Kelompok/Organisas
TELAAH KURIKULUM
E. Pengembangan Kurikulum
Oemar Hamalik (dalam Google, 2008) mengartikan bahwa ―pengembangan
kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai bagaimana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada
pengembangan kurikulum adalah agar siswa mengalami perubahan sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Selanjutnya dalam Google (2008)
menyatakan bahwa ―pengembangan kurikulum adalah perencanaan
kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai bagaimana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada siswa‖. Dalam pengembangannya kurikulum yang lama menjadi pedoman untuk pengembangan kurikulum yang baru. Serta mengemukakan bahwa perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia diawali pada kurikulum 1968 yang diganti dengan kurikulum 1975 kemudian berkembang lagi pada kurikulum 1984 yang selanjutnya kurikulum 1994 dan berkembang pada kurikulum 2004 yaitu kurikulum KBK, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang merupakan pengembangan dari kurikulum KBK tahun 2004, dan terakhir kurikulum 2013. Sehingga perkembangan suatu kurikulum adalah merupakan proses pengembangan kurikulum yang sebelumnya dimana kurikulum yang baru harus dapat menjawab persoalan atau masalah pada kurikulum yang lalu. Perkembangan kurikulum tersebut bersumber pada nilai-nilai., karena nilai merupakan sumber nilai yang dinamis. Nilai tersebut menyangkut apa yang harus diajarkan kepada siswa, nilai apa yang harus diberikan dalam pelaksanaan kurikulum.
Menurut Ralph Tyler (dalam Google, 2008) mengemukakan empat pertanyaan dalam mengembangkan kurikulum dan perencanaan pengajaran, yaitu:
(1) Tujuan-tujuan pendidikan apakah yang harus dicapai oleh sekolah?
(2) Pengalaman-pengalaman pendidikan apakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut?
(3) Metode belajar mengajar apa yang diterapkan untuk memperoleh pengalaman tersebut?
(4) Evaluasi hasil belajar yang bagaimanakah yang diterapkan?
Syaodih (dalam Google, 2008) mengemukakan hal-hal terpenting pada pengembangan kurikulum mementingkan tiga pendekatan, yaitu:
1. Anak sebagai sumber kurikulum yaitu kebutuhan-kebutuhan siswa 2. Tingkat-tingkat perkembangan siswa
3. Hal-hal yang diminati siswa
Empat aspek utama kurikulum yaitu :
Tujuan pendidikan
Isi pendidikan
Pengalaman belajar
Model-model pengembangan kurikulum
Model-model pengembangan kurikulum sampai saat ini :
1. Top down model
Top down model atau disebut juga line staff model atau disebut The administrative, model ini merupakan model yang paling lama dan paling banyak digunakan juga the administrative model. Model ini dikembangkan dari atas, dari top organisasi. Gagasan pengembangan datang dari administrator pendidikan dengan menggunakan prosedur administrasi.
Administrator pendidikan (Mendiknas, Dirjen, membentuk Tim
Pengembangan Kurikulum yang bertugas untuk membuat kurikulum baru. Tim pengembangan kurikulum terdiri dari tim pengarah dan tim kerja).
Top down model artinya pengembangan kurikulum ini di mulai dengan langkah pertama para pejabat tingkat atas membuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum, tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam pengembangan kurikulum. Langkah kedua adalah membentuk suatu tim panitia pelaksana atau komisi untuk mengembangkan kurikulum yang didukung oleh beberapa anggota yang terdiri dari para ahli, yaitu ahli pendidikan, kurikulum, disiplin ilmu, tokoh masyarakat, tim pelaksana pendidikan dan pihak dunia kerja.
2. The grass roots model
Model merupakan lawan dari top down model karena gagasan pengembagnan kurikulum datang dari bawah dari para guru di sekolah. Model ini disebut juga bottom up model. Model Grass Roots merupakan ―model pengembangan kurikulum yang dimulai dari arus bawah‖. Dalam prosesnya pengembangan kurikulum ini harus diawali atau dimulai dari gagasan guru- guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum model Grass Roots, di antaranya adalah:
1.Guru harus memiliki kemampuan yang profesional
2.Guru harus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum, penyelesaian permasalahan kurikulum
3.Guru harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan, dan penentuan evaluasi
4.Seringnya pertemuan kelompok dalam pembahasan kurikulum akan berdampak terhadap pemahaman guru dan akan menghasilkan konsensus tujuan, prinsip maupun rencana-rencana
3. Beauchamp’s model
Beauchamp’s model adalah model pengembangan kurikulum yang
dikembangkan oleh ahli kurikulum yang bernama Beauchamp. Ada 5 hal dalam pengembangan kurikulum yaitu menetapkan lingkup wilayah atau area
pengembangan, personalia, organisasi dan prosedur, implementasi kurikulum dan evaluasi kurikulum.
4. The demonstration model
Model ini datang dari bawah, dari guru. Guru secara resmi atau mengadakan percobaan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum jenis ini dengan sendirinya dalam skala kecil seorang guru atau beberapa guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah mencoba pengembangan kurikulum sesuai dengan selera guru yang bersangkutan kemudian kalau sudah jadi ditawarkan untuk dikembangkan dalam bentuk yang lebih luas.
Ada dua bentuk model pengembangan ini, yaitu:
1. Sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah yang diorganisasi dan tunjuk untuk melaksaknakan suatu ujicoba atau eksperimen suatu kurikulum.
2. Dari beberapa orang guru yang merasa kurang puas tentang kurikulum yang sudah ada, kemudian guru-guru tersebut mengadakan eksperimen, uji coba dan mengadakan pengembangan secara mandiri.
5. Taba’s inverted model
Model Taba mempercayai bahwa guru merupakan faktor utama dalam
usaha pengembangan kurikulum‖. Guru harus aktif penuh dalam
pengembangan kurikulum‖. Pengembangan kurikulum yang dilakukan guru dan memposisikan guru sebagai inovator dalam pengembang kurikulum
merupakan karakteristik dalam model pengembangan Taba‘s. Model
pengembangan kurikulum dari Taba ini bersifat induktif dalam rangka memperbaiki model pengembangan kurikulum tradisional yang bersifat deduktif.
Ada 5 langkah pengembangan kurikulum model Taba : 1. Mengadakan unit eksperimen
Dalam eksperimen ada delapan langkah yang harus ditempuh, yaitu : a. Mendiagnosis kebutuhan
b. Merumuskan tujuan-tujuan khusus c. Memilih isi
d. Mengorganisir isi
e. Memilih pengalaman belajar f. Mengorganisir pengalaman belajar g. Mengevaluasi
h. Melihat sekuens dan keseimbangan 2. Menguji unit eksperimen
3. Mengadakan revisi dan konsolidasi
4. Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum 5. Mengadakan implementasi
6. Roger’s interpersonal relations model
Model ini dikembangkan oleh ahli psikoterapi Roger dengan menerapkan psikoterapinya agar bimbingan dapat diterapkan dalam bidang pendidikan khususnya dalam pengembangan kurikulum. Ada 4 langkah pengembangan kurikulum model Roger :
Pemilihan target dari sistem pendidikan
Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok
Pengembangan pengalaman kelompok untuk satu kelas atau unit pelajaran
Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompoknya dari segi nilai efisiensi dan efektifitas dalam bisnis.
7. Ralph Tyler model
Tyler (dalam Tim Pengembang, 2006:61) menggunakan 4 tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum, yang meliputi:
1. Menentukan tujuan pendidikan
2. Menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan 3. Menentukan organisasi kurikulum
4. Menentukan evaluasi pembelajaran
8. Miller-Seller model
Model pengembangan kurikulum Miller-Seller merupakan
pengembangan kurikulum kombinasi dari model transmisi (Gagne) dan model
transaksi (Taba‘s & Robinson) yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu: 1. Klasifikasi Orientasi Kurikulum
2. Pengembangan Tujuan 3. Identifikasi Model Mengajar 4. Implementasi
9. The systematicd action research model
Model ini disusun berdasarkan prosedur action research. Asumsi yang dipergunakannya adalah bahwa perkembangan kurikulum merupakan implementasi dari perkembangan masyarakat. Oleh karena itu kurikulum disusun harus memperhatikan aspirasi masyarakat. Ada 2 langkah prosedur action research :
1. Mengkaji masalah kurikulum, berupa pengumpulan data dan mengidentifikasi masalah yang mempengaruhi kurikulum tersebut, lalu diambil tindakan bagaimana mengatasi masalah tersebut.
2. Implementasi tindakan yang diambil pada langkah pertama, yang diikuti dengan pengumpulan fakta dan data. Pengumpulan di sini dimaksudkan untuk mengadakan evaluasi tindakan, memahami masalah yang dihadapi, mengadakan modifikasi dan menentukan tindakan selanjutnya.
BAB IX
MODEL PENGELOLAAN SEKOLAH KONTEMPORER