• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN STAF PROGRAM PENDIDIKAN

Dalam dokumen Instrumen Akreditasi Puskesmas Jawa Barat (Halaman 194-197)

PENGOBATAN DASAR PENYAKIT DAN PELAYANAN GAWAT DARURAT

STANDAR 6. PENGEMBANGAN STAF PROGRAM PENDIDIKAN

Adanya sistim pengembangan staf dan program pendidikan dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan sesuai dengan kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat serta selalu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Parameter :

6.1. Kepala Puskesmas, koordinator dan staf Puskesmas secara aktif selalu mengikuti kegiatan – kegiatan dan pelatihan yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat (antara lain : pelatihan PPGD atau Basic Life Support / BLS, ALS Optional, dll)

Definisi Operasional :

Kegiatan maupun pelatihan secara aktif / diikuti, apabila kegiatan maupun pelatihan – pelatihan sering dilaksanakan kontinyu minimal 1 (satu) tahun sekali.

Kegiatan maupun pelatihan disebut tidak aktif diikuti apabila jarang dilaksanakan dengan pelaksanaan minimal 2 (dua) Tahun sekali.

Sebagian staf adalah tidak semua staf mengikuti pelatihan Skor : ...

1 = Tidak ada kegiatan maupun pelatihan yang diikuti.

2 = Adanya kegiatan – kegiatan dan pelatihan secara aktif/diikuti yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang hanya diikuti oleh sebagian staf.

3 = Adanya kegiatan – kegiatan dan pelatihan secara aktif/diikuti yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang hanya diikuti oleh koordinator.

4 = Adanya kegiatan – kegiatan dan pelatihan secara aktif/diikuti yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang diikuti koordinator dan sebagian staf di pelayanan gawat darurat.

5 = Adanya kegiatan – kegiatan dan pelatihan secara aktif/diikuti yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang diikuti oleh koordinator dan semua staf di pelayanan gawat darurat

6 = Adanya kegiatan – kegiatan dan pelatihan secara aktif/diikuti yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang diikuti oleh Kepala Puskesmas, koordinator dan semua staf di pelayanan gawat darurat

Catatan/keterangan :

Cara Pembuktian (C.P) : Dokumen (O) :

1) Leaflet / brosur kegiatan seminar, simposium, kongres, rapat kerja, lokakarya, pelatihan – pelatihan maupun keterampilan, dan lain – lain.

2) Surat tugas mengikuti kegiatan / pelatihan di atas. 3) Sertifikat, makalah – makalah.

Observasi (O) : Berkas dokumen – dokumen di atas. Wawancara (W) : Kepala Puskesmas, koordinator, dan staf.

STANDAR 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Adanya penilaian pelayanan, kemudian memperbaiki segala kekurangan yang ditemukan dan selanjutnya dimonitor hasil perbaikan tersebut, hasil monitoring perbaikan ditindaklanjuti, kegiatan penilaian dan perbaikan dilaksanakan secara berulang dan berkesinambungan.

Parameter :

7.1. Jaminan mutu (QA) dilaksanakan secara berkesinambungan (Quality, Continuity).

Definisi Operasional : sudah jelas Skor : ...

1 = Jaminan mutu tidak dilaksanakan.

2 = Jaminan mutu dilaksanakan, tidak dievaluasi.

3 = Jaminan mutu dilaksanakan, dievaluasi belum selesai.

4 = Jaminan mutu dilaksanakan, dievaluasi, tidak ada pembahasan masalah hasil evaluasi.

5 = Jaminan mutu dilaksanakan, dievaluasi, ada pembahasan masalah hasil evaluasi, tidak ada tindak lanjutnya.

6 = Jaminan mutu dilaksanakan, dievaluasi, ada pembahasan masalah hasil evaluasi, ada tindak lanjutnya

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P) :

Dokumen (D) : Ada dokumen hasil pelaksanaan jaminan mutu, ada dokumen daftar hadir dan notulen rapat evaluasi dan rapat pembahasan masalah hasil jaminan mutu, serta ada dokumen tindak lanjutnya.

Observasi (O) : Berkas dokumen – dokumen di atas.

SK Tim Jaminan Mutu dari Kepala Puskesmas Wawancara (W) : Kepala Puskesmas, Tim Jaminan Mutu, dan Staf.

7.2. Ada evaluasi atau jajak pendapat keluhan ketidakpuasan pasien dan masyarakat dalam hal pelayanan pengobatan dan kegawatdaruratan, dilakukan berkala dan ditindaklanjuti.

Definisi Operasional :

1) Ketidakpuasan pasien dan masyarakat adalah dalam hal :

a. Kebersihan dan kenyamanan, ruang pemeriksaan dan pengobatan, ruang gawat darurat, ruang pemeriksaan laboratorium, ruang pemeriksaan radiologi (bila ada), ruang rawat (bila ada), ruang suntik, toilet, ruang tunggu.

b. Kemudahan dan kelancaran dalam mendapatkan pelayanan. c. Keramahan pemberi pelayanan.

d. Kemudahan mendapatkan informasi mengenai prosedur pemeriksaan, pengobatan, tarif, jenis – jenis pelayanan, pelayanan rujukan, dan lain – lain.

e. Kemudahan mendapatkan pembebasan biaya pengobatan bagi pasien tidak mampu.

2) Dilakukan berkala sesuai perencanaan yang telah diberlakukan sesuai kebijakan,minimal setiap 6 (enam) bulan.

3) Ditindaklanjuti apakah ada pertemuan membahas pemecahan permasalahan dan selanjutnya dilaksanakan pemecahan permasalahan tersebut berupa perbaikan – perbaikan pelayanan maupun perbaikan administratif.

Skor : ...

1 = Tidak ada evaluasi.

2 = Tidak ada rencana untuk dilaksanakan evaluasi.

3 = Ada evaluasi, waktu evaluasi tidak teratur, tidak ditindaklanjuti. 4 = Ada evaluasi, waktu evaluasi tidak teratur, ditindaklanjuti. 5 = Ada evaluasi secara berkala, tidak ditindaklanjuti.

6 = Ada evaluasi secara berkala, ditindaklanjuti. Catatan :

Cara Pembuktian (C.P ) :

Dokumen (D) : - Surat – surat keluhan, pengisian formulir surat keluhan. - Daftar hadir dan notulen rapat pembahasan keluhan

pasien dari surat – surat keluhan maupun secara lisan. - Laporan hasil pemeriksaan permasalahan keluhan pasien. - Hasil survei jajak pendapat keluhan pasien dan

masyarakat.

Observasi (O) : Adanya kotak saran dan isi kotak saran (surat / keluhan – keluhan dari masyarakat).

Wawancara (W) : Pimpinan, kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan), tim QA, staf.

7.3. Evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium sangat penting dilaksanakan dengan menginformasikan secara utuh hasil pemeriksaan laboratorium kepada koordinator pelayanan medis, untuk dibahas dalam rapat kelompok kerja teknis (Pokja teknis medis) / Tim QA maupun mini lokakarya untuk melihat tinggi rendahnya frekuensi penyakit tertentu / kelainan tertentu pada pasien maupun untuk mengetahui sejauh mana dokter menjalankan prosedur medik sesuai standar yang diberlakukan (Quality).

D.O. : 1. Pembahasan hasil laboratorium hanya pada kasus – kasus khusus, dengan resiko tinggi, pada kaum rentan, menimbulkan akibat yang merugikan pasien.

2. Nama orang yang tercantum di hasil laboratorium seharusnya dirahasiakan, ada sistem pengkodean dan sistem pemeriksaan di laboratorium

3. - Penyampaian kumpulan hasil pemeriksaan laboratorium secara berkala dilakukan setiap 1 bulan.

- Penyampaian kumpulan hasil pemeriksaan laboratorium tidak berkala ialah penyampaian yang tidak teratur, kadang – kadang setiap bulan, kadang – kadang lebih dari 1 bulan.

Skor : ...

0 = Ada buku pencatatan hasil laboratorium, tetapi pencatatan tidak lengkap

1 = Ada buku pencatatan hasil laboratorium, secara lengkap

2 = Melakukan atau melaksanakan Pemantapan Mutu Internal (PMI) terhadap sebagian pemeriksaan laboratorium.

3 = Melakukan atau melaksanakan PMI untuk seluruh pemeriksaan laboratorium

4 = Melakukan evaluasi terhadap hasil PMI oleh penanggung jawab laboratorium

5 = Melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil PMI oleh penanggung jawab laboratorium dan buku pencatatan

laboratorium divalidasi setiap hari oleh koordinator pemeriksa atau penanggung jawab laboratorium

Cara Pembuktian (C.P.) : Dokumen (D) :

- Buku pencatatan laboratorium

- Dokumen / buku Pemantapan Mutu Internal (PMI) - Bukti telah dilakukan tindak lanjut.

Observasi (O) : Ruang Laboratorium, grafik PMI. Wawancara (W) : Petugas laboratorium.

Penanggung jawab laboratorium

Koordinator hematologi, kimia klinik, Urinalis, Microbiologi (kalau ada)

Dalam dokumen Instrumen Akreditasi Puskesmas Jawa Barat (Halaman 194-197)

Dokumen terkait