• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

D. Pengembangan Karier

1. Konsep Pengembangan Karier

Pengembangan karier merupakan salah satu bagian dari pengembangan

SDM (Sumber Daya Manusia) tidak terkecuali bagi guru sebagai bagian dari warga internal sekolah. Kata “karier” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, jabatan, dan sebagainya;

pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju.88 Sehingga karier merujuk pada jenjang jabatan seseorang selama ia bekerja pada suatu lembaga, perusahaan atau

organisasi tertentu. Dalam suatu masyarakat, karier seseorang secara tidak

langsung menjadi prestise tersendiri.

Seperti yang penulis sampaikan di atas, pengembangan karier (Career

Development) adalah salah satu subfungsi dari ruang lingkup utama MSDM yakni

Pengembangan Tenaga Kerja (Human Resource Development).89 Menurut

Herawan dan Hartini, pengembangan karier adalah suatu kondisi yang

mengindikasikan peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi melalui

jalur karier yang telah ditetapkan organisasi tersebut. Pengembangan karier

merupakan bagian dari pengembangan pegawai secara individual yang

dirumuskan secara jelas.90

Dalam bukunya Rivai menjelaskan untuk meningkatan kecakapan

seseorang sesuai karier yang diharapkan maka dibutuhkan adanya pengembangan

karier. Tujuan dari program pengembangan karier adalah untuk menyelaraskan

kebutuhan dan keinginan pegawai dengan peluang karier yang ada di suatu

perusahan. Adanya sistem pengembangan karier yang baik dan jelas dapat

memberikan berbagai dampak positif, baik untuk diri pegawai maupun bagi tujuan

perusahaan.91

Pengembangan karier berkaitan dengan penyusunan jalur karier yang

merupakan posisi berurutan yang bisa dijabat oleh seorang pegawai mulai dari

tingkat terendah hingga yang paling atas. Untuk memudahkan penyusunan karier,

manajemen SDM dapat menggunakan dua macam jalur karier. Pertama, jalur

89 Sri Larasati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 174.

90 Dadang Suhardan, et. al. Manajemen Pendidikan, (Cet. 6; Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 246 & 248.

karier tradisional merupakan jalur karier dengan alur kombinasi dan pergerakan

vertikal (promosi atau kenaikan pangkat/jabatan) dan horizontal (perpindahan ke

jabatan dengan tingkatan yang sama). Kedua, jalur karier inovatif yang

mengkombinasikan jalur karier vertikal ke atas, vertikal ke bawah (demosi atau

penurunan jabatan), dan horizontal.92

Berbeda dengan pengembangan karier pada perusahaan, pengembangan

karier guru telah termaktub dengan jelas dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Hal ini untuk

memperoleh guru yang profesional, berprestasi, dan berdaya saing. Karier pada

seorang guru mengindikasikan berkembangnya kemampuan yang akan

berpengaruh pada proses pembelajaran di kelas.

2. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karier

Dalam bukunya Larasati memaparkan tujuan dan manfaat pengembangan

karier, antara lain:93

a. Tujuan Pengembangan Karier

1) Pengembangan tenaga berbakat yang tersedia secara lebih efektif

2) Kesempatan penilaian diri bagi pegawai untuk memikirkan jalur-jalur

karier tradisional maupun yang baru

3) Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien

4) Meningkatkan kinerja melalui pengalaman on the job training yang

diberikan karena perpindahan karier vertikal dan horizontal

92 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, ...., hlm. 175-176.

5) Peningkatan loyalitas dan motivasi karyawan menyebabkan merosotnya

putaran karyawan

b. Manfaat Pengembangan Karier

1) Meningkatkan kemampuan karyawan

2) Pengembangan karier yang dilaksanakan melalui pendidikan dan latihan

akan meningkatkan intelektual maupun keterampilan pegawai dan akan

membantu pelaksanaan kerja selanjutnya.

3) Meningkatkan suplay karyawan yang memiliki kemampuan

4) Bertambahnya jumlah karyawan yang memiliki kemampuan lebih tinggi

dari sebelumnya. Hal ini akan memudahkan pihak pimpinan untuk

menempatkan pada bagian yang lebih tepat. Sehingga dengan

bertambahnya jumlah karyawan yang memiliki kemampuan akan

menguntungkan perusahaan.

3. Indikator Pengembangan Karier

Secara umum indikator yang perlu diperhatikan dalam pengembangan

karier menurut Handoko, antara lain:94 a. Prestasi kerja

Prestasi kerja memegang peran penting dalam pengembangan karier.

Tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sukar bagi seorang karyawan untuk

diusulkan atau dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.

94 Hani T. Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 131.

b. Exposure (pengenalan oleh pihak lain)

Berbagai pihak yang berwenang akan memutuskan layak tidaknya

seseorang dipromosikan.

c. Kesetiaan organisasi

Dedikasi seorang karyawan untuk berkarya pada suatu organisasi dalam

kurun waktu yang lama.

d. Kesempatan untuk bertumbuh

Kesempatan yang diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan

kemampuannya melalui berbagai macam pelatihan, kursus maupun

pendidikan lanjutan.

e. Dukungan manajemen

Dukungan para manajer menjadi faktor pendorong program

pengembangan karier.

Indikator pengembangan karier guru sesuai dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 menjelaskan pengembangan karier

guru terdiri dari tiga ranah, yaitu:95 a. Penugasan

Penugasan mencakup tugas pokok guru, baik sebagai guru kelas, guru

mata pelajaran atau bimbingan dan konseling yang terdiri dari merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai, membimbing dan

melatih peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada

kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja tertentu.

95 Fitrianti, Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 6-12.

b. Promosi

Guru berhak mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi guru.

Hal ini tercantum dalam Permen No. 74 tentang Guru. Promosi meliputi

kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan fungsional. Baik berupa

penugasan sebagai guru pembina, guru inti, instruktur, wakil kepala sekolah,

kepala sekolah, pengawas sekolah, dan lain sebagainya. Promosi ini harus

didasarkan oleh prestasi dan dedikasi guru.

c. Kenaikan Pangkat

Dalam rangka pengembangan karier, kenaikan pangkat dan jabatan

fungsional guru merupakan gabungan dari angka kredit unsur utama dan

penunjang sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 11. Unsur

kegiatan guru yang dinilai angka kreditnya antara lain pendidikan,

pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu, pengembangan keprofesian

berkelanjutan, dan penunjang tugas guru.

Selain pendapat di atas, terdapat pendapat Busro mengenai pengukuran

pengembangan karier dengan beberapa dimensi, yaitu: (a) kejelasan karier, (b)

pengembangan diri dan (c) perbaikan mutu kinerja. Pertama, dimensi kejelasan

karier diukur dengan indikator: (a) kenaikan pangkat secara jelas, (b) kesempatan

untuk menjadi kepala/pimpinan atau wakil kepala/pimpinan, (c) kesempatan

menduduki jabatan tertentu sesuai dengan struktur organisasi yang ada. Kedua,

dimensi pengembangan diri diukur dari: (a) kesempatan mengikuti berbagai

berbagai seminar/diskusi/workshop, (d) kesempatan mengikuti berbagai kursus

kompetensi untuk mendapatkan sertifikat keahlian. Ketiga, dimensi perbaikan

mutu kinerja diukur dari indikator: (a) peningkatan disiplin diri, (b) kesetiaan, dan

(c) peningkatan motivasi dikalangan karyawan.96

Pada penelitian ini, indikator yang digunakan untuk pengembangan karier

guru adalah tiga ranah pengembangan karier menurut pendapat Busro, yaitu

kejelasan karier, pengembangan diri, dan perbaikan mutu kinerja.

Dokumen terkait