BAB III METODE PENELITIAN
E. Pengembangan instrumen
√
√
Maka dapat diketahui :
M + 1SD = 82 + 3.8 = 85.8 = 86 M – 1 SD = 82 – 3.8 = 78.2 = 78
Maka dapat diketahui rentang skor dari prestasi belajar adalah Tabel 7
Rentangan Skor prestasi belajar
No Rentang Skor Kategori
1. ≥ 87 Tinggi
2. 78 – 86 Sedang
3. ≤ 77 Rendah
E. Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrumen sangat penting dilakukan dalam membuat instrumen sebagai bagian dari penelitian. Pengembangan instrumen dilakukan dalam berbagai langkah-langkah. Menurut Gable (dalam Firdaos, 2016: 377-398) langkah-langkah pengembangan instrumen adalah sebagai berikut:
Pengembangan instrumen ada 15 langkah kerja yang harus dilakukan diantaranya: (1) mengembangkan definisi konseptual, (2) mengembangkan definisi operasional, (3) memilih teknik pemberian skala, (4) melakukan review justifikasi butir, yang berkaitan dengan teknik pemberian skala yang telah ditetapkan, (5) memilih format respons atau ukuran sampel, (6) menyusun petunjuk untuk respons, (7) menyiapkan draf instrumen, (8) menyiapkan instrumen akhir, (9) pengumpulan data uji coba awal, (10) analisis data uji coba dengan menggunakan teknik analisis
faktor, analisis butir, dan reliabilitas, (11) revisi instrumen, (12) melakukan ujicoba final, (13) menghasilkan instrumen, (14) melakukan analisis validitas dan reliabilitas tambahan, dan (15) menyiapkan manual tes.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa pengembangan instrumen dilakukan dengan beberapa langkah yaitu mengembangkan definisi konseptual artinya penjelasan tentang variabel yang akan diteliti, selanjutnya mengembangkan definisi operasional merupakan suatu pengertian tentang teori utama yang akan menjadi subjek dalam penelitian yang akan dilakukan selanjutnya memilih teknik pemberian skala artinya apakah skala yang akan diberikan secara langsung atau melalui alat atau media lainnya. Kemudian teknik lainnya adalah melakukan review butir artinya melihat kembali apakah item-item pada butir pernyataan sudah cocok satu sama lain, selanjutnya memilih format respon atau ukuran sampel artinya memperhatikan bagaimana respon dari sampel penelitian serta memperhatikan beberapa buah sampel dalam penelitian tersebut.
Selanjutnya menyiapkan draft instrumen dan instrumen akhir artinya persiapan perlu dilakukan untuk melancarkan semua rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Selanjutnya peneliti melakukan uji empiris ke lapangan artinya langsung terjun kelapangan untuk mengumpulkan data, selanjutnya melakukan analisis data baik item, butir dan reliabilitas untuk melihat kevaliditan data tersebut. Selanjutnya melakukan revisi setelah terjun kelapangan, melakukan uji coba sehingga terbentuklah instrumen yang sudah valid. Terakhir melakukan uji coba final dan melakukan validitas dan reliabilitas tambahan serta menyiapkan manual tes sebagai pembanding antara hasil dengan menggunakan validitas secara manual dan secara teknologi.
Langkah-langkah pengembangan instrumen yang peneliti maksud dalam penelitian ini yaitu :
1. Mengembangkan definisi konseptual
Konseptual variabel yang akan dijadikan instrumen adalah sikap altruisme konselor dan minat siswa mengikuti konseling individual.
2. Merumuskan definisi operasional
Definisi operasional yang dimaksud adalah teori utama dari variabel yang akan dijadikan instrumen yaitunya sikap altruisme konselor dan minat siswa mengikuti konseling individual.
3. Mengembangkan Kisi-kisi
Kisi-kisi yang merupakan sebuah tabel yang berisi variabel, sub variabel, indikator dan jumlah butir-butir instrumen sikap altruisme konselor dan minat siswa mengikuti konseling individual.yang direncanakan.
4. Merumuskan Pernyataan instrumen
Berisi tentang pernyataan yang berasal dari indikator yang sudah dirumuskan dalam kisi-kisi.
5. Uji coba
Seorang peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitian Menurut Sugiyono (2015: 149) Titik tolak dari penyusunan adalah “variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti”. Dari variabel-variabel tersebut diberikan defenisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.Setelah instrumen penelitian dibuat perlu dilakukan pengujian secara validitas maupun realibilitas.
Setelah instrument penelitian dibuat perlu dilakukan pengujian secara validitas maupun reabilitas.
1. Validitas
Menurut Arikunto, validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebalinya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah” (2006: 168). Dengan demikian, instrument yang dikatakan valid apabila instrument yang benar-benar tepat mengukur apa yang hendak diukur.
Adapun macam-macam validitas internal atau rasional, yaitu:
a. Validitas isi
Validitas isi merupakan “derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Validitas isi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan apakah item-itemitu menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingin diukur” (Sukardi, 2010: 123)”.
Validitas isi dilakukan dengan menelaah butur peryataan atau pertanyaan dengan menuyusun kisi-kisi dari variabel yang akan peneliti teliti. Menurut Arikunto (2010: 205) “ kisi-kisi bermamfaat sebagai gambaran yang jelas, lengkap, dan mempermudah eneliti untuk mengembangkan instrument, karena kisi-kisi berfungsi sebagai pedoman dalam penelitian item”. Jadi, dapat dipahami bahwa kisi-kisi ini mampu memperjelas dan mempermudah peneliti dalam pengembangan instrument yang akan digunakan.
Berikut ini kisi-kisi instrument terkait dengan penelitian yang peneliti lakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 8
Kisi-kisi instrument keharmonisan keluarga
Variabel Indikator Sub Indikator No. item Jml
+ - Keharmon isan keluarga Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga
a. Taat dan bertaqwa
kepada Allah swt 1, 3 2, 4 4 b. Menerapkan
nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari 6, 8 5, 7 4 Mempunyai waktu bersama keluarga a. Waktu di rumah 9, 10 11, 12 4 b. Waktu diluar rumah 13 14 2 Mempunyai komunikasi yang baik antar keluarga a. Keterbukaan dengan keluarga 15, 16 17, 18 4 Saling menghargai sesama anggota keluarga a. Menghargai dan memberikan dukungan 21, 22 19, 20 4 b. Empati 23, 24 25, 26 4 Kualitas dan kuantitas konflik yang minim a. Minimnya kegaduhan didalam keluarga 27, 29 28, 30 4 Adanya hubungan
atau ikatan yang erat antar anggota keluarga a. Hubungan antara individu dengan keluarga 31 32 2 b. Keakraban antar sesama anggota keluarga 33 34 2 Jumlah 34
Sumber:Isminayah. A., dan Supandi. 2016. Relasi Tingkat Keharmonisan Keluarga Dengan Konsep Diri Remaja. Jurnal Dakwah dan Komunikasi. Vol. 1(2) : 234-246.
b. Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan “analisis butur kuesioner untuk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang hendak diukur”(Noor, 2011: 133).
Tabel 9
Hasil Validitas Instrumen Keharmonisan keluarga
No.
Item Penilaian
No.
Item Penilaian 1 Valid tanpa revisi 18 Valid dengan revisi 2 Valid tanpa revisi 19 Valid dengan revisi 3 Valid tanpa revisi 20 Valid tanpa revisi 4 Valid tanpa revisi 21 Valid tanpa revisi 5 Valid tanpa revisi 22 Valid tanpa revisi 6 Valid tanpa revisi 23 Valid tanpa revisi 7 Valid tanpa revisi 24 Valid tanpa revisi 8 Valid tanpa revisi 25 Valid tanpa revisi 9 Valid tanpa revisi 26 Valid tanpa revisi 10 Valid tanpa revisi 27 Valid tanpa revisi 11 Valid tanpa revisi 28 Valid tanpa revisi 12 Valid tanpa revisi 29 Valid dengan revisi 13 Valid dengan revisi 30 Valid tanpa revisi 14 Valid dengan revisi 31 Valid tanpa revisi 15 Valid dengan revisi 32 Valid dengan revisi 16 Valid dengan revisi 33 Valid dengan revisi 17 Valid dengan revisi 34 Valid dengan revisi
Berdasarkan table di atas dapat diketahui hasil validitas skala keharmonisan keluarga, dari 34 item terdapat 23 item yang valid tampa revisi dan 11 item yang valid dengan revisi
Dalam melakukan uji validitas isi dan konstruk yaitunya dengan bapak Dr. Masril, M.Pd. kons tetapi karena sesuatu alasan maka validitas instrumen digantikan oleh Ibu Dra. Rafsel Tas’adi, M.Pd, penulis melakukan sebanyak satu kali, hasil validasi yaitu valid dengan
perbaikan, kemudian setelah diperbaiki maka semuanya siap untuk dilakukan penelitian.
2. Realiabelitas
Menurut Arikunto, “reabilitas menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu. Realiabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan” (2006: 178). Sukardi mengemukakan bahwa “suatu instrument penelitian dikatakan mempunyai nilai reabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang hendak diukur” (2003: 127). Dapat dipahami bahwa penelitian yang reabilitas adalah penelitian yang dapat dipercaya, memiliki nilai reabilitas yang tinggi (konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur), yaitu benar-benar mengukur tentang tingkat hubungan heharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas XI MAN Kota Solok.
Setelah dilakukan uji validitas, tahap selanjutnya peneliti melakukan uji reliabilitas untuk melihat apakah instrumen yang digunakan layak dan dapat dipercaya untuk melihat “keharmonsan keluarga dengan prestasi belajar siswa”. Menurut Sukardi (2010:127) “Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang baik apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur”.
Instrumen dikatakan reliabilitas apabila instrumen yang peneliti gunakan dapat dengan baik dan konsisten dalam mengumpulkan data tentang keharmonisan kelurga dengan prestasi belajar. Baik dalam artian berapa kalipun diambil data tentang keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa maka hasilnya akan tetap sama. Uji reliabel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan program SPSS yaitu dengan menggunakan SPSS 20.
Tabel 10
Reabilitas Keharmonisan Keluarga
Reliability Statistics
Cronbach' s Alpha
N of Items
.855 34