• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada Tabel 9 yang telah dijelaskan sebelumnya pada perumusan masalah nilai NPL KUR Mikro pada bulan Juni 2009 sangat besar yaitu mencapai 33,69 persen dan pada bulan Januari 2009 turun drastis hingga mencapai 1,18 persen. Hal tersebut dikarenakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang gencar- gencarnya mengiklankan KUR Mikro dan BRI mengejar target realisasi yang telah ditetapkan. Target yang ditetapkan tidak sebanding dengan jumlah accounting officer yang ada di BRI Unit Cibungbulang pada waktu itu sehingga

dalam menganalisis tidak maksimal. Tunggakan cukup besar juga dikarenakan tingkat pengembalian dari nasabah KUR Mikro yang rendah. Hal tersebut mengakibatkan pemilihan debitur tidak sesuai dan menimbulkan jumlah tunggakan yang besar. Kebijakan BRI pada tahun 2009 yang berkaitan dengan hal tersebut adalah bank tidak boleh menyalurkan KUR Mikro ketika NPL di atas 3 persen. Oleh karena itu BRI Unit Cibungbulang menghentikan penyalurannya hingga NPL kembali normal yaitu di bawah 3 persen. Kebijakan tidak bolehnya menyalurkan KUR Mikro ketika nilai NPL di atas 3 persen dan kondisi keadaan banyaknya debitur yang menunggak di BRI Unit Cibungbulang, membuat NPL KUR Mikro di BRI Unit Cibungbulang meningkat terus yang mencapai puncak pada Mei 2009 yaitu sebesar 35,61 persen dan menurun pada bulan Juni 2009 yaitu sebesar 33,69 persen dan terus menurun hingga normal pada bulan Desember yaitu sebesar1,18 persen. NPL yaitu jumlah baki debet atau sisa kredit (Kurang lancar + Diragukan + Macet) dibanding dengan outstanding (jumlah dana yang disalurkan). Jika tidak ada dana kredit yang disalurkan dan jumlah baki debet besar maka nilai NPL pun akan semakin tinggi dan lama-lama turun ketika debitur yang menunggak masuk ke dalam daftar hitam (DH). DH yaitu piutang di anggap tidak tertagih jika masa tunggakan lebih dari 270 hari. BRI Unit Cibungbulang menghentikan penyaluran KUR Mikro hingga NPL kembali stabil yaitu dibawah 3 persen pada bulan Desember 2009 (1,18 persen).

Akan tetapi pada tahun 2010 dikeluarkannya nota facksimile BRI yang berisi bahwa bank tetap bisa menyalurkan KUR Mikro walaupun NPL berada di atas 3 persen. Dengan adanya kebijakan tersebut dan tingkat pengembalian yang tinggi dari debitur serta analisis yang teliti dari account officer KUR Mikro BRI Unit Cibungbulang, membuat NPL BRI Unit Cibungbulang pada tahun 2010 dan 2011 masih dalam batas normal yaitu di bawah 3 persen.

Pada akhir Januari 2011 NPL Kupedes lebih tinggi daripada NPL KUR Mikro (3,03 persen > 1,32 persen). Hal tersebut dapat dikarenakan pada umumnya nasabah Kupedes merupakan nasabah lama dan jika nasabah tersebut ingin meminjam kembali maka sangat mudah. Kemudahan peminjaman dana dapat berjalan dengan mudah jika mereka tidak punya riwayat buruk. Hal tersebut dapat

57 

memungkinkan terjadinya tunggakan kredit jika di kemudian hari biaya tidak terduga nasabah besar akibat jumlah tanggungan keluarga.

Tabel 14. Sebaran Responden KUR Mikro dan Kupedes Berdasarkan Jenis Usaha

Jenis Usaha KUR Mikro Kupedes

Jumlah % Jumlah %

KUR Kupedes

Hulu 0 % 3,03 % (jual pakan dan

pupuk)

- 0 1 3,03

On Farm

3,03% 18,18 % Budidaya benih ikan 1 3,03 2 6,06

Peternak ayam - - 3 9,09

Petani padi - - 1 3,03

Hilir 83,85% 72,73% Pedagang makanan 3 9,09 1 3,03

Pedagang lemari & tempat tidur, dll

10 30,31 10 30,31

Pedagang sembako 11 33,33 7 21,21

Pedagang ikan lele, kerbau

1 3,03 1 3,03

Pedagang sayuran 3 9,09 5 15,15

9,09 % 6,06% Industri pengolahan 3 9,09 2 6,06

3,03% 0% Penggilingan Padi 1 3,03 - 0

Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa pada umumnya nasabah sektor pertanian, perikanan dan peternakan (on farm) berada pada Kupedes. Hal tersebut dapat mempengaruhi besarnya tunggakan pada Kupedes karena risiko di bidang on farm sangat tinggi dan perputaran uangnya tidak terlalu cepat dibandingkan dengan perputaran uang di jenis usaha perdagangan.

Tabel 15. Sebaran Responden Berdasarkan Ada atau Tidaknya Pendapatan Sampingan Keluarga

Usaha sampingan KUR Mikro Kupedes

Jumlah % Jumlah %

Ada 23 69,69 10 30,31

Tidak ada 10 30,31 23 69,69

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa perbedaan lainnya antara nasabah KUR Mikro dengan Kupedes adalah ada atau tidak adanya pendapatan sampingan. Hal ini dapat mempengaruhi besarnya tunggakan pada Kupedes karena usaha nasabah Kupedes yang pada umumnya adalah sumber pendapatan utama, jika usaha nasabah tersebut goyah maka tidak ada sumber pendapatan lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehingga nasabah tersebut lebih mengutamakan perbaikan iklim usaha dan memenuhi kebutuhan keluarga daripada membayar cicilan kredit per bulan. Hal itu berbeda dengan nasabah KUR

Mikro, jika usaha nasabah goyah maka nasabah masih bisa menutupi keperluan keluarga dan cicilan kredit dengan pendapatan sampingan tersebut. Pada tahun 2011, banyak nasabah Kupedes yang usahanya mengalami kegoyahan. Hal tersebut membuat mereka lebih mengutamakan perbaikan iklim usaha dan mengeluarkan biaya tidak terduga tersebut sehingga pengembalian kredit mereka menunggak. Banyaknya yang menunggak ini menyebabkan nilai NPL Kupedes lebih tinggi daripada nilai KUR Mikro. Pemanfaatan KUR Mikro dan Kupedes pada BRI Unit Cibungbulang dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Sebaran Responden berdasarkan Pemanfaatan KUR Mikro dan Kupedes pada BRI Unit Cibungbulang

Pemanfaatan KUR Mikro (orang)

Kupedes (orang)

Kredit Modal Kerja (KMK) 32 29

Kredit Investasi (KI) 1 4

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa pemanfaatan KUR Mikro untuk KMK sebanyak 32 orang (96,97 persen) dan untuk kredit investasi sebanyak 1 orang (3,03 persen). Pemanfaatan Kupedes untuk KMK sebanyak 29 orang (87,88 persen) dan untuk KI sebanyak 4 orang (12,12 persen). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar nasabah meminjam kredit di BRI untuk menambah modal kerjanya.

Berdasarkan tingkat pengembalian pinjaman, maka nasabah KUR Mikro dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu nasabah yang dapat mengembalikan pinjaman tepat pada tanggal jatuh tempo yang tergolong dalam kelompok lancar. Kelompok ini memiliki proporsi sebanyak 70,42 persen ( 100 orang) dari total jumlah nasabah KUR Mikro untuk sektor agribisnis. Kelompok kedua yaitu nasabah yang menunggak, yaitu kelompok nasabah yang mengembalikan pinjaman melebihi jatuh tempo (status kurang lancar, diragukan, macet). Proporsi nasabah yang menunggak sebesar 29,58 persen (42 orang).

Adanya kelompok nasabah yang menunggak, mengharuskan BRI Unit Cibungbulang membentuk cadangan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) yang cukup besar. Pencadangan PPAP untuk kelompok nasabah yang menunggak sebesar 5 persen hingga 100 persen dari sisa kredit (baki debet). Pencadangan PPAP pada nasabah yang menunggak jauh lebih besar dibandingkan

59 

pencadangan yang harus dibentuk pada kelompok kredit lancar yang hanya sebesar 1 persen. Proporsi jumlah nasabah yang lancar dan menunggak dapat dilihat pada Gambar 7.

  Gambar 7. Tingkat Pengembalian KUR BRI Unit Cibungbulang

Begitupun dengan Kupedes, Berdasarkan tingkat pengembalian pinjaman nasabah Kupedes juga dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu nasabah yang dapat mengembalikan pinjaman tepat pada tanggal jatuh tempo yang tergolong dalam kelompok lancar. Kelompok ini memiliki proporsi sebanyak 81,70 persen (433 orang) dari total jumlah nasabah Kupedes untuk sektor agribisnis. Kelompok kedua yaitu nasabah yang menunggak, yaitu kelompok nasabah yang mengembalikan pinjaman melebihi jatuh tempo (status kurang lancar, diragukan, macet). Proporsi nasabah yang menunggak sebesar 18,30 persen (97 orang).

Seperti halnya KUR Mikro, Adanya kelompok nasabah yang menunggak pada Kupedes mengharuskan BRI Unit Cibungbulang membentuk cadangan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) yang cukup besar. Pencadangan PPAP untuk kelompok nasabah yang menunggak sebesar 5 persen hingga 100 persen dari sisa kredit (baki debet). Pencadangan PPAP pada nasabah yang menunggak jauh lebih besar dibandingkan pencadangan yang harus dibentuk pada kelompok kredit lancar yang hanya sebesar 1 persen. Proporsi jumlah nasabah yang lancar dan menunggak dapat dilihat pada Gambar 8.

70,42

Tk Pengembalian

menunggak Lancar

  Gambar 8. Tingkat Pengembalian Kupedes BRI Unit Cibungbulang

Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana karakteristik pengembalian nasabah Kupedes BRI Unit Cibungbulang. Untuk menganalisis karakter apa saja yang diduga mempengaruhi tingkat pengembalian kredit, kelompok debitur debedakan dalam tiga karakteristik yaitu karakteristik rumah tangga, karakteristik usaha dan karakteristik kredit.

6.3.1. Pengembalian KUR Mikro dan Kupedes berdasarkan Tingkat Pendidikan Nasabah

Faktor tingkat pendidikan berkaitan dengan pengetahuan tentang KUR secara menyeluruh dan pengetahuan tentang cara mengembangkan usahanya. Tingkat pendidikan diduga sebagai salah satu faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan pengembalian KUR Mikro di BRI Unit Cibungbulang sedangakan pada Kupedes diduga tidak berpengaruhnyata sehingga pada penelitian ini tidak dimasukan kedalam variabel independent. Pengaruh tingkat pendidikan nasabah terhadap pengembalian Kupedes diduga tidak berpengaruh nyata karena tidak ada hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan dengan dengan pengembalian Kupedes. Jika pada KUR Mikro tingkat pendidikan diduga berpengaruh nyata terhadap pengembalian KUR Mikro karena atas dasar pengetahuan nasabah terhadap KUR yang merupakan kredit pemerintah. Diduga semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah maka semakin tinggi pemahaman tentang KUR maka diduga semakin tinggi tingkat kelancarannya. Pemahaman tentang KUR disini adalah bahwa KUR merupakan kredit pemerintah yang bekerjasama dengan BRI akan tetapi BRI tetap menanggung kerugian oleh karena itu kredit tersebut wajib untuk dikembalikan.

81,7

61 

Proporsi debitur KUR Mikro yang menjadi sampel sebagian debitur berada pada tingkat pendidikan kurang dan sama dengan 6 tahun atau setara SD yaitu sebesar 15 orang (45,46 persen) untuk debitur Kupedes dan 14 orang (42,42 persen). Nasabah KUR Mikro yang berada pada tingkat pendidikan 7 sampai 9 tahun berjumlah 9 orang (27,27 persen) dan Kupedes sebanyak 6 orang (18,18 persen). Nasabah KUR Mikro yang berada pada tingkat pendidikan lebih dari 9 tahun berjumlah 9 orang (27,27 persen) dan Kupedes sebanyak 13 orang (39,40 persen). Karakteristik tingkat pengembalian KUR Mikro dan Kupedes berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 menunjukan bahwa tunggakan KUR Mikro cukup besar pada kisaran pendidikan lebih dari 9 tahun yaitu setara SMA ke atas (55,56 persen) begitupula dengan Kupedes yaitu sebesar 30,77 persen. Sedangkan pada kelompok ini memiliki nasabah yang lancar sebesar 44,44 persen untuk KUR Mikro dan 69,23 persen untuk Kupedes. Angka tersebut menunjukan bahwa penyaluran KUR Mikro dan Kupedes pada kelompok ini harus dilakukan dengan lebih hati-hati karena adanya peluang tunggakan yang lebih tinggi. Hal itu dapat disebabkan karena nasabah yang pendidikan lebih dari 9 tahun semakin tinggi pengetahuan nasabah tentang kredit KUR yaitu bahwa KUR adalah program kredit dari pemerintah, akan tetapi pengetahuan yang dimiliki tentang KUR tidak dipahami sepenuhnya. Hal tersebut berbeda dengan nasabah yang ada di desa yang pada umumnya berpendidikan SD. Berdasarkan hasil penelitian nasabah yang pendidikannya SD tidak mengetahui apa itu KUR Mikro, pada saat mereka meminjam KUR Mikro mereka hanya diajak oleh tetangga mereka.

Tabel 17. Sebaran Responden Pengembalian KUR Mikro dan Kupedes Berdasarkan Tingkat Pendidikan Nasabah

Tingkat Pendidikan

Pengembalian

KUR Kupedes Lancar Menunggak Lancar Menunggak

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

<=6 Th 13 86,67 2 13,33 13 92,86 1 7,14

7-9 Th 7 77,78 2 22,22 5 83,33 1 16,67

>9 Th 4 44,44 5 55,56 9 69,23 4 30,77

Kelompok nasabah yang memiliki tingkat pendidikan kurang dan sama dengan 6 tahun atau setara SD memiliki proporsi tunggakan yang cukup rendah dibanding dengan kelompok nasabah yang berada pada kisaran pendidikan lebih dari 9 tahun. Kelompok KUR Mikro memiliki nasabah yang menunggak sebesar 13,33 persen dan nasabah yang lancar sebesar 86,67 persen. Kelompok Kupedes memiliki nasabah yang menunggak sebesar 7,14 persen dan kelompok yang lancar sebesar 92,86 persen. Sedangkan kelompok nasabah yang memiliki tingkat pendidikan 7-9 tahun yaitu setara SMP memiliki tunggakan sebesar 22,22 persen dan nasabah yang lancar sebesar 77,78 persen untuk KUR Mikro. Kelompok Kupedes yang berpendidikan setara SMP memiliki tunggakan 16,67 persen. Kelompok nasabah yang memiliki tingkat pendidikan kurang dan sama dengan 6 tahun dapat dijadikan sebagai sasaran peningkatan jumlah nasabah dan outstanding KUR Mikro dan Kupedes karena pada kisaran umur ini memiliki jumlah tunggakan kecil.

6.3.2. Pengembalian KUR Mikro dan Kupedes berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

Faktor jumlah tanggungan keluarga berkaitan dengan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Jumlah tanggungan keluarga diduga sebagai salah satu faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan pengembalian KUR Mikro dan Kupedes di BRI Unit Cibungbulang. Proporsi sampel debitur KUR Mikro sebagian debitur yang memiliki jumlah tanggungan keluarga kurang dan sama dengan empat orang yaitu sebanyak 26 orang (78,79 persen) dan nasabah yang memiliki jumlah tanggungan keluarga lebih dar empat orang sebanyak 7 orang (21,21 persen). Untuk nasabah Kupedes yang memiliki jumlah tanggungan keluarga kurang dan sama dengan empat orang yaitu sebanyak 28 orang (84,85 persen) dan nasabah yang memiliki jumlah tanggungan keluarga lebih dari empat orang sebanyak 5 orang (15,15 persen). Karakteristik pengembalian KUR Mikro dan Kupedes berdasarkan jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 menunjukan bahwa tunggakan KUR Mikro cukup besar pada nasabah yang memiliki jumlah tanggungan keluarga lebih dari empat orang yaitu sebanyak 28,57 persen. Sedangkan pada kelompok ini memiliki nasabah yang

63 

lancar sebesar 71,43 persen. Begitupula dengan Kupedes tunggakan cukup besar pada nasabah yang memiliki jumlah tanggungan keluarga lebih dari empat orang yaitu sebesar 80 persen dan nasabah yang lancar sebesar 20 persen. Angka tersebut menunjukan bahwa penyaluran KUR Mikro dan Kupedes pada kelompok ini harus dilakukan dengan lebih hati-hati karena adanya peluang tunggakan yang lebih tinggi.

Tabel 18. Sebaran Responden Pengembalian KUR Mikro dan Kupedes Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

Kelompok nasabah yang memiliki jumlah tanggungan keluarga kurang dan sama dengan empat orang memiliki proporsi tunggakan yang tidak jauh berbeda dengan kelompok sebelumnya. Untuk KUR Mikro nasabah yang menunggak sebesar 26,92 persen dan nasabah yang lancar sebesar 73,08 persen. Pada kelompok nasabah Kupedes yang menunggak sebesar 7,14 persen dan nasabah yang lancar sebesar 92,86 persen. Kelompok ini dapat dijadikan sebagai sasaran peningkatan jumlah nasabah dan outstanding KUR Mikro dan Kupedes karena nasabah pada sampel ini memiliki jumlah tunggakan kecil.

6.3.3. Pengembalian KUR Mikro dan Kupedes berdasarkan Frekuensi Pinjaman Nasabah

Faktor Frekuensi Pinjaman yaitu seberapa sering nasabah meminjam kredit di BRI. Semakin sering nasabah meminjam kredit di BRI maka semakin mudah debitur mendapatkan kredit jika ingin meminjam kembali. Akan tetapi hal tersebut harus didukung dengan kelakuan baik dalam pengembalian kredit dan hal itu dibuktikan dengan sejarah nasabah terdahulu. Frekuensi pinjaman diduga sebagai salah satu faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan pengembalian KUR Mikro dan Kupedes di BRI Unit Cibungbulang. Hal tersebut dikarenakan semakin sering nasabah meminjam kredit dan berkelakuan baik dalam mengembalikan maka semakin percaya bank meminjamkan dananya maka diduga Tanggu-

ngan Keluarga

Pengembalian

KUR Kupedes Lancar Menunggak Lancar Menuggak

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

<=4 19 73,08 7 26,92 26 92,86 2 7,14

>4 5 71,43 2 28,57 1 20,00 4 80,00

akan semakin lancar dalam tingkat pengembaliannya. Proporsi sampel KUR Mikro sebagian debitur berada pada frekuensi pinjaman 1 kali yaitu sebanyak 13 orang (39,39 persen) dan nasabah Kupedes sebanyak 4 orang (12,12 persen). Nasabah KUR Mikro yang frekuensi pinjaman lebih dari 1 kali berjumlah 20 orang (60,61 persen) dan nasabah Kupedes sebanyak 29 orang (87,88 persen). Karakteristik pengembalian KUR Mikro dan Kupedes berdasarkan frekuensi pinjaman dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Sebaran Responden Pengembalian KUR Mikro dan Kupedes Berdasarkan Frekuensi Peminjaman

Tabel 19 menunjukan bahwa tunggakan KUR Mikro dan Kupedes yaitu cukup besar pada nasabah baru (frekuensi peminjaman 1 kali) yaitu sebesar 38,46 persen untuk KUR Mikro dan pada kupedes lebih besar yaitu sebesar 75 persen. Sedangkan pada kelompok ini memiliki nasabah yang lancar sebesar 61,54 persen untuk KUR Mikro dan Kupedes sebesar 25 persen. Angka tersebut menunjukan bahwa penyaluran KUR Mikro dan Kupedes pada kelompok ini harus dilakukan dengan lebih hati-hati karena adanya peluang tunggakan yang lebih tinggi dan peningkatan pembinaan harus lebih ditingkatkan.

Kelompok nasabah yang frekuensi pinjaman lebih dari 1 kali memiliki proporsi tunggakan yang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Kelompok KUR Mikro memiliki nasabah yang menunggak sebesar 20 persen dan nasabah yang lancar sebesar 80 persen. Kelompok Kupedes memiliki nasabah yang menunggak pada kelompok ini cukup kecil yaitu sebesar 10,34 persen dan nasabah yang lancar sebesar 89,66 persen. Kelompok ini dapat dijadikan sebagai sasaran peningkatan jumlah nasabah dan outstanding KUR Mikro dan Kupedes karena sampel ini memiliki jumlah tunggakan kecil.

Frekuensi Pinjaman

(kali)

Pengembalian

KUR Kupedes Lancar Menunggak Lancar Menunggak

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 8 61,54 5 38,46 1 25,00 3 75,00

>1 16 80,00 4 20,00 26 89,66 3 10,34

65  6.3.4. Pengembalian KUR Mikro dan Kupedes berdasarkan Omset Nasabah

Faktor omset berkaitan dengan jumlah pendapatan kotor yang diterima dari menjalankan usaha. Faktor ini juga bisa melihat seberapa cepat perputaran uang pada usaha tersebut. Faktor inilah yang akan menentukan apakah seorang nasabah dapat diberikan kredit atau tidak dan berapa besar pinjaman yang dapat diperoleh nasabah, agar nasabah dapat meningkatkan usaha dan mengembalikan pinjaman dengan lancar. Omset diduga sebagai salah satu faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan pengembalian KUR Mikro dan Kupedes di BRI Unit Cibungbulang. Diduga semakin tinggi omset maka semakin besar pendapatan kotor usaha tersebut atau semakin cepat perputaran uang pada usaha tersebut sehingga diduga semakin lancar dalam pengembalian kredit.

Proporsi sampel debitur KUR Mikro sebagian berada pada omset usaha lebih dari 75 juta yaitu sebanyak 21 orang (63,64 persen). Nasabah KUR Mikro yang omsetnya kurang dan sama dengan 30 juta berjumlah 6 orang (18,18 persen). Nasabah KUR Mikro yang mempunyai omset usaha 31 juta sampai 75 juta sebanyak 6 orang (18,18 persen). Proporsi sampel debitur Kupedes sebagian debitur berada pada omset usaha lebih dari 75 juta yaitu sebanyak 21 orang (63,64 persen). Nasabah Kupedes yang omsetnya kurang dan sama dengan 30 juta berjumlah 4 orang (12,12 persen). Nasabah Kupedes yang mempunyai omset usaha 31 juta sampai 75 juta sebanyak 8 orang (24,24 persen). Karakteristik tingkat pengembalian KUR Mikro dan Kupedes berdasarkan omset usaha dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Sebaran Responden Pengembalian Pinjaman KUR Mikro dan Kupedes Berdasarkan Omset Nasabah

Tabel 20 menunjukan bahwa tunggakan KUR Mikro cukup besar pada nasabah yang memiliki omset usaha 31 sampai 75 juta yaitu sebesar 33,33 persen. Sedangkan pada kelompok ini memiliki nasabah yang lancar sebesar 66,67

Omset Usaha (Rp)

Pengembalian

KUR Kupedes Lancar Menunggak Lancar Menunggak

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

<=30 Juta 5 83,33 1 16,67 3 75,00 1 25,00

31-75 juta 4 66,67 2 33,33 4 50,00 4 50,00

> 75 juta 15 71,43 6 28,57 20 95,24 1 4,76

persen. Begitupun dengan Kupedes tunggakan cukup besar pada nasabah yang memiliki omset 31 sampai 75 juta yaitu sebesar 50 persen dan nasabah yang lancar sebesar 50 persen. Angka tersebut menunjukan bahwa penyaluran KUR Mikro dan Kupedes pada kelompok ini harus dilakukan dengan lebih hati-hati karena adanya peluang tunggakan yang lebih tinggi dan pembinaan harus lebih ditingkatkan.

Kelompok nasabah pada KUR Mikro yang memiliki omset usaha lebih dari 75 juta memiliki proporsi tunggakan yang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Kelompok ini memiliki nasabah yang menunggak sebesar 28,57 persen dan nasabah yang lancar sebesar 71,43 persen. Sedangakan kelompok nasabah yang memiliki omset usaha di bawah 30 juta memiliki proporsi tunggakan sebesar 16,67 persen dan nasabah lancar sebesar 83,33 persen. Berbeda dengan Kupedes tunggakan pada nasabah yang memiliki omset kurang dan sama dengan 30 juta sebesar 25 persen dan yang lancar sebesar 75 persen. Nasabah yang memiliki omset lebih dari 75 juta memiliki proporsi tunggakan sebesar 4,76 persen dan nasabah yang lancar sebesar 95,24 persen. Kelompok nasabah yang memiliki omset di atas 75 juta dapat dijadikan sebagai sasaran peningkatan jumlah nasabah dan outstanding KUR Mikro karena pada kisaran omset ini memiliki jumlah tunggakan tidak terlalu besar. Pada Kupedes juga kisaran omset di atas 75 juta dapat dijadikan sasaran peningkatan jumlah nasabah dan outstanding karena tunggakan kecil.

6.3.5. Pengembalian KUR Mikro dan Kupedes berdasarkan Jangka Waktu Pengembalian Kredit

Faktor jangka waktu pengembalian berkaitan dengan karakter dari nasabah terhadap lamanya pengembalian kredit dan beban bunga yang akan ditanggung. Jangka waktu pengembalian juga bisa berkaitan dengan kondisi usaha yang akan dijalankan. Semakin besar jangka waktu pengembalian maka akan semakin besar beban risiko yang akan ditanggung bank. Risiko itu adalah pengembalian yang tidak lancar akibat usaha yang tidak lancar pada kondisi tertentu. Sehingga diduga semakin lama jangka waktu pengembalian KUR Mikro dan Kupedes maka semakin besar jumlah yang menunggak.

67 

Proporsi sampel debitur KUR Mikro sebagian besar berada pada jangka waktu pengembalian kurang dan sama dengan 1 tahun yaitu sebanyak 21 orang (63,64 persen). Nasabah KUR Mikro yang jangka waktu pengembaliannya 1,5 sampai 2 tahun berjumlah 12 orang (36,36 persen). Proporsi sampel debitur Kupedes sebagian besar berada pada jangka waktu pengembalian 1,5 sampai 2 tahun yaitu sebanyak 22 orang (66,67 persen). Nasabah Kupedes yang jangka waktu pengembaliannya kurang dan sama dengan dari 1 tahun berjumlah 9 orang (27,27 persen). Nasabah Kupedes yang jangka waktu pengembaliannya 3 tahun sebanyak 2 orang (6,06 persen). Karakteristik tingkat pengembalian KUR Mikro dan Kupedes berdasarkan jangka waktu pengembalian kredit dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Sebaran Responden Pengembalian KUR Mikro dan Kupedes Berdasarkan Jangka Waktu Pengembalian Kredit

Tabel 21 menunjukan bahwa tunggakan KUR Mikro cukup besar pada nasabah yang jangka waktu pengembaliannya 1,5 sampai 2 tahun yaitu sebesar 33,33 persen. Sedangkan pada kelompok ini memiliki nasabah yang lancar sebesar 66,67 persen. Angka tersebut menunjukan bahwa penyaluran KUR Mikro pada kelompok ini harus dilakukan dengan lebih hati-hati karena adanya peluang tunggakan yang lebih tinggi dan pembinaan harus lebih ditingkatkan.

Kelompok nasabah yang jangka waktu pengembalian kredit kurang dan sama dengan 1 tahun memiliki proporsi tunggakan yang lebih kecil dari sebelumnya. Kelompok ini memiliki nasabah yang menunggak sebesar 23,81 persen dan nasabah yang lancar sebesar 76,19 persen. Kelompok nasabah ini dapat dijadikan sebagai sasaran peningkatan jumlah nasabah dan outstanding KUR karena pada kisaran omset ini memiliki jumlah tunggakan lebih kecil daripada jangka waktu pengembalian 1,5 sampai 2 tahun.

Dokumen terkait