• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

1. Prestasi belajar

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu kegiatan yang telah dilakukan, di dalam lingkup pendidikan setiap jangka waktu tertentu, diadakan suatu tes untuk mengetahui tingkat penyerapan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan, berdasarkan hasil tersebut selanjutnya guru mengadakan penilaian terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses pembelajarannya. Dari hasil evaluasi tersebut, guru akan memberikan penilaian terhadap prestasi belajar yang dicapai setiap siswa. Prestasi belajar merupakan pengukuran terhadap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, mengalami atau melakukannya. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga kecakapan, keterampilan, sikap atau tingkah laku ke arah yang lebih baik. Jadi dengan belajar orang akan dapat merasakan hasilnya dan yang tadinya tidak tahu setelah belajar menjadi tahu (Partiyem. 2016: 32).

Penjelasan tersebut tujuan dari aktivitas belajar adalah perubahan tingkah laku, maka perubahan tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah. Kemajuan yang diperoleh itu tidak saja berupa ilmu pengetahuan, tapi juga berupa kecakapan atau keterampilan, semuanya bisa diperoleh di bidang suatu mata pelajaran tertentu.

kemudian untuk mengetahui penguasaan setiap siswa terhadap mata pelajaran tertentu itu dilaksanakanlah evaluasi, dari evaluasi itulah akan dapat diketahui kemajuan siswa. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian.

Pendapat lain dari Astuti (2015 : 70) menjelaskan bahwa definisi prestasi belajar, yaitu:

Prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu berdasarkan hal tersebut, prestasi adalah hasil yang telah dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran. Biasanya ukuran prestasi belajar siswa dilambangkan dalam bentuk angka, huruf atau kata. Prestasi belajar siswa dapat dievaluasi dengan menggunakan standar tertentu, baik berdasarkan norma kelompok atau norma yang tidak ditetapkan.

Pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa prestasi belajar tersebut merupakan penguasaan ilmu pengetahuan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Prestasi ini berguna untuk mengukur seberapa pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan di sekolah.

Diperjelas oleh Tu’u (2004: 75) bahwa “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Dapat dipahami bahwa prestasi belajar tersebut merupakan usaha kerja atau belajar yang dilakukan oleh siswa setelah mengikuti sebuah tes, menunjukkan kecakapan yang dicapai dalam berbentuk nilai, kemudian diukur dan dinilai dalam bentuk berupa angka atau suatu peryataan yang dicatat kedalam bukti lapor yang diberikan pada akhir semester pembelajaran. Prestasi belajar ini merupakan alat ukur pemahaman siswa terhadap ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap bagai mana siswa di sekolah.

b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Banyak hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa baik itu dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari luar diri individu itu sendiri yang sebagaimana dijelaskan menurut Merson. U. Sangalang ada beberapa faktor dan mendasar yang memberi kontribusi bagi keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik. Faktor-faktor tersebut yaitu:

1) Kecerdasan, tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar.

2) Bakat, bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir.

3) Minat dan perhatian. Minat dan perhatian yang tinggi pada matap elajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

4) Motif, motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.

5) Cara belajar.

6) Lingkungan keluarga, , keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa.

Dipahami bahwa tujuh faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa baik itu faktor yang ada didalam diri siswa seperti kecerdasan, bakat, minat motif, cara belajar siswa, dan juga faktor dari luar diri siswa tersebut yakninya lingkungan keluarga dan juga lingkungan sekolah siswa. Lebih jelasnya salah satu point menjeskan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut adalah faktor lingkungan keluarga yang dapat dipahami bahwa lingkungan keluarga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dikarenakan lingkungan keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa.

Nasution menjelaskan bahwa dalam mencapai prestasi belajar yang baik seorang anak selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang terjadi disekitar hidupnya, baik itu terjadi di rumah tangga maupun di dalam pergaulannya dalam masyarakat.

1) Faktor lingkungan: faktor lingkungan ini sangat besar perannya dalam mempengaruhi perkembangan dan kegiatan belajar seorang anak. Bila lingkungan tempat anak bergaul terdiri dari orang-orang yang rajin belajar, makan dengan sendirinya anakpun akan terpengaruh pula, sehingga si anak akan bergiat pula belajar dalam mengejar prestasi yang baik, begitupun sebaliknya.

2) Faktor orang tua: orang tua merupakan model yang akan ditiru anak dalam gerak kehidupannya. Bila dalam kehidupan keluarga, tingkah laku orang tua dapat dijadikan sebagai alat pendidikan bagi anak-anak, yang dapat ditiru dan diteladaninya, maka akan memudahkan anak-anak untuk meningkatkan mutu belajar. Sehingga anak akan lebih terarah lagi untuk dapat mendisiplin dirinya sendiri dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan.

3) Faktor kesehatan: kesehatan memegang peran yang sangat penting sebab seorang anak yang selalu sakit-sakitan tidak akan dapat mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga hasil yang akan dicapainya pun tidak akan mengembirakan. (Nasution, 1989 : 71-73).

Banyak hal yang mempengaruhi faktor prestasi belajar siswa terutama permasalahan yang terjadi disekitar hidupnya, baik itu terjadi di rumah tangga maupun di dalam pergaulannya dalam masyarakat. Seperti yang telah dijabarkan di atas salah satunya adalah faktor orang tua, orang tua merupakan model bagi seorang anak, dan sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Jika seorang anak dididik dengan penuh kasih sayang, memberikan sritauladan yang baik oleh orang tua, hal tersebut merupakan sebuah alat yang bisa digunakan oleh orang tua untuk mendidik anak dirumah, agar anak dapat meningkatkan mutu belajarnya. c. Penghambat prestasi siswa

Para siswa pada masa sekarang ini, memang menghadapi begitu banyak ancaman dan tantangan. Prestasi yang dicapai dalam pembelajaranpun terhambat dan belum optimal. Selain hambatan dan tantangan tersebut, ada hal-hal lain yang dapat menghambat optimalisasi prestasi siswa. Hambatan itu antara lain dapat berasal dari dalam dirinya, tetapi juga daru luar dirinya .

1) Faktor penghambat dari dalam

Faktor penghambat dari dalam meliputi sebagai berikut.

a) Faktor kesehatan. Siswa yang kesehatannya sering menganggu menyebabkan banyak waktunya untuk beristirahat, hal itu membuatnya tertinggal pelajaran.

b) Faktor kecerdasan. Siswa yang tingkat kecerdasannya yang rendah akan menyebabkan kemampuan mengikuti kegiatan pembelajaran agak lambat.

c) Faktor perhatian. Perhatian disini terdiri dari perhatian dalam belajar dirumah dan disekolah. Perhatian yang kurang memadai tersebut akan berdampak kurang baik bagi hasil pembelajaran.

d) Faktor minat. Minat adalah kecendrungan yang tinggi terhadap sesuatu.

e) Faktor bakat. Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang dibawa sejak lahir. Apabila pelajaran yang diikuti siswa tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki, potensi

selanjutnya tidak akan mencapai hasil yang tinggi (Tu’u. 2004 : 82-83).

Berdasarkan pemaparan diatas merupakan penghambat bagi prestasi siswa, bisa terjadi karena diri siswa itu sendiri, baik ia yang rendah diri tau tidk percaya diri terhadap dirinya, kemampuan dirinya, minat yang kurang untuk menempuh pendidikan, dan juga faktor kesehatan yang terganggu. Hal tersebut dapat menggangu proses pembelajaran siswa sehingga dapat menyebabkan nilai prestasi siswa menurun secara drastis.

2) Faktor penghambat dari luar

Penghambat dari luar meliputi sebagai berikut :

a) Faktor keluarga. Faktor ini dapat berupa faktor orang tua. Misalnya, cara orang tua mendidik anak-anak yang kurang baik, teladan yang kurang, hubungan orang tua dengan anak yang kurang baik. Kemudian faktor suasana rumah. Misalnya, suasana rumah yang ramai, hubungan anggota keluarga kurang harmonis dan sering cekcok. Terakhir, faktor ekonomi keluarga. Kalau ekonomi keluarga kurang, kebutuhan hidup dan perlengkapan belajar belum dapat terpenuhi dengan baik. Sebaliknya, bila ekonomi keluarga sangat baik, kebutuhan hidup dan belajar dapat dipenuhi serta dilengkapi bahkan melimpah, Dapat terjadi pula perhatian anak pada pelajaran menjadi kurang, kecendrungan bermain dan santai meningkat. Ketiga faktor tersebut kerap kali menjadi penghambat bagi prestasi belajar siswa.

b) Faktor sekolah. Faktor sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran. Misalnya, metode yang dipakai guru kurang sesuai dengan materi, monoton, kurang variatif, sehingga kurang menarik dan membosankan bagi siswa.

c) Faktor disiplin sekolah, bila disiplin sekolah kurang mendapat perhatian mempunyai pengaruh tidak baik pada proses belajar anak.

d) Faktor masyarakat. Faktor media massa, faktor teman gaul yang kurang baik hal tersebut merupakan yang paling banyak merusak prestasi belajar dan perilaku siswa.

e) Faktor lingkungan tetangga. Misalnya, banyak penganggur, berjudi, mencuri, minum-minum, cara bicara kurang sopan

lingkungan seperti itu dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa.

f) Faktor aktivitas organisasi. Bila siswa sangat potensional, banyak aktivitas organisasi, selain dapat menunjang hasil belajar dan juga dapat menggangu hasil belajar apabila siswa tidak mengatur waktu dengan baik. (Tu’u. 2004 : 84-86).

Jadi, ketika seorang siswa gagal dalam studi atau kurang baik hasil belajar atau prestasinya, belum tentu karena tidak pandai atau bodoh. Kegagalan atau kurang baiknya hasil belajar atau prestasi siswa dapat terjadi karna faktor-faktor yang disebutkan di atas. Terutama adalah faktor keluarga yang dimana pola pendidikan, asuhan serta dukungan dari keluarga yang tidak memadai maka hal ini sangat menyebabkan hambatan bagi seorang anak dalam meraih prestasi belajar.

d. Ciri-ciri berprestasi unggulan

Seorang siswa yang memiliki prestasi belajar yang bagus disekolah dapat dilihat dari berbagaihal baik itu dari bagaimana cara belajar dan sikap yang ditunjukkan oleh siswa tersebut tang dimana menurut Tu’u (2004: 15) ciri-ciri siswa yang unggul adalah.

1) Motivasi berpikir dan berkarya yang berorientasi pada prestasi unggul.

2) Motivasi dalam mengembangkan bakat dan potensi diri untuk mencapai unggulan.

3) Daya saing sekaligus daya kerja sama yang tinggi; daya nalar yang tinggi serta matang dan berkeseimbangan.

4) Kemampuan untuk berprakarsa; kemampuan untuk memperhitungkan resiko, sikap pencapaiaan prestasi dalam rangka persaingan.

Sedangkan menurut Hamzah (2006: 23) ciri-ciri seseorang yang mempunyai motivasi dalam dirinya adalah :

1. Tekun menghadapi tugas. 2. Ulet menghadapi kesulitan.

3. Mempunyai dan menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah.

4. Lebih sering bekerja secara mandiri. 5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

7. Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah atau soal-soal.

Jika seorang siswa memiliki ciri-ciri di atas, maka kegitan belajar dapat diikuti dengan baik. Siswa tersebut cendrung tekun dalam mengerjakan tugas sekolah, ulet dalam mengerjakan dan memecahkan berbagai masalah dan hambatannya secara mandiri. Siswa tersebut juga tidak akan terjebak kepada rutinitas yang tidak efektif, dapat mempertahankan pendapatnya serta memiliki pandangan yang rasional dengan permasalahan hidup atau apapun yang dihadapinya.

e. Kegunaan prestasi belajar

Prestasi belajar bukan hanya sebagai pengukur kemapuan siswa dan pemahaman dalam belajar siswa tetapi juga banyak hal seperti yang dikemukakan oleh, Siagian (2015: 125) bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya antara lain sebagai “Sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, untuk menentukan kebijakan sekolah”.

Dari penjelasan di atas dipahami bahwa prestasi belajar tersebut merupakan tolak ukur seorang siswa dalam menempuh pendidikan. Karena hal tersebut salah satu kegunaan prestasi belajar yaitu untuk keperluan sebagai data dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan penyuluhan atau bimbingan konseling bagi seorang guru BK.

f. Penyebab permasalahan turunnya prestasi siswa

Berbagai hal yang dapat menyebabkan prestasi belajar siswa menrun baik itu karna faktor diri individu itu sendiri maupun dari lingkungan individu tersebut yang menyebabkan turunya prestasi

belajanya, dimana menurut Winkel (dalam Djamarah 2017: 113-114) masalah yang timbul dalam kehidupan anak didik di sekolah yang bisa menggangu mental secara serius dan mengakibatkan menurunnya prestasi belajar beraneka ragam, dapat disebutkan antara lain :

1) Masalah dalam keluarga atau di rumah, interaksi antara anggota-anggota keluarga kurang harmonis, perpecahan rumah tangga (broken home), keadaan ekonomi yang terlalu kurang atau terlalu mewah, perhatian orang tua terhadap prestasi disekolah kurang atau keterlaluan dengan menuntut terlalu banyak.

2) Masalah di sekolah atau dalam belajar dirumah, motivasi belajar yang kurang sesuai, pilihan jurusan yang keliru, taraf prestasi belajar yang mengecewakan, cara belajar yang salah, kesukaran dalam mengatur waktu, guru bertindak kurang pedagogid atau malahan kejam, peraturan sekolah yang terlalu ketat atau terlalu lunak, retak hubungan baik dengan teman-teman sekelas, dan lain sebagainya.

3) Masalah pengisian waktu luang ,tidak mempunyai hobi, tidak puas karna membuang waktu dengan “ngeluyur”, pengatuh jelek dari teman yang membawa ke bentuk-bentuk rekreasi yang merugikan, pacaran dengan semua problemnya (cinta monyet, rasa iri, dan cemburu, cinta segi tiga, simpati, dan antipati).

4) Masalah dengan dirinya sendiri, penilaian terhadap dirinya sendiri yang terlalu tinggi atau rendah sehingga timbil pemberontakan dengan kenyataan, gelisah karna cita-citanya mungkin tidak tercapai dan sebagainya.

Banyak hal yang membuat prestasi siwa menurun baik itu permasalahan di dalam diri siswa itu sendiri dan juga permasalahan yang terjadi dilingkungannya siswa. Berbagai macam permasalahan tersebut menyebutkan terdapat persoalan yang ditimbulkan dari dalam keluarga atau rumah siswa, baik itu keluarga yang kurang memberikan perhatian dan dukungan kepada siswa, permasalahan keluarga yang sering terjadi keributan, dan keadaan ekonomi keluarga yang sangat kurang atau terlalu mewah, hal-hal tersebutlah yang sering dialami oleh siswa.

Dokumen terkait