• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Strategis

4.1. ANALISIS SITUASI

39. Dari penjelasan pada Bab sebelumnya, dapat ditunjukkan bahwa dalam area HoB terdapat kekayaan alam yang tinggi dengan intensitas pemanfaatan sumberdaya alam yang cukup tinggi. Penggunaan lahan yang tidak lestari dan eksploitasi sumberdaya alam antara lain dipicu oleh pelanggaran dan belum disepakatinya tata ruang, tingginya ketergantungan kehidupan masyarakat terhadap konsumsi langsung ko-moditas sumberdaya alam, kemiskinan, serta belum berkembangnya infrastruktur ekonomi dan sosial bagi pengembangan pendidikan dan kapasitas masyarakat. Sementara itu, dalam pelaksanaan pemanfaatan sumberdaya alam, seperti pemanfaatan perkebunan, hutan alam, dan bahan tambang, sebagian besar belum diselenggarakan dengan menggunakan cara kelola yang lebih baik (better management

pratices).

40. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumber-daya alam dan penggunaannya kurang dida-sarkan pada informasi ilmiah seperti potensi sumberdaya alam, termasuk informasi dan

4.1. SITUATION ANALYSIS

39. From the explanation in the previous Chapter, it is shown that the HoB area has highly val-ued natural resources and natural resources utilization intensity is relatively high. Unsus-tainable land uses and exploitation of natu-ral resources was triggered by violations and disputes over spatial planning, human de- pendency on natural resources for direct con-sumption, poverty, and an under-developed economy and social infrastructure to strength-en community capacity. Meanwhile, most natural resources-based production , such as plantation, exploitation of natural forests, and mining, has not yet implemented better man-agement practices.

40. Policies for natural resources management and uses are rarely based on natural scien-tific information such as resources potential, including knowledge on the type, magnitude and distribution of risks. Therefore, possible

4. Strategic Plan

Konsultasi denGan MasyaraKat loKal

Foto: WWF Indonesia

ruMaH Kayu MasyaraKat KaliMantan

pengetahuan mengenai jenis resiko, besaran resiko dan sebaran resiko, sehingga dampak negatif yang mungkin timbul kurang diantisi- pasi secara dini dan dipecahkan akar masalah- nya. Dalam hal ini, dampak pengelolaan sum-berdaya alam merupakan kesatuan dampak sektor-sektor yang memanfaatkan komoditas sumberdaya alam. Sementara itu, koordinasi sektor-sektor masih menjadi persoalan, baik pada konteks kebijakan maupun implementa-sinya.

4.2. RENCANA INTERVENSI STRATEGIS

4. Apabila dalam pengelolaan HoB dihadapkan pada situasi seperti dikemukakan di atas, maka intervensi strategis diharapkan dapat men-jangkau seluruh pelaku pembangunan, baik pada tingkatan pembuatan maupun imple-mentasi kebijakan. Dengan demikian, rencana intervensi strategis pengelolaan HoB adalah sebagai berikut:

a. Alokasi penggunaan lahan secara berke-lanjutan (sustainable land use)

b. Penyempurnaan kebijakan sektor

(sec-tor reform)

c. Manajemen pengelolaan kawasan lin-dung (protected area management) d. Pengembangan kapasitas lembaga dan

pendanaan berkelanjutan (institutional

capacity building and sustainable fi-nancing)

42. Sesuai prinsip pengelolaan HoB yaitu konser-vasi dan pembangunan berkelanjutan, maka diperlukan penetapan prioritas untuk men-cegah semakin besarnya kerusakan kawasan konservasi khususnya dan kawasan lindung pada umumnya. Oleh karena itu, dalam upaya penguatan manajemen pengelolaan kawasan lindung, maka intervensi strategis pada

ma-negative impacts cannot be anticipated and the root of the problem is not addressed. In this case, natural resources management im-pact is the accumulation of sectoral impacts of utilized natural resources. Coordination be- tween sectors, at the policy and implementa-tion levels, is still a problem.

4.2. STRATEGIC INTERVENTION PLAN

4. The above situation outlines the situation fac-ing HoB implementation on the ground. In this situation, strategic intervention is expected to reach all development players’, both in policy making and implementation. The interven-tion plan in HoB management is, therefore directed toward the following strategies: a. Sustainable land use b. Sector reform c. Protected area management d. Institutional capacity building and sustain- able financing

42. Based on the HoB management principles of conservation and sustainable development, the priority is to prevent further damage in conservation areas in particular and protect-ed areas in general. Therefore, to strengthen protected area management, strategic inter-ventions in protected area management are further elaborated into sub-strategic interven-tions:

a. Inventory the potential and implement the management of protected areas, including enhancement of the effectiveness of conser-vation area management (Information and

PerteMuan KaMPunG

Foto: WWF Indonesia Foto: WWF Indonesia

najemen pengelolaan kawasan lindung perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam turunan in-tervensi strategis, yaitu:

a. Inventarisasi potensi dan manajemen pengelolaan kawasan lindung (informa-tion and conserva(informa-tion management)

termasuk peningkatan efektifitas penge-lolaan kawasan konservasi

b. Pemberdayaan masyarakat (community

empowerment)

c. Penguatan peran sektor swasta melalui penerapan better management

prac-tices, sertifikasi, dan dukungan sektor

swasta/BUMN untuk mewujudkan pen-danaan yang berkelanjutan (sustainable

financing) bagi pengelolaan kawasan

lindung (private sector engagement) d. Advokasi kebijakan (policy advocacy) Secara grafis, rencana intervensi strategis pengelo-laan HoB dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

conservation management) b. Community empowerment

c. Strengthening roles of private sectors through implementation of best manage-ment practices, certification, and support from private sector to achieve sustainable financing of protected area management (private engagement)

d. Policy advocacy

The strategic intervention of HoB management can be seen below:

4.3. NECESSARY PRECONDITION

43. HoB management does not work indepen-dently in developing implementation policy. When policy development is not conducive to achieving the HoB management objectives, the HOB management policy basic framework

Gambar . Intervensi Strategis Pengelolaan HoB

must take an alternative approach or stimu- late the creation of ongoing development ap-proach improvement. To play this role, several strategies are needed:

a. Strategy to bring HoB and its sustainable development principles to all stakehold-ers at all levels to ensure that they work on the same platform, with the same vision for sustainable development and conservation of the HoB area; b. Strategy to improve values and benefits of environmental services;

c. Strategy to improve coordination through institutional capacity improvement, for ex-ample in the relationship of upstream and downstream in watershed management; in order to measure the performance of the management of natural resources as an in- tegrated unit whose impacts of its misman-agement are inter-related. 44. Equality of administration procedures among the districts within HoB area needs to be cre-ated. For this purpose flexibility or adjustment in the format, task and function of the organi- zations, creation of shared funding from Lo- cal Government and human resources capac-ity development are all necessary. l

4.3. PRAKONDISI YANG DIPERLUKAN

43. Pengelolaan HoB dalam prakteknya tidak ber-diri senPengelolaan HoB dalam prakteknya tidak ber-diri terhadap pelaksanaan kebijakan pembangunan pada umumnya. Pada saat ke-bijakan pembangunan pada umumnya belum kondusif untuk mencapai tujuan pengelolaan HoB, maka seluruh kerangka dasar kebijakan pengelolaan HoB diupayakan dapat menjadi alternatif pendekatan atau bahkan diupayakan sebagai pendorong mewujudkan perbaikan pendekatan pembangunan yang sedang ber-jalan. Agar dapat mempunyai peran demikian itu, beberapa hal perlu dipersiapkan, antara lain:

a. Strategi untuk memastikan HoB dan prinsip pembangunan berkelanjutan-nya diterima oleh semua parapihak di berbagai tingkatan sehingga pelaksana-annya berdasarkan pada landasan dan persepsi yang sama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan konservasi di areal HoB;

b. Strategi untuk meningkatkan nilai dan manfaat jasa lingkungan;

c. Strategi untuk meningkatkan koordinasi melalui peningkatan kapasitas lembaga, terkait pengelolaan hulu dan hilir dae-rah aliran sungai (DAS), untuk menca-pai ukuran-ukuran kinerja pengelolaan sumberdaya alam sebagai suatu unit yang terintegrasi yang dampak pengelo-laannya saling berkaitan.

44. Untuk mewujudkan kesetaraan antar wilayah administrasi dalam lingkup areal HoB, diper-lukan fleksibilitas atau penyesuaian bentuk, tugas dan fungsi dalam pengorganisasian, mewujudkan sharing pendanaan dari Pe-merintah Daerah, serta pengembangan kapa-sitas sumber daya manusia.l

PeMBerdayaan MasyaraKat Melalui PenGelolaan rotan

Foto: WWF Indonesia

riset dalaM MenduKunG inventarisasi Potensi

5. Rencana Aksi dan

Dokumen terkait