• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

3. Pengembangan Kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah

Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum memperhatikan beberapa aspek mendasar tentang karakteristik bangsa. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini berarti, bahwa kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan lanju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat yang sedang membangun.

Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai plan atau rencana yang dikembangkan untuk memperlancar proses belajar mengajar dengan arahan atau bimbingan sekolah serta pendukung lainnya. Arahan atau bimbingan tersebut dimaksudkan agar kegitan pengajaran atau proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berjalan lancar. Pembangunan kurikulum harus didasarkan pada

19 Kurikulum Diniyah Takmiliyah Awaliyah di Provinsi Jawa Barat, Kementrian Agama Kantor Wilayah Jawa Barat. 2010, h. 83

prinsip pengembangan kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan peserta didik, lingkungan, dan kebutuhan daerah. Sehingga dapat memperlancar pelaksanaan proses pendidikan dalam rangka perwujudan atau pencapaian tujuan pendidikan nasional. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum:

a. Prinsip Relevansi

Lulusan pendidikan harus memiliki nilai relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja karena pendidikan merupakaninvested of man power resources. Untuk itu diperlukan kurikulum yang dapat mengantisipasi apa yang terjadi pada masa yang akan dating.Relevansi adalah kesesuaian dan keserasian pendidikan dengan tuntutan masyarakat. Relevansi pendidikan dalam hal ini berkenaan dengan:

1) Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik

Dalam hal ini, pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan kehidupan nyata di sekitar peserta didik, sehingga peserta didik tidak merasa asing dengan kehidupan di sekitarnya.

2) Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang

Dalam kegiatan pengembangan kurikulum harus memperhatikan bahwa apa yang diajarkan kepada peserta didik pada saar ini bermanfaat baginya untuk menghadapi kehidupannya di masa yang akan datang, atau dengan kata lain kurikulum harus bersifatanticipatory.

3) Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja

Hasil pendidikan juga harus sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam hal ini tidak saja terkait dengan segi bahan atau isi tetapi juga menyangkut segi belajar dan pengalaman belajar.

4) Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang berjalan sangat cepat dan dapat memberi sumbangan

terhadap perkembangan tersebut. Pendidikan harus menyiapkan peserta didik baik sebagai produsen ilmu pengetahuan, tidak hanya sebagai konsumen IPTEK.

b. Prinsip Efektitifas Dan Efisiensi

Efektifitas dalam dunia pendidikan berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai. Hal ini terkait dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid. Efektifitas mengajar guru dapat dicapai dengan menguasai keahlian dan keterampilan dalam mengelola dan melaksanakan proses belajar-mengajar yang dapat ditingkatkan dengan kegiatan pembinaan baik melalui penataran maupun penyediaan buku-buku. Efektifitas belajar murid terkait dengan sejauhmana tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar-mengajar. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam menyediakan suasana pembelajaran yang kondusif, yang dapat dicapai dengan menyesuaikan bahan pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta lingkungan, dan adanya dukungan sarana prasarana yang memadai serta metode yang tepat.

Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan biaya yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran dapat merealisasikan hasil yang optimal.

c. Prinsip Kesinambungan

Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut kesaling hubungan antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi. Untuk mencapai kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan :

1) Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah diajarkan di sekolah sebelumnya

2) Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi di sekolah yang lebih tinggi

Kesinambungan antar berbagai bidang studi berarti bahwa dalam mengembangkan kurikulum harus mempertimbangkan keterkaitan antara bidang suti yang satu dengan bidang studi lainnya.

d. Prinsip Fleksibilitas

Kurikulum harus memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan guru dalam mengembangkan program pengajaran. Guru dalam hal ini memiliki otoritas dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan peserta didik dan kebutuhan daerah lingkungannya. Disamping itu, peserta didik harus diberi kebebasan dalam memilih program pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan dan lingkungan dengan membuka program-program pendidikan pilihan misalnya jurusan, program-program spesialisasi, atau program keterampilan.

e. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan

Guru harus menentukan tujuan pengajaran sebelum menentukan bahan. Hal ini berarti bahwa guru dapat menentukan dengan tepat metode mengajar, alat pengajaran dan evaluasi yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.

f. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup

Dalam hal ini, pendidikan harus dapat memberi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah dan memberikan bekal kemampuan untuk dapat menumbuh-kembangkan dirinya sendiri.

g. Prinsip Dan Model Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus-menerus dengan mengadakan perbaikan terhadap pelaksanaan dan hasil yang telah dicapai untuk melakukan perbaikan, pemantapan dan pengembangan lebih lanjut.20

Badan Standar Nasional Pendidikan menetapkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang meliputi :21

1) Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, Dan Kepentingan Peserta Didik Dan Lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

2) Beragam Dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat-istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3) Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik utnuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

21 BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengan, 2006. h.5-7

4) Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan masyarakat, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, sosial, akademik dan vokasioanl merupakan keniscayaan.

5) Menyeluruh Dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7) Seimbang Antara Kepentingan Nasional Dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun prinsip-prinsip dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum Diniyah Takmiliyah Awaliyah, adalah sebagai berikut :

1) Berpusat pada potensi, pengembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

2) Beragam dan terpadu.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidika, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karen itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5) Menyeluruh dan berkesinambungan.

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan bidang studi yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat.

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ikab dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.22

Inovasi pendidikan merupakan perubahan pendidikan yang didasarkan atas usaha-usaha dasar, terencana, dan berpola dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengarahkan sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan zamannya. Hal ini dilakukan disamping sebagai tanggapan terhadap masalah pendidikan dan tuntutan zaman, juga merupakan usaha aktif untuk mempersiapkan diri menghadapi masa datang yang lebih memberikan harapan sesuai dengan cita-cita dan tujuan pendidikan.

Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititikberatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan proses yang menyangkut

22 Kurikulum Diniyah Takmiliyah Awaliyah di Provinsi Jawa Barat, Kementrian Agama Kantor Wilayah Jawa Barat. 2010, h. 8

banyak factor yang perlu dipertimbangkan diantaranya yaitu mengenai siapa yang terlibat dalam pengembangan kurikulum, proses pengembangan, dan tujuan dari pengembangan kurikulum.23

Pengembangan kurikulum seharusnya berangkat dari kompetensi-kompetensi sebagai hasil analisis dari berbagai kebutuhan di masyarakat, baik kebutuhan untuk hidup atau bekerja maupun untuk mengembangkan diri sesuai dengan pendidikan seumur hidup. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum sedikitnya harus menempuh dan mencakup dua langkah.24

Pertama, merumuskan visi dan misi pendidikan secara jelas. Jika pancasila dan UUD 45 masih menjadi dasar Negara dan sebagai pandangan hidup masyarakat bangsa, maka visi dan misi pendidikan nasional tersebut harus dijabarkan berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Demikian halnya dalam menggali kompetensi-kompetensi yang harus peserta didik setelah mengikuti suatu program pendidikan.

Kedua, berdasarkan visi dan misi tersebut dijabarkan kompetensi-kompetensi standar yang dapat mengakomodasi kebutuhan berbagai pihak dalam berbagai dimensi masyarakat, baik kebutuhan sekarang maupun kebutuhan masa depan tanpa melupakan kebutuhan masa lalu yang tidak terpenuhi.

Kedua hal tersebut nampaknya belum diakomodasi dalam pengembangan kurikulum saat ini sehingga menimbulkan berbagai salah penafsiran di lapangan. Maka yang harus dipahami oleh sekolah juga para guru sehubungan dengan tugas barunya mengembangkan dan menyempurnakan kurikulum yakni Visi, Misi, dan Tujuan, Standar Nasional Pendidikan (SNP), Program-Program Unggulan, dan Lembaga-lembaga yang Bertanggungjawab dalam penerapan kurikulum.

Pengembangan kurikulum yang dilakukan dapat bersifat dasar atau teknis. Pengembangan kurikulum berisfat dasar jika kegiatan tersebut terjadi

23 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996), Cet.2, h.38 24 E Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.3, h.15

pada kurikulum itu sendiri, misalnya pada komponen kurikulum. Pengembangan kurikulum yang bersifat teknis jika kegiatan tersebut muncul pada waktu membahas pelaksanaan kurikulum di sekolah. Pada umumnya, para ahli memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai suatu proses yang kontinuitas yang menyangkut beberapa komponen yaitu tujuan, bahan, kegiatan, dan evaluasi secara komprehensif.25

25 Subandijah, Op. Cit., h.38

B.PENELITIAN YANG RELEVAN

Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, diperoleh beberapa penelitian yang relevan, yaitu :

1. Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Desa Kranji Kecamatan Kedungwuni Pekalongan. Penelitian ini dilakukan oleh Ciyarti (NIM 053111001), jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo pada tahun 2009. Hasili penelitiannya adalah Peran Madrasah Diniyah tersebut yaitu: a) Sebagai lembaga pentransfer pengetahuan agama, b) Sebagai media pelestarian ajaran Islam, c) Media pembentukan dan pembinaan akhlaqul kharimah, d) Sebagai media pengenalan dan penanaman ajaran Islam secara dini, e) sebagai salah satu pilar pendidikan Islam, f) Untuk melengkapi pendidikan agama Islam di sekolah umum.

2. Efektivitas Kolaborasi Manajemen Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustho dan Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Agama Siswa di SMP Negeri 1 Anjatan Kabupaten Indramayu, Penelitian ini dilakukan oleh Apip Mubarok (NIM 505810028), Program Studi Pendidikan Islam dengan konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada tahun 2011. Hasili penelitiannya adalah terbukti bahwa manajemen pembelajaran terpadu Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustho dan pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Anjatan Kabupaten Indramayu secara umum sudah cukup berhasil dalam membentuk perilaku agama siswa, ditandai efektivitas yang cukup memuaskan dengan persentase sebesar 68% dari 50 siswa.

Dari kedua hasil penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas, peneliti yang pertama lebih menitikberatkan pada peran madrasah diniyah dalam pengembangan agama Islam, kemudian peneliti yang kedua lebih menitikberatkan pada kolaborasi antara madrasaha diniyah dengan pendidikan formal. Sedangkan

penelitian yang akan saya lakukan lebih menitiberatkan pada pengembangan kurikulum yang dilaksanakan madrasah diniyah di wilayah kabupaten bogor.

Dari pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan.

Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Pengembangan Kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Di Kabupaten Bogor” dapat dilakukan karena

masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian–penelitian yang sebelumnya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait