• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun i"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ii | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm

Jumlah Halaman : 154 halaman

Naskah : Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang

Penyunting : Bidang Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang

Gambar Kover : Bidang Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang

Ilustrasi Kover : Perkantoran Terpadu Kota Malang

Diterbitkan Oleh : Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang

Dicetak oleh : Maestro

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Kota Malang.

(4)
(5)
(6)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| v

KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA KOTA MALANG

(7)

vi | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

KATA PENGANTAR

Publikasi Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016 merupakan publikasi perdana yang diterbitkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang dan direncanakan kedepan akan diterbitkan tahunan. Pada publikasi ini menyajikan informasi data sektoral yang bersumber dari instansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Malang dan data penunjang lainnya dari instansi diluar SKPD. Data yang strategis dan penting dilakukan analisis secara sederhana.

Dengan adanya publikasi ini diharapkan dapat membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan dan potensi yang ada di Kota Malang serta dapat menunjang dalam perencanaan pembangunan Kota Malang. Materi yang disajikan dalam publikasi ini memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kota Malang.

Publikasi ini terwujud berkat kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak baik instansi Satuan Kerja Perangkat Daerah maupun instansi lainnya. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan disampaikan penghargaan dan terimakasih yang sebesar besarnya.

Meskipun dalam penyusunannya sudah diupayakan secara maksimal, namun disadari bahwa publikasi ini masih belum sempurna, oleh karena itu tanggapan dan saran dari pengguna data sangat diharapkan guna perbaikan publikasi yang akan datang. Semoga publikasi Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016 dapat bermanfaat bagi pengguna untuk berbagai keperluan.

Malang, Agustus 2017

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang

(8)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| vii

DAFTAR ISI

Kata pengantar ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran... xi

Bab 1 Geografi dan Iklim ... 1

Bab 2 Pemerintahan ... 4

Bab 3 Kependudukan ... 10

Bab 4 Pembangunan Manusia ... 15

Bab 5 Pertanian ... 17

Bab 6 Pendapatan Regional ... 25

Bab 7 Pengeluaran Penduduk ... 29

Bab 8 Kemiskinan ... 31

Bab 9 Pendidikan ... 35

Bab 10 Transportasi ... 43

Bab 11 Ketenagakerjaan... 49

Bab 12 Kesehatan ... 53

Bab 13 Teknologi Informasi ... 57

(9)

viii | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

DAFTAR TABEL

Tabel 2.3.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 7 Tabel 5.4.1 Produksi Ternak, Unggas, Telur, dan Susu di Kota Malang Tahun 2014-2016 23 Tabel 5.5.1 Produksi Ikan menurut Jenis Ikan (kg) di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 24 Tabel 10.1 Panjang jalan menurut Kondisi Jalan di Kota Malang, 2015-2016 ... 47

(10)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah Kota Malang menurut Kecamatan Tahun 2016 ... 1 Gambar 2. Jumlah Kelurahan menurut Kecamatan Tahun 2016 di Kota Malang ... 2 Gambar 3. Rata-Rata Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan di Kota Malang Tahun 2016 ... 3 Gambar 4. Jumlah PNS menurut Pendidikan Terakhir di Kota Malang, 2015-2016 ... 4 Gambar 5. Jumlah RW dan RT di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 6 Gambar 6. Jumlah RW dan RT menurut Kecamatan di Kota Malang Tahun 2016 ... 6 Gambar 7. Jumlah Anggota DPRD menurut Jenis Partai dan Jenis Kelamin di Kota Malang

Tahun 2014-2016 ... 9 Gambar 8. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kota Malang Tahun 2014-2016 .. 11 Gambar 9. Jumlah Penduduk Kota Malang menurut Kelompok Umur Tahun 2014-2016 . 12 Gambar 10. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 13 Gambar 11. Rasio Ketergantungan Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 14 Gambar 12. Perkembangan IPM Kota Malang, 2014-2016 ... 15 Gambar 13. Perkembangan Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan, dan Indeks Daya Beli

Kota Malang, 2016 ... 16 Gambar 14. Persentase Luas Lahan menurut Jenis Lahan di Kota Malang Tahun 2016 .... 17 Gambar 15. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya di Kota Malang Tahun 2016 ... 18 Gambar 16. Produksi Komoditas Tanaman Pangan di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 19 Gambar 17. Produksi Tanaman Buah dan Sayuran Tahunan di Kota Malang Tahun 2016

(kuintal) ... 20 Gambar 18. Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim di Kota Malang Tahun

2016 (kuintal) ... 21 Gambar 19. Produksi Tanaman Kelapa dan Tebu di Kota Malang Tahun Tahun 2014-2016

(ton) ... 22 Gambar 20. PDRB Kota Malang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2016 ... 25 Gambar 21. Tiga Kegiatan Lapangan Usaha Dengan Kontribusi Terbesar di Kota Malang

Tahun 2014-2016 ... 26 Gambar 22. Persentase Penduduk menurut Golongan Pengeluaran Perkapita di Kota

(11)

x | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Gambar 23. Persentase Pengeluaran Rumah Tangga di Kota Malang Tahun 2014-2016 .. 30

Gambar 24. Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin di Kota Malang Tahun 2014-2016 32 Gambar 25. Pengeluaran Perkapita dan Garis Kemiskinan di Kota Malang Tahun 2014-2016 33 Gambar 26. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kemampuan Baca Tulis di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 36

Gambar 27. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk di Kota Malang Tahun 2014-2016 37 Gambar 28. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 38

Gambar 29. Jumlah Sekolah menurut Jenis Sekolah di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 42

Gambar 30. Rasio Guru-Murid menurut Jenis Sekolah di Kota Malang Tahun 2014-2016 42 Gambar 31. Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenis Kendaraan di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 44

Gambar 32. Jumlah Angkatan Kerja di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 50

Gambar 33. Jumlah Pengangguran Terbuka di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 51

Gambar 34. Upah Minimum Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 52

Gambar 35. Jumlah Balita yang Kurang Gizi dan Gizi Buruk di Kota Malang Tahun 2014-2016 54 Gambar 36. Sepuluh Penyakit dengan Jumlah Kasus Terbanyak di Kota Malang Tahun 2016 55 Gambar 37. Jumlah Warnet di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 58

Gambar 38. Jumlah Base Transceiver Station (BTS) di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 59

Gambar 39. Jumlah Website Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 60

(12)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| xi

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1. Data Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang, 2014-2016 ... 62 Tabel 2. Banyaknya Tempat Penampungan Sampah (TPS) yang Dikelola di Kota Malang,

2015-2016 ... 63 Tabel 3. Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota Malang menurut Jenis Pendapatan

(ribu rupiah), 2014-2016 ... 64 Tabel 4. Realisasi Belanja Pemerintah Kota Malang menurut Jenis Belanja (ribu rupiah),

2014-2016 ... 65 Tabel 5. Data Koperasi di Kota Malang, 2014-2016 ... 66 Tabel 6. Jumlah Unit, Tenaga Kerja, dan Nilai Investasi menurut Bidang Usaha di Kota

Malang, 2015-2016 ... 67 Tabel 7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Dinas/Instansi Pemerintah dan Jenis

Kelamin di Kota Malang, 2015-2016 ... 68 Tabel 8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan

Jenis Kelamin di Kota Malang, 2015-2016 ... 71 Tabel 9. Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Golongan Kepangkatan dan Jenis Kelamin

di Kota Malang, 2015-2016 ... 72 Tabel 10. Data Cabang Olahraga di Bawah Pembinaan KONI Kota Malang, 2014-2016 .... 73 Tabel 11. Data Cabang Olahraga di Bawah Pembinaan Dispora Kota Malang, 2014-2016 74 Tabel 12. Jumlah Terminal, Uji KIR, Lama Pengujian KIR, Fasilitas Perlengkapan Jalan, dan

Trayek di Kota Malang, 2014-2016 ... 75 Tabel 13. Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Kecamatan dan Jenis Kendaraan di Kota

Malang, 2015-2016 ... 76 Tabel 14. Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenis Kendaraan di Kota Malang, 2015-2016 77 Tabel 15. Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Plat Nomor di Kota Malang, 2015-2016 78 Tabel 16. Jumlah Aparat dan Sarana Keamanan di Kota Malang, 2014-2016 ... 79 Tabel 17. Jumlah Tindak Pidana dan Penyelesaiannya menurut Kepolisian Sektor di Kota

Malang, 2015-2016 ... 80 Tabel 18. Jumlah Tindak Kejahatan yang Dilaporkan dan Yang Diselesaikan menurut Jenis

Kejahatan di Kota Malang, 2014-2016 ... 81 Tabel 19. Jumlah Penerimaan Pajak menurut Jenis Pajak di Kota Malang, 2014-2016 ... 83 Tabel 20. Rekapan Pendataan Industri menurut Jenis Industri di Kota Malang, 2014-2016 84

(13)

xii | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Tabel 21. Luas Lahan (hektar) menurut Kecamatan dan Penggunaan Lahan di Kota Malang, 2015-2016 ... 85 Tabel 22. Luas Penggunaan Lahan Sawah (hektar) menurut Kecamatan di Kota Malang,

2015-2016 ... 86 Tabel 23. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Sawah menurut Kecamatan di Kota

Malang, 2014-2016 ... 87 Tabel 24. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung menurut Kecamatan di Kota

Malang, 2014-2016 ... 88 Tabel 25. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Tanah menurut Kecamatan di

Kota Malang, 2014-2016 ... 89 Tabel 26. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ubi Kayu menurut Kecamatan di Kota

Malang, 2014-2016 ... 90 Tabel 27. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ubi Jalar menurut Kecamatan di Kota

Malang, 2014-2016 ... 91 Tabel 28. Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kota Malang Tahun 2016 ... 92 Tabel 29. Jumlah Curah Hujan menurut Stasiun Klimatologi di Kota Malang Tahun 2016 93 Tabel 30. Jumlah Hari HUjan menurut Stasiun Klimatologi di Kota Malang Tahun 2016 .. 94

Tabel 31. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Kecamatan di Kota Malang, 2014-2016 ... 95

Tabel 32. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Malang, 2014-2016 ... 97 Tabel 33. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan

Semusim menurut Jenis Komoditas di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 98 Tabel 34. Jumlah Tanaman Menghasilkan, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Buah-

Buahan dan Sayuran Dirinci menurut Jenis Komoditas di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 99 Tabel 35. Jumlah Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Biofarmaka menurut

Jenis Komoditas di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 100 Tabel 36. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Hias menurut Jenis Komoditas

di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 101 Tabel 37. Data Sarana Kesehatan, Sarana Industri, dan Industri Farmasi Serta Kesehatan

Masyarakat Tahun 2014-2016 ... 102 Tabel 38. Jumlah Sarana Pendukung Komunikasi dan Informasi Kota Malang Tahun

(14)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| xiii Tabel 39. Data Sistem Informasi Pemerintah Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 105 Tabel 40. Data Ketenagakerjaan Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 106 Tabel 41. Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman

Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan, dan Garis Kemiskinan Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 107 Tabel 42. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan

Usaha di Kota Malang (miliar rupiah) Tahun 2014-2016... 108 Tabel 43. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut

Lapangan Usaha di Kota Malang (miliar rupiah), 2014-2016 ... 109 Tabel 44. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku

menurut Lapangan Usaha di Kota Malang (persen), 2014-2016 ... 110 Tabel 45. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2010 menurut Lapangan Usaha di Kota Malang (persen), 2014-2016 ... 111 Tabel 46. Jumlah Bencana menurut Jenis Bencana dan Kecamatan di Kota Malang, 2016 112 Tabel 47. Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Kota Malang Tahun

2014-2016 ... 113 Tabel 48. Daftar Kajian/Penelitian Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan

Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 114 Tabel 49. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Taman

Kanak-Kanak di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 118 Tabel 50. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Taman

Kanak-Kanak Luar Biasa di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 119 Tabel 51. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Roudlotul

Athfal di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 120 Tabel 52. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Sekolah

Dasar di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 121 Tabel 53. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Sekolah

Dasar Luar Biasa di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 122 Tabel 54. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Madrasah

Ibtidaiyah di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 123 Tabel 55. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Sekolah

Menengah Pertama di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 124 Tabel 56. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 125 Tabel 57. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Madrasah

(15)

xiv | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Tabel 58. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Sekolah

Menengah Atas di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 127 Tabel 59. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 128 Tabel 60. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Madrasah

Aliyah di Kota Malang Tahun 2014-2016 ... 129 Tabel 61. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid, dan Rasio Guru-Murid Sekolah

(16)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 1

1.1 GEOGRAFI

Kota Malang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Provinsi Jawa Timur. Faktor pendukungnya antara lain potensi alam dan iklim. Kota Malang secara geografis terletak berada pada posisi 112.060 - 112.070 Bujur Timur, 7.060 - 8.020 Lintang Selatan. Posisi Kota Malang berada

di tengah tengah wilayah Kabupaten Malang, karena batas wilayah utara, timur, Selatan, dan Barat merupakan wilayah Kabupaten Malang. Berdasarkan Surat Keputusan walikota Malang No 146/054/428.41/90 tanggal 9 Januari 1990 diketahui bahwa luas wilayah kota Malang tahun 2016 sebesar yaitu 110,06 km2 yang terbagi dalam 5 (lima) kecamatan dan 57 kelurahan. Kecamatan

Kedungkandang merupakan kecamatan terbesar dengan luas wilayah 36,24 persen dari wilayah Kota Malang dan 12 kelurahan, sedangkan kecamatan paling kecil adalah Kecamatan Klojen dengan luas wilayah hanya 8,02 persen dan 11 kelurahan. Luas wilayah Kota Malang dan jumlah kelurahan tidak mengalami perubahan dari tahun 2014-2016.

BAB

1

GEOGRAFI DAN IKLIM

Gambar 1. Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah Kota Malang menurut Kecamatan Tahun 2016

Data luas wilayah Kota Malang berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kota Malang Nomor 146/054/428.41/90 tanggal 9 Januari 1990

(17)

2 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

1.2 IKLIM

Data iklim di Kota Malang didapat melalui Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso. Data yang tersedia untuk Kota Malang hanya jumlah curah hujan dan hari hujan, sedangkan untuk data kelembapan, kecepatan angin, dan suhu tidak tersedia. Jumlah stasiun pengukur curah hujan dan hari hujan yang ada di Kota Malang sebanyak 3 (tiga) tempat yaitu Stasiun Kedungkandang, Ciliwung dan Sukun. Berdasarkan pantauan dari 3 (tiga) stasiun pengukur curah hujan yang ada di Kota Malang, tahun 2016 rata-rata curah hujan per bulan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebanyak 582 mm sedangkan rata rata hari hujan terbanyak terjadi di bulan Februari sebanyak 25 hari. Pada bulan Agustus dan September rata-rata jumlah hari hujan sedikit hanya sebanyak 3 (tiga) hari dalam satu bulan, dengan jumlah hari hujan rata-rata bulan Agustus sebanyak 67 mm dan September 34 mm bisa diartikan bahwa pada bulan tersebut cuaca panas lebih mendominasi.

(18)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 3

Gambar 3. Rata-rata jumlah hari hujan dan curah hujan di Kota Malang Tahun 2016

(19)

4 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

2.1 KEPEGAWAIAN

Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkup pemerintah Kota Malang tahun 2016 sebanyak 7.854 pegawai. Jumlah PNS tahun 2016 mengalami penurunan sebanyak 1.083 pegawai atau 18,67 persen jika dibandingkan tahun 2015. Pada tahun 2016, jumlah PNS laki-laki di Kota Malang masih mendominasi dengan perbandingan 4.024 laki-laki sebanyak 4.024 pegawai (51,24 %) dan perempuan sebanyak 3.830 (48,76 %). Berdasarkan tingkat pendidikan, pada tahun 2016 PNS dengan latar belakang pendidikan S1, S2, dan S3 menempati jumlah terbanyak yaitu 4.383 pegawai atau 55,81 persen. Jumlah PNS yang lebih dari 50 persen pendidikannya S1, S2 dan S3 pada tahun 2015 dan 2016 diharapkan pegawai dapat bekerja lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai.

BAB

2

PEMERINTAHAN

Gambar 4. Jumlah PNS menurut Pendidikan Terakhir di Kota Malang Tahun 2015-2016

(20)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 5

2.2 KELEMBAGAAN RT DAN RW

Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) merupakan organisasi masyarakat yang diakui dan dibina oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan serta untuk membantu meningkatkan kelancaran tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di desa dan kelurahan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 7/1983 tentang pembentukan RT dan RW diketahui bahwa setiap RT yang dibentuk sebanyak banyaknya terdiri dari 30 KK untuk desa dan 50 KK untuk kelurahan.

Berdasarkan data dari seluruh Kantor Kecamatan yang ada di Kota Malang, jumlah RW di Kota Malang pada tahun 2016 sebanyak 546, mengalami kenaikan sebanyak 2 (dua) RW atau 0,37 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 544 RW, sedangkan jumlah RW tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 adalah tetap atau tidak mengalami perubahan. Selaras dengan Jumlah RW, jumlah RT di Kota Malang pada tahun 2016 juga mengalami kenaikan. Jumlah RT di Kota Malang pada tahun 2016 sebanyak 4.157, mengalami kenaikan sebanyak 32 RT atau 0,78 persen jika dibandingkan tahun 2015 sebanyak 4.125 RT. Kenaikan jumlah RT pada tahun 2016 tidak sebanyak pada tahun 2015 yang kenaikannya mencapai 0,91 persen. Jumlah RW dan RT paling banyak di Kota Malang terdapat pada Kecamatan Lowokwaru yaitu sebanyak 127 RW dan 923 RT. Sedangkan jumlah RW dan RT paling sedikit terdapat pada Kecamatan Klojen yaitu sebanyak 89 RW dan 675 RT.

Jika mengacu pada peraturan Menteri Dalam Negeri No 7/1983, maka jumlah RT di Kota Malang yang terbentuk secara kasar minimal sebanyak 5.568 dengan asumsi perhitungan menggunakan data jumlah keluarga pada tahun 2016 sebanyak 278.427 yang bersumber dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang. Selisih jumlah RT yang terbentuk pada tahun 2016 dibandingkan dengan jumlah RT yang ideal sesuai peraturan terbilang masih tinggi yaitu mencapai 1.411 RT. Sehingga perlu dipertimbangkan lagi untuk melakukan pemekaran RT agar dapat memaksimalkan fungsi dari pembentukan RT terutama untuk RT yang masih banyak jumlah keluarganya.

(21)

6 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Gambar 5. Jumlah RW dan RT di Kota Malang Tahun 2014-2016

Sumber : Seluruh Kantor Kecamatan di Kota Malang

Gambar 6. Jumlah RW dan RT menurut Kecamatan di Kota Malang Tahun 2016

(22)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 7

2.3 KEUANGAN DAERAH

Berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang realisasi pendapatan Kota Malang tahun 2016 adalah sebanyak 1711.185.350,08 ribu rupiah, mengalami penurunan sebesar Rp.93.502.457,87 ribu rupiah atau turun 5,18 persen dibanding tahun 2015. Penurunan pendapatan Kota Malang tahun 2016 disebabkan adanya penurunan dari item lain-lain pendapatan yang sah sebesar 283.283.112,14 ribu rupiah atau turun 59,29 persen khususnya pada dana penyesuaian dan otonomi khusus serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya.

Realisasi pendapatan Kota Malang mengalami penurunan, akan tetapi dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang justru dari tahun 2014-2016 terus mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2016 PAD Kota Malang mengalami kenaikan sebesar 22.393.900,31 ribu rupiah atau 5,27 persen meskipun kenaikan tersebut terbilang masih lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan tahun 2015 yang mencapai 14,06 persen.

Uraian 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4)

Pendapatan Asli Daerah 372 545 396,29 424 938 755,52 447 332 655,83 Dana Perimbangan 956 695 776,14 926 364 574,78 1 069 366 446,98 -Bagi Hasil Pajak 66 740 371,27 33 850 624,00 69 368 351,04 -Bagi Hasil Bukan Pajak/

Sumber Daya Alam 50 203 519,87 53 164 497,78 45 506 060,94 -Dana Alokasi Umum 808 447 825,00 818 758 893,00 859 678 208,00 -Dana Alokasi Khusus 31 304 060,00 20 590 560,00 94 813 827,00 Lain-lain Pendapatan yang Sah 435 623 517,23 477 769 359,41 194 486 247,27 REALISASI PENDAPATAN 1 764 864 689,66 1 829 072 689,71 1 711 185 350,08 Belanja Pegawai 877 246 394,71 931 090 867,80 993 592 920,00 Belanja Modal 318 462 052,42 337 647 558,97 193 646 732,35 Belanja Lainnya 407 291 403,01 534 682 114,15 522 678 430,69 REALISASI BELANJA 1 602 999 850,14 1 803 420 540,92 1 709 918 083,05 Satuan Dalam Ribu Rupiah

Tabel 2.3.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja Kota Malang Tahun 2014-2016

(23)

8 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Dana alokasi umum yang merupakan bagian dari dana perimbangan menjadi sumber terbesar penerimaan daerah Kota Malang. Tahun 2016 Pemerintah Kota Malang mendapat DAU sebesar Rp. 859.678208 ribu rupiah atau 50,24 persen dari total pendapatan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa betapa besar ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat. Pajak dan retribusi daerah yang merupakan pendapatan asli daerah hanya 24,39 persen. Seiring dengan menurunnya pendapatan Pemerintah Kota Malang, jumlah realisasi belanja Pemerintah Kota Malang juga menurun pada tahun 2016 dibanding tahun 2015. Realisasi belanja tahun 2016 sebesar Rp. 1.709.918.083,05 ribu rupiah mengalami penurunan sebesar Rp. 93.502.457,87 ribu rupiah atau 5,18 persen. Berdasarkan strukturnya porsi belanja pegawai Pemerintah Kota Malang merupakan porsi paling besar dibanding belanja modal dan belanja lainnya yang mencapai 58,11 persen dari realisasi belanja Kota Malang. Jumlah belanja pegawai dari tahun 2014-2016 cenderung mengalami kenaikan.

2.4 PARLEMENTARIA

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota (DPRD) merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota. DPRD kabupaten/kota terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum Jumlah anggota DPRD Kota Malang tahun 2014-2016 jumlahnya masih sama yaitu sebanyak 45 orang dengan jumlah terbanyak partai PDI-P sebanyak 11 orang. PDI-Posisi kedua ditempati oleh PDI-PKB sebanyak 6 orang.

Dari 45 anggota DPRD Kota Malang masih didominasi laki-laki sebanyak 75,56 persen dan sisanya sebanyak 24,44 persen adalah perempuan. Tingkat pendidikan anggota DPRD Kota Malang juga sudah semakin baik karena sebagian besar merupakan lulusan S1/S2 (82,22 %) sehingga diharapkan bias menghasilkan produk-produk hukum yang lebih baik dan lebih diperlukan oleh masyarakat Kota Malang.

(24)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 9

Gambar 7. Jumlah Anggota DPRD menurut Jenis Partai dan Jenis Kelamin di Kota Malang, Tahun 2016

(25)

10 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

3.1 JUMLAH PENDUDUK

Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh peraturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus/kontinu. Penduduk adalah seseorang yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu selama 6 (enam) bulan atau lebih atau jika kurang dari 6 (enam) bulan berencana untuk menetap. Sementara dalam konteks pembangunan, penduduk memiliki posisi ganda, yaitu berperan sebagai subyek dalam pembangunan namun sekaligus menjadi obyek dalam pembangunan. Oleh karena itu perhatian terhadap penduduk tidak hanya dari sisi jumlah, tetapi juga sisi kualitas. Penduduk yang berkualitas merupakan modal bagi pembangunan dan diharapkan dapat mengatasi berbagai akibat dari dinamika kependudukan.

Data kependudukan merupakan salah satu informasi yang diperlukan dalam proses pembangunan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap evaluasi terhadap hasil pembangunan itu sendiri. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan yang menguntungkan jika merupakan sumber daya manusia yang berkualitas, namun sebaliknya akan menjadi beban pembangunan jika kualitasnya rendah. Oleh karena itu, perkembangan penduduk harus diarahkan pada peningkatan kualitas, pengendalian kuantitas serta pengarahan mobilitasnya. Mobilitas penduduk diarahkan agar mempunyai ciri dan karakteristik yang menunjang tercapainya keberhasilan pembangunan yaitu meningkatkan kesejahteraan penduduk.

Sebagai salah satu kota besar, jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan fenomena yang sangat wajar. Namun perlu diperhatikan seberapa cepat laju pertumbuhannya. Jika perubahannya sangat signifikan maka perlu segera diambil kebijakan karena mencerminkan ketidakberhasilan program pengendalian jumlah penduduk yang dilakukan pemerintah yang salah satunya melalui program Keluarga Berencana. Selain itu perlu diingat bahwa ada tiga komponen utama yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk, yaitu kelahiran, kematian,

BAB

(26)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 11 dan migrasi. Menurunnya angka kematian (naiknya Angka Harapan Hidup) dan atau migrasi penduduk yang tinggi juga dapat menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk.

Data Jumlah penduduk Kota Malang diperoleh dari BPS Kota Malang. Data jumlah penduduk untuk tahun yang tidak dilaksanakan sensus penduduk diperoleh dari hasil proyeksi. Proyeksi penduduk merupakan suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen perubahan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Proyeksi penduduk menggunakan data dasar penduduk hasil SP2010. Hasil proyeksi penduduk tahun 2016, jumlah penduduk di Kota Malang adalah 856.410 jiwa bertambah sekitar 10.437 jiwa sejak tahun 2014 sebanyak 845.973 jiwa. Dengan luas wilayah daratan Kota Malang sebesar 110,06 km2, maka tingkat kepadatan penduduk Kota Malang tahun 2016 adalah 7.781 jiwa per kilometer

persegi. Jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk tahun 2015 sebesar 7.735 jiwa per kilometer persegi, mengalami peningkatan sekitar 46 jiwa per kilometer persegi. Sedangkan pada tahun 2014, kepadatan penduduk di Kota Malang sebesar 7.686 jiwa per kilometer persegi.

Gambar 8. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kota Malang Tahun 2014-2016

(27)

12 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Kelompok usia produktif adalah penduduk yang berusia 15 sampai dengan 64 tahun. Perbandingan antara penduduk usia tidak produktif dengan usia produktif menunjukkan angka ketergantungan (Age Dependency Ratio). Semakin tinggi rasio ketergantungan menunjukkan semakin berat pula beban yang ditanggung oleh penduduk di kelompok usia produktif. Berdasarkan data dari BPS Kota Malang Rasio Ketergantungan penduduk Kota Malang Tahun 2016 adalah 36,92 persen yang artinya setiap 100 penduduk usia produktif di Kota Malang menanggung sebanyak 36-37 penduduk usia tidak produktif.

3.2 RASIO JENIS KELAMIN

Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di suatu daerah dan waktu tertentu. Data rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan perencanaan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil misalnya karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama.

Gambar 9. Jumlah Penduduk Kota Malang menurut Kelompok Umur Tahun 2014-2016

(28)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 13 Dalam rentang waktu 2014-2016, ada tren peningkatan jumlah penduduk laki-laki, yaitu dari 416.982 jiwa di tahun 2014 menjadi 422.276 jiwa di tahun 2016. Hal yang sama terjadi pada jumlah penduduk perempuan dalam rentang waktu tahun 2014-2016, yaitu sebesar 428.991 jiwa pada tahun 2014 dan 434.134 jiwa pada tahun 2016.

Berdasarkan data dari BPS Kota Malang, sex ratio penduduk Kota Malang pada tahun 2016 adalah 97,27 persen yang berarti bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 97-98 penduduk laki-laki. Jika dibedakan berdasarkan kelompok umur, sex ratio penduduk usia balita masih di atas 100 yang artinya jumlah balita laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah balita perempuan. Namun seiring pertambahan usia, jumlah penduduk laki-laki menjadi lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Hal ini dikarenakan angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan angka harapan hidup laki-laki, disamping faktor migrasi penduduk laki-laki cenderung lebih tinggi terutama pada penduduk usia produktif.

Gambar 10. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Malang Tahun 2014-2016

(29)

14 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

3.3 RASIO KETERGANTUNGAN

Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun (angkatan kerja). Rasio ketergantungan merupakan salah satu indikator demografi yang penting, semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Berdasarkan data dari BPS Kota Malang, angka rasio ketergantungan di Kota Malang tahun 2016 terus mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 rasio ketergantungan di Kota Malang sebesar 37,13 persen sedangkan tahun 2014 sebesar 36,92 persen. Penurunan angka rasio ketergantungan ini wajar dikarenakan banyaknya penduduk usia produktif yang terus bertambah tiap tahun. Pertambahan penduduk usia produktif ini sangat dimaklumi karena Kota Malang adalah Kota Pendidikan sehingga sebagai magnet para pelajar dan juga sebagai kota tujuan untuk mencari kerja

Gambar 11. Rasio Ketergantungan Kota Malang Tahun 2014-2016

(30)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 15 Indeks yang menggambarkan kualitas hidup manusia disebut dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). IPM adalah indeks komposit yang mengukur keberhasilan pembangunan manusia dari tiga dimensi, yaitu dimensi kesehatan , dimensi pengetahuan dan dimensi standar kehidupan yang layak. Dimensi kesehatan diukur dari angka harapan hidup, dimensi pengetahuan diukur dari angka harapan sekolah dan rata-rata lama sekolah dan dimensi standar kehidupan yang layak diukur dengan kemampuan daya beli. Dengan adanya IPM dapat ditentukan peringkat atau level pembangunan suatu negara/pemerintah. IPM Kota Malang menempati peringkat pertama di Jawa Timur, artinya kualitas SDM Kota Malang merupakan paling baik jika diukur dari sisi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

BAB

4

PEMBANGUNAN MANUSIA

Gambar 12. Perkembangan IPM Kota Malang Tahun 2012-2016

(31)

16 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

IPM Kota Malang tahun 2016 mencapai 80,46 persen mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen jika dibandingkan dengan IPM tahun 2015. Perkembangan IPM tahun 2016 tersebut merupakan yang tertinggi selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Salah satu komponen pembentuk IPM adalah Indeks Kesehatan. Indeks Kesehatan tahun 2016 sebesar 81,05 dimana Angka Harapan Hidup mencapai 72,68 tahun yang artinya pada tahun 2016 harapan hidup masyarakat Kota Malang kembali naik hingga mencapai usia 73 tahun. Komponen yang dipergunakan untuk Indeks pendidikan pada metode penghitungan yang baru adalah gabungan antara angka harapan sekolah (EYS) dan angka rata-rata lama sekolah (MYS).

Indeks pendidikan Kota Malang tahun 2016 mencapai 76,52. Selama periode 3 (tiga) tahun mulai tahun 2014-2016 indeks pendidikan secara kontinu mengalami kenaikan, hal ini dapat diartikan selama kurun waktu 3 (tiga) tahun kinerja di bidang pendidikan menunjukkan prestasi yang cukup bagus. Indeks daya beli tahun 2016 sebesar 83,98 dengan pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan sebesar Rp. 15.732 ribu rupiah. Selama 3 (tiga) tahun berturut-turut indeks daya beli Kota Malang mengalami kenaikan. Tercatat bahwa pada tahun 2016 indeks daya beli mengalami kenaikan sebesar 0,61 poin. Kenaikan indeks daya beli menunjukkan bahwa kemampuan daya beli penduduk Kota Malang tahun 2016 mengalami kenaikan.

Gambar 13. Perkembangan Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan, dan Indeks Daya Beli Kota Malang Tahun 2014-2016

(32)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 17

5.1 Tanaman Pangan

Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan daerah, peranan tersebut antara lain sebagai penyedia lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, dan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Sektor Pertanian walaupun di Kota Malang bukan merupakan sektor utama yang menunjang perekonomian, namun sektor ini penting untuk dikembangkan mengingat peranannya yang penting dan strategis. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang, lahan sawah yang ada di Kota Malang pada tahun 2016 hanya mencapai 10,38 persen dari luas wilayah Kota Malang, sisanya sebanyak 18,85 persen merupakan luas lahan pertanian bukan sawah dan sisanya 70,77 persen adalah lahan bukan pertanian.

BAB

5

PERTANIAN

Gambar 14. Persentase Luas Lahan menurut Jenis Lahan di Kota Malang Tahun 2016

(33)

18 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Lahan sawah yang ada di Kota Malang ternyata belum semuanya penggunaaannya untuk penanaman padi sawah hal ini dapat dilihat dari Lahan sawah di Kota Malang sebanyak 1.142 Ha yang ditanami padi sawah hanya sebanyak 844 Ha atau 73,91 persen. Sedangkan sebanyak 292 Ha atau 25,57 persen lahan sawah yang ada ditanami tanaman lainnya seperti tanaman palawija ataupun tanaman hortikultura. Perlu menjadi perhatian bersama bahwa masih ada lahan sebanyak 6 Ha atau 0,53 persen dari luas lahan Kota Malang belum dimanfaatkan sama sekali atau tidak ditanami tanaman apapun padahal lahan seluas itu bisa ditanami baik komoditas tanaman pangan atau hortikutura sehingga bisa meningkatkan produksi.

Komoditas Tanaman Pangan yang ditanam pada Kota Malang selama tahun 2014-2016 adalah tanaman padi sawah, jagung, Kacang Tanah, ubi Kayu, dan ubi jalar dengan komoditas yang paling banyak produksinya di Kota Malang adalah tanaman padi sawah. Produksi padi sawah di Kota Malang dari tahun 2014 sampai 2016 terus mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2016 jumlah produksi padi sawah di Kota Malang mencapai 14.285 ton. Kecamatan yang mempunyai potensi tanaman padi sawah terbesar adalah Kecamatan Sukun dengan produksi padi sawah sebanyak 4.658 ton. Sedangkan pada Kecamatan Klojen sama sekali tidak ada tanaman padi sawah. Komoditas tanaman pangan yang memiliki produksi terbesar kedua adalah tanaman ubi kayu dengan jumlah produksi pada tahun 2016 mencapai 3.858 ton.

Gambar 15. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya di Kota Malang Tahun 2016

(34)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 19

5.2 HORTIKULTURA

Subsektor hortikultura telah berkontribusi secara nyata dalam mendukung perekonomian baik nasional maupun daerah dalam hal penyediaan produk pangan, kesehatan, dan kosmetika, budaya dan pariwisata, perdagangan, penciptaan produk domestik bruto maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Dengan berkembangnya perekonomian dan pengetahuan masyarakat, makin meningkat pula kesadaran akan pentingnya buah-buahan dan sayuran sebagai sumber gizi dan pangan sehari-hari.

Tanaman buah-buahan tahunan adalah tanaman sumber vitamin, mineral, dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman berupa buah dan merupakan tanaman tahunan, umumnya dapat dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu (dikonsumsi segar). Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang, dapat diketahui bahwa pada tahun 2016 hampir semua jenis tanaman buah-buahan tahunan di Kota Malang sudah berproduksi kecuali tanaman manggis, nenas, jengkol, dan apel. Pada tahun 2016 buah mangga merupakan buah dengan produksi yang paling banyak di Kota Malang yaitu mencapai 1.013,70 kuintal. Buah Jeruk Siam/Keprok merupakan tanaman buah tahunan dengan produksi terbanyak kedua setelah buah mangga di Kota Malang pada tahun 2016 dengan jumlah produksi mencapai 5.429 ton, sedangkan buah yang produksinya paling sedikit di Kota Malang adalah buah duku/langsat dengan jumlah produksi hanya mencapai 5 kuintal.

Gambar 16. Produksi Komoditas Tanaman Pangan di Kota Malang Tahun 2014-2016

(35)

20 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Tanaman sayuran semusim adalah tanaman sumber vitamin, mineral, dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah, dan umbinya yang berumur kurang dari satu tahun. Sedangkan tanaman buah-buahan semusim adalah tanaman sumber vitamin, mineral, dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman berupa buah yang berumur kurang dari satu tahun. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Kota Malang diketahui bahwa tanaman sayuran dan buah-buahan semusim pada tahun 2016 di Kota Malang yang berproduksi hanya terdapat 9 (sembilan) jenis tanaman sayuran semusim, sedangkan untuk buah-buahan semusim tidak ada yang berproduksi.

Gambar 17. Produksi Tanaman Buah dan Sayuran Tahunan di Kota Malang Tahun 2016 (kuintal)

(36)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 21 Tanaman sayuran semusim jamur merupakan tanaman dengan produksi yang paling banyak pada tahun 2016 di Kota Malang, dengan jumlah produksi mencapai 35.471,2 kuintal. Tanaman sayur semusim tomat merupakan tanaman dengan jumlah produksi terbanyak kedua di Kota Malang setelah tanaman jamur dengan produksi pada tahun 2016 mencapai 278 kuintal.

5.3 Perkebunan

Perkebunan mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional maupun daerah, terutama dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, dan bahan baku industri. Beberapa komoditas perkebunan yang dipandang mempunyai nilai penting dan strategis di Indonesia adalah karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, kakao, teh dan tebu. Dari 7 (tujuh) tanaman perkebunan unggulan dan strategis tanaman perkebunan di Indonesia, di Kota Malang hanya terdapat 2 (dua) tanaman perkebunan yaitu kelapa dan tebu. Produksi tanaman kelapa dari tahun 2014-2016 di Kota Malang cenderung mengalami kenaikan.

Gambar 18. Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim di Kota Malang Tahun 2016 (kuintal)

(37)

22 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Tercatat bahwa pada tahun 2016 produksi kelapa di Kota Malang mencapai 925 ton, mengalami kenaikan sebanyak 118 ton atau 14,62 persen jika dibandingkan tahun 2015. Berbeda dengan tanaman kelapa, produksi tanaman tebu di Kota Malang dari tahun 2014-2016 justru cenderung mengalami penurunan. Produksi tanaman tebu pada tahun 2016 di Kota Malang sebanyak 53.142 ton, mengalami penurunan sebanyak 6.871,28 ton atau 11,45 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015.

5.4 Peternakan

Disadari atau tidak subsektor peternakan memiliki peranan yang strategis dalam kehidupan perekonomian dan pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Peranan ini dapat dilihat dari fungsi produk peternakan sebagai penyedia protein hewani yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Protein merupakan kunci nutrisi penting yang berguna untuk pembentukan sel-sel baru dalam tubuh. Sedangkan Protein hewani merupakan asupan nutrisi protein yang berasal dari hewan atau produk olahannya, daging merah seperti daging sapi dan kambing/domba kaya akan protein dan vitamin B12.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang, dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2014-2016 produksi daging sapi merupakan produksi daging ternak yang paling banyak dibandingkan daging ternak lainnya di Kota Malang. Jumlah produksi daging sapi di Kota Malang pada tahun 2016 mencapai 3.246,32 ton, mengalami penurunan sebanyak

Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang

Gambar 19. Produksi Tanaman Kelapa dan Tebu di Kota Malang Tahun 2014-2016 (ton)

(38)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 23 368,52 ton atau 11,35 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015. Untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi protein selain daging ternak juga ada daging unggas.

Produksi daging unggas ayam pedaging di Kota Malang dari tahun 2014-2016 merupakan produksi daging unggas yang paling banyak dibandingkan daging unggas lainnya di Kota Malang, dengan jumlah produksi pada tahun 2016 mencapai 17.877,11 ton mengalami kenaikan sebanyak 363,94 ton atau naik 2,08 persen dibandingkan tahun 2015.

5.5 Perikanan

Potensi perikanan tidak hanya dilihat dari luasnya perairan laut yang ada, tetapi juga dari luasnya lahan di darat yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk mengembangkan budidaya perikanan. Ikan dikenal sebagai salah satu sumber protein yang baik bagi tubuh manusia selain daging dan ayam. Di Kota Malang budidaya perikanan dilakukan dengan memanfaatkan lahan di darat dengan membuat kolam dan keramba mengingat tidak ada perairan laut di Kota Malang. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang dapat diketahui bahwa pada tahun 2014-2016 jenis ikan yang dibudidayakan di Kota Malang adalah ikan nila,

Tabel 5.4.1 2014 2015 2016 (2) (3) (4) 3 465,00 3 614,84 3 246,32 320,00 430,00 490,22 511,80 525,05 508,39 642,70 551,74 381,06 14,90 18,21 21,61 17 673,30 17 513,17 17 877,11 4,30 23,24 25,25 2,10 2,34 2,28 335 085,60 286 496,99 214 147,74 30,50 27,45 27,51 1 332,60 1 747,36 1 945,20 4,70 101,50 77,34 1,60 0,89 0,93 Produksi (ton) -Ayam Buras -Ayam petelur -Itik - Itik Manila

Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang -Ayam petelur -Ayam Pedaging -Itik -Itik Manila Susu Telur (1) Daging sapi Daging Kambing/Domba Daging Babi Daging Unggas -Ayam Buras

Produksi ternak, unggas, telur,dan susu di Kota Malang Tahun 2014-2016

(39)

24 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

tombro, gurame, dan lele. Ikan lele di Kota Malang hanya di budidayakan di Kolam dan merupakan jenis ikan dengan produksinya paling banyak dibanding jenis ikan lainnya dari tahun 2014-2016.

Produksi ikan lele di Kota Malang dari tahun 2014-2016 cenderung mengalami kenaikan, tercatat pada tahun 2016 produksi ikan lele yang di budidayakan di kolam mencapai 101.231 kg, mengalami kenaikan sebanyak 47.460 kg atau naik 88,26 persen jika dibandingkan tahun 2015. Jenis Ikan yang dibudidaya dalam keramba di Kota Malang tahun 2014-2016 adalah ikan Nila dan Tombro. Produksi ikan tombro pada tahun 2016 di Kota Malang sebanyak 2.176 kg sedangkan untuk ikan nila sebanyak 1.220 kg.

Tabel 5.5.1 2014 2015 2016 (2) (3) (4) 3 499 2 735 6 258 20 - -15 - 40 33 830 53 771 101 231 1 495 203 1 220 1 528 550 2 176 - - -- - -40 387 57 259 110 925 Kota Malang Jenis Ikan

Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang

Budidaya Ikan Dalam Keramba - Ikan Nila -Ikan Tombro -Ikan Gurame - Ikan Lele Jumlah (1) Budidaya Ikan Dalam Kolam - Ikan Nila -Ikan Tombro -Ikan Gurame - Ikan Lele

Produksi Ikan menurut Jenis Ikan (kg) di Kota Malang Tahun 2014-2016

(40)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 25 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang paling ditunggu. Keberhasilan pembangunan tercermin melalui pertumbuhan ekonominya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Malang besaran PDRB atas dasar harga berlaku di Kota Malang tahun 2016 mencapai Rp. 57.171.601,6 juta rupiah. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari tahun 2014-2016 mengalami kenaikan secara terus menerus.

BAB

6

PENDAPATAN REGIONAL

Gambar 20. PDRB Kota Malang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2016

(41)

26 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Melalui penghitungan PDRB diketahui bahwa pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Kota Malang atas dasar harga konstan tahun 2010 sebesar 5,61 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sama nilainya dengan tahun 2015, yang membedakan adalah rincian pertumbuhan ekonomi pada masing-masing lapangan usaha. Laju pertumbuhan tahun 2015 sebesar 5,61 persen mengalami penurunan sebesar 0,19 jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 5,80 persen. Sumber pertumbuhan PDRB terbesar Kota Malang selama 3 (tiga) tahun mulai tahun 2014-2016 berasal dari kegiatan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil, dan sepeda motor dengan kontribusi, disusul oleh Industri pengolahan dengan kontribusi dan ketiga adalah lapangan usaha konstruksi.

Kota Malang merupakan kota tujuan wisata. Hal ini dapat ditunjukan dari kontribusi kegiatan lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum pada tahun 2016 menempati urutan ke lima terbesar dari seluruh lapangan usaha yang ada. Peranan informasi dan komunikasi merupakan sarana penunjang dalam menggerakkan roda perekonomian. Perannya dalam menunjang PDRB Kota Malang berada pada urutan ke enam, mencapai 3,98 persen pada tahun 2016.

Sumber : BPS Kota Malang

Gambar 21. Tiga Kegiatan Lapangan Usaha dengan Kontribusi Terbesar di Kota Malang Tahun 2014-2016

(42)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 27 PDRB per kapita menggambarkan nilai PDRB yang diterima oleh setiap penduduk Kota Malang. PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir, nilai PDRB per kapita Kota Malang cenderung mengalami kenaikan. PDRB per kapita Kota Malang tahun 2014 sebesar Rp 55,04 juta; tahun 2015 sebesar Rp 60,88 juta; dan tahun 2016 sebesar Rp 66,76 juta. Gambaran tersebut belum bisa dijadikan sebagai ukuran peningkatan kemakmuran masyarakat Kota Malang maupun penyebaran pendapatan di setiap strata ekonomi karena inflasi sangat dominan dalam pembentukan PDRB. Namun bisa digunakan sebagai indikasi awal bahwa terjadi peningkatan pendapatan di masyarakat.

(43)
(44)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 29 Dalam kacamata ekonomi, kesejahteraan penduduk dapat dilihat dari besaran pendapatannya. Semakin tinggi pendapatan perkapita penduduk, dianggap semakin sejahtera. Namun untuk memperoleh informasi tentang pendapatan rumahtangga sangatlah sulit, kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bermanfaat dalam mengukur kesejahteraan dengan menggunakan pendekatan pengeluaran. Secara umum jumlah pengeluaran berbanding lurus dengan pendatapatan. Rumahtangga yang pengeluarannya banyak tentunya mempunyai pendapatan yang besar pula, kondisi ini dapat mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.

Kemampuan daya beli masyarakat dapat memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi daya beli masyarakat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjadi salah satu indikasi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data dari BPS Kota Malang, hasil Susenas tahun 2014-2016 pada data kelompok pengeluaran menunjukkan adanya kenaikan persentase penduduk pada kelompok pengeluaran 1.000.000 rupiah ke atas perkapita per bulan di Kota Malang.

BAB

7

PENGELUARAN PENDUDUK

Gambar 22. Persentase Penduduk menurut Golongan Pengeluaran Perkapita di Kota Malang Tahun 2014-2016

(45)

30 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Pergeseran persentase pengeluaran rumah tangga dari kelas pengeluaran yang lebih rendah ke kelas pengeluaran yang lebih tinggi, mengandung dua kondisi, yaitu pertama terjadi karena adanya peningkatan kesejahteraan rumah tangga atau kedua karena adanya peningkatan harga berbagai kebutuhan rumah tangga. Meningkatnya kesejahteraan penduduk biasanya juga ditandai dengan semakin berkurangnya proporsi pengeluaran untuk keperluan makanan yang selanjutnya bergeser pada pengeluaran untuk keperluan bukan makanan

Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016 diketahui bahwa sebagian besar pengeluaran penduduk di Kota Malang sudah bergeser ke arah untuk memenuhi kebutuhan non makanan. Hal ini dapat dilihat persentase pengeluaran makanan yaitu mencapai 38,63 persen dan mengalami penurunan dibanding tahun 2015 yang sebesar 39,21 persen dari total pengeluaran.

Gambar 23. Persentase Pengeluaran Rumah Tangga di Kota Malang Tahun 2014-2016

(46)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 31 Permasalahan kompleks kemiskinan telah lama menjadi perhatian di seluruh dunia selama beberapa tahun terakhir. Dengan ketimpangan distribusi kemakmuran yang ada saat ini perspektif atau cara pandang mengenai kemiskinan itu sendiri akan sangat berbeda satu sama lain. Negara miskin yang secara langsung menghadapi masalah kronis ini akan memandang kemiskinan sebagai benih pesimis jangka panjang yang tidak mungkin dihapuskan dalam beberapa generasi. Kelompok mediocre atau negara-negara berkembang yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik akan memandang kemiskinan sebagai bibit ketidakbahagiaan yang memiliki potensi menjadi polemik kompleks untuk masalah sosial dalam negeri mereka. Sementara itu bagi kelompok negara maju, negara miskin adalah pasar yang potensial yang belum digarap. Sebuah wilayah dengan potensi sumber daya alam terpendam dan kekuatan ekonomi yang luar biasa akan menjadi bangsa yang kuat jika digarap dengan sempurna.

Apabila melihat jauh ke belakang, permasalahan kemiskinan telah ada ketika perjalanan kebudayaan mulai menyisir pada sisi-sisi kemajuan ekonomi. Ketika motif dan tujuan ekonomi mulai menjadi dasar perubahan cara hidup bersama maka ketika itulah kemajuan yang dialami di satu pihak tidak serta merta bisa diikuti oleh pihak lainnya. Dengan kata lain ketika hasil usaha personal menjadi pembeda seiring dengan melemahnya interaksi komunal untuk kepentingan kolektif, garis pembatas kondisi individu-individu maupun kondisi antar kelompok dapat mulai jelas dipetakan perbedaannya. Dilihat dalam runut waktunya, permasalahan tentang kemiskinan telah lama berada dalam sejarah panjang umat manusia.

Kemiskinan secara harfiah berasal dari kata “miskin”. Makna kata miskin ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai keadaan tidak berharta; serba kekurangan. Sedangkan kemiskinan disebutkan sebagai situasi penduduk atau sebagian penduduk yang hanya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yg minimum. Kemiskinan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan baik pada tingkat nasional maupun daerah.

BAB

(47)

32 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Dalam hal ini tidak terlepas dengan Kota Malang sebagai salah satu ikon Jawa Timur dengan daya tarik pariwisata dan pendidikan.

Berdasarkan data dari BPS Kota Malang, jumlah penduduk miskin di Kota Malang dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir mengalami penurunan. Tahun 2016 terdapat 37,03 ribu jiwa penduduk miskin, turun sebesar 2,07 ribu jiwa jika dibandingkan tahun 2015. Sedangkan bila dibandingkan dengan tahun 2014 turun sekitar 3,61 ribu jiwa. Persentase penduduk miskin juga mengalami penurunan 0,27 persen poin pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana tahun 2015 terdapat 4,60 persen penduduk miskin menjadi 4,33 persen pada tahun 2016 seperti disajikan pada grafik di atas. Sedangkan bila dibandingkan dengan tahun 2014, turun sekitar 0,47 persen, yaitu dari 4,80 persen ke 4,33 persen.

Berdasarkan data dari BPS Kota Malang, pada periode tahun 2014-2016 garis kemiskinan Kota Malang meningkat dari Rp 381.400 perkapita per bulan menjadi Rp 426.257 perkapita per bulan. Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sebesar 2.100 kkal/kapita/hari dan kebutuhan non-pangan esensial seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, rata-rata pengeluaran perkapita per bulan seluruh penduduk Kota Malang

Gambar 24. Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin di Kota Malang Tahun 2014-2016

(48)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 33 sebesar 1.355.476 rupiah, yang didominasi pengeluaran untuk non makanan sebanyak 61,37 persen. Pada tahun 2015 rata-rata pengeluaran perkapita per bulan bernilai 1.260.186 rupiah. Sedangkan pada tahun 2014, rata-rata pengeluaran perkapita per bulan seluruh penduduk Kota Malang sebesar 1.215.502 rupiah.

Gambar 25. Pengeluaran Perkapita dan Garis Kemiskinan Kota Malang Tahun 2014-2016

(49)
(50)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 35 Pendidikan merupakan faktor yang berperan sangat penting terhadap kemajuan suatu bangsa, karena itu berbagai upaya dilakukan pemerintah demi tercapainya keberhasilan pembangunan manusianya. Melalui peningkatan di bidang pendidikan diharapkan peningkatan sumber daya manusia menjadi lebih berkualitas akan tercapai, seperti yang diamanatkan dalam UUD 45 pasal 31 dan RPJM, dimana dinyatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara, yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Wajib belajar sembilan tahun pun mulai diwajibkan kepada semua warga negara khususnya pada penduduk usia sekolah. Sarana dan prasarana dibidang pendidikan setiap tahunnya dibenahi, hal ini sejalan dengan yang

tercantum dalam UUD 45 pasal 30 ayat 4 berbunyi “Negara memprioritaskan anggaran

pendidikan sekurang kurang 20 % dari anggaran pendapatan belanja negara serta dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional”.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM. Melalui pendidikan, pengetahuan seseorang akan bertambah yang akan bermanfaat untuk mempelajari ketrampilan yang berguna di dunia kerja. Dengan demikian pendidikan dapat dimasukkan sebagai investasi pembangunan yang hasilnya dapat dinikmati di kemudian hari. Sebagaimana pembangunan di bidang lain, pendidikan menjadi salah satu bidang utama di samping kesehatan dan ekonomi. Pembangunan di bidang pendidikan baik secara formal maupun non formal mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi masyarakat di suatu wilayah.

BAB

(51)

36 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Ukuran dasar tingkat pendidikan adalah kemampuan penduduk 10 tahun ke atas untuk baca-tulis huruf latin dan atau huruf lainnya (melek huruf). Kemampuan baca-tulis merupakan kemampuan intelektual minimum karena sebagian besar informasi dan ilmu pengetahuan diperoleh melalui membaca. Angka buta huruf merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan antar wilayah, mengingat buta huruf selalu identik dengan keterbelakangan serta ketidakberdayaan yang umumnya menjadi ciri masyarakat marginal. Berdasarkan data hasil Susenas yang dilaksanakan oleh BPS Kota Malang pada tahun 2016 masih ada sekitar 1,83 persen penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Malang yang buta huruf sedangkan yang melek huruf ada sebesar 98,17 persen. Dari gambar di bawah, terlihat bahwa dari tahun 2014 sampai tahun 2016, angka buta huruf terus menurun. Hal ini disebabkan karena digalakkannya program pendidikan gratis di Kota Malang serta kebijakan mengenai pendidikan yang gencar di galakkan mengingat Kota Malang sebagai Kota Pendidikan.

Angka Partisipasi Sekolah penduduk Kota Malang usia 7-12 tahun (usia SD) tahun 2014-2016 mencapai angka sempurna yaitu 100 persen. Hal ini berarti semua anak di kelompok usia tersebut sekolah. Segala upaya pemerintah tidak sia-sia dalam memberikan kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan dengan cara membebaskan semua biaya sekolah dasar (SD) bagi penduduknya. Sedangkan Angka Partisipasi Sekolah penduduk Kota Malang usia 13-15 tahun (usia SMP) tahun 2014-2016 telah mencapai angka diatas 95 persen. Walaupun telah

Sumber : BPS Kota Malang

Gambar 26. Persentase Penduduk Usia 15 tahun ke Atas menurut Kemampuan Baca Tulis di Kota Malang Tahun 2014-2016

(52)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 37 mencapai lebih dari 95 persen, kelompok usia ini (13-15 tahun) perlu sedikit perhatian dari Pemerintah Kota Malang, karena masih belum 100 persen.

Kelompok usia yang harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Malang selanjutnya adalah kelompok usia 16-18 tahun (usia SLTA). Pada kelompok usia tersebut, capaian angka partisipasi sekolahnya berada di angka 78,32 persen pada tahun 2016. Walaupun angka ini sudah di atas Angka Partisipasi Sekolah Jawa Timur yang berada di angka 70,54 persen, tetapi jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur, angka ini masih tergolong rendah. Sebaliknya APS untuk kelompok usia 19-24 tahun (usia perguruan tinggi/universitas) Kota Malang merupakan yang tertinggi kedua bila dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Timur. Angka Partisipasi Sekolah Kota Malang untuk usia 19-24 tahun mencapai 44,96 persen, berada jauh di atas Angka Partisipasi Sekolah Jawa Timur yang berada di angka 22,67 persen. Hal ini dikarenakan Kota Malang merupakan kota pendidikan, dimana sebagian besar penduduk dari kelompok usia ini didominasi oleh penduduk yang datang dari berbagai daerah di Indonesia yang bertujuan untuk melanjutkan sekolah di jenjang universitas atau akademi.

Gambar 27. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk di Kota Malang Tahun 2014-2016

(53)

38 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

Selain APS, indikator capaian pembangunan di bidang pendidikan adalah tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Ijazah/STTB merupakan tanda seseorang sudah menamatkan suatu jenjang pendidikan formal. Persentase penduduk tertinggi yang memiliki ijazah/STTB pada jenjang tertentu, menunjukkan rata-rata tingkat pendidikan penduduk di suatu daerah. Tingginya tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh rata-rata penduduk di suatu daerah dapat mencerminkan taraf intelektualitas daerah tersebut, status sosial ekonomi penduduk, serta tingkat wawasan dan pola pikir penduduknya. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan (ijazah tertinggi yang dimiliki) merupakan indikator pokok kualitas SDM, karena semakin tinggi ijazah yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah mencerminkan kualitas penduduk di daerah tersebut. Pada tahun 2016, penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Malang sebagian besar jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan yaitu SD/sederajat yaitu sebesar 26,35 persen, tamat SMP/Sederajat sebesar 11,93 persen, tamat SMA/SMK/Sederajat sebesar 35,94 persen, dan tamat perguruan tinggi/universitas sebesar 17,03. Bahkan masih ada sebanyak 8,76 persen penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Malang yang tidak punya ijazah SD. Kondisi seperti ini tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), seperti kita ketahui bersama pada tahun 2015 ini merupakan awal dibukanya MEA, untuk menghadapinya semua daerah haruslah mempersiapkan sumber daya manusia yang trampil, dan cerdas.

Gambar 28. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kota Malang Tahun 2014-2016

(54)

Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016| 39 Dalam proses belajar mengajar di sekolah, fasilitas atau sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian yang paling penting, karena dapat membantu kelancaran dan kenyamanan dalam proses belajar di sekolah. Rasio antara guru dan murid menggambarkan beban kerja guru dalam mengajar dan melihat mutu pengajaran di kelas. Kondisi sekolah yang memiliki kelebihan guru akan menyebabkan guru tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Sementara sekolah yang kekurangan guru akan menyebabkan beban kerja guru menjadi lebih tinggi dan proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Penghitungan angka rasio antara guru dan murid secara keseluruhan (sekolah negeri + swasta) memungkinkan menghasilkan angka yang berbeda ketika dihitung secara terpisah menurut sekolah negeri dan swasta, begitu juga dengan penghitungan angka rasio antara guru dan murid per Kecamatan.

Taman Kanak Kanak (TK) merupakan salah bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan anak usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun. Jumlah TK di Kota Malang tahun 2014-2016 adalah 333; 344 dan 341. TK yang ada di Kota Malang sebagian besar didominasi oleh TK swasta misal pada tahun 2016 jumlah TK Negeri hanya sebanyak 1,47 persen dan TK swasta sebanyak 98,53 persen. TK negeri jumlahnya sangat terbatas, bahkan di Kecamatan Lowokwaru tidak ada TK negeri. Untuk memenuhi pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (luar biasa) di Kota Malang juga tersedia TK luar biasa yang jumlahnya mencapai 7 (tujuh) pada tahun 2016 yang semuanya merupakan TK luar biasa swasta dan terdapat pada semua kecamatan kecuali Kecamatan Kedungkandang. Pendidikan usia dini selain TK juga ada Raudhatul Athfal yang jumlahnya pada tahun 2016 mencapai 101 di Kota Malang. Pada tahun 2016 rasio antara murid dan guru TK (negeri + swasta) sebesar 7, artinya TK yang ada di Kota Malang baik negeri maupun swasta setiap 1 (satu) gurunya rata-rata mengajar 7 (tujuh) murid.

Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. Jumlah sekolah dasar (SD) yang ada di Kota Malang pada tahun 2014-2016 berturut turut sebanyak 270; 272; dan 274. Jumlah SD di Kota Malang selama 3 (tiga) tahun berturut-turut mengalami kenaikan. SD yang ada di Kota Malang sebagian besar didominasi oleh SD negeri jika dilihat pada tahun 2016 jumlah SD Negeri mencapai 71,17 persen sedangkan SD swasta sebanyak 28,83 persen. SD yang ada di Kota Malang tersebar hampir merata di semua kecamatan baik SD negeri maupun swasta. Untuk memenuhi pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (luar biasa) di Kota Malang juga tersedia SD luar biasa yang jumlahnya mencapai 8 pada tahun 2016

(55)

40 | Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2014-2016

dengan rincian SD luar biasa negeri sebanyak 1 (satu) sekolah yang berada pada Kecamatan Kedungkandang dan SD luar biasa swasta sebanyak 7 (tujuh) sekolah terdapat pada semua kecamatan kecuali Kecamatan Kedungkandang. Pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar juga ada Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang menyelenggarakan pendidikan umum jenjang pendidikan dasar dengan kekhasan agama islam. Jumlah sekolah MI pada tahun 2016 di Kota Malang mencapai 43 sekolah. Pada tahun 2016 rasio antara murid dan guru SD (negeri + swasta) sebesar 19, artinya SD yang ada di Kota Malang baik SD negeri maupun swasta setiap 1 (satu) gurunya rata-rata mengajar 19 murid di sekolah.

Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI. Jumlah sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kota Malang pada tahun 2014-2016 berturut turut sebanyak 97; 101; dan 100. SMP yang ada di Kota Malang sebagian besar didominasi oleh SMP swasta jika dilihat pada tahun 2016 jumlah SMP Negeri hanya mencapai 32 persen sedangkan SMP swasta sebanyak 68 persen. SMP yang ada di Kota Malang tersebar hampir merata di semua kecamatan baik SMP negeri maupun swasta. Pendidikan umum pada jenjang setelah SD atau MI, selain SMP juga terdapat Madrasah Tsanawiyah (MTS). Jumlah sekolah MTs di Kota Malang pada tahun 2016 mencapai 34 sekolah. Untuk memenuhi pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (luar biasa) di Kota Malang juga tersedia SMP luar biasa yang jumlahnya mencapai 8 pada tahun 2016 dengan rincian SMP luar biasa negeri sebanyak 1 (satu) sekolah yang berada pada Kecamatan Kedungkandang dan SMP luar biasa swasta sebanyak 7 (tujuh) sekolah terdapat pada semua kecamatan kecuali Kecamatan Kedungkandang. Pada tahun 2016 rasio antara murid dan guru SMP (negeri + swasta) sebesar 14, artinya SMP yang ada di Kota Malang baik negeri maupun swasta setiap 1 (satu) gurunya rata-rata mengajar 14 murid di sekolah.

Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat SMA adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. Jumlah sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kota Malang pada tahun 2014-2016 berturut turut sebanyak 38; 47; dan 45. SMA yang ada di Kota Malang sebagian besar didominasi oleh SMA swasta jika dilihat pada tahun 2016 jumlah SMA Negeri hanya mencapai 22,22 persen sedangkan SMA swasta sebanyak 77,78

Gambar

Gambar 1. Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah Kota Malang menurut   Kecamatan Tahun 2016
Gambar 2. Jumlah Kelurahan menurut Kecamatan Tahun 2016 di Kota Malang
Gambar 3. Rata-rata jumlah hari hujan dan curah hujan di Kota Malang  Tahun 2016
Gambar 4. Jumlah PNS menurut Pendidikan Terakhir di Kota Malang Tahun 2015- 2015-2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menggunakan "Konsep Nilai Hasil" dalam setiap Proyek terutama sekali untuk pengendalian biaya dan waktu.Mempertahankan konsistensi pelaksanaan pekerjaan sampai

1) Letakkan poros belakang pada blok V dan ukur kebengkokan menggunakan meter pengukur (dial gauge). 2) Periksa keolengan pelek dengan menempatkan roda pada alat penyetel

1) Oil seal pada turbocharger tidak bekerja efektiv penuh pada beban ringan. Hal ini akan mengakibatkan oli akan mengalir bersama dengan udara yang masuk ke dalam intake manifold..

This study attempted to examine the types and frequencies of hedging devices used in “Room for Debate” posted in New York Times online website. Further,

Di satu sisi kasus ini membawa semangat persatuan umat Islam Hindia Belanda kembali menguat, namun di sisi lain penyingkapan terhadap polemik surat kabar Djawi Hisworo

Dilihat dari bauran komunikasi pemasaran serta media yang digunakan merupakan sebuah kegiatan yang mempunyai unsur ekonomi (bisnis) dan seni yang di padukan menjadi satu

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi (TAS) dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan

Penulis dalam skripsi ini menggunakan beberapa rasio keuangan khususnya rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, dengan