SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi Oleh :
Christin Eka Afiana
0513010174
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
DAFTAR TABEL………...vi
DAFTAR GAMBAR………viii
ABSTRAKSI………..ix
BAB I: PENDAHULUAN………...1
1.1. Latar Belakang Masalah...1
1.2. Tujuan Penelitian...7
1.3. Perumusan Masalah...7
1.4. Manfaat Penelitian...7
BAB II:KAJIAN TEORI DAN PENGAMBILAN MODEL……….9
2.1. PENELITIAN TERDAHULU………9
2.1.1.Perbedaan dan Persamaan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu…….….18
2.2. KAJIAN TEORI………...…21
2.2.1. Kinerja………21
2.2.1.1. Pengertian Kinerja………...21
2.2.1.2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kinerja……….23
2.2.2. Sistem dan Teknologi Informasi………...………24
2.2.2.1. Pengertian Sistem………24
2.2.2.2. Pengertian Informasi………...26
2.2.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi………..27
2.2.3.1. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi...28
2.2.3.2. Peranan SIA dalam Organisasi Perusahaan...29
2.2.5.1. Partisipasi Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem……….37
2.2.5.2. Kemampuan Tehnik Personal Sistem Informasi……….39
2.2.5.3. Dukungan Manajemen Puncak………39
2.2.5.4. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai………...40
2.2.6. Teori yang Melandasi Faktor-Faktor yang.
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi………...41
2.2.6.1. Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi
Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi………...…….41
2.2.6.2. Teori yang Melandasi Pengaruh Kemampuan Tehnik Personal
Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi………...43
2.2.6.3. Teori yang Melandasi Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak
Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi………...……45
2.2.6.4. Teori yang Melandasi Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi………...………48
2.2.7. Pengaruh Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan, Kemampuan Tehnik
Personal, Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sisten Informasi Akuntansi….51
2.3. KERANGKA PIKIR………….………53
3.2. TEHNIK PENENTUAN SAMPEL...63
3.2.1. Populasi...63
3.2.2. Sampel...63
3.3. TEHNIK PENGUMPULAN DATA...64
3.3.1. Jenis Data...65
3.3.2. Sumber Data...65
3.3.3. Pengumpulan Data...66
3.4. TENHIK ANALISIS DAN UJI HIPOTESIS...67
3.4.1. Uji Validitas...67
3.4.2. Uji Reliabilitas...68
3.4.3. Uji Normalitas...68
3.4.4. Uji Asumsi Klasik...69
3.4.5. Uji Analisis Data...72
3.4.6. Uji Hipotesis...73
BAB IV: HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN...75
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian...75
4.1.1. Sejarah Perusahaan...75
4.1.2. Fokus pada Pelanggan...77
4.1.3. Tanggung jawab, Wewenang dan Komunikasi...78
4.1.4. Manajemen SDM...78
4.1.5. Sarana dan Prasarana...79
4.1.11. Identifikasi dan Mamputelusur...82
4.1.12. Analisis Data dan Peningkatan Berkesinambungan...83
4.2. Deskripsi Hasil Analisis...83
4.2.1. Tabulasi Jawaban Pada Variabel Kinerja SIA...83
4.2.2. Tabulasi Jawaban Pada Variabel Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi...85
4.2.3. Tabulasi Jawaban Pada Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi...86
4.2.4. Tabulasi Jawaban Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak.87 4.2.5. Tabulasi Jawaban Pada Variabel Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai...89
4.3. Uji Kualitas Data………...90
4.3.1. Uji Validitas……….90
4.3.1.1. Uji Validitas Pada Variabel Kinerja SIA (Y)…………...90
4.3.1.2. Uji Validitas Pada Variabel Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan SIA (X1)………91
4.3.1.3. Uji Validitas Pada Variabel Kemampuan Teknik Personal SIA (X2)………92
4.3.1.4. Uji Validitas Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3)...93
4.4.2. Uji Asumsi Klasik...98
4.4.3. Uji Kecocokan Model………..100
4.4.4. Uji t………...101
4.5. Uji Hipotesis...102
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian...104
4.6.1. Implikasi Penelitian...104
4.6.2. Perbedaan dan Persamaan Dengan Penelitian Terdahulu...109
4.6.3. Keterbatasan Penelitian...110
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN...111
5.1. Kesimpulan...111
5.2. Saran...111
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4.2: Tabulasi Jawaban Pada Variabel Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan
SIA (X1) ………82
Tabel 4.3: Tabulasi Jawaban Pada Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem
Informasi (X2) ………...84 Tabel 4.4: Tabulasi Jawaban Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3)…...…..85 Tabel 4.5: Tabulasi Jawaban Pada Variabel Keberadaan Program Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai (X4)……….………..86 Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)...87
Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Partisipasi Pemakai Dalam
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1)………88 Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem
Informasi Akuntansi (X2) Putaran Pertama...89 Tabel 4.9 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem
Informasi Akuntansi (X2) Putaran Kedua………..89 Tabel 4.10 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3)
Putaran Pertama……….90
Tabel 4.11 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3) Putaran Kedua………90
Tabel 4.12 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3) Putaran Ketiga……….91
Tabel 4.13 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Keberadaan Program Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai (X4)……….91 Tabel 4.14 : Hasil Uji Reliabilitas………92
Tabel 4.19: Uji t ...98
Oleh
Christin Eka Afiana
ABSTRAK
PT. Warnatama Cemerlang adalah sebuah perusahaan yang memproduksi
cat tembok, cat sistetis, cat automotive, cat genteng, thinner, vernis, plamir, cat
dasar dan produk woot coating. Dengan kapasitas produksi yang cukup besar
PT. Warnatama Cemerlang dapat memenuhi permintaan para konsumen yang
memusatkan pemasarannya dalam negri. Banyaknya pesaing-pesaing lain untuk
memasuki pasar dengan harga yang lebih murah untuk menarik pembeli. Hal ini
membut persaingan lebih ketat dan kompetitif. Oleh karena itu PT. Warnatama
Cemerlang melakukan pendidikan, pembinaan dan pelatihan yang baku terhadap
karyawannya. Sesuai dengan fenomena tersebut, maka tujuannya untuk menguji
dan mengetahui apakah partisipasi pemakai dalam pengembangan sisitem
informasi akuntansi, kemampuan tehnik personal sisten informasi, dukungan
manajemen puncak, dan keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai
berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Sampel yang digunakan adalah manajer atas, menengah dan bawah serta
karyawan yang berkaitan dengan pengoperasian sistem informasi akuntansi
yang berjumlah 29 orang pada PT. Warnatama Cemerlang teknik yang
digunakan adalah purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis
regresi linier berganda untuk menjawab perumusan masalah, hipotesis dan
tujuan penelitian.
Berdasarkan analisis regresi linier berganda, hipotesis penelitian ini tidak
teruji kebenarannya, karena hanya variabel partisipasi pemakai dalam
pengembangan SIA (X1) yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi (Y), sedangkan variabel kemampuan teknik
personal SIA (X2), dukungan manajemen puncak (X3) dan keberadaan program
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA (Y).
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sistem informasi akuntansi atau yang sering disingkat dengan SIA
merupakan salah satu penyedia informasi keuangan yang banyak dibutuhkan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pihak-pihak yang
berkepentingan dalam dalam penggunaan informasi keuangan meliputi
pihak eksternal dan internal. Pihak internal yang berkepentingan dalam
penggunaan informasi keuangan terdiri dari para manajer dan karyawan
perusahaan. Sedangkan pengguna eksternal meliputi pihak-pihak yang
berkepentingan diluar perusahaan, seperti kreditor, pemasok, pelanggan,
pemegang saham, badan-badan pemerintah, dan serikat kerja. (Joseph W.
Wilkinson, 1993 : 3).
Berkembangnya teknologi yang sangat pesat untuk saat ini, sangatlah
berpengaruh terhadap perkembangan terhadap Sisten Informasi Akuntansi
(SIA). Dulu Sistem Informasi Akuntansi menggunakan cara manual saja,
tetapi saat ini perusahaan beralih dengan menggunakan bantuan komputer.
Dengan menggunakan komputer informasi yang akan disajikan akan
menjadi lebih tepat dan akurat. Pengaruh komputer sangat besar bagi
perusahaan dalam hal sistem informasi, struktur organisasi, pengambilan
keputusan manajerial, dan fungsi-fungsi lain seperti akunting. (Joseph W.
Sebagai akibat dari perubahan lingkungan eksternal organisasi
perusahaan, sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu
menyajikan informasi baru yang diperlukan oleh manajemen dengan
kriteria-kriteria tertentu yaitu : dapat dipercaya, akurat dan tepat. Oleh
karena itu, apabila terdapat adanya keusangan dari sistem informasi
(khususnya informasi akuntansi), maka harus segera diadakan modifikasi
dan pengembangan sistem informasi secara umum dicapai melalui beberapa
tahap dimulai dengan perencanaan sistem, perancangan sistem dan diakhiri
dengan pengoperasian sistem. (Wilkinson, 1993 : 14-15).
PT. Warnatama Cemerlang adalah sebuah perusahaan yang
memproduksi cat tembok, cat sistetis, cat automotive, cat genteng, thinner,
vernis, plamir, cat dasar dan produk woot coating. Dengan kapasitas
produksi yang cukup besar PT. Warnatama Cemerlang dapat memenuhi
permintaan para konsumen yang memusatkan pemasarannya dalam negri.
Banyaknya pesaing-pesaing lain untuk memasuki pasar dengan harga yang
lebih murah untuk menarik pembeli. Hal ini membut persaingan lebih ketat
dan kompetitif. Oleh karena itu PT. Warnatama Cemerlang melakukan
pendidikan, pembinaan dan pelatihan yang baku terhadap karyawannya.
Dibawah pimpinan manajer perusahaan pada saat ini, perusahaan telah
merekrut tenaga kerja yang potensial dan profesional guna perkembangan
perusahaan. Perekrutan ini membuat struktur organisasi yang ada dalam
Berdasarkan wawancara dengan manajer keuangan PT. Warnatama
Cemerlang, restruktuirisasi organisasi yang terjadi pada perusahaan ini juga
berkaitan dengan berubahnya sistem yang akan digunakan dalam penyediaan
informasi keuangan PT. Waranatama Cemerlang. Terhitung mulai tahun
2006, PT. Warnatama Cemerlang telah mengganti siatem informasi
sebelumnya dengan sistem informasi yang baru. Adanya sistem yang baru,
diharapkan informasi yang dihasilkan dapat memenuhi kriteria-kriteria yang
diinginkan yaitu dapat dipercaya, akurat dan tepat. Namun demikian, dengan
adanya sistem yang baru belum tentu perusahaan dapat mendapatkan
informasi yang diinginkan dengan kriteria-kriteria yang telah disebutkan,
karena dapat terjadi kesalahan dalam proses penyajian informasi yang
diperlukan oleh manajemen.
Untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan terhadap sistem
yang dikembangkan, maka dalam pelaksanaanya manajemen harus
memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sisten
informasi akuntansi seperti partisipasi pemakai dalam pengembangan
sisitem informasi akuntansi, kemampuan tehnik personal sisten informasi,
dukungan manajemen puncak, dan keberadaan program pelatihan dan
pendidikan pemakai.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraiakan diatas maka
peneliti mengambil judul penelitian “FAKTOR-FAKTOR YANG
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Apakah partisipasi pemakai dalam pengembangan sisitem informasi
akuntansi, kemampuan tehnik personal sisten informasi, dukungan
manajemen puncak, dan keberadaan program pelatihan dan pendidikan
pemakai berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui
apakah partisipasi pemakai dalam pengembangan sisitem informasi
akuntansi, kemampuan tehnik personal sisten informasi, dukungan
manajemen puncak, dan keberadaan program pelatihan dan pendidikan
pemakai berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi?
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan antara lain :
1. Perusahaan
a. Dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam
perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan bisnis yang
rasional. Dan juga mampu menciptakan iklim bisnis yang kondusif.
b. Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam menentukan
kebijakan-kebijakan perusahaan atas informasi akuntansi keuangan,
2. Peneliti
Penelitian bermanfaat untuk memberikan wawasan bagi peneliti
secara mendalam mengenai berbagai hal yang menyangkut tentang
persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan, sehingga
meningkatkan daya penalaran dan daya analisis sebagai hasil dari ilmu
yang diperoleh selama masa perkuliahan.
3. Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sebagai bahan untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dipakai sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini telah
dilakukan oleh:
1. Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si. dan Irmaya Briliantien, S.E. (2006)
Dalam penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo”.
a. Permasalahan
Permasalahan yang dibahas adalah apakah keterlibatan
pemakai dalam proses pengembangan sistem kemampuan tehnik
personal sisten informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen
puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program
pelatihan dan pendidikan pemakai dan keberadaan dewan pengarah
sisten informasi lokasi dari departemen sistem informasi
berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
b. Hipotesis
1. Diduga terdapat hubungan yang positif antara keterlibatan
pemakai dalam proses pengembangna sistem informasi akuntansi
2. Diduga terdapat hubungan yang positif antara kemampuan tehnik
personal sistem informasi akuntansi dan kinerja sisten informasi
akuntansi
3. Diduga terdapat hubungan yang positif antara ukuran oraganisasi
dan kinerja sisten informasi akuntansi
4. Diduga terdapat hubungan yang positif antara dukungan
manajemen puncak dalam proses pengembangan dan
pengoperasian sistem informasi akuntansi dan kinerja sisten
informasi akuntansi.
5. Diduga terdapat hubungan yang positif antara formalisasi
pengembangan sistem dan kinerja sisten informasi akuntansi.
6. Diduga kinerja sistem informsi akuntansi akan lebih tinggi dalam
sebuah organisasi apabila sebuah program pelatihan dan
pendidikan pemakai diperkenalkan dibandingkan tidak
diperkenalkan.
7. Diduga kinerja sistem informsi akuntansi akan lebih tinggi dalam
sebuah organisasi apabila sebuah program pelatihan dan
pendidikan pemakai diperkenalkan dibandingkan tidak
diperkenalkan.
8. Diduga kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi
dalam sebuah organisasi apabila departemen informasi terpisah
dan berdiri sendiri dibandingkan organisasi yang departement
c. Kesimpulan
1. Pengujian yang dilakukan pada faktor keterlibatan pemakai
dalam proses pengembangan sistem menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan natara keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan sistem dengan kinerja sisten informasi
akuntansi.
2. Pengujian yang dilakukan pada faktor kemampuan tehnik
personal menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara kemampuan tehnik personal dengan kinerja SIA.
3. Pengujian yang dilakukan pada faktor ukuran organisasi
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
ukuran organisasi dengan kinerja SIA.
4. Pengujian yang dilakukan pada faktor dukungan manajemen
puncak menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan manajemen puncak dengan kinerja SIA untuk atribut
kepuasan pemakai. Tetapi dukungan manajemen puncak
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan
kinerja SIA untuk atribit pemakaian sistem.
5. Pengujian yang dilakukan pada faktor formalisasi pengembangan
sistem informasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara formalisasi pengembangan sistem informasi
6. Pengujian yang dilakukan pada faktor ada atau tidaknya program
pelatihan dan pendidikan pemakai menunjukkan keseluruhan
responden menjawab bahwa terdapat program pelatiahn disetiap
perusahaan tempat responden bekerja.
7. Pengujian yang dilakukan pada faktor ada atau tidaknya dewan
pengarah sistem informasi menunjukkan keseluruhan responden
menjawab bahwa terdapat dewan pengarah sistem informasi
disetiap perusahaan tempat responden bekerja.
8. Pengujian yang dilakukan dengan membandingkan kinerja sistem
informasi atas lokasi departement sistem informasi yang berdiri
sendiri dibandingkan dengan yang diganbung dengan departemen
lain menunjukkan tidak terdapat perbedaan kinerja yang
signifikan antara kinerja SIA atas lokasi departemen sistem
informasi yang berdiri sendiri dengan digabung.
2. Muchamad Muckhlasin (2003)
Dalam skripsi yang berjudul “Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PDAM di Probolinggo”
a. Permasalahan
Permasalahn yang dibahas dalam skripsi ini yaitu apakah
keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi
puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai
berpengaruh terhdap SIA.
b. Hipotesis
Bahwa keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem
informasi akuntansi, kemampuan tehnik personal SIA, dukungan
manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan
pemakai berpengaruh rehadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
H1: Diduga keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA
berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
H2: Diduga kemampuan tehnik personal Sistem Informasi
Akuntansi berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
H3: Diduga dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap
kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
H4 : Diduga keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai
berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
H5 : Diduga keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA,
kemampuan tehnik personal Sistem Informasi Akuntansi,
dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan
dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja Sistem
c. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian Muckhlasin adalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, disimpulkan bahwa
pengaruh keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA,
kemampuan tehnik personal Sistem Informasi Akuntansi,
dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan
pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja Sistem
Informasi Akuntansi PDAM Kota Probolinggo sebesar 39,6 %,
sedangkan 60,4 % sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Berdasarkan uji t, disimpulakn bahwa keterlibatan pemakai
dalam pengembangan SIA secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi karyawan
pada PDAM Kota Probolinggo, yang diindikasikan oleh nilai
korelasi parsial masing-masing 0,429 untuk keterlibatan pemakai
sedangkan kemampuan tehnik personal dalam SIA, dukungan
manajemen puncak, dan keberadaan program pelatihan dan
pendidikan pemakai secara persial tidak berpengaruh terhadap
kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
3. Variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA
3. Dian Dwi Susanti (2003)
Dalam skripsi yang berjudul “Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. SIANTAR TOP, Tbk Waru- Sidoarjo”
a. Permasalahan
1. Apakah terdapat pengaruh positif dukungan manajemen puncak ,
partisipasi pemakai dan kemampuan tehnik personal pemakai
SIA terhadap kinerja SIA.
2. Manakah diantara variabel tersebut yang mempunyai pengaruh
paling dominan terhadap kinerja SIA?
b. Hipotesis
1. Bahwa dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai dan
kemampuan tehnik personal pemakai SIA berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja SIA.
2. Bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh paling
dominan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
c. Kesimpulan
1. Hasil uji t menunjukkan bahwa partisipasi pemakai dan
kemampuan tehnik personal sistem informasi secara parsial
berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
sedangkan dukungan manajemen puncak secara parsial tidak
Sehingga hipotesis pertama “ bahwa dukungan manajemen
puncak, partisipasi pemakai dan kemampuan tehnik personal
sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
sitem informasi akuntansi” tidak teruji kebenarannya.
2. Nilai r² parsial menunjukkan bahwa variabel bebas yang lebih
dominan berpengaruh terhadap variabel kinerja sistem informasi
akuntansi adalah partisipasi pemakai, karena variabel partisipasi
pemakai memiliki nilai r² parsial tertinggi dari kedua variabel
bebas lainnya. Sehingga hipotesis kedua “ bahwa dukungan
manajemen puncak berpengaruh paling dominan terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi” tidak teruji kebenarannya.
4. Andreas Emmanuel Hadisoebroto (2004)
Judul penelitian adalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi”.
a. Rumusan Masalah
Bagaimana kondisi keberadaan SIA delam PDAM?
Apakah ada hubungan antara partisipasi pengguna, keterlibatan
pemakai, tingkat kemampuan pengguna SIA, pelatihan dan
pendidikan pengguna, ukuran organisasi, dukungan manajemen
puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi dengan
keterlibatan SIA.
Apakah ada pengaruh partisipasi pengguna, keterlibatan pemakai,
pengguna, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak,
formalisasi pengembangan sistem informasi secara bersama-sama
terhadap keberhasilan SIA.
b. Hipotesis
1. diduga ada korelasi antara faktor-faktor berpengaruh dengan
keberhasilan SIA
2. Diduga ada korelasi positig antara partisipasi pengguna dengan
keberhasilan SIA.
3. Diduga ada korelasi positig antara keterlibatan pengguna dengan
keberhasilan SIA
4. Diduga ada korelasi positif antara tingkat kemampuan pengguna
SIA dengan keberhasilan SIA
5. Diduga ada korelasi positif antara ukuran organisasi dengan
keberhasilan SIA
6. Diduga ada korelasi positif antara dukungan manajemen puncak
dengan ke Diduga ada korelasi positig antara partisipasi
pengguna dengan keberhasilan SIA
7. Diduga ada korelasi positif antara formaliasasi pengembangan
sistem dengan keberhasilan SIA
c. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka diketahui bahwa
partisipasi pengguna, keterlibatan pengguna, dukungan manajen
yang kuat terhadap keberhasilan SIA, dengan keterlibatan pengguna
mempunyai korelasi terbesar atau terkuat daripada faktor lainnya.
Partisipasi pengguna, keterlibatan pengguna, dukungan
manajemen puncak dan formalisasi pengembangan SIA secara
bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap
keberhasilan SIA.
Kemampuan pengguna, pelatihan dan pendidikan berpengaruh
negatif terhadap keberhasilan perusahaan.
2.1.1. Perbedaan dan Persamaan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 : Diagram Perbedaan dan Persamaan dengan penelitian
terdahulu
tidak terdapat hubungan yang signifikan natara keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja sisten informasi akuntansi.
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan tehnik personal dengan kinerja SIA.
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran organisasi dengan kinerja SIA.
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan kinerja SIA untuk atribit pemakaian sistem.
tidak terdapat hubungan yang
terdapat program pelatiahn disetiap perusahaan tempat responden bekerja.
terdapat dewan pengarah sistem informasi disetiap perusahaan tempat responden bekerja.
tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara kinerja SIA atas lokasi departemen sistem informasi yang berdiri sendiri dengan yang digabung 39,6 %, sedangkan 60,4 % sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi karyawan pada PDAM Kota Probolinggo, yang diindikasikan oleh nilai korelasi parsial masing-masing 0,429 untuk keterlibatan pemakai sedangkan kemampuan tehnik personal dalam SIA, dukungan manajemen
puncak, dan keberadaan program
pelatihan dan pendidikan pemakai secara persial tidak berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja SIA. 3 Dian Dwi Susanti
partisipasi pemakai dan kemampuan puncak secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Y).
dukungan manajemen
puncak tidak
Partisipasi pengguna, keterlibatan
pelatihan dan
Bahwa partisi[asi pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan tehnik personal SIA, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja SIA
Sumber : Penelitian Terdahulu dalam Bab II
2.2. LANDASAN TEORI 2.2.1. Kinerja
2.2.1.1. Pengertian Kinerja
Menurut Pabundu (2005 : 121), pengertian kinerja telah
dirumuskan oleh beberapa ahli antara lain sebagai berikut:
1. Stoner (1978) mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi dari
motivasi, kecakapan dan persepsi peranan.
2. Bernadin dan Russel (1993) mendefinisikan kinerja sebagai
pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan
3. Handoko dalam bukunya mendefinisikan kinerja sebagai proses
dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
karyawan.
4. Prawiro Suntoro (1999) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu
organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode
waktu tertentu.
Berdasarkan definisi kinerja diatas, dapat diketahui bahwa
unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja terdiri atas :
1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan pegawai
seperti: motivasi, kecakapan, persepsi peranan dan sebagainya.
3. Periode waktu tertenru.
4. Pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan hal diatas, Pabundu (2005: 121) mendefinisikan
kinerja kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan
seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.
Selain itu kinerja didefinisikan sebagai fungsi-fungsi hasil pekerjaan atau
kegiatan yang ada dalam perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan
ekstern organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan selama
Menurut Mangkunegara (2005: 67), kinerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dcapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil secara kualitas dan kunatitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud kinerja karyawan adalah hasil kerja dari seseorang maupun
fungsi pekerjaan tertentu yang berpengaruih dalam pencapaian tujuan
perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
2.2.1.2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah
faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Keith Davis (1964: 484) dalam mangkunegara (2005 : 67)
bahwa:
Human performance = ability + motivasi
Motivation = attitude + situation
Ability = knowledge + skill
a. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi
(IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill), artinya pegawai
yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang
diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada
pekerjaan yang ssuai dengan keahliannya.
b. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pagawai dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan
organisasi (tujuan kerja).
2.2.2. Sistem dan Teknologi Informasi 2.2.2.1. Pengertian Sistem
Dalam suatu perusahaan diperlukan adanya sistem yang mengatur
operasioal perusahaan, baik itu operasional dalam manajemen maupun
sistem yang mengatur kelancaran informasi perusahaan. Karena
perusahaan tidak dapat berjalan tanpa adanya informasi guna menunjang
kemajuan perusahaan.
Menurut Joseph W. Wilkinson (1993 : 1), Sistem adalah suatu
kerangka kerja terpadu yang mempunyai satu sasaran atau lebih. Sistem
ini mengkoordinasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengubah
masukan-masukan menjadi keluaran. Sumber daya dapat berupa bahan
atau mesin ataupun tenaga surya, bergantung pada macam sistem yang
dibicarakan.
Menurut Nugroho Widjajanto (1989 : 1), dalam arti luas ternyata
adalah suatu kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian yang saling
berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sistem biasanya terdiri dari 3 unsur, yaitu input (masukan), proses dan
output (keluaran). Bilamana digambarkan dalam suatu diagram akan
nampak sebagai berikut:
Gambar 2.2 : 3 Unsur dari Sistem
Sumber : Nugroho Widjajanto
Input merupakan komponen penggerak atau pemberi tenaga
dimana sistem itu dioperasikan. Input berupa data akuntansi seperti
memo, faktur, kuitansi dan lain-lain. Output adalah hasil operasi. Dalam
pengertian sederhana, output berarti yang menjadi tujuan, sasaran, atau
target pengorganisasian suatu sistem. Dalam akuntansi outputnya berupa
laporan keuangan. Sedangkan proses merupakan aktivitas yang dapat
menstranformasikan input menjadi output. Dan yang
menstranformasikan input menjadi output adalah karyawan, peralatan
dan prosedur.
Menurut Joseph W. Wilkinson (1993 : 3), sistem informasi adalah
suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya ( manusia dan
komputer) dikoordinasi untuk merubah masukan (data) menjadi keluaran
(informasi) guna mencapai sasaran perusahaan.
Menurut Dr. Abdul Halim (1994:16) yang dikutip dari Richard F.
Neuschel, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan dikembangkan sesuai dengan suatu kerangka
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan utama dalam perusahaan.
Komponen teknologi informasi yang perlu diperhatikan oleh
akuntan meliputi berbagai alat untuk memasukkan data, mengolah data,
mengkomunikasikan data dari satu tempat ketempat lain dan
menghasilkan informasi. Akuntan harus memahami atau familiar dengan
teknologi informasi agar dapat menggunakan, megevaluasi dan
membangun Sistem Informasi Akuntansi. Komputer memungkinkan
akuntan dapat melakukan pekerjaan dengan lebih cepat, lebih akurat dan
lebih lebih konsisten dari pada dengan metode manual. Komputer yang
merupakan bagian penting dari teknologi informasi sangat membantu
kualitas dari sistem informasi. (Mukhammad Fakhri Husein (2004 :
30-31).
2.2.2.2. Pengertian Informasi
Informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk
mencapai sasaran.( Joseph W. Wilkinson, 1993 : 3).
Terkadang pengertian informasi dan data diartikan sama. Padahal
kedua kata tersebut memilki arti yang berbeda. Informasi adalah data
mempunyai nilai pengaruh atas tindakan-tindakan, keputusan-keputusan
sekarang atau masa yang akan datang. Sedangkan data merupakan bahan
baku informasi yang didefinisikan sebagai sekelompok simbol-simbol
tertentu yang mempunyai makna kuantitas, tindakan, objek dan
sebagainya.(Abdul Halim, 1994:28).
2.2.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Abdul Halim (1994 : 21-22) yang dikutip dari Moscove,
definisi dari Sistem Informasi Akuntansi adalah Suatu komponen
Organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah,
menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi finansial dan
pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan seperti
kantor pajak, investor dan kreditur dan pihak intern terutama manajemen.
Definisi lain yang diberikan oleh Barry E. Cushing dalam buku
Abdul Halim (1994 : 22), sistem informasi Akuntansi adalah suatu
kesatuan sumber daya manusia dan modal dalam suatu organisasi, yang
berugas untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga informasi yang
diperoleh dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan dataa transaksi.
Sistem informasi akunting merupakan sistem informasi formal.
Sistem ini meluas keseluruh kegiatan perusahaan dan menyediakan
informasi bagi semua pengguna perusahaan. Sistem informasi akuntansi
hanya menerima data ekonomi dari transaksi ekstern atau operasi intern.
Menurut Mukhammad Fakhri Husein (2004 : 6-7), sistem
informasi akuntansi adalah subsistem dari dari sistem informasi yang lebih
luas yang memasukkan semua informasi yang diperoleh dari aktivitas
bisnis perusahaan.
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari sumber-sumber,
seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk menstransformasi data
keuangan menjadi informasi. Informasi in dikomunikasikan kepada para
pembuat keputusan. ( Abdul Halim, 1994 : 31).
Informasi akuntansi keuangan merupakan bagian yang terpenting
dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen. Agar data
keuangan yang ada dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen maupun
puhak luar perusahaan, maka data tersebut perlu disusun dalam bentuk
yang sesuai, dan diperlukan suatu sistem yang mengatur arus dan
pengolahan data akuntansi dalam perusahaan.
2.2.3.1. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mukhammad Fakhri Husein (2004 : 4-5), tujuan dari
setiap sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi
akuntansi bagi berbagai pemakai dan pengguna. Secara lebih khusus
tujuannya adalah :
1. Untuk mendukung operasi harian
2. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan
3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan
peusahaan.
Sedangkan menurut Wilkinson (1993: 8), tujuan dari sistem
informasi suatu perusahaan dalam dunia bisnis dan pemerintahan adalah:
1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan.
2. Menyediakan informasi yang mendukung operasi harian.
3. Menyediakan informasi yang menyangkut pengelolaan kekayaan.
Baik pengguna intern maupun ekstern dilayani oleh informasi
pendukung pengambilan keputusan dan informasi pendukung kegiatan
operasional, sedangkan informasi untuk pengelolaan kekayaan hanya
ditujukan bagi pengguna ekstern.
2.2.3.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Organisasi Perusahaan Manajer pada suatu struktur organisasi terletak pada pusat
pertanggung jawaban. Manajer dapat menyebabkan terjadinya biaya
tetapi juga dapat menyebabkan terjadinya pendapatan. Informasi tentang
pendapatan dan biaya ini dapat menjadi dasar mengevaluasi manajer dan
pusat pertanggung jawaban mereka.
Informasi akuntansi yang digunakan dalam struktur organisasi
tergantung pada bentuk struktur organisasinya. Dan jenis-jenis struktur
organisasi tersebut antara lain :
1. Struktur organisasi yang desentralisasi terdapat kadar wewenang
yang didelegasikan relatif besar baik kepada manjer menengah
informasi yang relevan dan detail untuk tingkat rendah dimana
keputusan dibuat
2. Struktur matriks merupakan gabungan antara struktur fungsional dan
struktur beririentasi pada proyek. Struktur ini memerlukan informasi
yang lebih detail dan informasi lintas fungsi yang sangat diperlukan
untuk setiap kelompok atau tim dan informasi tersebut harus tersedia
oleh proyek, kejadian atau tugas yang ada dalam perusahaan.
3. Struktur Fungsional merupakan struktur organisasi tradisional.
Struktur fungsional memerlukan informasi yang dapat membantu
mereka dalam membuat perencanaan dan pengendalian.
(Mukhammad Fakhri Husein, 2004 : 22-24).
2.2.3.3. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi Akuntansi berkembang setiap waktu selama
hidup suatu perusahaan. Sistem informasi akuntansi sebelum
digunakan perlu direncanakan dan dikembangkan terlebih dahulu. Setiap
sistem yang dilaksanakan dan digunakan perlu dimodifikasi agar sesuai
dengan keperluan dan perubahan yang terjadi dalam perusahaan.
Menurut Mukhammad Fakhri Husein (2004 : 247-248), Siklus
hidup pengembangan sistem menggambarkan periode pengembangan
dan periode setelah pengembangandari satu siklus hidup informasi.
Siklus hidup ini terdiri dari tahap proses perencanaan, analisis, desain,
dengan output yang tampak. Pengambangan sistem merupakan proses
berkalanjutan yang tidak berakhir setelah sistem beroperasi.
Ada 3 alasan perlunya pengembangan sistem yang berkelanjutan :
1. Adanya perubahan yang tak dapat dihindari baik dalam perusahaan
maupun lingkungan perusahaan.
2. Munculnya kelemahan.
3. Perbaikan dalam teknologi informasi dapat mengubah dengan segera
hardware dan software komputer yang usang.
Berikut ini adalah diagram tahapan pengembangan
Gambar 2.3 : Tahapan Pengembangan Sistem sistem :
Sumber : Fakhri Husein Analisis
Sistem
Desain Sistem Perencanaan
Sistem
Pemilihan Sistem
Implementasi Sistem
Sistem informasi berkembang selama masa kehidupan persahaan,
sistem informasi baru akan menggantikan sistem lama bila sistem lama
ini tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus
tumbuh dan berubah. Siklus pengembangan sistem terdiri atas beberapa
tahap yaitu, perencanaan sistem, analisis sistem, desain sistem,
justifikasi dan seleksi sistem, implementasi sistem dan pengoperasian
sistem.(Wilkinson, 1993: 14-15).
2.2.3.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mukhammad Fakhri Husein (2004 : 3), pemakai sistem
informasi akuntansi terdiri dari pemakai eksternal dan pemakai internal.
Pemakai eksternal adalah kreditur, pemegang saham, investor potensial,
pajak, pemerintah, pemasok dan pelanggan. Para pemakai internal
adalah pihak manjemen disetiap tingkatan suatu organisasi.
Informasi dihasilkan oleh sistem informasi perusahaan untuk
dimanfaatkan oleh pengguna-pengguna ekstern manupun intern.
Pengguna intern terdiri dari para manajer dan karyawan perusahaan
tersebut. Dan pengguna ekstern meliputi pihak-pihak yang
berkepentingan diluar perusahaan, seperti kreditur, pemasok, pelanggan,
pemegang saham, badan-badan pemerintah, dan serikat
pekerja.(Wilkinson, 1993: 8).
2.2.4. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi
Dewasa ini banyak perusahaan atau organisasi yang menggunakan
telah digunakan dalam sistem akuntansinya. Sebagian besar pekerjaan
yang berhubungan dengan pengolahan data yang biasanya dilakukan
secara manual sekarang telah diganti dengan komputer dalam pengolahan
datanya.
Dalam Abdul Halim (1994 : 32),Penggunaan komputer tidak
mengubah hakikat dari sistem informasi, tetapi hanya mengubah cara
pemrosesan transaksi menjadi laporan. Pengolahan data dengan
menggunakan bantuan komputer dapat lebih mudah dan tuntutan
kebutuhan informasi dapat segera dipenuhi, terlihat dari bagan dibawah
ini: Gambar 2.4: Model Sistem Informasi Manual
Transaksi
Prosedur Pelaksanaan Transaksi:
Prosedur Penjualan
Prosedur Pendapatan Kas
Prosedur Pembelian
Prosedur Pengeluaran Kas
Dan sebagainya
Dokumen
Jurnal dan Register
Buku Besar dan Buku Pembelian
Gambar 2.5 : Model Sistem Akuntansi dengan Komputer
Sumber : Abdul Halim
Dengan digunakannya mesin komputer dalam proses pengolahan
data, siklus pengolahan data dapat dipisahkan menajdi tiga yaitu masukan
(input), pengolahan (proses), keluaran (output). Bagian input memuat
bukti-bukti transaksi yang dijadikan data untuk diproses ketahap
pengolahan. Dalam tahap pengolahan, data yang tersedia kemudian diolah
menjadi jurnal kemudian dimasukkan kebuku besar. Hasil olahan data Transaksi
Prosedur Pelaksanaan Transaksi:
Prosedur Penjualan
Prosedur Pendapatan Kas
Prosedur Pembelian
Prosedur Pengeluaran Kas
Dan sebagainya
File Transaksi
inilah yang disebut dengan informasi. Informasi laporan keuangan dan
laporan lain dapat diperoleh pada tahap output. Dan dapat dilihat bahwa
dari data atau bukti transaksi diolah menjadi file-file trnsaksi yang siap
menjadi suatu informasi keuangan.
2.2.4.1. Dampak Penggunaan Komputer
Sangat sedikit aspek-aspek perusahaan yang tidak terpengaruh
oleh munculnya komputer. Selaim mempengaruhi cara pemrosesan dan
penyimpanan data, komputer juga sangat mempengaruhi cara organisasi
perusahaan, cara pengambilan keputusan, serta pemanfaatan fungsi
akunting perusahaan.
1. Dampak Terhadap Sistem Informasi
Selama berabad-abad sistem informasi perusahaan
didominasi oleh pemroses yang berupa manusia. Meskipun dibantu
dengan peralatan-peralatan seperti mesin penjumlah dan mesin
register kas, para karyawan pebukuan menjalankan tugas mereka
secara manual. Tetapi pada saat ini cara kerja manual atau sistem
informasi yang beririentasi pada manusia ini mulai beralih kesistem
yang didasarkan pada komputer atau sistem manusia mesin. Mesin
komputer milai bekerja sama dengan manusia dibanyak perusahaan
untuk menjalankan tugas pemrosesan data. Sejak saat itu, komputer
semakin banyak mengerjakan tugas pemrosesan informasi dan data
Dipihak lain, manusia tetap mengerjakan tugas-tugas yang lebih
sesuai bagi mereka ktimbang bagi komputer.
Menurut Wilkinson (1993: 149), keunggulan-keunggulan komputer
antara lain :
a. Komputer mampu memproses data lebih efektif daripada
manusia.
b. Komputer mampu melakukan penghitungan secara cepat, akurat
dan ekspansif.
c. komputer merapakan alat pemroses yang lebih dapat diandalkan
ketimbang manusia.
d. komputer dapat menyimpan data lebih padat.
e. pengoperasian komputer lebih efisien.
Karena kemampuan komputasinya, komputer komputer
dapat mempercepat penyiapan laporan. Laporan-laporan ini dapat
serinci dan seselektif mungkin sesuai dengan yang diinginkan.
Tanbahan lagi, komputer dapat membantu dalam menjaga
kemutakhitan informasi.
2. Dampak Atas Organisasi
Kehadiran komputer mempengaruhi struktur organisasi
perusahaan selain juga sistem informasinya. Manajemen perusahaan
dapat lebih fleksibel dalam memilih dan mengubah struktur
organisasi. Komputer juga dapat mempengaruhi tanggung jawab
3. Dampak Atas Fungsi Akunting
Fungsi akunting dibanyak perusahaan juga sangat
dipengaruhi oleh datangnya komputer. Negatifnya, fungsi akunting
kehilangan atau terpaksa membagi tanggung jawab pokoknya. Dan
positifnya, komputer memberikan dukungan besar bagi fungsi
akunting dan manajer-manajer akunting. (Wilkinson, 1993:
149-150).
2.2.5. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Terdapat berbagai faktor yamg dapat mempengaruhi kinerja sistem
informasi akuntansi. Menurut penelitian terdahulu yaitu penelitian dari
Luciana Spica Almalia dan Irmaya Briliantien faktor-faktor tersebut antara
lain : Partisipasi Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem,
Kemampuan Tehnik Personal Sistem Informasi, Dukungan Manajemen
Puncak, Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai.
2.2.5.1. Partisipasi Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem
Dalam almalia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja
Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif
antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan Sistem
Dikutip dari Muchlasin (2003), Partisipasi atau keterlibatan adalah
salah satu cara untuk memotivasi yang mempunyai ciri khas yang lain
dari pada yang lain. Hal ini disebabkan peningkatan partisipasi lebih
ditekankan pada segi psikologisdari pada segi materi, dimana dengan
malibatkan seseorang didalamnya, maka orang tersebut akan merasa ikut
bertanggunga jawab.
Menurut Davis (1990:178) yang dinkutip oleh Muchlasin (2003),
ada tiga aspek yang sangat penting dalam keterlibatan kerja, antara lain:
1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi berarti
melibatkan emosi dan mental pegawai dari pada kegiatan fisik.
2. Motivasi untuk mnyumbang, memberikan ide-ide kreatif dam
membangunaspek yang sangat penting.
3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menurut pegawai
untuk mampu menerima tanggung jawab dalam kegiatan kelompok.
Pemakai adalah mereka yang terlibat dan menggunakan informasi
secara langsung. Tidak jarang pemakai secara tehnis lebih tahu mengenai
kode yang diperlukan dalam menyediakan informasi. Pemakai dapat
memberikan masukan berguna mengenai apa saja yang harus
direncanakan oleh sistem.
Dari definisi diatas yang telah dikutip dalam Muchlasin (2003),
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian partisipasi pemakai
merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh
Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan personal
yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai
dari tahap perencanaan,pengembangan sampai tahap implementasinya.
Apabila dalam pengembangan sistem informasi akuntansi,pemakai
diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap
organisasi. Hal ini dapat terjadi karena para pemakai berpartisipasi
langsung dalam penggunaan sistem informasi.
2.2.5.2. Kemampuan Tehnik Personal Sistem Informasi
Menurut Robbins (1994 : 46), kemampuan adalah kapasitas
individu untuk melakukan tindakan-tindakan dalam melaksanakan
berbagai tugas dalam pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki
karyawan diharapkan akan mendukung kegiatan karyawan yang juga
mendukung kegiatan badan usaha, sehingga akan terasa wajar apabila
badan memberi harapan agat tujuan karyawan dalam bekerja dapat
tercapai.
Dalam almalia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
semakin tinggi tingkat kemampuan tehnik personal Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara kemampuan tehnik personal SIA dengan
kinerja SIA.
2.2.5.3. Dukungan Manajemen Puncak
Dalam almalia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif
antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan
pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses
pengembangan dan pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan
akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem
informasi yang ada dan mersa puas dalam menggunakan sistem tersebut.
Partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat
dengan adanya dukungan dari manajemen puncak sehingga dengan
adanya partisipasi pamakai, kepuasan pengenbangan ssitem yang
dikembangkan akan lebih besar.
2.2.5.4. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai.
Dalam almalia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
kinerja Sistem Informasi Akuntani akan lebih tinggi apabila program
pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan.
Pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian
seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru atau hanya
untuk mengembangkan tugas-tugas yang telah ada. Tugas-tugas yang
dimaksud tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya tetapi juga bisa
2.2.6. Teori yang Melandasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang
berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi
hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan
meramalkan fenomena.(Kerlinger (1978) dalam Sugiono (2007) ).
Menurut Wiliam (1986) dalam Sugiono (2007), teori adalah
generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk
menjelaskan berbagai fenomena secara sitematik.
Untuk itu faktor-faktor diatas dapat dipaparkan teori-teori yang
melandasi masing-masing faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sistem
informasi akuntansi. Toeri-teori tersebut akan dijelaskan dibawah ini :
2.2.6.1. Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Dalam penelitian Muckhlasin (2003), partisipasi pemakai dalam
pengembangan SIA mulai dari tahap perencanaan, pengembangan
sampai dengan tahap implementasi sistem informasi. Oleh karena itu
banyak pihak berpendapat bahwa partisipasi pemakai dalam
pengembangan SIA akan memberikan dampak secara positif terhadap
Teori pendukung partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem
informasi akuntansi adalah teori Y oleh MC. GREGOR dalam
Muchlasin (2003), asumsi teori Y secara ringkas sebagai berikut:
1. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang
alamiah seperti bermain, bila pekerjaan tidak menyenangkan,
mungkinitu karena cara melakukan tersebut dalam organisasi.
2. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalian diri sendiri amat
diperlukan supaya pekerjaan dilakukan dengan baik.
3. Kebanyakan orang di motivasi terutama oleh keinginan mereka
untuk diterima dilingkungan, mendapat pengakuan dan merasa
berprestasi seperti juga kebutuhan mereka akan uang untuk
memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman.
4. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan
sesuatu tanggung jawab bila mereka memperoleh bimbingan,
pengelolaan dan kepemimpinan yang tepat.
5. Kebanyakan orang mempunyai cara untuk menyelesaikan masalah
secara kreatif dalam organisasi
Berdasarkan teori diatas, bila dihubungkan denagn partisipasi
pemakai SIA dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk dari peran serta
karyawan dalam partisipasi pemakai mendorong orang-orang untuk
menerima tanggung jawab dan mampu menyelesaikan masalah dalam
kepuasan pemakai sistem informasi sehingga akan meningkatkan kinerja
karyawan pemakai Sistem Informasi Akuntansi.
2.2.6.2. Teori yang Melandasi Pengaruh Kemampuan Tehnik Personal Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
“ability is an individualis capacity to perform the various task in a
job” yang diartikan bahwa kemampuan meninpakan kapasitas seseorang
dalam mengerjakan berbagai macam tugas dalam pekerjaan dengan
kemampuan yang ada kegiatan karyawan tidak akan menyinpang jauh
dari kegiatan badan udaha seningga dapat memberikan kepuasan.
(Robbins, 1996:86).
Teori pendukung dari kemampuan tehnik personal yaitu teori
pencapaian prestasi oleh Mc. Celland (1953) perintis penelitian
pencapaian prestasi, individu-individu yang memiliki keinginan untuk
memperoleh prestasi dapat dibedakan dengan lainnya dalam empat ciri,
yaitu:
a. Orang bekerja menghadapi tantangan yang modern. Jika pekerjaan
sangat mudah, mereka hanya memperoleh sedikit kepuasan. Jika
terlalu sulit maka cenderung bimbang
b. Mereka senang memperoleh umpan balik yang kongkret apabila
apakah berhasil atau tidak
c. Mereka lebih menyukai bertanggung jawab secara personal atas
tugas yang mereka kerjakan, jika mereka ingin bekerja pada suatu
,menyukai melakukan hal itu sendiri karena akan merasa puas akan
hasil kerjanya.
d. Mereka kurang istirahat : cenderung dan banyak bepergian ketika
sesuatu menjadi rutin, kemungkinan berhasil meningkat dan mereka
yakin bahwa mereka dapat melakukan hal tersebut mereka mulai
mencari kemingkinan yang lebih menantang tugas mereka,
meningkatkan sesuatu yang lama dan menemukan sesuatu yang baru.
Teori pencapaian prestasi didasarkan asumsi bahwa perubahan
perilau muncul karena ndividu ingin berhasil. Individu yang memiliki
predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik
memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan
memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika
seseorang menghabiskan waktu berfikirnya untuk melakukan sesuatu
yang baik, maka orang tersebut akan menampakkan dorongan, energi
dan hasrat ingin sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar.
Muclasin, 2003:32).
Dari teori diatas dapat diambil kesimpulan masalah kepuasan yang
rendah akan mengakibatkan kemampuan tehnik personal pemakai sistem
informasi akuntansi juga rendah. Selain itu juga akan berpengaruh
terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. Kemampuan
2.2.6.3. Teori yang Melandasi Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Dalam jurnal Almilia,. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan
meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungna yang positif
antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan
pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.
Dikutip dari Muckhlasin 2003, dukungan manjemen puncak yang
memadai dalam proses pengembangan sisten informasi dan
pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan
keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan
merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut. Beberapa teori yang
mendukung hubungan dukungan manajemen puncak dengan kinerja
sistem informasi akuntansi diantaranya yaitu:
a. Teory Kelompok (Group Theory) Filley House dan Kerr (1976)
Yaitu teori yang beranggapan bahwa supaya kelompok bisa
mencapai tujuan-tujuanya, maka harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dan pengikutny-pengikutnya.
b. Teori Jalan Kecil – Tujuan (Path-Goal Theory)
Dalam pengembangannya yang modern, Martin Evans dan Robert
House secara terpisah telah menulis karangan dalam subyek yang
pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan dan
pelaksanaan pekerjaan bawahan.
Adapun teory pathgoal versi house, memasukkan empat type atau
gaya utama kepemimpinan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Direktif
Type ini sama dengan model kepemimpinan otokratis dari
lippit dan White. Bawahan tahu senyatanya apa yang diharapkan
darinya dan pengrahan yang khusus diberikan oleh pemimpin.
Dalam model ini tidak ada pertisipasi dari bawahan.
2. Kepemimpinan yang mendukung (Supprtive Leadership)
Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk
menjelaskan sendiri, bersahbat, mudah didekati dan mempunyai
perhatian kemanusaan yang murni terhadap para bawahannya.
3. Kepemimpinan Pertisipatif
Gaya kepemimpinan ini, pemimpin berusaha meminta dan
menggunakan saran-saran dari para bawahannya. Namun dalam
mengambil keputusan masih tetap berada padanya.
4. Kepemimipanan yang Berorientasi pada Prestasi
Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan
yang menantang para bawahannya untuk berprestasi. Demikian
pula pemimpin memberikan keyakinan kepada mereka mampu
Chusing (1994: 359) dalam Muchlasin (2003: 34) berpendapat
bahwa jika pekerja merasa kurang mendapatkan dukungan manajemen
puncak, maka pekerja tersebut akan berfikir jika manajemen puncak
tidak mendukung, mengapa saya harus melakukannya. Dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerja akan lebih senang melakukan
pekerjaan mereka jika pihak manajemen puncak juga mendukung usaha
mereka. Dukungan manajemen puncak diantaranya dalam langkah
penyediaan sumber daya dan motivasi. Dengan dukungan tersebut, para
pekerja akan mersa yakin bahwa sistem informasi yang dikembangkan
akan terus bisa berjalan dengan lancar sehingga para pemakai akan
merasa puas dengan bekerja didalam lingkungan sistem tersebut.
Hubungan ini menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan
manajemen puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk
pengembangan sistem informasi dan operasinya, kepuasan pemakai
dalam menggunakan sistem yang ada semakin tinggi juga.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa semakin tinggi dukungan manajemen puncak maka semakin
tinggi pula pengaruhnya terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
2.2.6.4. Teori yang Melandasi Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Pelatihan sangat menguntungkan perusahan meliupti sejulam
aspek-aspek antara lain: mengurangi pengawasan, meningkatkan rasa
harga diri, meningkatkan kerja sama, memudahkan pelaksanaan promosi
dan mutasi pelaksanaan pendelegasian wewenang.
Dalam Muchlasin (2003), pendidikan adalah suatu kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya
peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.
Menurut T. Hani Handoko (2000:117) dalam bukunya manajemen
personalia dan sumber daya manusia, lebih lanjut memberikan batasan
tentang manfaat nyata dapat diperoleh dengan adanya program pelatihan
dan pendidikan yang dilaksanakan oleh organisasi/perusahaan terhadap
karyawan, yaitu sebagai: meningkatkan rasa puas karyawan,
pengurangan pemborosan, mengurangi ketidakhadiran dan turn over
karyawan memperbaiki metode dan sistem kerja, menaikkan tingkat
penghasilan, mengurangi biaya-biaya lembur, mengurangi biaya
pemeliharaan mesin-mesin mengurangi keluhan-keluhan karyawan,
mengurangi kecelakaan kerja, memperbaiki komunikasi, meningkatkan
pengetahuan karyawan. Memperbaiki moral karyawan, menimbulkan
Teori pendukung dari program pelatihan dan pendidikan (Face dan
faules, 2001: 417-442) dalam Muclasin (2003) yaitu:
1. Teori Rasional dinyatakan oleh Ellis dan Herper (1975)
Teori rasional dinyatakan bahwa perubahan seseoarang
dipermudah dengan penyajian masalah-masalah dimana persepsi,
kepercayaan makna personal seseorang atas realitas diuji
ketepatannya dengan memabndingkan dengan sumber-sumber
eksternal. Rasionalis dikembangkan dengan menerapkan cara-cara
khusus dalam membicarakan persoalan tersebut. Persoalan
rasional-emotif disebut sebagai salah satu bentuk terapi.
2. Teori Perilaku dinyatakan oleh Ellis dan Herper (1975)
Teori perilaku memiliki asumsi dasar bahwa perubahan dalam
cara orang berperilaku akan dihasilkan lebih efisien dengan
menitikberatkan yang dapat diobservasi daripada menitikberatkan
kepercayaan dan cara berpikir, seperti yang disarankan teori
rasioanal. Pada kenyataanya, sikap dan pikiran internal dapat
dipahami dengan mengobservasi dan mengukur perilaku nyata. Hal
tersebut tidak berani perilaku tersebut tidak dipergunakan oleh proses
internal dan berfikir, hal ini sekedar berarti bahwa perilaku yang
dapat observasi adalah fokus perhatian. Filosofi perilaku
mengasumsi hubungan perubahan perilaku secara khusus
menghasilkan hubungan dengan perubahan dalam berfikir atau
3. Teori Pengalaman oleh Spinger (1981)
Pendekatan pengalaman terhadap perubahan perilaku
mendasari atas asumsi bahwa orang lebih percaya akan pengalaman
mereka sendiri daripada pengalaman orang lain. Menurut pandangan
ini, orang mengubah perilaku mereka, dengan menguji kepercayaan
mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana mereka
merasa dorongan emosi yang penting. Dengan menggambarkan apa
yang terjadi pada mereka dan membuat usaha yang sadar untuk
mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.
Empat jenis aktivitas yang termasuk dalam urutan pelatihan
pengalaman adalah:
a. Pengalaman, yang meliputi pengawasan suatu latihan yang
mengizinkan peserta pelatihan menghadapi suatu aspek realitas
sejauh hal itu membangktikan suatu responden emosional ada
peserta tertentu.
b. Informasi Penjelasan, yang merupakan penyajian teori yang
menerangkan apa yang terjadi pada peserta atau mengapa latihan
tersebut dapat membangkitkan respons.
c. Analisis meliputi bantuan terhadap peserta untuk pengalaman dengan
menggunakan teori tersebut yang menerangkan apa yang terjadi,
untuk merumuskan prinsip-prinsip bagi penggunaan selanjutnya, dan
mengidentifikasi serta ketrampilan-ketrampilan spesifikasi yang
d. Sesi praktik terdiri dari penyiapan dan pembimbingan peserta
pelatihan melalui pengenalan dan latihan ketrampilan yang disiapkan
untuk mengalihkan keahlian itu ketempat mereka.
Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan
pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansi. Namun tidaklah berarti bahwa semua tujuan tersebut akan
didapatnya, tentunya tujuan berbagai macam pelatihan dan
masing-masing berbeda antara satu dengan yang lainnya. Maka dari itu bila
suatu pelatihan dan pendidikan dilaksanakan, terlebih dahulu harus
ditetapkan manfaat apa saja yang hendak dicapai serta jenis pelatihan
mana yang digunakan sehingga meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya program pelatihan dan pendidikan pemakai yang sesuai
dengan kebutuhab perusahaan maka akan meningkatkan kinerja sisten
informasi akuntansi pada perusahaan tersebut.
2.2.7. Pengaruh Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan, Kemampuan Tehnik Personal, Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sisten Informasi Akuntansi.
Dalam almilia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja
antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan Sistem Informasi
dalam kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Dalam almilia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
semakin tinggi tingkat kemampuan tehnik personal Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara kemampuan tehnik personal SIA dengan
kinerja SIA.
Dalam almilia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan
meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif
antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan
pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.
Dalam almilia (2006), Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
kinerja Sistem Informasi Akuntani akan lebih tinggi apabila program
pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan.
Berdasarkan teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
keberhasilan sebuah perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan
tergantung pada manajer perusahaan tersebut dalam mendapatkan
informasi yang cepat, akurat dan dapat mendukung jalannya
program-program yang direncanakan untuk kemajuan perusahaan. Selain manajer,
kemampuan karyawan dalam menjalankan dan mengembangkan sistem
informasi akuntansi tersebut juga sangat mendukung kemajuan sebuah
2.3. KERANGKA PIKIR
Penelitian ini meneliti tentang kinerja sistem informasi akuntansi
dengan faktor-faktor yang meliputi Partisipasi Pemakai Dalam Proses
Pengembangan Sistem, Kemampuan Tehnik Personal Sistem Informasi,
Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai. Dan dari teori-teori yang telah diuraikan diatas,
diperoleh premis-premis sebagai berikut:
Premis 1:
Bentuk dari peran serta karyawan dalam pertisipasi pemakai mendorong
orang-orang untuk menerima tanggung jawab dan mampu menyelesaikan
masalah dalam organisasi sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan
pemakai Sistem Informasi Akuntansi. Gregor dalam Muchlasin (2003).
Premis 2:
Keterlibatan pemakai dan pertisipasi pemakai dalam pengembangan sistem
informasi akuntansi mempengaruhi kenerja siatem informasi akuntansi.
(Almilia, 2006).
Premis 3:
Dukungan manajemen puncak akan meningkatkan partisipasi pemakai dan
berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi.
(Muchlasin, 2003).
Premis 4:
Kemampuan tehnik personal pemakai sistem informasi akuntansi