• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Pelaksanaan Pengembangan Aktivitas Budidaya Peternakan Sapi Berwawasan Pelestarian SDA

Program pemberdayaan masyarakat peternak sapi di Dusun Indrakila merupakan kesepakatan bersama antara Pemerintah Desa Lerep dan warga masyarakat yang didampingi oleh LSM Bintari. Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengembangan

peternakan sapi di Dusun Indrakila didasari atas dua hal pokok yaitu keinginan untuk mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dengan sistem peternakan yang lebih maju serta kekhawatiran akan dampak buruk dari model peternakan lama yang dilakukan oleh masyarakat. Sebelum Tahun 2006, masyarakat Dusun Indrakila membuat kandang sapi mereka berhimpitan langsung dengan rumah, sehingga hal tersebut membawa konsekuensi menurunnya kualitas kesehatan lingkungan yang disebabkan oleh limbah peternakan sapi yang tidak hanya dirasakan oleh keluarga pemilik ternak, namun dirasakan juga oleh warga masyarakat di sekitar kandang tersebut.

Urun rembug kelompok peternak sapi Dusun Indrakila yang dilakukan atas inisiatif anggota kelompok tersebut terlaksana karena adanya stimulus berupa wacana pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi aktivitas perekonomian yang mereka lakukan. Diskusi yang terjadi antara anggota kelompok peternak sapi Dusun Indrakila, Pemerintah Desa Lerep yang diwakili Kades Sumariyadi serta kehadiran LSM Bintari yang diundang oleh kepala desa untuk memberikan tambahan wawasan mengenai budidaya peternakan sapi menghasilkan beberapa poin penting antara lain:

1. Pembuatan struktur organisasi kelompok peternak sapi secara formal di setiap dusun yang menjadi bagian wilayah Desa Lerep Seperti halnya pembentukan kelompok tani di Dusun Indrakila, pembentukan kelompok peternak sapi secara formal dimaksudkan untuk mengorganisir aktivitas budidaya peternakan baik proses dari aktivitas peternakan maupun sampai pada penyediaan berbagai macam kebutuhan penunjang aktivitas budidaya peternakan sapi. 2. Pemisahan kandang sapi dengan area permukiman warga.

Kandang ternak yang terpisah memberikan beberapa dampak positif, antara lain:

b. Aktivitas budidaya peternakan sapi yang lebih fokus dan tidak terganggu oleh adanya aktivitas lain

3. Optimalisasi budidaya peternakan sapi melalui program pemberdayaan masyarakat anggota kelompok peternak sapi.

Salah satu bentuk konkrit dukungan Pemerintah Desa Lerep terhadap pemberdayaan masyarakat peternak sapi di Desa tersebut, khususnya peternak sapi Dusun Indrakila adalah penerbitan Perdes Nomor 3 Tahun 2007 tentang Penempatan Hewan Ternak Sapi di Kandang Kawasan, sehingga Pemerintah Desa menyediakan lahan kandang komunal bagi aktivitas peternakan sapi di tiga dusun, yaitu Dusun Indrakila, Dusun Lerep dan Dusun Soka.

Tahapan Proses Pelaksanaan Pengembangan Peternakan Sapi Berwawasan Pelestarian SDA

Ketua Peternak Sapi Dusun Indrakila, Bapak Jembar mengungkapkan :13

“Peternakan sapi merupakan gagasan murni dari para peternak di Dusun Indrakila, yang berawal dari keinginan untuk meningkatkan kondisi perekonomian yang lebih baik. Pelaksanannya dilakukan secara bertahap, dari yang semula masih kecil hingga berkembang menjadi besar seperti sekarang. Baik pemerintah desa, masyarakat dusun hingga LSM Bintari memiliki peranan yang sama besar dalam keberhasilan pengembangan aktivitas peternakan sapi ini. Koordinasi dari seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan peternakan sapi berlangsung sangat baik.

Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat peternak sapi Dusun Indrakila layaknya pemberdayaan masyarakat petani pekerbunan, dilaksanakan secara bertahap dan melibatkan tiga pihak yaitu Pemerintah Desa Lerep, masyarakat Dusun Indrakila dan LSM Bintari sebagai pendamping.

Gambar 4.11

Wawancara peneliti dengan ketua kelompok peternak sapi Dusun Indrakila (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Tahap Pertama: Sosialisasi Kegiatan Pemberdayaan Peternak Sapi Dusun Indrakila

Tahap sosialisasi dilakukan beberapa waktu setelah disepakatinya pelaksanaan pemberdayaan masyarakat peternak sapi dalam “urun rembug” yang sebelumnya telah dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi melibatkan tiga pihak yaitu Pemerintah Desa Lerep, masyarakat peternak sapi Dusun Indrakila dan LSM Bintari selaku pendamping kegiatan.

Sosialisasi dilaksanakan dalam rangka memantapkan pembentukan struktur organisasi kelompok peternak sapi di Dusun Indrakila, sekaligus dijadikan sebagai ajang berbagi pengalaman antara LSM Bintari yang merupakan pendamping program pemberdayaan dengan para peternak sapi, terutama terkait dengan berbagai macam pengalaman yang dapat diterapkan dalam melaksanakan budidaya peternakan sapi. Dalam kegiatan sosialisasi antara Pemerintah Desa Lerep, LSM Bintari dan peternak sapi Dusun Indrakila tersebut, kemudian dirumuskan beberapa langkah dan kebijakan yang akan ditempuh dalam rangka mengoptimalkan budidaya peternakan sapi, antara lain sebagai berikut:

1. Pembentukan struktur organisasi formal kelompok peternak sapi Dusun Indrakila

Tujuan dari penyusunan struktur organisasi formal adalah untuk mengorganisir seluruh kegiatan yang terkait dengan budidaya peternakan sapi. Beberapa hal yang disepakati terkait dengan pembentukan organisasi kelompok peternak sapi Dusun Indrakila tersebut antara lain:

a. Penunjukan pengurus inti kelompok peternak sapi Dusun Indrakila.

b. Penyepakatan pelaksanaan diskusi anggota kelompok peternak sapi yang mendapatkan pendampingan dari LSM Bintari setiap satu bulan sekali.

c. Penyepakatan rencana pengembangan kegiatan budidaya peternakan sapi dalam rangka meningkatkan nilai ekonomis hasil budidaya peternakan sapi Dusun Indrakila.

2. Rencana pembangunan kandang sapi komunal Dusun Indrakila Pembangunan kandang sapi komunal yang terpisah dari kawasan perumahan merupakan inisiatif peternak sapi yang didukung oleh usulan dari LSM Bintari yang merekomendasikan dibangunnya sebuah kandang komunal untuk memfokuskan kegiatan budidaya ternak sapi secara sehat.

Gambar 4.12

Kandang Komunal Peternakan Sapi Dusun Indrakila (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Pemerintah Desa Lerep sebagai fasilitator kegiatan pemberdayaan peternak sapi Dusun Indrakila kemudian menindak lanjuti rencana tersebut dengan mengeluarkan Perdes No. 3 Tahun 2007 tentang tentang Penempatan Hewan Ternak Sapi di Kandang Kawasan. Kandang sapi secara komunal tersebut akhirnya dapat terbangun yang berlokasi di tanah bengkok bekas Bayan Dusun Indrakila. Pemanfaatan tanah bengkok bekas bayan, didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang No. 10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Atau Pemberhentian Perangkat Desa, dimana pada Peraturan Daerah tersebut dilakukan perampingan struktur Pemerintahan Desa yang menghilangkan jabatan “Bayan” secara formal, sehingga menghilangkan hak kelola tanah bengkok yang dimiliki oleh para bayan.

3. Penyusunan peraturan budidaya peternakan sapi Dusun Indrakila Dalam rangka melakukan pengelolaan budidaya peternakan sapi, agar menjadi lebih sehat dan profesional, maka peraturan dalam pengelolaan budidaya peternakan harus disusun sebagai panduan bagi para anggota kelompok peternak sapi. Penusunan tata aturan budidaya peternakan sapi dilakukan secara mandiri oleh para peternak sapi Dusun Indrakila setelah sebelumnya mendapatkan pengetahuan tambahan dari berbagi pengalaman yang dilakukan oleh LSM Bintari terkait budidaya peternakan sapi di wilayah lain yang pernah didampingi oleh LSM tersebut.

Peraturan yang disepakati bersama oleh setiap anggota kelompok peternak sapi Dusun Indrakila antara lain sebagai berikut :

a. Keharusan bagi setiap peternak sapi untuk mengandangkan hewan ternaknya di kandang komunal.

b. Kewajiban bagi setiap peternak untuk melakukan pembersihan kandang setiap hari.

c. Kewajiban pembayaran iuran pokok setahun sekali untuk membayar biaya sewa lahan kandang komunal dan iuran wajib sebulan sekali yang digunakan untuk membiayai kebutuhan air bersih dan perawatan kawasan kandang komunal.

d. Pembentukan dan penunjukan kelompok jaga kawasan kandang komunal yang dilakukan setiap malam dalam rangka menjaga keamanan hewan ternak, baik dari tindak pencurian ataupun dari gangguan alam.

Tahap Kedua : Pembangunan Kandang Komunal Peternakan Sapi Dusun Indrakila

Masyarakat Dusun Indrakila sebagaimana halnya masyarakat Desa Lerep pada umumnya menganut prinsip “guyub rukun” dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga kegiatan pembangunan akan selalu mendapat dukungan penuh dari setiap warganya. Demikian juga dengan pembangunan kandang komunal peternakan sapi, dalam pelaksanaannya setiap warga masyarakat baik para peternak sapi maupun yang tidak memiliki sapi secara bersama-sama melaksanakan pembangunan kandang sapi secara komunal tersebut.

Pemerintah Desa Lerep sebagai fasilitator pembangunan memberikan kontribusi berupa penyediaan bantuan dana yang didapatkan melalui pengajuan proposal pembangunan kandang komunal pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang. Perijinan penggunaan lahan bekas tanah bengkok Bayan Dusun Indrakila sendiri sudah memperlihatkan kontribusi besar dari Pemerintah Desa Lerep pada pelaksanaan pembangunan kandang sapi secara komunal tersebut.

LSM Bintari sebagai pendamping pemberdayaan peternakan sapi Dusun Indrakila memberikan kontribusi berupa pemberian contoh model kandang sapi secara komunal serta berbagai utilitas yang harus disediakan pada sebuah kandang sapi komunal termasuk juga ukuran dari kandang dan utilitas penunjangnya. Sebelum pembangunan kandang komunal dilaksanakan, LSM Bintari mengajak masyarakat

untuk melaksanakan diskusi yang bersifat sharing pengalaman terkait dengan teknik pembangunan kandang sapi secara komunal yang sesuai dengan standar peternakan. Berdasarkan berbagi pengalaman yang telah dilakukan dengan pendamping, para peternak sapi Dusun Indrakila kemudian merancang kandang sapi secara komunal beserta berbagai utilitas penunjangnya secara mandiri, kemudian melakukan bimbingan dan evaluasi terkait dengan budidaya peternakan yang sehat dan profesional.

Masyarakat Dusun Indrakila, terutama para peternak sapi berkontribusi penuh terhadap pembangunan kandang sapi secara komunal mulai dari tahap perencanaan kandang sapi secara komunal hingga pelaksanaan pembangunannya. Setiap peternak sapi memperhitungkan dengan tepat dan cermat setiap kebutuhan bahan kandang sapi, sehingga dapat menampung seluruh hewan ternak yang dimilikinya, semuanya dilakukan secara mandiri oleh para peternak.

Pada proses pelaksanaan pembangunan kandang sapi komunal, seluruh warga Dusun Indrakila secara sukarela memberikan bantuan tenaga dan material yang dibutuhkan untuk mendirikan kandang sapi secara komunal. Sebuah tradisi lokal masyarakat jawa yang biasa disebut sebagai “sambatan” masih tetap dipegang teguh oleh masyarakat Dusun Indrakila, dimana inti ajaran dari tradisi tersebut yaitu keperdulian dari setiap warga masyarakat untuk meringankan beban dari warga masyarakat lainnya yang sedang membutuhkan bantuan.

Tahap Ketiga : Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Pengembangan Aktivitas Budidaya Peternakan Sapi Dusun Indrakila

Proses penyusunan rencana pengembangan aktivitas budidaya peternakan sapi dilakukan oleh peternak sapi Dusun Indrakila pada setiap diskusi anggota kelompok yang mendapatkan bimbingan dari LSM Bintari.

Dengan berbagai pengalaman yang sudah dimiliki dalam mengembangkan budidaya peternakan sapi secara mandiri oleh

masyarakat di berbagai wilayah, LSM Bintari memiliki pengetahuan yang banyak untuk dijadikan sebagai tempat menimba ilmu para peternak sapi Dusun Indrakila dalam mengelola peternakan sapi. Pada setiap diskusi yang diselenggarakan, LSM Bintari hanya bersifat mendampingi, sehingga sebagai pendamping LSM tersebut selalu berusaha untuk membagikan pengalaman dengan harapan dapat memberikan dorongan kepada para peternak sapi Dusun Indrakila, agar mengikuti kesuksesan yang telah dicontohkan.

Berbagai contoh pengalaman yang dibagikan oleh LSM Bintari antara lain sebagai berikut :

1. Metode pengelolaan budidaya peternakan sapi yang benar

Berbagai macam pengetahuan tentang teknik pengelolaan budidaya peternakan sapi yang benar dicontohkan oleh LSM Bintari sebagai pendamping, antara lain :

a. Teknik memberi makan ternak yang benar, beberapa hal yang termasuk dalam aktivitas ini antara lain: jenis pakan ternak yang menunjang kesehatan hewan ternak, ciri-ciri pakan ternak yang baik, periode pemberian pakan ternak yang benar, serta cara memberikan makanan kepada hewan yang baik.

Gambar 4.13

Mesin Selep Rumput Untuk Menghasilkan Pakan Ternak Yang Mudah Dicerna

b. Mengenali adanya penyakit yang diderita hewan ternak, pengetahuan yang dibagikan antara lain tentang jenis-jenis penyakit dan ciri-cirinya, cara menemukenali adanya penyakit, cara mencegah timbulnya penyakit pada hewan ternak, teknik pengobatan penyakit pada hewan ternak. c. Menjaga kebersihan hewan ternak, pengetahuan yang

dibagikan antara lain tentang cara membersihkan hewan ternak yang benar dan juga waktu pembersihan yang tepat waktu, pengetahuan tentang pentingnya kebersihan area kandang serta metode pembersihan kandang dan waktu pembersihan yang benar.

2. Berbagai macam pengembangan budidaya peternakan sapi yang menghasilkan berbagai produk yang bermanfaat secara ekonomis. Peternakan sapi merupakan salah satu jenis budidaya peternakan yang dapat menghasilkan nilai ekonomis yang besar bagi masyarakat yang mengelolanya. Berbagai macam produk hasil peternakan sapi dapat disediakan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik apabila budidaya peternakan tersebut dikelola dengan benar. Beberapa pengetahuan yang dibagikan oleh LSM Bintari sebagai contoh pengalaman kepada para peternak sapi Dusun Indrakila antara lain :

a. Produksi susu sapi

Sapi yang dibudidayakan di Dusun Indrakila sebelumnya terdiri atas sapi pedaging dan sapi susu. Berdasarkan tukar pengalaman yang dilakukan LSM Bintari dan peternak sapi Dusun Indrakila, akhirnya masyarakat dengan kesadarannya memfokuskan budidaya peternakan sapi penghasil susu, dengan pertimbangan hasil produksi susu dapat dijual setiap hari sebagai tambahan penghasilan bagi para peternak.

Produksi susu sapi dengan perawatan sapi yang tepat akan menghasilkan produk susu yang berlimpah dengan kualitas susu yang baik. Berdasarkan pengetahuan metode perawatan

ternak sapi yang baik dan benar, peternak sapi Dusun Indrakila kemudian mengupayakan untuk memperbaiki metode perawatan ternak sapi yang dimilikinya, agar dapat menghasilkan produk susu sapi dalam jumlah yang banyak serta berkualitas.

Disamping mengupayakan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi susu sapi, peternak sapi Dusun Indrakila secara mandiri juga mengusahakan dilakukannya promosi produk susu kepada masyarakat baik masyarakat lokal Dusun Indrakila maupun seluruh warga masyarakat Desa Lerep untuk memperoleh pasar dari pemasaran produk susunya.

b. Produksi pupuk kompos

Gambar 4.14 Pengolahan Pupuk Kompos (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Kotoran ternak sapi merupakan salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan untuk menambah penghasilan peternak sapi. Berbekal teknik pengolahan kotoran sapi secara benar yang didapatkan dari tukar pengalaman dengan LSM Bintari, peternak sapi Dusun Indrakila mulai melakukan usaha untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk yang kemudian dipasarkan kepada masyarakat petani perkebunan maupun

petani sawah di Dusun Indrakila dan sekitarnya. Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah Desa Lerep dengan mengupayakan bantuan peralatan pengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos.

Dengan adanya aktivitas pertanian perkebunan yang menjadi aktivitas perekonomian utama di Dusun Indrakila, maka dapat dipastikan produksi pupuk kompos hasil budidaya peternakan sapi di Dusun Indrakila memiliki pasar yang sangat besar. c. Produksi gas metana sebagai bahan bakar alternatif

Salah satu produk dari kemajuan teknologi yaitu diciptakannya metode pengolahan kotoran sapi menjadi bahan bakar gas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Pengetahuan mengenai akses teknologi serta metode pengolahan kotoran sapi menjadi bahan bakar alternatif merupakan hal yang mustahil dimiliki oleh masyarakat Dusun Indrakila, sehingga keberadaan LSM Bintari sebagai pendamping memberikan pengaruh yang sangat besar pada penerapan produksi bahan bakar alternatif tersebut.

Gambar 4.15

Digester Biogas Tempat Pengolahan Bahan Bakar Alternatif (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Produksi bahan bakar alternatif tersebut kemudian dimanfaatkan oleh para anggota kelompok ternak sapi Dusun Indrakila dan dikarenakan keterbatasan produksi menyebabkan sampai saat ini hanya dapat disalurkan kepada anggota kelompok ternak sapi saja.

Pemerintah Desa Lerep juga memberikan kontribusi yang sangat besar dengan mengusahakan bantuan penyediaan berbagai peralatan dan perlengkapan teknologi pengolahan kotoran sapi menjadi bahan bakar gas tersebut yang berhasil didapatkan dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah.

Pemberdayaan masyarakat peternak sapi Dusun Indrakila yang dilakukan secara mandiri oleh para peternak sapi dengan pendampingan dari LSM Bintari masih terus berlangsung hingga saat ini, dengan harapan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya menjadi lebih baik lagi. Berbagai upaya terus dilakukan dan berbagai metode pengembangan budidaya peternakan sapi juga terus dipelajari serta diterapkan dalam rangka optimalisasi hasil budidaya peternakan sapi.

Permasalahan-Permasalahan dalam Proses Pelaksanaan

Permasalahan utama dalam pengembangan peternakan sapi di Dusun Indrakila disampaikan oleh Bapak Jembar (Ketua Kelompok Peternak Sapi Dusun Indrakila) sebagai berikut :14

“Pada dasarnya, kami tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengembangkan peternakan sapi agar dapat memberikan produksi yang melimpah, menjamin adanya pemasukan yang besar pada periode tertentu (saat menjual sapi) namun juga tetap memberikan jaminan pendapatan harian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dikarenakan kami hanya tahu bahwa beternak sapi hanya untuk dijual ketika sudah dewasa, sehingga walaupun pendapatan

waktu menjual besar namun biaya selama perawatan juga besar, sehingga pada akhirnya kami hanya mendapatkan keuntungan yang sangat sedikit”

Sementara itu, Bapak Susetyo salah satu peternak sapi mengungkapkan permasalahan yang dialami selama proses pengembangan budidaya peternakan sapi dilakukan :15

“Masalah yang sering terjadi adalah tentang koordinasi antar

anggota dalam aktivitas harian seperti menjaga kandang, menjaga kebersihan area kandang. Ada juga permasalahan seperti peraturan yang kurang dapat diikuti oleh anggota baru, namun pada akhirnya dapat terselesaikan karena pada sifatnya masalah tersebut muncul karena ketidak tahuan anggota baru tentang maksud baik dari peraturan yang dibuat. Selain masalah koordinasi, kesediaan sarana penunjang peternakan juga merupakan masalah penting karena beternak sapi yang benar membutuhkan sarana penunjang yang memadai agar perawatan sapi dan proses produksi peternakan sapi dapat dilakukan

dengan baik”

Kades Sumariyadi menambahkan beberapa permasalahan yang terjadi selama proses pengembangan peternakan sapi :16

“Hal yang menjadi perhatian utama pada saat pengembangan peternakan sapi yaitu saat distribusi produk peternakan untuk memberikan pendapatan harian bagi peternak sapi. Memacu produksi susu sapi merupakan langkah penting dan hal tersebut membutuhkan perawatan sapi yang benar yang pada waktu itu belum dimiliki oleh para peternak di Dusun Indrakila. Selain itu juga belum memiliki peralatan untuk memerah dan menampung susu sapi kedalam kemasan yang baik, belum lagi proses distribusi yang membutuhkan promosi dari para peternak sapi.

Akses masyarakat terhadap informasi pengetahuan tentang budidaya peternakan sapi yang baik juga sangat minim, sehingga peternakan sapi pada saat itu hanya dilakukan untuk mendapatkan hasil penjualan sapi di kemudian hari yang membutuhkan biaya besar untuk perawatannya. Program pengembangan peternakan sapi dimaksudkan untuk menjamin para peternak sapi dapat mengembangkan aktivitas berternak sapi namun tidak dipusingkan dengan biaya perawatan yang

15Wawancara tanggal 13 April 2015

besar serta tetap dapat memiliki pendapatan harian untuk memenuhi kebutuhan harian. Sehingga jangan sampai aktivitas berternak sapi hanya mendapatkan hasil dari penjualan sapi dikemudian hari, akan tetapi sebelumnya telah berhutang untuk biaya perawatan ternak sapi.

Proses pengembangan peternakan sapi, akhirnya dapat berjalan dengan lancar karena banyaknya pihak yang bersedia untuk turut membantu program ini, mulai dari pemerintah Kabupaten Semarang melalui instansi-instansinya yang terkait dengan peternakan, hingga lembaga penelitian yang membagi berbagai pengalaman. Masalah yang terjadi biasanya pada penyediaan sarana prasarana penunjang yang akhirnya dapat diatasi dengan adanya bantuan peralatan dari pemerintah”

Uraian dari beberapa peternak sapi Dusun Indrakila di atas memperlihatkan beberapa permasalahan dalam pengembangan aktivitas peternakan sapi, antara lain :

4. Kualitas SDM peternak sapi yang rendah.

Rendahnya tingkat kualitas SDM peternak sapi berdampak pada rendahnya kemampuan peternak untuk menghasilkan sapi dengan kualitas yang bagus untuk dijual dengan harga yang tinggi.

Berbagai penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai instansi yang terkait serta penyuluhan dari berbagai lembaga penelitian memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada para peternak sapi, sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi dari aktivitas peternakan sapi yang mereka lakukan. Kesadaran masyarakat akan koordinasi dalam aktivitas peternakan sapi secara komunal juga meningkat, seiring dengan banyaknya penyuluhan yang dilakukan serta adanya bimbingan dari LSM Bintari selaku pendamping.

5. Ketersediaan sarana prasarana yang kurang memadai.

Tanpa ada sarana prasarana penunjang yang memadai, maka aktivitas peternakan sapi tidak dapat terlaksana. Peternakan yang baik membutuhkan pasokan air yang cukup yang digunakan untuk konsumsi air minum sapi, perawatan kebersihan sapi serta kebersihan area kandang komunal. Ketersediaan sarana pemerahan

susu sapi yang baik dan higienis akan menjamin kualitas produk susu yang bagus, sehingga dapat dijual dengan harga yang tinggi. Peranan Pemerintah Desa Lerep dibawah kepemimpinan Kepala Desa Sumariadi berperan sangat besar dalam menjamin ketersediaan sarana prasarana tersebut, dimana dengan akses jaringan yang dimilikinya dapat menjadi fasilitator bantuan sarana prasarana penunjang aktivitas peternakan sapi di Dusun Indrakila. 6. Akses informasi dan jaringan yang rendah dalam mendistribusikan

produk peternakan sapi

Kebiasaan lama peternak sapi Dusun Indrakila yang hanya menjual sapi ternaknya tanpa berusaha mengembangkan produk lain seperti susu sapi membuat peternak Dusun Indrakila tidak memiliki akses jaringan pemasaran produk peternakan sapi. Penyuluhan tentang pemasaran produk peternakan sapi yang dilakukan oleh berbagai pihak termasuk Pemerintah Desa Lerep kepada para peternak sapi Dusun Indrakila memberikan bekal pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi para peternak dalam mengembangkan jaringan pemasaran.

Kondisi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat setelah Pelaksanaan Pengembangan Peternakan Sapi Berwawasan Pelestarian SDA

Membudidayakan peternakan sapi secara komunal merupakan hal yang sangat baru bagi peternak sapi Dusun Indrakila. Namun demikian, dengan tingkat kesadaran yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan serta kemauan yang kuat untuk belajar dan menjadi peternak sapi yang lebih baik dan dengan didukung oleh program pemberdayaan yang dilakukan Pemerintah Desa Lerep, serta partisipasi dari LSM Bintari sebagai pendamping pemberdayaan