• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 148), Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian sebagai alat untuk mengambil data, seharusnya memberikan informasi yang sebenarnya sesuai dengan kondisi di lapangan, sehingga informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi dan tes. Skala psikologi tersebut meliputi skala motivasi berprestasi, sedangkan instrumen tes digunakan untuk tes hasil belajar matematika bangun ruang siswa. Penggunaan instrumen ini bertujuan untuk mengungkap hubungan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika bangun ruang siswa. Adapun langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut.

55

1. Perencanaan dan Penulisan Butir Soal

Sebelum menuliskan butir soal, terlebih dahulu peneliti perlu merancang tujuan, indikator, dan kisi-kisi soal dari masing-masing variabel yang akan diteliti.

a. Skala motivasi berprestasi

1) Tujuan

Skala ini bertujuan untuk mengungkap dan mendapatkan data tentang motivasi berprestasi yang didapat siswa IV SD.

2) Indikator

Indikator motivasi berprestasi dalam penelitian ini antara lain:

a) Menyukai tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi.

b) Memiliki tujuan yang realistis dan menantang

c) Bersedia menerima perubahan dan umpan balik

d) Senang bekerja mandiri

e) Senang bersaing untuk mengungguli orang lain

f) Dorongan untuk berprestasi

3) Kisi-Kisi

Berdasarkan indikator di atas, dapat ditetapkan kisi-kisi butir skala sebagai berikut:

56

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Berprestasi

No Indikator

Nomer Butir Soal

Jumlah Favorabel Tidak

Favorabel 1

Menyukai tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi.

1, 3, 4, 5,

13, 17, 6

2 Memiliki tujuan yang realistis

dan menyukai tantangan 6, 7, 18, 23 19 5 3 Bersedia menerima perubahan

dan umpan balik 9, 10, 26

11, 12,

24, 6

4 Senang bekerja mandiri 2, 30, 21 8 4 5 Senang bersaing untuk

mengungguli orang lain 15, 16, 27 28 4 6 Dorongan untuk berprestasi 25, 29 14, 20,

22, 5

Jumlah 30

b. Tes hasil belajar matematika bangun ruang

1) Tujuan

Tes yang dibagikan kepada siswa adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika bangun ruang siswa.

2) Indikator

Indikator hasil belajar matematika bangun ruang dalam penelitian ini antara lain:

a) Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana, yang memiliki sub

indikator sebagai berikut:

(1) Menentukan macam-macam bangun ruang sederhana.

(2) Menentukan sisi-sisi bangun ruang sederhana.

(3) Menentukan rusuk-rusuk bangun ruang sederhana.

57

b) Menentukan jaring-jaring balok dan kubus, yang memiliki

indikator sebagai berikut:

(1) Menentukan jaring-jaring kubus

(2) Menentukan jaring-jaring balok

3) Kisi-Kisi

Adapun kisi-kisi tes hasil belajar matematika bangun ruang disajikan pada tabel di bawaah ini

Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Bangun Ruang

No Indikator Sub Indikator Nomer Butir

Soal Jumlah 1 Menentuka n sifat-sifat bangun ruang sederhana Menentukan macam- macam bangun ruang sederhana

1, 4, 7, 10,

30,37, 38, 39, 8 Menentukan sisi-sisi

bangun ruang sederhana

2, 5, 6, 8, 9, 11, 15, 16, 17, 20,

28

11 Menentukan rusuk-rusuk

bangun ruang sederhana

12, 21, 24, 25, 27, 29, 31,34,

36

9 Menentukan titik sudut

bangun ruang sederhana

13, 19, 22, 23, 26, 33, 40 7 2 Menetukan jaring- jaring balok dan kubus. Menentukan jaring-jaring kubus 3, 14, 32 32 Menentukan jaring-jaring balok. 18, 35 2 Jumlah 40

2. Penyusunan dan Penyuntingan Item

Kegiatan penyusunan dan penyuntingan item-item butir didahului dengan kegiatan penulisan butir. Dalam penulisan butir harus menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa. Setelah itu, penyusunan butir dilengkapi dengan penulisan petunjuk cara pengisian skala agar siswa lebih mudah dalam mengerjakan skala tersebut.

58

3. Penyekoran

Penyekoran butir menggunakan skala Likert, yaitu dengan

memberikan skor secara bertingkat sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh responden. Responden dianjurkan memilih satu jawaban dari beberapa pilihan jawaban yang telah disiapkan oleh peneliti dengan memberikan tanda silang (X). Pada skala Likert terdapat lima tingkatan, namun dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan empat tingkatan sehingga pemberian skor setiap pilihan jawaban menggunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 5. Pedoman Pemberian Skor Skala Motivasi Berprestasi

Pilihan Jawaban Favorabel Tidak Favorabel

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Tidak Pernah 1 4

Soal yang favorabel adalah soal yang mendukung variabel, sedangkan soal yang tidak favorabel adalah pernyataan yang menentang variabel. Pada soal yang favorabel, jika siswa memilih jawaban selalu skor 4, sering skor 3, kadang-kadang skor 2 dan tidak pernah skor 1. Sebaliknya pada soal tidak favorabel, jika siswa memilih jawaban selalu skor 1, sering skor 2, kadang- kadang skor 3, dan tidak pernah sesuai skor 4.

Penskoran pada tes hasil belajar matematika bangun ruang didasarkan pada jawaban dari responden. Jawaban benar mendapat nila 1 dan salah mendapat nilai 0. Responden dengan nilai tes tinggi berarti hasil belajar matematika bangun ruangnya tinggi, sedangan responden dengan nilai tes rendah berarti hasil belajar matematika bangun ruangnya rendah.

59

4. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan sebelum instrumen digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian. Instrumen ini diujicobakan pada 69 siswa yang tersebar di SD N Butuh, SD N Patragaten, SD N Carikan, SD N Ngentakreja, SD N Jurug, dan SD N Cabean dengan rincian sebagai berikut (di lampiran). Sebelum dilakukan uji coba ke lapangan, terlebih dahulu melakukan uji validitas isi. Menurut Saifuddin Azwar (2013: 42), validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan isi tes melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau para ahli (expert judgment). Para ahli akan memberi keputusan apakah instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, dengan perbaikan, dan mungkin dirombak total.

a. Uji Validitas

Sugiyono (2013: 173) mengatakan bahwa sebuah tes dapat disebut valid apabila tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan untuk mengukur isntrumen angket dan tes. Pengujian seluruh butir isntrumen dalam satu variabel dapat juga dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item. Cara untuk menentukan validitas butir soal dengan mencari daya beda butir

menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

rxy=

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

60

X = bobot skor pada item butir

Y = total skor yang diperoleh (Sugiyono,

2013:255)

Butir soal dikatakan valid jika r xy lebih besar atau sama dengan r kritis sebesar 0,30. Sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono (2013: 179), bahwa apabila harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus

diperbaiki atau dibuang. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS

versi 16 for windows. Apabila nilai Corrected Item-Total Correlation

kurang dari 0,30 maka item soal tersebut dinyatakan tidak valid.

1) Tes Hasil Belajar Matematikan Bangun Ruang.

Hasil pengujian butir-butir soal pada variabel hasil belajar matematika bangun ruang adalah sebagai berikut (di lampiran) dan berikut disajikan distribusi butir yang layak dan gugur pada instrumen tersebut.

Tabel 6. Distribusi Butir Layak dan Gugur Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang

No Indikator Sub Indikator Nomor Butir Soal Jumlah

Layak Gugur Layak Gugur

1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana Menentukan macam-macam

bangun ruang sederhana 1, 30,37,

4, 7, 10,

38, 39 4 5

Menentukan sisi-sisi bangun ruang sederhana 2, 5, 11, 15, 16, 17, 20, 6, 8, 9, 28 7 4 Menentukan rusuk-rusuk

bangun ruang sederhaa

12, 21, 24, 25, 27, 29, 31,34,

36 8 1

Menentukan titik sudut bangun ruang sederhana 13, 19, 23, 26, 33, 40 22 6 1 2 Menetukan jaring-jaring balok dan kubus.

Menentukan jaring-jaring kubus 3, 14, 32 3 0

Menentukan jaring-jaring

balok. 35 18 1 1

61

b. Daya Diskriminasi Item

Menurut Saifuddin Azwar (2015: 80), daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri. Bagi skala-skala yang setiap itemnya diberi skor pada level interval dapat digunakan formula koefisien

korelasi product-moment. Berikut merupakan rumus komputasi

koefisien korelasi item-item total: riX= ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

riX = koefisien korelasi item total

i = skor item

X = skor skala

n = skor skala (Saifuddin Azwar, 2015: 81)

Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 16 for

windows untuk menghitung daya bedanya. Saifuddin Azwar (2015: 86) menyatakan bahwa sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item-total, biasanya digunakan batasan riX ≥ 0,30. Semua item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Hasil pengujian butir-butir pernyataan pada skala motivasi berprestasi adalah sebagai berikut (di lampiran) dan berikut disajikan distribusi butir yang layak dan gugur pada instrumen tersebut.

62

Tabel 7. Distribusi Butir Layak dan Gugur Motivasi Berprestasi

No Indikator Nomer Butir Soal Jumlah

Layak Gugur Layak Gugur

1

Menyukai tugas yang

menuntut tanggung jawab pribadi.

1, 3, 4, 5, 13, 17 - 6 0

2 Memiliki tujuan yang realistis

dan menyukai tantangan 7, 18, 23 6, 19 3 2

3 Bersedia menerima perubahan

dan umpan balik 9, 10, 24 11, 12, 26 3 3

4 Senang bekerja mandiri 2, 21, 30 8 3 1

5 Senang bersaing untuk

mengungguli orang lain 15, 27, 16, 28 2 2

6 Dorongan untuk berprestasi 14, 20, 25, 29 22 4 1

Jumlah 21 9

c. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas dapat diartikan sebagai kepercayaan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 221), reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data karena tidak memberikan informasi apa pun. Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen yang digunakan adalah

reliabilitas Alpha yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS

versi 16 for windows, dengan rumus sebagai berikut:

r

alpha =

(

)

Keterangan: K = banyak butir = varian total

63

Pada penelitian ini nilai ralpha yang diperoleh diinterpretasikan dengan

indeks korelasi sebagai berikut:

Angka 0,00-0,1999 = sangat rendah

Angka 0,20-0,399 = rendah

Angka 0,4-0,599 = sedang

Angka 0,6-0,799 = kuat

Angka 0,8-1,00 = sangat kuat

(Sugiyono, 2013: 257)

Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,70 atau lebih. Jadi apabila ralpha lebih kecil daripada 0,70 maka

instrumen yang diujicobakan dinyatakan tidak reliabel. Berikut disajikan tabel ringkasan pengujian reliabilitas dalam penelitian ini. Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,70 atau lebih. Jadi apabila ralpha lebih kecil daripada 0,70 maka instrumen yang

diujicobakan dinyatakan tidak valid.

Tabel 8. Hasil Hitung Reliabilitas Instrumen.

No.

Variabel Penelitian Koefisien rhit

Koefisien

Alpha Keterangan

1. Motivasi Berprestasi 0,817 0,70 Reliabel

2. Hasil Belajar Matematika

Bangun Ruang 0,862 0,70 Reliabel

Dokumen terkait