BAB II TINJAUAN TEORITIK
C. Jiwa Kewirausahaan
2. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan seseorang disebut kuat bila memiliki: percaya
diri, inisiatif, disiplin dan kreatifitas yang kuat pula. Percaya diri menjadi
tetap kuat bahkan berkembang apabila aktifitas seseorang jarang
mengalaman kegagala, jika aktifitas seseorang pernah mengalami
kegagalanal maka kegagalan itu dipandang sebagai guru yang terbaik.
Inisiatif diperkuat dengan mengingat pepatah yang ada di masyarakat
yang bersifat mendorong bersikap kreatif, meniru teladan dan berdisiplin
untuk berinisiatif. Kedisiplinan dapat terbentuk tanpa merasa terpaksa.
Menurut Geoffrey G. Meredith (1996: 5-6), terdapat enam
karakteristik kewirausahaan, yaitu:
a. Percaya diri dan optimis
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
c. Berani mengambil resiko
d. Kepemimpinan
e. Keorisinalitasan
f. Berani mengambil resiko
Menurut M.Scarborough dan Thomas W.Zimmberer (1993:6-7),
terdapat delapan karakteristik kewirausahaan meliputi hal-hal sebagai
a. Rasa tanggung jawab (desire for responsibility), yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukanya. Seseorang yang
memiliki rasa tanggung jawab akan selalu berkomitmen dan wawas
diri.
b. Memiliki risiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko,
baik yang terlalu rendah maupun tinggi.
c. Percaya diri terhadap kemampuan sendiri (confindence in their ability to sucess), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan.
d. Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu selalu menghendaki adanya umpan balik dengan segera, ingin
cepat berhasil.
e. Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa
depan yang lebih baik.
f. Berorientasi ke depan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.
g. Memiliki ketrampilan berorganisasi (skill at organizing), yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasi sumber daya untuk
menciptkan nilai tambah.
h. Menghargai prestasi (value of achievement over money), yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.
Karakteristik jiwa kepemimpinan wirausaha, meliputi:
a. Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan
seseorang dalam menghadapi tugas pekerjaan (Soersarsono Wijandi,
1998:33). Dalam praktik, sikap, dan kepercayaan ini merupakan sikap
dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas
atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, orang yang memiliki
kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuan
untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996:7).
Kepercayaan diri baik langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif,
kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, semangat
berkarya, dan sebagainya banyak dipengaruhi oleh tingkat
kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan
ketrampilan dan kewasapadaannya (Soesarsono Wijandi, 1988: 37).
Kepercayaan diri merupakan landasan untuk meningkatkan karsa dan
karya seseorang. Sebaliknya, setiap karya yang dihasilkan akan
menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri. Kreativitas,
inidiatif, kegairahan kerja, dan ketekunan akan banyak mendorong
seseorang untuk mencapai karya yang memberikan kepuasan batin,
yang kemudian akan mempertebal kepercayaan diri.
Orang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki
mengawasi, dan meraih kesuksesan (Soeparman Soemahamidjaja,
1997: 12). Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami
diri sendiri. Oleh sebab itu, wirausahaan yang sukses adalah
kewirausahaan yang mandiri dan percaya diri (Yuyun Wirasasmita,
1994: 2). Kepercayaan diri tersebut tentu saja berpengaruh pada
gagasan, karsa, inisiatif, kreativita, keberanian, ketekunan, semangat
kerja keras, dan kegairahan berkarya.
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah
orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada keberhasilan, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja
keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.
Berinisiatis artinya selalu ingin mencari dan memulai. Orang yang
memiliki kepercayaan diri tidak mudah menyerah tehadap kegagalan
dan tidak pernah puas akan keberhasilan yang diraihnya saat ini.
Untuk memulai diperlakukan adanya niat dan tekad yang kuat serta
karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses
berikutnya akan menyusul sehingga usahanya semakin maju dan
berkembang.
Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila
terhadap inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui
pelatihan dan pengalaman selama bertahun-tahun, dan
tanggap, dan semangat berprestasi. Berinisiatif adalah keinginan untuk
selalu mencari dan memulai dengan tekad yang kuat.
c. Keberanian menghadapi risiko
Keberanian yang tinggi dalam menghadapi risiko dengan
perhitungan matang dan optimisme yang dimiliki harus disesuaikan
dengan kepercayaan diri. Oleh sebab itu, optimisme dan keberanian
menghadapi risiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi
oleh kepercayaan diri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang
tinggi relatif lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan
masalahnya sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain. kepercayaan
diri muncul apabila kita memiliki kemauan dan kemampuan.
Kemauan dan kemampuan untuk menghadapi risiko merupakan
salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausahawan yang
tidak mau menghadapi risiko akan sukar memulai atau berinisiatif.
Menurut Bajaro (1994), seseorang wirausahawan yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan
menenangkan dengan cara yang baik (Wirasasmita, 1994: 2).
Wirausaha akan lebih menyukai resiko yang seimbang (moderat).
Keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang penuh dengan
perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila
berhasil dalam melaksanakan tugas – tugasnya secara realistik. Situasi resiko kecil dan tinggi dihidari karena sumber kepuasan tidak mungkn
didapat dari masing – masing situasi. Hal ini berarti, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai (Geoffrey G
Meredith, 1996: 37). Kemampuan untuk mengambil resiko ditentukan
oleh:
1) Keyakinan pada diri sendiri
2) Kesediaana untuk menggunakan kemampuan dalam mencari
peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan
3) Kemampuan untuk menilai situasi resiko secara realistis
d. Berorientasi ke masa depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang
memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki
pandangan yang jauh ke masa depan, ia selalu berusaha, berkarsa, dan
berkarya. Kuncinya adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda dengan yang ada saat ini. Meskipun terhadap
risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan
tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang sudah
jauh ke depan membuat wirausahawan tidak cepat puas dengan karsa
dan karya yang sudah ada. Oleh sebab itu, wirausaha selalu mencari
peluang. Berorientasi ke masa depan adalah prespektif, selalu mencari
peluang, tidak cepat puas dengan keberhasilan dan pandangan pada
e. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang ke arah tercapainya
suatu tujuan organisasi yang telah disepakati bersama sebelumnya.
Menurut P. Robbins (2001), seseorang pemimpin harus menguasai
teori karakter kepemimpinan, yaitu teori-teori yang berkaitan dengan
(1) mencari karakter kepribadian, (2) sosial, (3) fisik atau intelektual
yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin.
Faktor-faktor yang harus dimiliki seseorang pemimpin antara lain
sebagai berikut:
1) Kepemimpinan melibatkan orang lain/bawahan
Seseorang pemimpin harus dapat merangkul dan menghargai
seluruh bawahannya.
2) Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan
Pendelegasian kekuasaan atau distribusi kekuasaan dari pimpinan
kepada anak buah sesuai dengan tingkatannya sangat mutlak
diperlukan jika seseorang pemimpin ingin menjalankan fungsinya
dengan efektif dan efisien.
3) Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka
mengarahkan bawahanya
Penanaman pengaruh dari pemimpin kepada anak buah akan
tercapai apabila seorang pemimpin mampu memberikan
Wirausahawan yang memiliki kemampuan kepemimpinan akan
memiliki sifat-sifat:
1) Kepeloporan
2) Keteladanan
3) Tampil beda
4) Mampu berfikir divergen dan konvergen
f. Kreativitas dan inovasi
Menurut Hubeis (2005: 13) menyatakan bahwa kreativitas
adalah suatu pertimbangan subjektif dan berkonteks khusus mengenai
segala sesuatu yang baru serta merupakan hasil dari perilaku secara
individu maupun kolektif. Kreativitas adalah kemampuan untuk
berfikir yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi adalah kemampuan
untuk bertindak baru dan berbeda. Nilai inovatif, kreatif, dan
fleksibilitas merupakan unsur-unsur keorisinalitas seseorang.
Wirausahan yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan
cara-cara yang lebih baik (Wirasasmita, 1994: 7), dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini,
meskipun cara tersebut cukup baik.
2) Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaanya.