• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Jasa Lingkungan

Dalam dokumen KIPRAH KEHUTANAN 50 TAHUN SULAWESI UTARA (Halaman 68-79)

you will

D. Pengembangan Jasa Lingkungan

No. Kawasan Konservasi Lokasi Luas (ha) Pengelola Penetapan

1 TWA Batuputih Bitung 615 BKSDA Sulut SK. Mentan No. 1049 /Kpts/ Um/12/18 tgl 24-12-1981 2 TWA Batuangus Bitung 635 BKSDA Sulut SK. Mentan No.1049/Kpts/

Um/12/18 tgl 24-12-1981 3 SM Karakelang Kab. Talaud 24.669 BKSDA Sulut SK. Menhut No.971/ Kpts-II/2000

Tgl. 22-12-2000 4 TN Bogani Nani

Wartabone Bolmong 287.115 Balai TN Bogani Nani Wartabone

SK. Menhut No. 731/Kpts-II/1992

5 CA Gunung Ambang Bolmong 18.765 BKSDA Sulut SK Mentan No. 359/Kpts/ Um.6/1978

6 TN Laut Bunaken Manado 89.065 Balai TN

Bunaken SK Menhut No. 730/Kpts-II/1991 7 CA Tangkoko-

Duasudara Bitung 3.196 / 4.299 BKSDA Sulut SK Mentan No. 1049/Kpts/Um/12/81 tanggal 24 Desember 1981

SK. Mentan No 700/Kpts/ Um/7/78 tgl. 13-11-1978

8 CA Gunung Lokon Tomohon 720 BKSDA

Sulut SK. Menhut No. 109/Kpts-II/2003 Tanggal 23 Maret 2003 9 SM

Manembo-nembo Minahasa 6500 BKSDA Sulut SK. Mentan No. 441/ Kpts/Um/7/78 tgl. 16-7-1978 Tabel 11. Potensi Jasa Lingkungan di Provinsi Sulawesi Utara dalam Kawasan Konservasi.

Kawasan dengan potensi wisata yang tersebut pada tabel diatas, tidak semuanya dapat dimanfaatkan untuk tujuan wisata, seperti halnya kawasan cagar alam yang sampai saat ini belum diatur undang-undang untuk pemanfaatan wisata alam.

Selain obyek dan daya tarik wisata yang ditawarkan oleh BKSDA Sulut, TN Bunaken memiliki potensi berupa keragaman hayati laut dan ekosistemnya antara lain berbagai jenis ikan, penyu, lumba-lumba, echinodermata, terumbu karang dan hutan bakau. Sarana dan prasarana wisata di TN Bunaken juga cukup memadai adanya beberapa perusahaan wisata alam seperti cottage dan jasa penyelaman, rumah sewa, dan rumah makan. Prasarana penunjang pariwisata yang terdapat di TN Bunaken antara lain gazebo tempat berjualan cenderamata di Pulau Bunaken, penerangan berupa aliran listrik, jalan, dermaga, air bersih, telekomunikasi, sarana transportasi, dan sarana kesehatan (puskesmas).

TN Bunaken tidak hanya menawarkan potensi wisata perairan, namun juga menyimpan potensi wisata daratan dan wisata budaya. Tabel berikut memperlihatkan potensi wisata yang dapat dinikmati di TN Bunaken.

No. Nama Desa Wisata

Daratan Wisata Perairan Wisata Budaya

Pesisir Utara

1 Kelurahan Molas - Diving Masamper

2 Kelurahan Meras - Diving Tari Perang

3 Kelurahan Tongkaina B a k a u ,

Birdwatching, Diving

4 Desa Tiwoho Bakau Diving

-Pulau Mantehage

5 Desa Tangkasi Bakau, Rusa Diving

-6 Desa Tonongko Bakau Diving

-7 Desa Buhias Bakau, Rusa Diving

-8 Desa Bango Bakau Diving

-Pulau Nain

9 Desa Nain Wisata desa Diving

-Pulau Bunaken

10 Kelurahan Bunaken Wisata desa,

wisata pantai, wisata belanja

D i v i n g ,

Snorkelling M u s i k Bambu

11 Kelurahan Alungbanua Wisata desa D i v i n g ,

Snorkelling Budaya

Pulau Manado Tua

12 Kelurahan Manado Tua I B a k a u ,

Birdwatching, T r e k k i n g ,

Macacanigra.

Diving

-Tabel 12. Potensi Wisata di Taman Nasional Bunaken

13 Kelurahan Manado Tua II Birdwatching, T r e k k i n g ,

Macaca nigra.

Diving -Pesisir Selatan

14 Desa Poopoh Wisata desa S w i m m i n g ,

Diving

-15 Desa Teling Bakau -

-16 Desa Kumu Bakau -

-17 Desa Pinasungkulan Bakau -

-18 Desa Rap-Rap - -

-19 Desa Arakan - -

-Sumber: Balai TN Bunaken

Selain itu, kegiatan berbasis konservasi dan jasa lingkungan, TN Bunaken juga aktif melakukan kegiatan inventarisasi, identifikasi dan monitoring terhadap sumber daya alam yang direalisasikan dengan kegiatan monitoring terumbu karang, rehabilitasi karang, transplantasi karang, monitoring ikan, monitoring SPAG,s, monitoring dan rehabiltasi mangrove, rehabilitasi padang lamun, penanaman pohon pakan Macaca nigra di Pulau Manado Tua, Inventarisasi Molusca dan crustacean, serta monitoring burung. Pembinaan

Foto: BTN Bunaken

landscape dan pengawasan kawasan juga merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh

TN Bunaken.

Tidak berbeda jauh dengan BKSDA dan TN Bunaken, Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang sebelumnya bernama Dumoga Bone, memiliki berbagai keunikan ekologi sebagai kawasan peralihan geografi daerah Indomalaya di sebelah Barat dan Australasia di sebelah Timur. Taman Nasional ini adalah yang terbesar di bioregion Wallacea.

Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone kaya akan potensi tumbuhan, secara keseluruhan diperkirakan kurang lebih 400 jenis tumbuhan. Jumlah tersebut sudah dapat diidentifikasi sebanyak 120 jenis, diantaranya merupakan jenis anggrek, dan kurang lebih 90 jenis tumbuhan berkayu. Jenis flora yang dominan dan terbesar merata diseluruh kawasam Taman Nasional Bogani Nani Wartabone adalah dari jenis ficus. Untuk jenis-jenis

Piper aduncum, Trema orientalis, Macaranga sp, dan Stipulans sp, umumnya dijumpai

pada vegetasi sekunder.

Pada vegetasi hutan hujan dataran rendah ditemukan tumbuhan dari suku Lauraceae misalnya, Garcinus sp, suku Myristaceae, suku Annacardiaceae (Dracontomelon sp,

Swintenia sp, Spondias sp), suku Sapotaceae terutama Palagium sp, serta suku Sterculiaceae

(Scephium sp, Pterospermum sp, dan Heritria sp). Untuk jenis Pometia pinata, Octomeles

sumatrana, Dumbayan molucana, Ficus sp, Eugenia sp, Dischopis sp, dan Artocarpus sp.

Tumbuhan berkayu lainnya yang menonjol terdapat dalam kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yaitu, kayu hitam (Diospyros sp), kayu inggris (Eucalyptus deglupta), kayu bugis (Coorsidendron pinatum), kayu linggua (Pterocarpus indicus), dan kayu cempaka

Foto: BTN Bunaken

Gambar 18. Maleo (Macrocephalon maleo) salah satu fauna di TN Bogani Nani Wartabone

(Elmerillia ovalis).

Untuk potensi fauna, di kawasan TNBNW terdapat jenis mamalia, seperti Babirusa (Babyrousa babirussa), Anoa dataran rendah (Bubalus depresicornis), Anoa gunung (Bubalus quarlesi), dan jenis primata, terdapat 3 jenis Monyet Sulawesi yaitu Macaca

nigra, Macaca nigrescens, dan Macaca hecki. Jenis lain yang ditemukan adalah Tarsius

(Tarsius tersier), Musang Sulawesi (Macrogolodia muschenbroeki) dan Kus-Kus (Phalanger

sp).

Jenis burung (aves) kurang lebih 125 jenis, dari jumlah tersebut kurang lebih 45 jenis diantaranya merupakan jenis endemik, seperti dari kerabat burung seperti Merpati (Columbidae), Paruh Bengkok (Psittacidae), Raja Udang (Alcedinidae), Jalak (Sturnidae) Rangkong (Bucertotidae), Pelatuk (Picidae), Pemakan Lebah (Meliphagidae) dan Burung Maleo (Macrosephalon maleo).

Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara 55

Foto: BTN Bogani Nani Wartabone

Jenis reptilia yang sering ditemukan dalam kawasan antara lain, ular belang (Bugarus

cundidus), ular cincin (Boiga dendrophylu), ular serigala (Lycodon sp), kadal (Mobuya multifasciata), king kobra (Najanaja), kura-kura (Orsilia sp), ular sanca/patola (Phyton molorus), ular hijau (Trimeroturus wagleri), dan biawak coklat (Varanus salavator).

Selain kaya akan jenis flora dan fauna, Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone memiliki potensi wisata alam yang cukup menarik yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata alam. Berikut merupakan potensi wisata alam yang ada dalam kawasan taman nasional yang dapat dengan mudah dijangkau yaitu a) Habitat dan tempat dan peneluran Burung Maleo sekaligus sebagai pusat pembinaan populasinya, di lokasi Tambun, Muara Pusian, dan Hungayono. b) Habitat Tarsius sp. disekitar hutan sekunder Kosinggolan Toraut dan Lombongo. c) Situs purbakala berupa gua berkamar di lokasi Toraut dan Binuanga. d) Air terjun Bumbung, Mengkang, Toraut, dan Lombongo. e) Gua kapur (stalaktit) Hungayono. Potensi Jasa lingkungan yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara adalah

Taman Hutan Raya Gunung Tumpa. Tahura Gunung Tumpa merupakan kawasan konservasi yang terpadu antara hutan alam sekunder dengan hutan tanaman di Provinsi Sulawesi Utara seluas 208,801 ha membentang dari kawasan hutan kota Manado sampai kabupaten Minahasa Utara. Letak Taman Hutan Raya Gunung Tumpa berada di Kelurahan Molas, Kelurahan Meras, Kelurahan Tongkeina dan Kelurahan Pandu Kecamatan Molas Kota Manado, Desa Wori dan Desa Tiwoho Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara, berada pada ketinggian 175 - 627 m dpl. Tahura Gunung Tumpa sebagai Kawasan Pelestarian Alam yang salah satu tujuannya adalah koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami ataupun buatan, memiliki 3 tipe ekosistem utama yaitu hutan hujan tropis sekunder, semak/ padang rumput dan kebun. Adanya beberapa tipe ekosistem dalam Taman Hutan Raya

Gunung Tumpa membuat keanekaragaman hayatinya semakin beragam. Hasil identifikasi flora dan fauna tahun 2013, didapati dalam kawasan Taman Hutan Raya berbagai flora dan fauna yang endemik di Sulawesi Utara seperti Tangkasi (Tarsius tersier), dan Beringin (Ficus

minahasae Miq). Kekayaan alam yang ditawarkan lainnya adalah pemandangan alam yang

menarik. Dari puncak Tahura Gunung Tumpa wisatawan dapat melihat Pulau Manado Tua, Bunaken, Siladen, Mantehage, serta Nain. Bahkan Pulau-pulau dibagian utara Pulau Talise, Pulau Biaro, Tagulandang dan Siau serta menikmati landscape Kota Manado, Teluk Manado, sebagian besar wilayah Kab. Minahasa Utara, sebagian Kab. Minahasa, dan Kota Tomohon.

Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara 57

Foto: Arif

Gambar 22. Keindahan Alam TWA Batuangus

Foto: Hutan dan semak (Johanes Wiharisno) Willy Noor Effendi ( Ikan dan Karang)

Gambar 23. Flora dan Fauna TWA Batuputih Foto : Giyarto

“I GREW UP IN A

FOREST. IT’S LIKE A

ROOM. IT’S PROTECTED,

LIKE A CATHEDRAL...IT

IS A PLACE BETWEEN

HEAVEN AND EARTH”

Dalam dokumen KIPRAH KEHUTANAN 50 TAHUN SULAWESI UTARA (Halaman 68-79)

Dokumen terkait