• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II:KAJIAN TEORI DAN PENGAMBILAN MODEL

2.2. KAJIAN TEORI

2.2.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

2.2.3.3. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi Akuntansi berkembang setiap waktu selama hidup suatu perusahaan. Sistem informasi akuntansi sebelum digunakan perlu direncanakan dan dikembangkan terlebih dahulu. Setiap sistem yang dilaksanakan dan digunakan perlu dimodifikasi agar sesuai dengan keperluan dan perubahan yang terjadi dalam perusahaan.

Menurut Mukhammad Fakhri Husein (2004 : 247-248), Siklus hidup pengembangan sistem menggambarkan periode pengembangan dan periode setelah pengembangandari satu siklus hidup informasi. Siklus hidup ini terdiri dari tahap proses perencanaan, analisis, desain, implementasi dan operasi meliputi beberapa aktivitas dan berakhir

dengan output yang tampak. Pengambangan sistem merupakan proses berkalanjutan yang tidak berakhir setelah sistem beroperasi.

Ada 3 alasan perlunya pengembangan sistem yang berkelanjutan :

1. Adanya perubahan yang tak dapat dihindari baik dalam perusahaan

maupun lingkungan perusahaan.

2. Munculnya kelemahan.

3. Perbaikan dalam teknologi informasi dapat mengubah dengan segera hardware dan software komputer yang usang.

Berikut ini adalah diagram tahapan pengembangan Gambar 2.3 : Tahapan Pengembangan Sistem sistem :

Sumber : Fakhri Husein Analisis Sistem Desain Sistem Perencanaan Sistem Pemilihan Sistem Implementasi Sistem Operasional Sistem

Sistem informasi berkembang selama masa kehidupan persahaan, sistem informasi baru akan menggantikan sistem lama bila sistem lama ini tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus tumbuh dan berubah. Siklus pengembangan sistem terdiri atas beberapa tahap yaitu, perencanaan sistem, analisis sistem, desain sistem, justifikasi dan seleksi sistem, implementasi sistem dan pengoperasian sistem.(Wilkinson, 1993: 14-15).

2.2.3.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mukhammad Fakhri Husein (2004 : 3), pemakai sistem informasi akuntansi terdiri dari pemakai eksternal dan pemakai internal. Pemakai eksternal adalah kreditur, pemegang saham, investor potensial, pajak, pemerintah, pemasok dan pelanggan. Para pemakai internal adalah pihak manjemen disetiap tingkatan suatu organisasi.

Informasi dihasilkan oleh sistem informasi perusahaan untuk dimanfaatkan oleh pengguna-pengguna ekstern manupun intern. Pengguna intern terdiri dari para manajer dan karyawan perusahaan tersebut. Dan pengguna ekstern meliputi pihak-pihak yang berkepentingan diluar perusahaan, seperti kreditur, pemasok, pelanggan, pemegang saham, badan-badan pemerintah, dan serikat pekerja.(Wilkinson, 1993: 8).

2.2.4. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi

Dewasa ini banyak perusahaan atau organisasi yang menggunakan komputer dalam operasi perusahaannya. Dan penggunaan komputer juga

telah digunakan dalam sistem akuntansinya. Sebagian besar pekerjaan yang berhubungan dengan pengolahan data yang biasanya dilakukan secara manual sekarang telah diganti dengan komputer dalam pengolahan datanya.

Dalam Abdul Halim (1994 : 32),Penggunaan komputer tidak mengubah hakikat dari sistem informasi, tetapi hanya mengubah cara pemrosesan transaksi menjadi laporan. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan komputer dapat lebih mudah dan tuntutan kebutuhan informasi dapat segera dipenuhi, terlihat dari bagan dibawah ini: Gambar 2.4: Model Sistem Informasi Manual

Transaksi

Prosedur Pelaksanaan Transaksi:

 Prosedur Penjualan

 Prosedur Pendapatan Kas

 Prosedur Pembelian

 Prosedur Pengeluaran Kas

 Dan sebagainya

Dokumen

Jurnal dan Register

Buku Besar dan Buku Pembelian

Gambar 2.5 : Model Sistem Akuntansi dengan Komputer

Sumber : Abdul Halim

Dengan digunakannya mesin komputer dalam proses pengolahan data, siklus pengolahan data dapat dipisahkan menajdi tiga yaitu masukan (input), pengolahan (proses), keluaran (output). Bagian input memuat bukti-bukti transaksi yang dijadikan data untuk diproses ketahap pengolahan. Dalam tahap pengolahan, data yang tersedia kemudian diolah menjadi jurnal kemudian dimasukkan kebuku besar. Hasil olahan data

Transaksi

Prosedur Pelaksanaan Transaksi:

 Prosedur Penjualan

 Prosedur Pendapatan Kas

 Prosedur Pembelian

 Prosedur Pengeluaran Kas

 Dan sebagainya

File Transaksi

Laporan Dokumen

inilah yang disebut dengan informasi. Informasi laporan keuangan dan laporan lain dapat diperoleh pada tahap output. Dan dapat dilihat bahwa dari data atau bukti transaksi diolah menjadi file-file trnsaksi yang siap menjadi suatu informasi keuangan.

2.2.4.1. Dampak Penggunaan Komputer

Sangat sedikit aspek-aspek perusahaan yang tidak terpengaruh oleh munculnya komputer. Selaim mempengaruhi cara pemrosesan dan penyimpanan data, komputer juga sangat mempengaruhi cara organisasi perusahaan, cara pengambilan keputusan, serta pemanfaatan fungsi akunting perusahaan.

1. Dampak Terhadap Sistem Informasi

Selama berabad-abad sistem informasi perusahaan didominasi oleh pemroses yang berupa manusia. Meskipun dibantu dengan peralatan-peralatan seperti mesin penjumlah dan mesin register kas, para karyawan pebukuan menjalankan tugas mereka secara manual. Tetapi pada saat ini cara kerja manual atau sistem informasi yang beririentasi pada manusia ini mulai beralih kesistem yang didasarkan pada komputer atau sistem manusia mesin. Mesin komputer milai bekerja sama dengan manusia dibanyak perusahaan untuk menjalankan tugas pemrosesan data. Sejak saat itu, komputer semakin banyak mengerjakan tugas pemrosesan informasi dan data yang memang lebih sesuai bagi mereka dari pada bagi manusia.

Dipihak lain, manusia tetap mengerjakan tugas-tugas yang lebih sesuai bagi mereka ktimbang bagi komputer.

Menurut Wilkinson (1993: 149), keunggulan-keunggulan komputer antara lain :

a. Komputer mampu memproses data lebih efektif daripada

manusia.

b. Komputer mampu melakukan penghitungan secara cepat, akurat

dan ekspansif.

c. komputer merapakan alat pemroses yang lebih dapat diandalkan

ketimbang manusia.

d. komputer dapat menyimpan data lebih padat. e. pengoperasian komputer lebih efisien.

Karena kemampuan komputasinya, komputer komputer dapat mempercepat penyiapan laporan. Laporan-laporan ini dapat serinci dan seselektif mungkin sesuai dengan yang diinginkan. Tanbahan lagi, komputer dapat membantu dalam menjaga kemutakhitan informasi.

2. Dampak Atas Organisasi

Kehadiran komputer mempengaruhi struktur organisasi perusahaan selain juga sistem informasinya. Manajemen perusahaan dapat lebih fleksibel dalam memilih dan mengubah struktur organisasi. Komputer juga dapat mempengaruhi tanggung jawab organisasi untuk pemrosesan transaksi dan informasi.

3. Dampak Atas Fungsi Akunting

Fungsi akunting dibanyak perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh datangnya komputer. Negatifnya, fungsi akunting kehilangan atau terpaksa membagi tanggung jawab pokoknya. Dan positifnya, komputer memberikan dukungan besar bagi fungsi akunting dan manajer-manajer akunting. (Wilkinson, 1993: 149-150).

2.2.5. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat berbagai faktor yamg dapat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Menurut penelitian terdahulu yaitu penelitian dari Luciana Spica Almalia dan Irmaya Briliantien faktor-faktor tersebut antara lain : Partisipasi Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem, Kemampuan Tehnik Personal Sistem Informasi, Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai.

2.2.5.1. Partisipasi Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem

Dalam almalia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan Sistem Informasi dalam kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Dikutip dari Muchlasin (2003), Partisipasi atau keterlibatan adalah salah satu cara untuk memotivasi yang mempunyai ciri khas yang lain dari pada yang lain. Hal ini disebabkan peningkatan partisipasi lebih ditekankan pada segi psikologisdari pada segi materi, dimana dengan malibatkan seseorang didalamnya, maka orang tersebut akan merasa ikut bertanggunga jawab.

Menurut Davis (1990:178) yang dinkutip oleh Muchlasin (2003), ada tiga aspek yang sangat penting dalam keterlibatan kerja, antara lain:

1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi berarti

melibatkan emosi dan mental pegawai dari pada kegiatan fisik.

2. Motivasi untuk mnyumbang, memberikan ide-ide kreatif dam

membangunaspek yang sangat penting.

3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menurut pegawai

untuk mampu menerima tanggung jawab dalam kegiatan kelompok. Pemakai adalah mereka yang terlibat dan menggunakan informasi secara langsung. Tidak jarang pemakai secara tehnis lebih tahu mengenai kode yang diperlukan dalam menyediakan informasi. Pemakai dapat memberikan masukan berguna mengenai apa saja yang harus direncanakan oleh sistem.

Dari definisi diatas yang telah dikutip dalam Muchlasin (2003), maka dapat disimpulkan bahwa pengertian partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi.

Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan,pengembangan sampai tahap implementasinya.

Apabila dalam pengembangan sistem informasi akuntansi,pemakai diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal ini dapat terjadi karena para pemakai berpartisipasi langsung dalam penggunaan sistem informasi.

2.2.5.2. Kemampuan Tehnik Personal Sistem Informasi

Menurut Robbins (1994 : 46), kemampuan adalah kapasitas individu untuk melakukan tindakan-tindakan dalam melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki karyawan diharapkan akan mendukung kegiatan karyawan yang juga mendukung kegiatan badan usaha, sehingga akan terasa wajar apabila badan memberi harapan agat tujuan karyawan dalam bekerja dapat tercapai.

Dalam almalia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan tehnik personal Sistem Informasi Akuntansi (SIA) akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan tehnik personal SIA dengan kinerja SIA.

2.2.5.3. Dukungan Manajemen Puncak

Dalam almalia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan

meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.

Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan mersa puas dalam menggunakan sistem tersebut.

Partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat dengan adanya dukungan dari manajemen puncak sehingga dengan adanya partisipasi pamakai, kepuasan pengenbangan ssitem yang dikembangkan akan lebih besar.

2.2.5.4. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai.

Dalam almalia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja Sistem Informasi Akuntani akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan.

Pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru atau hanya untuk mengembangkan tugas-tugas yang telah ada. Tugas-tugas yang dimaksud tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya tetapi juga bisa mencakup peralatan atau mesin baru.

2.2.6. Teori yang Melandasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan meramalkan fenomena.(Kerlinger (1978) dalam Sugiono (2007) ).

Menurut Wiliam (1986) dalam Sugiono (2007), teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sitematik.

Untuk itu faktor-faktor diatas dapat dipaparkan teori-teori yang melandasi masing-masing faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Toeri-teori tersebut akan dijelaskan dibawah ini : 2.2.6.1. Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai Dalam

Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Dalam penelitian Muckhlasin (2003), partisipasi pemakai dalam pengembangan SIA mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai dengan tahap implementasi sistem informasi. Oleh karena itu banyak pihak berpendapat bahwa partisipasi pemakai dalam pengembangan SIA akan memberikan dampak secara positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Teori pendukung partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi adalah teori Y oleh MC. GREGOR dalam Muchlasin (2003), asumsi teori Y secara ringkas sebagai berikut:

1. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang

alamiah seperti bermain, bila pekerjaan tidak menyenangkan, mungkinitu karena cara melakukan tersebut dalam organisasi.

2. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalian diri sendiri amat

diperlukan supaya pekerjaan dilakukan dengan baik.

3. Kebanyakan orang di motivasi terutama oleh keinginan mereka

untuk diterima dilingkungan, mendapat pengakuan dan merasa berprestasi seperti juga kebutuhan mereka akan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman.

4. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan

sesuatu tanggung jawab bila mereka memperoleh bimbingan, pengelolaan dan kepemimpinan yang tepat.

5. Kebanyakan orang mempunyai cara untuk menyelesaikan masalah

secara kreatif dalam organisasi

Berdasarkan teori diatas, bila dihubungkan denagn partisipasi pemakai SIA dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk dari peran serta karyawan dalam partisipasi pemakai mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dan mampu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dimana tujuan organisasi tersebut adalah untuk menciptakan

kepuasan pemakai sistem informasi sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan pemakai Sistem Informasi Akuntansi.

2.2.6.2. Teori yang Melandasi Pengaruh Kemampuan Tehnik Personal Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

“ability is an individualis capacity to perform the various task in a

job” yang diartikan bahwa kemampuan meninpakan kapasitas seseorang

dalam mengerjakan berbagai macam tugas dalam pekerjaan dengan kemampuan yang ada kegiatan karyawan tidak akan menyinpang jauh dari kegiatan badan udaha seningga dapat memberikan kepuasan. (Robbins, 1996:86).

Teori pendukung dari kemampuan tehnik personal yaitu teori pencapaian prestasi oleh Mc. Celland (1953) perintis penelitian pencapaian prestasi, individu-individu yang memiliki keinginan untuk memperoleh prestasi dapat dibedakan dengan lainnya dalam empat ciri, yaitu:

a. Orang bekerja menghadapi tantangan yang modern. Jika pekerjaan

sangat mudah, mereka hanya memperoleh sedikit kepuasan. Jika terlalu sulit maka cenderung bimbang

b. Mereka senang memperoleh umpan balik yang kongkret apabila

apakah berhasil atau tidak

c. Mereka lebih menyukai bertanggung jawab secara personal atas

tugas yang mereka kerjakan, jika mereka ingin bekerja pada suatu komite atau mengambil suatu kesempatan yang besar. Mereka lebih

,menyukai melakukan hal itu sendiri karena akan merasa puas akan hasil kerjanya.

d. Mereka kurang istirahat : cenderung dan banyak bepergian ketika

sesuatu menjadi rutin, kemungkinan berhasil meningkat dan mereka yakin bahwa mereka dapat melakukan hal tersebut mereka mulai mencari kemingkinan yang lebih menantang tugas mereka, meningkatkan sesuatu yang lama dan menemukan sesuatu yang baru. Teori pencapaian prestasi didasarkan asumsi bahwa perubahan perilau muncul karena ndividu ingin berhasil. Individu yang memiliki predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika seseorang menghabiskan waktu berfikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka orang tersebut akan menampakkan dorongan, energi dan hasrat ingin sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar. Muclasin, 2003:32).

Dari teori diatas dapat diambil kesimpulan masalah kepuasan yang rendah akan mengakibatkan kemampuan tehnik personal pemakai sistem informasi akuntansi juga rendah. Selain itu juga akan berpengaruh terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. Kemampuan adalah keahlian yang tidak terpisah dalam melkukan suatu pekerjaan.

2.2.6.3. Teori yang Melandasi Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Dalam jurnal Almilia,. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungna yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.

Dikutip dari Muckhlasin 2003, dukungan manjemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan sisten informasi dan pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut. Beberapa teori yang mendukung hubungan dukungan manajemen puncak dengan kinerja sistem informasi akuntansi diantaranya yaitu:

a. Teory Kelompok (Group Theory) Filley House dan Kerr (1976)

Yaitu teori yang beranggapan bahwa supaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuanya, maka harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan pengikutny-pengikutnya.

b. Teori Jalan Kecil – Tujuan (Path-Goal Theory)

Dalam pengembangannya yang modern, Martin Evans dan Robert House secara terpisah telah menulis karangan dalam subyek yang sama. Secara pokok, teory pathgoal berusaha untuk menjelaskan

pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan.

Adapun teory pathgoal versi house, memasukkan empat type atau gaya utama kepemimpinan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Direktif

Type ini sama dengan model kepemimpinan otokratis dari lippit dan White. Bawahan tahu senyatanya apa yang diharapkan darinya dan pengrahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada pertisipasi dari bawahan.

2. Kepemimpinan yang mendukung (Supprtive Leadership)

Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahbat, mudah didekati dan mempunyai perhatian kemanusaan yang murni terhadap para bawahannya. 3. Kepemimpinan Pertisipatif

Gaya kepemimpinan ini, pemimpin berusaha meminta dan menggunakan saran-saran dari para bawahannya. Namun dalam mengambil keputusan masih tetap berada padanya.

4. Kepemimipanan yang Berorientasi pada Prestasi

Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pula pemimpin memberikan keyakinan kepada mereka mampu melakukan tugas pekerjaan mencapai tujuan yang baik.

Chusing (1994: 359) dalam Muchlasin (2003: 34) berpendapat bahwa jika pekerja merasa kurang mendapatkan dukungan manajemen puncak, maka pekerja tersebut akan berfikir jika manajemen puncak tidak mendukung, mengapa saya harus melakukannya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerja akan lebih senang melakukan pekerjaan mereka jika pihak manajemen puncak juga mendukung usaha mereka. Dukungan manajemen puncak diantaranya dalam langkah penyediaan sumber daya dan motivasi. Dengan dukungan tersebut, para pekerja akan mersa yakin bahwa sistem informasi yang dikembangkan akan terus bisa berjalan dengan lancar sehingga para pemakai akan merasa puas dengan bekerja didalam lingkungan sistem tersebut.

Hubungan ini menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan manajemen puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk pengembangan sistem informasi dan operasinya, kepuasan pemakai dalam menggunakan sistem yang ada semakin tinggi juga.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi dukungan manajemen puncak maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang akan dicapai oleh perusahaan.

2.2.6.4. Teori yang Melandasi Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Pelatihan sangat menguntungkan perusahan meliupti sejulam aspek-aspek antara lain: mengurangi pengawasan, meningkatkan rasa harga diri, meningkatkan kerja sama, memudahkan pelaksanaan promosi dan mutasi pelaksanaan pendelegasian wewenang.

Dalam Muchlasin (2003), pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.

Menurut T. Hani Handoko (2000:117) dalam bukunya manajemen personalia dan sumber daya manusia, lebih lanjut memberikan batasan tentang manfaat nyata dapat diperoleh dengan adanya program pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh organisasi/perusahaan terhadap karyawan, yaitu sebagai: meningkatkan rasa puas karyawan, pengurangan pemborosan, mengurangi ketidakhadiran dan turn over karyawan memperbaiki metode dan sistem kerja, menaikkan tingkat penghasilan, mengurangi biaya-biaya lembur, mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin mengurangi keluhan-keluhan karyawan, mengurangi kecelakaan kerja, memperbaiki komunikasi, meningkatkan pengetahuan karyawan. Memperbaiki moral karyawan, menimbulkan kerja sama yang lebih baik.

Teori pendukung dari program pelatihan dan pendidikan (Face dan faules, 2001: 417-442) dalam Muclasin (2003) yaitu:

1. Teori Rasional dinyatakan oleh Ellis dan Herper (1975)

Teori rasional dinyatakan bahwa perubahan seseoarang dipermudah dengan penyajian masalah-masalah dimana persepsi, kepercayaan makna personal seseorang atas realitas diuji ketepatannya dengan memabndingkan dengan sumber-sumber eksternal. Rasionalis dikembangkan dengan menerapkan cara-cara khusus dalam membicarakan persoalan tersebut. Persoalan rasional-emotif disebut sebagai salah satu bentuk terapi.

2. Teori Perilaku dinyatakan oleh Ellis dan Herper (1975)

Teori perilaku memiliki asumsi dasar bahwa perubahan dalam cara orang berperilaku akan dihasilkan lebih efisien dengan menitikberatkan yang dapat diobservasi daripada menitikberatkan kepercayaan dan cara berpikir, seperti yang disarankan teori rasioanal. Pada kenyataanya, sikap dan pikiran internal dapat dipahami dengan mengobservasi dan mengukur perilaku nyata. Hal tersebut tidak berani perilaku tersebut tidak dipergunakan oleh proses internal dan berfikir, hal ini sekedar berarti bahwa perilaku yang dapat observasi adalah fokus perhatian. Filosofi perilaku mengasumsi hubungan perubahan perilaku secara khusus menghasilkan hubungan dengan perubahan dalam berfikir atau bersikap.

3. Teori Pengalaman oleh Spinger (1981)

Pendekatan pengalaman terhadap perubahan perilaku mendasari atas asumsi bahwa orang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri daripada pengalaman orang lain. Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka, dengan menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana mereka merasa dorongan emosi yang penting. Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.

Empat jenis aktivitas yang termasuk dalam urutan pelatihan pengalaman adalah:

a. Pengalaman, yang meliputi pengawasan suatu latihan yang

mengizinkan peserta pelatihan menghadapi suatu aspek realitas sejauh hal itu membangktikan suatu responden emosional ada peserta tertentu.

b. Informasi Penjelasan, yang merupakan penyajian teori yang

menerangkan apa yang terjadi pada peserta atau mengapa latihan tersebut dapat membangkitkan respons.

c. Analisis meliputi bantuan terhadap peserta untuk pengalaman dengan menggunakan teori tersebut yang menerangkan apa yang terjadi, untuk merumuskan prinsip-prinsip bagi penggunaan selanjutnya, dan mengidentifikasi serta ketrampilan-ketrampilan spesifikasi yang berbeda dalam realitas.

d. Sesi praktik terdiri dari penyiapan dan pembimbingan peserta pelatihan melalui pengenalan dan latihan ketrampilan yang disiapkan untuk mengalihkan keahlian itu ketempat mereka.

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Namun tidaklah berarti bahwa semua tujuan tersebut akan didapatnya, tentunya tujuan berbagai macam pelatihan dan masing-masing berbeda antara satu dengan yang lainnya. Maka dari itu bila suatu pelatihan dan pendidikan dilaksanakan, terlebih dahulu harus ditetapkan manfaat apa saja yang hendak dicapai serta jenis pelatihan mana yang digunakan sehingga meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.

Dokumen terkait