakan Kota Malang merupakan kota pendidikan, dimana sebagian besar penduduk dari kelompok usia ini didominasi oleh penduduk yang datang dari berbagai daerah di Indonesia yang bertujuan untuk melanjutkan sekolah di jenjang universitas atau akademi.

Gambar 27. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk di Kota Malang Tahun 2014-2016

38 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Selain APS, indikator capaian pembangunan di bidang pendidikan adalah tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Ijazah/STTB merupakan tanda seseorang sudah menamatkan suatu jenjang pendidikan formal. Persentase penduduk tertinggi yang memiliki ijazah/STTB pada jenjang tertentu, menunjukkan rata-rata tingkat pendidikan penduduk di suatu daerah. Tingginya tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh rata-rata penduduk di suatu daerah dapat mencerminkan taraf intelektualitas daerah tersebut, status sosial ekonomi penduduk, serta tingkat wawasan dan pola pikir penduduknya. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan (ijazah tertinggi yang dimiliki) merupakan indikator pokok kualitas SDM, karena semakin tinggi ijazah yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah mencerminkan kualitas penduduk di daerah tersebut. Pada tahun 2016, penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Malang sebagian besar jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan yaitu SD/sederajat yaitu sebesar 26,35 persen, tamat SMP/Sederajat sebesar 11,93 persen, tamat SMA/SMK/Sederajat sebesar 35,94 persen, dan tamat perguruan tinggi/universitas sebesar 17,03. Bahkan masih ada sebanyak 8,76 persen penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Malang yang tidak punya ijazah SD. Kondisi seperti ini tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), seperti kita ketahui bersama pada tahun 2015 ini merupakan awal dibukanya MEA, untuk menghadapinya semua daerah haruslah mempersiapkan sumber daya manusia yang trampil, dan cerdas.

Gambar 28. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kota Malang Tahun 2014-2016

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 39

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, fasilitas atau sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian yang paling penting, karena dapat membantu kelancaran dan kenyamanan dalam proses belajar di sekolah. Rasio antara guru dan murid menggambarkan beban kerja guru dalam mengajar dan melihat mutu pengajaran di kelas. Kondisi sekolah yang memiliki kelebihan guru akan menyebabkan guru tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Sementara sekolah yang kekurangan guru akan menyebabkan beban kerja guru menjadi lebih tinggi dan proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Penghitungan angka rasio antara guru dan murid secara keseluruhan (sekolah negeri + swasta) memungkinkan menghasilkan angka yang berbeda ketika dihitung secara terpisah menurut sekolah negeri dan swasta, begitu juga dengan penghitungan angka rasio antara guru dan murid per Kecamatan.

Taman Kanak Kanak (TK) merupakan salah bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan anak usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun. Jumlah TK di Kota Malang tahun 2014-2016 adalah 333; 344 dan 341. TK yang ada di Kota Malang sebagian besar didominasi oleh TK swasta misal pada tahun 2016 jumlah TK Negeri hanya sebanyak 1,47 persen dan TK swasta sebanyak 98,53 persen. TK negeri jumlahnya sangat terbatas, bahkan di Kecamatan Lowokwaru tidak ada TK negeri. Untuk memenuhi pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (luar biasa) di Kota Malang juga tersedia TK luar biasa yang jumlahnya mencapai 7 (tujuh) pada tahun 2016 yang semuanya merupakan TK luar biasa swasta dan terdapat pada semua kecamatan kecuali Kecamatan Kedungkandang. Pendidikan usia dini selain TK juga ada Raudhatul Athfal yang jumlahnya pada tahun 2016 mencapai 101 di Kota Malang. Pada tahun 2016 rasio antara murid dan guru TK (negeri + swasta) sebesar 7, artinya TK yang ada di Kota Malang baik negeri maupun swasta setiap 1 (satu) gurunya rata-rata mengajar 7 (tujuh) murid.

Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. Jumlah sekolah dasar (SD) yang ada di Kota Malang pada tahun 2014-2016 berturut turut sebanyak 270; 272; dan 274. Jumlah SD di Kota Malang selama 3 (tiga) tahun berturut-turut mengalami kenaikan. SD yang ada di Kota Malang sebagian besar didominasi oleh SD negeri jika dilihat pada tahun 2016 jumlah SD Negeri mencapai 71,17 persen sedangkan SD swasta sebanyak 28,83 persen. SD yang ada di Kota Malang tersebar hampir merata di semua kecamatan baik SD negeri maupun swasta. Untuk memenuhi pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (luar biasa) di Kota Malang juga tersedia SD luar biasa yang jumlahnya mencapai 8 pada tahun 2016

40 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

dengan rincian SD luar biasa negeri sebanyak 1 (satu) sekolah yang berada pada Kecamatan Kedungkandang dan SD luar biasa swasta sebanyak 7 (tujuh) sekolah terdapat pada semua kecamatan kecuali Kecamatan Kedungkandang. Pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar juga ada Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang menyelenggarakan pendidikan umum jenjang pendidikan dasar dengan kekhasan agama islam. Jumlah sekolah MI pada tahun 2016 di Kota Malang mencapai 43 sekolah. Pada tahun 2016 rasio antara murid dan guru SD (negeri + swasta) sebesar 19, artinya SD yang ada di Kota Malang baik SD negeri maupun swasta setiap 1 (satu) gurunya rata-rata mengajar 19 murid di sekolah.

Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI. Jumlah sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kota Malang pada tahun 2014-2016 berturut turut sebanyak 97; 101; dan 100. SMP yang ada di Kota Malang sebagian besar didominasi oleh SMP swasta jika dilihat pada tahun 2016 jumlah SMP Negeri hanya mencapai 32 persen sedangkan SMP swasta sebanyak 68 persen. SMP yang ada di Kota Malang tersebar hampir merata di semua kecamatan baik SMP negeri maupun swasta. Pendidikan umum pada jenjang setelah SD atau MI, selain SMP juga terdapat Madrasah Tsanawiyah (MTS). Jumlah sekolah MTs di Kota Malang pada tahun 2016 mencapai 34 sekolah. Untuk memenuhi pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (luar biasa) di Kota Malang juga tersedia SMP luar biasa yang jumlahnya mencapai 8 pada tahun 2016 dengan rincian SMP luar biasa negeri sebanyak 1 (satu) sekolah yang berada pada Kecamatan Kedungkandang dan SMP luar biasa swasta sebanyak 7 (tujuh) sekolah terdapat pada semua kecamatan kecuali Kecamatan Kedungkandang. Pada tahun 2016 rasio antara murid dan guru SMP (negeri + swasta) sebesar 14, artinya SMP yang ada di Kota Malang baik negeri maupun swasta setiap 1 (satu) gurunya rata-rata mengajar 14 murid di sekolah.

Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat SMA adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. Jumlah sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kota Malang pada tahun 2014-2016 berturut turut sebanyak 38; 47; dan 45. SMA yang ada di Kota Malang sebagian besar didominasi oleh SMA swasta jika dilihat pada tahun 2016 jumlah SMA Negeri hanya mencapai 22,22 persen sedangkan SMA swasta sebanyak 77,78

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 41

persen. SMA yang ada di Kota Malang belum tersebar merata di semua kecamatan khususnya pada SMA negeri dimana pada Kecamatan Sukun tidak ada sekolah SMA. Pendidikan umum pada jenjang setelah SMP, selain SMa juga terdapat Madrasah Aliyah (MA). Jumlah sekolah MA di Kota Malang pada tahun 2016 mencapai 15 sekolah. Untuk memenuhi pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (luar biasa) di Kota Malang juga tersedia SMA luar biasa yang jumlahnya mencapai 5 (lima) pada tahun 2016. SMA luar biasa yang ada di Kota Malang merupakan SMA luar biasa swasta. Pada tahun 2016 rasio antara murid dan guru SMA (negeri + swasta) sebesar 12, artinya SMA yang ada di Kota Malang baik negeri maupun swasta setiap 1 (satu) gurunya rata-rata mengajar 12 murid di sekolah.

Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. Jumlah sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Kota Malang pada tahun 2014-2016 berturut turut sebanyak 51; 53; dan 55. SMK yang ada di Kota Malang sebagian besar didominasi oleh SMK swasta jika dilihat pada tahun 2016 jumlah SMK Negeri hanya mencapai 23,64 persen sedangkan SMK swasta sebanyak 76,36 persen. SMK yang ada di Kota Malang sudah tersebar merata di semua kecamatan. Jumlah sekolah SMK dari tahun 2014-2016 berturut-turut mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 rasio antara murid dan guru SMK (negeri + swasta) sebesar 13, artinya SMK yang ada di Kota Malang baik negeri maupun swasta setiap 1 (satu) gurunya rata-rata mengajar 12 murid di sekolah.

42 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Gambar 29. Jumlah Sekolah menurut Jenis Sekolah di Kota Malang Tahun 2014-2016

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Malang

Gambar 30. Rasio Guru-Murid menurut Jenis Sekolah di Kota Malang Tahun 2014-2016

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 43

Transportasi merupakan salah satu fasilitas bagi suatu daerah untuk maju dan berkembang serta transportasi dapat meningkatkan aksesbilitas atau hubungan suatu daerah untuk maju dan berkembang. Transportasi dapat meningkatkan aksesbilitas atau hubungan suatu daerah karena aksebiltas sering dikaitkan dengan daerah. Untuk membangun suatu pedesaan keberadaan prasarana dan sarana transportasi tidak dapat terpisahkan dalam suatu program pembangunan. Kelangsungan proses produksi yang efisien, investasi dan perkembangan teknologi serta terciptanya pasar dan nilai selalu didukung oleh sistem transportasi yang baik. Transportasi merupakan faktor yang sangat penting dan strategis untuk dikembangkan, diantaranya adalah untuk melayani angkutan barang dan manusia dari satu daerah ke daerah lainnya dan menunjang pengembangan kegiatan-kegiatan sektor lain untuk meningkatkan pembangunan nasional di Indonesia.

Mobil penumpang adalah kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat duduk untuk sebanyak banyaknya delapan orang, tidak termasuk tempat duduk pengemudi baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi. Jumlah mobil penumpang dari tahun 2014-2016 secara berturut turut mengalami kenaikan, pada tahun 2016 jumlah mobil penumpang sebanyak 90.058 unit mengalami kenaikan sebanyak 3.967 unit atau naik sebanyak 4,61 persen dibandingkan tahun 2015. Jumlah mobil penumpang paling banyak terdapat pada Kecamatan Lowokwaru yaitu sebanyak 23.014 unit atau 25,55 persen dari total jumlah mobil penumpang yang ada di Kota Malang.

Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat duduk untuk lebih dari delapan orang, tidak termasuk tempat duduk pengemudi baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi. Jumlah kendaraan bus dari tahun 2014-2016 di Kota Malang cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2016 jumlah kendaraan bus mencapai 966 unit, mengalami kenaikan sebanyak 32 unit atau naik sebanyak 3,43 persen jika dibandingkan tahun 2015. Jumlah kendaraan bus paling banyak terdapat pada Kecamatan Lowokwaru yaitu sebanyak 288 unit atau 29,81 persen dari total jumlah kendaraan bus yang ada di Kota Malang.

BAB

44 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Mobil truk adalah setiap kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang , selain mobil penumpang, bus dan kendaraan bermotor roda dua. Jumlah kendaraan truk dari tahun 2014-2016 di Kota Malang cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2016 jumlah kendaraan truk mencapai 20.002 unit, mengalami kenaikan sebanyak 535 unit atau naik sebanyak 2,75 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015. Jumlah kendaraan truk paling banyak terdapat pada Kecamatan Blimbing yaitu sebanyak 4.445 unit atau 22,22 persen dari total jumlah kendaraan truk yang ada di Kota Malang.

Sepeda motor menjadi kendaraan yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Bisa

Dalam dokumen Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun i (Halaman 44-72)

Dokumen terkait