• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan pendanaan ber- ber-kelanjutan

5. Menggalang dana dan mobilisasi sum-berdaya. Penggalangan dana dan mobi-lisasi sumberdaya yang berkelanjutan dapat dilakukan melalui kerjasama baik dengan lembaga-lembaga di dalam nege-ri maupun internasional.

6. Menggali dan menggalang pendanaan kreatif. Pendanaan kreatif adalah ske-ma pendanaan di luar skeske-ma umum, diantaranya melalui pembayaran jasa lingkungan dari jasa air, ekowisata, kea-nekaragaman hayati dan “perdagangan” karbon (carbon trade) seperti melalui

Clean Development Mechanism (CDM)

di bawah kerangka Protokol Kyoto, atau mekanisme yang sedang dibangun yaitu

REDD (Reducing Emission from Defore-station and Forest Degradation) dalam

kerangka Konvensi Perubahan Iklim;

5.2 KETERKAITAN RENCANA AKSI DAN STRATEGI

49. Rencana aksi dan strategi di atas merupakan kegiatan dan strategi nasional yang harus seja-lan dengan rencana aksi dan strategi di tingkat provinsi dan kabupaten di area HoB dan serta sesuai dengan Rencana Aksi dan Strategi ting-kat Trilateral. Keterkaitan ini dijelaskan lebih lanjut pada table di Lampiran 1.l

3. Evaluation of provinces’ and district governments’ performance in the imple-mentation of sustainable development in HoB area, including in the case where there is an additional new province or district/city resulting from administra-tive extension.

48.2. Policy Reform

4. Encourage consistent implementation of decentralization and devolution of HoB area management. Institutional strengthening and human resources ca- pacity building at local level to effective-ly undertake development of the area in accordance with HoB principles. 48.3. Sustainable Financing

Develop-ment

5. Fundraising and resources mobilization. Sustainable financing, and resources mobilization should be prioritized and conducted through cooperation with do-mestic and international institutions. 6. Exploration of creative financing and

fundraising. Creative financing is a funding scheme explored from outside traditional schemes. These are, among others, undertaken through payment on environmental services (PES) from water services, ecotourism, biodiversity, and carbon trade such as through Clean Development Mechanism under Kyoto Protocol framework or mechanisms that are still in development such as REDD (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation), a mechanism under the Climate Change Convention (UNFCCC);

5.2 THE RELATION Of NATIONAL ACTION

PLAN TO TRILATERAL STRATEGIC PLAN 49.

The action plan and the strategies men-tioned above are national activities and strategies that should be in line with the strategic plans developed at prov-ince and district levels in HoB area and should also be in accordance with the Trilateral Strategic Plan of Action (SPA). This relationship is depicted more clear-ly in the table of Attachment .l

6. Kelembagaan

6.1. PRINSIP DAN fUNGSI

50. Dalam pengembangan kelembagaan pengelo-laan HoB terdapat beberapa prinsip yaitu: a) Fungsi lembaga sejalan dengan tugas-tugas po- kok yang harus dijalankan, b) Menganut prin-sip efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya, c) Lembaga/organisasi yang dibentuk tidak menggantikan fungsi dan tugas lembaga/orga- nisasi yang telah ada, d) Mempunyai fleksibi- litas untuk menyesuaikan perkembangan per-masalahan yang sedang dan akan dihadapi, e) Fungsi lembaga dibagi menurut lingkup kabu-paten/kota, provinsi, nasional dan trilateral. 5. Fungsi pokok lembaga yang dibentuk terutama namun tidak terbatas pada: a) Bersama-sama dengan lembaga lain melakukan evaluasi dan atau pembuatan kebijakan terkait dengan pengelolaan HoB, b) Melakukan mediasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan di area HoB, c) Melakukan evaluasi kinerja dan mengumpulkan informasi kemajuan pelaksana-an pengelolaan HoB.

6.2. KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HOB

52. Berdasarkan prinsip dan fungsi pokok lemba- ga tersebut, kelembagaan menurut lingkup tri-lateral, nasional, provinsi dan kabupaten/kota disajikan pada Tabel 2.

53. Trilateral HoB Meeting menghasilkan hal-hal sebagai berikut:

. Menyusun dan mengadopsi Rencara Strategis Pengelolaan HoB serta Ren-cana Aksi Nasional termasuk berbagai perbaikannya dari waktu ke waktu; 2. Menyepakati bentuk institusi, termasuk

mekanisme keuangan untuk pelaksa-naan HoB di tingkat trilateral;

3. Pertukaran pengalaman dan informasi. 54.

Tugas Kelompok Kerja HoB Nasional (Pokja-6.1. PRINCIPLE AND fUNCTIONS

50. There are several principles for institutional development in the HoB management: (a). The functions of the institution are in line with the institutions main tasks; (b). Efficient in re- sources utilization; (c).The established institu-tion/organization will not replace the existing institutions/organizations; (d). Flexible to the possible present and future development of is-sues; (e). Institutional function is divided into district/city, province, national and trilateral levels.

5. The main functions of the institution are: (a). Coordinating institutions in evaluation and or policy making process related to HoB manage-ment; (b). Undertaking mediation and syn-chronization of development planning in HoB area; (c). Undertaking performance evaluation and gathering information on the progress of HoB management implementation.

6.2. INSTITUTION Of HOB MANAGEMENT 52. Based on the principles and main functions of the institution, the institution at trilateral, na- tional, province and district/city levels is pre-sented in Table 2. 53. HoB trilateral meetings resulted several tasks as follows: () To arrange and adopt the HoB manage- ment strategic plan and to share nation-al action plans including their revision from time to time;

(2) To agree on institutional form, includ- ing financial mechanism for HoB imple-mentation at the trilateral level,

(3) To exchange experience and informa-tion on the implementation of HoB. 54. The tasks of HoB National Working Group are

as follows:

Table 2. HoB Management Institutional

LeveL struCture aCtivity PiC

Trilateral There is no agreed institutional structure yet. Until now, the highest forum is Tri-lateral Meeting

• Annual trilaterial meeting (commitment, exchange idea/ info)

• International outreach

(fundraising, awareness, conflict resolution, dll)

• Strategic Plan of Action (SPA) as joint activity base

• Related Departments in each country

• NGOs (as facilitator)

National National committee: Advisory Group, National Working Groups, Secretariat (independent, small)

• Development coordination & Domestic outreach

• Funding Synergy • Regulation & mechanism

• Related Department • Related Local Government • Experts

• NGOs

Province Provincial Steering Committee

• Local Policy Synergy • Partnership/ Network

Development Forum • Monitoring

• Local government body, related government offices, District/City government, Universities, NGOs District Local Government on

each district/city

• Socialization

• Community Participation

Local government body, related government offices, community groups, ethnic leaders, NGOs

Tabel 2. Kelembagaan Pengelolaan HoB

LeveL struktur kegiataN PeLaku (oC)

Trilateral Belum ada struktur kelembagaan yang disepakati. Forum tertingggi saat ini adalah Tri-lateral

Meeting

• Pertemuan tahunan trilateral (komitmen, pertukaran ide/ informasi)

• International outreach (penggalangan dana, peningkatan kepedulian, awareness, dll)

• Strategic Plan of Action (SPA) sebagai dasar kegiatan bersama

• Departemen-departemen terkait di masing-masing negara

• LSM (sbg fasilitator)

Nasional Dewan Pengarah, Kelompok Kerja Nasional, Sekretariat Nasional

 Koordinasi pembangunan &

Domestic outreach

 Sinergi pendanaan  Regulasi & mekanisme

• Departemen terkait • Pemda terkait • Tenaga ahli • LSM Provinsi Kelompok Kerja

Provinsi

• Sinergi kebijakan daerah • Forum kerjasama/

pengembangan jaringan • Monitoring

• Bappeda Provinsi, dinas terkait, Pemda Kabupaten/ Kota, perguruan tinggi, LSM

Kabupaten Kelompok Kerja Kabupaten/Kota

• Sosialisasi/penyebaran • Partisipasi masyarakat

Bappeda Kabupaten, dinas terkait, kelompok masyarakat, pemuka adat, NGOs

nas) adalah sebagai berikut:

() Menyusun dan mengkoordinasikan pe-laksanaan Rencana Aksi dan Strategi Nasional termasuk berbagai perbaikan-nya dari waktu ke waktu;

(2) Mengkoordinasikan dan mengharmoni-sasikan pelaksanaan program pengelo-laan HoB dan rencana aksi dan strate-gi di tingkat sektoral, antar sektor, dan provinsi;

(3) Mendorong sektor-sektor terkait untuk mengembangkan kebijakan nasional dan sektoral berdasarkan arahan Inisia-tif HoB, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sektor.

(4) Menetapkan prinsip pengelolaan HoB, baik yang bersifat sektoral, antar sek-tor, atau provinsi, untuk isu-isu spesifik dalam rangka meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan-tujuan pengelolaan HoB;

(5) Mengkoordinasikan dan mengarahkan Sekretariat Nasional HoB;

(6) Mengembangkan mekanisme penda-naan dan mengatur pelaksanaannya dalam mendanai program-program pengelolaan HoB;

(7) Mengembangkan dan mengimplemen-tasikan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan HoB .

6.3. KELEMBAGAAN HOB PROVINSI DAN KABUPATEN

55. Pembentukan lembaga HoB baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota perlu mem-perhatikan prinsip maupun tugas dan fungsi

sebagaimana disebut di atas serta perlu mem-() To develop and coordinate the imple-mentation National Action and Strategic Plan including its revision from time to time; (2) To coordinate and harmonize the imple-mentation of HoB management program and the action and strategic plan at the sectoral, inter-sectoral, and provincial levels and;

(3) To support related sectors to develop national and sectoral policy based on HoB Initiative direction and in accor-dance with the sector’s main tasks and functions;

(4) To establish HoB management princi-ples, both at the sectoral, inter-sectoral or provincial levels , to engage in specific issues in order to increase the effective- ness of the achievement of HoB manage-ment objectives; (5) To coordinate and direct HoB National Secretariat;

(6) To develop funding mechanisms and control its implementation in financing HoB programs;

(7) To develop and implement the monitor- ing and evaluation systems of HoB man-agement.

6.3. HOB PROVINCE AND DISTRICT INSTITU-TIONS

55. The establishment of HoB institutions at the Provincial and District/City level needs to consider the principles, tasks, and functions of the above mentioned local indstitutions and should also consider output of the institution and indicators as presented in Table 3.

PenGelolaan PlasMa nutfaH

Foto: WWF Indonesia

PartisiPasi MasyaraKat

Table 3. HoB Institution Output and Indicators in Provincial and District/City Levels

outPut iNdiCator

INSTITUTIONAL STRUCTURES EXISTS  Organization Structure

 Clear main tasks and function

 Authority & accountability

 Involvement capacity and scope

 Leadership/political will

ACTIVITY IMPLMENTATION  Meeting Frequency

 The amount of decision

 Response/input

 Public awareness

EFFECTIVE POLICIES IN PLACE  Adopted in Government Policy

 Policy Reformation

 Priority & strategy

 Planning & allocation

Tabel 3. Output dan Indikator Kelembagaan HoB di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota

outPut iNdikator

ADA STRUKTUR KELEMBAGAAN  Struktur organisasi

 TUPOKSI yang jelas

 Kewenangan & akuntabilitas

 Jumlah & cakupan keterlibatan

Terdapat kepemimpinan/kemauan politis ADA KEGIATAN YANG AKTIF  Frekuensi pertemuan

 Jumlah keputusan yg dibuat

 Respon/masukan

 Penyadartahuan publik

IMPLIKASI KEBIJAKAN YANG EFEKTIF  Teradopsi dalam kebijakan pemerintah

 Reformasi kebijakan

 Prioritas & strategi

 Perencanaan & alokasi

perhatikan output kelembagaan dan indikator seperti tercantum dalam Tabel 3.

56. Tugas Kelompok Kerja HoB Provinsi adalah sebagai berikut:

() Mengadopsi Rencana Aksi Nasional dan menggunakannya sebagai dasar pelaks-anaan program dan kegiatan pengelo- laan HoB di tingkat provinsi, serta me-nyusun dan mengesahkan Rencana Aksi Pengelolaan HoB tingkat Provinsi; (2) Mengkoordinasikan penyusunan dan

pelaksanaan program dan kegiatan

Pe-56. The tasks of Provincial HoB Working Groups are as follows:

() To adopt the National Action Plan and use it as the basis for the implementa-tion of HoB management programs and activities at province level, as well as to build and adopt a Provincial level HoB Management Action Plan;

(2) To coordinate the development and imple-mentation of the programs and activities of the Provincial Government especially those which are directly related to HoB

merintah Provinsi terutama yang terkait secara langsung dengan pengelolaan HoB; (3) Mengkoordinasikan dan mengharmo-nisasikan pelaksanaan rencana aksi dan program pengelolaan HoB di tingkat dan antar Kabupaten;

(4) Mengembangkan mekanisme penda- naan dan mengatur pelaksanaannya da- lam mendanai program-program peng-elolaan HoB;

(5) Mengembangkan dan melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi peng-elolaan HoB.

57. Pokja Nasional/Daerah pada prinsipnya tidak mengambil peran sektor/dinas dalam pelaksanaan program HoB di tingkat nasional maupun daerah. Hal atau isu yang sifatnya lintas sektoral atau sulit untuk dilakukan oleh sektor sendiri akan didukung dan dikoordinasikan oleh pokja un- tuk mendorong pemecahannya. Pokjanas ber-peran dalam mengkoordinasikan sektor-sektor terkait untuk: a. Mengadopsi Strategic Plan of Actions tri-lateral ke dalam Rencana Strategis Nasi-onal

b. Melakukan negosiasi di Trilateral Meeting c. Membantu sektor dalam menyusun pan-duan pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan (misal: better management

practices). Hasilnya akan dilaksanakan

oleh sektor bisnis dan industri terkait dan digunakan oleh pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan yang lebih baik. Ke-giatan-kegiatan yang merupakan tupoksi sektor tetap dilakukan oleh sektor dengan dorongan dari pokjanas. Pokja daerah juga bertugas terutama untuk mengkoordinasi-kan dinas-dinas teknis untuk:

a. Mengkoordinasikan pengembangan kebi-jakan daerah sesuai dengan panduan yang dikembangkan di tingkat nasional dan tiga negara

b. Mengkoordinasikan pengembangan ren- stra Pokja daerah agar selaras dengan ren-cana aksi dan strategi nasional dan tiga negara

c. Mendukung renstra dinas-dinas teknis agar sesuai dengan program-program HoB d. Membantu dinas pemerintah daerah

dalam melaksanakan rencana agar sejalan dengan panduan dan arahan HoB.l management; (3) To coordinate and harmonize the imple- mentation of the districts’ and inter-dis-tricts’ action plans for HoB (4) To develop a funding mechanism and to control its implementation in the financ-ing of the HoB management programs; (5) To develop and implement monitoring

and evaluation systems for HoB manage-ment.

57. The National/Local Working Group does not, in principle, take sectoral or Services roles for HoB implementation at national or local level. For cross-sectoral issues which are difficult to be handled by individual relevant sectors, these will be supported and coordinated by the working group to promote solutions.

The roles of the National Working Group in coordinating related sectors include the fol-lowings:

a. To adopt the tri-lateral Strategic Plan of Action into National Strategic Plans b. To undertake negotiations at the trilateral

meetings

c. To support private sector by developing best management practices (BMP) guide-lines. The products will be implemented by relevant businesses and industries in the given sectors and used by local gov- ernment to develop better policies. Activi-ties under the authorities of sectors will be implemented by the relevant sectors sup-ported byHoB National Working Group. The Local Working Group task is mainly to co-ordinate local governmental services in: a. Local policy development according to the guidelines developed in national and three countries levels;

b. Local Working Group strategic plan de-velopment so that it is harmonized with national and trilateral action and strategy plan;

c. Supporting local sectoral/ governmental services plans in order to be in line with HoB program;

d. Supporting the local governmental ser-vices in the implementation of their plans in order to be aligned with HoB guidelines and direction.l

7. Penutup

58. Pengembangan kelembagaan pengelolaan HoB termasuk juga monitoring dan evaluasi kegia- tan untuk mengefektifkan pelaksanaan Renca-na Strategis dan Aksi Nasional serta kebijakan pengelolaan HoB. Kegiatan monitoring dan evaluasi meliputi monitoring dan evaluasi ter-hadap kegiatan, program, kelembagaan serta alokasi pendanaan pengelolaan HoB. 59. Rencana Strategis dan Aksi Nasional ini berla- ku selama 5 (lima) tahun (2009-203) dan da-pat direvisi selama jangka waktu pelaksanaan tersebut apabila diperlukan.l 58. Institutional development in HoB management includes also monitoring and evaluation in order to efectively implement the Strategic and National Action Plan of HoB at the national and local level. Monitoring and evaluation will include monitoring and evaluation of activities, program, institution as well as funding allocation in HoB management. 59. This National Strategic and Action Plan is

valid for 5 (five) years period (2009-2013) and open to revision (when needed) on that period of time.l

7. Closing

Hutan KaliMantan dan KeaneKaraGaMan Hayatinya

No. STRATEGI/AREA INTERVENSI

LINGKUP RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA AKSI

TRI LATERAL NASIONAL PROVINSI (DAERAH)

KALTIM KALTENG KALBAR

I. KERJASAMA ANTAR PROVINSI/KABUPATEN Penggunaan

Lahan Berkelan-jutan

(Sustain-able Land Use)

• Mengidentifikasi, mengembangkan dan mempromosikan program-program ekowisata (ecotourism) • Mengembangkan dan mengkaji master plan HoB dengan mempertimbangkan inisiatif HoB sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan masing-masing negara • Melaksanakan koordinasi perencanaan penataan ruang bersama pada area HoB. 1.1. • Menetapkan batas area HoB. • Mendorong terselesaikannya RTRW guna mewujudkan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di area HoB.

• Deliniasi area HoB Kaltim; • Identifikasi detil kondisi sosial-ekonomi dan sosial-budaya masyarakat • Identifikasi dan penempatan areal HoB dalam Peta RTRWP dan RTRWK • Integrasi dan sinergi rencana HoB dengan inisiatif program yang sedang berjalan dan/atau telah direncanakan; • Pemantauan seluruh kegiatan penggunaan keruangan baik skala besar maupun kecil.

• Deliniasi, penentuan batas dan identifikasi kawasan yang masuk dalam area HoB • Sinkronisasi tata ruang lintas kabupaten dalam area HoB

• Analisis potensi dan valuasi SDA serta analisis perubahan tata guna lahan • Survey atau kajian ancaman keanekaragaman hayati di areaHoB • Inventarisasi kegiatan budidaya di dalam wilayah HoB; • Kajian daya dukung lahan; • Penyusunan konsep pengembangan wilayah yg berkelanjutan; • Perencanaan dan pengembangan hutan; • Penyusunan detil Plan HoB; • Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan; • Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; • Pengkajian dan pengembangan tumbuhan essensial 1.2. Penyempur-naan Kebijakan Sektor (Sector Reform) • Memantapkan hubungan kerja sama antar lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan dan mendorong kerjasama seperti tukar menukar (magang) peneliti untuk bekerja dalam bidang konservasi dan pembangunan berkelanjutan di wilayah HoB • Menyiapkan rekomendasi kebijakan mengenai usaha konservasi dan pembangunan berkelanjutan di wilayah HoB. • Menyusun kriteria dan indikator pengelo-laan SDA berkelan-jutan dan diseminasi dalam kebijakan sektor.

• Sosialisasi mengenai rencana aksi HoB kepada seluruh stakeholder kunci teri-dentifikasi;

• Promosi (a.l. pilot project) pendekatan pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan; • Pengembangan sistem insentif bagi seluruh pihak yang berjasa pada perwujudan visi, misi dan seluruh program kegiatan HoB • Pengembangan skema/program kegiatan yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan jasa lingkungan • Revisi Perda Pengelolaan Pertambangan dan Perkebunan. • Penyusunan Kebijakan Pembangunan yg berwawasan lingkungan. • Pergub pedoman pembukaan lahan bagi masyarakat • Sinkronisasi kebijakan pusat & daerah dalam pengelolaan SDA • Mendorong pelaksanaan / praktek yang baik dalam pengelolaan SDA

(better management practices)

• Review Perda pemanfaatan SDA al. perkebunan, pertam-bangan

No. INTERVENTION STRATEGy/ AREA

SCOPE OF STRATEGIC AND ACTION PLAN

TRILATERAL NATIONAL PROVINCE

EAST KALIMANTAN CENTRAL KALIMANTAN WEST KALIMANTAN I. INTER AREA/AUTHORITy COOPERATION

1.1 Sustainable

Land Use

• To identify, develop and promote ecotourism programs • To develop and study HoB master plan by considering the HoB initiative according to rules and regulation on each country • To implement the joint spatial planning coordination in HoB area

• Determine HoB area boundary • Encourage finalization of RTRW to ensure sustain-able development implementation in HoB area.

• Delineate HoB area in East Kalimantan • Identification of detail of socio-economic and socio-cultural condi-tion of the people • Identification and allocation of HoB area into RTRW Province and District Maps • Integration and synergy of HoB plan with ongoing and/or planned program initiative • Monitoring of all spatial allocation, both big scale and small scale

• Delineation, boundary determination, and identification of area included into HoB area

• Synchronization of cross-districts spatial plan in HoB area • Analysis and valuation of natural resources potential and analysis on spatial planning change • Survey or study on threat on biodiversity in HoB area • Inventory on cultiva-tion activities in HoB area

• Study on land sup-port ability • Arrangement on sustainable area development concept • Forest planning and development • Arrangement of detailed HoB plan • Forest fire prevention and mitigation • Environmental pol-lution and destruction control

• Study and develop-ment of essential plants Essential plantation research program 1.2. Sector Policy Reform • To strenghten the partnership relation among research institutions and development and support the collaboration such as researcher exchange to work pn conservation and sustainable development in HoB area. • To provide policy recommendation about conservation and sustainable development in HoB area.

• Arrange criteria and indicator for sustain-able natural resources management and dissemination into policy sector

• Socialization on HoB action plan to all iden-tified key stakeholders • Promotion (e.g. pilot project) of sustainable natural resources management ap-proach

• Development of incentive system to all contributors that help met HoB vision, mis-sion and activities • Development of schemes/activity that able to optimize en-vironmental services utilization • Revision of regional regulation on mining and plantation management • Arrangement of environmental based development policy • Governor regulation on guideline of land claring for community • Synchronization of central and local government on natural resources

Dokumen terkait