• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Informasi dengan Metode Waterfall

TINJAUAN PUSTAKA

3.11. Metode Pengembangan Sistem Informas

3.11.1. Pengembangan Sistem Informasi dengan Metode Waterfall

Kadang-kadang disebut siklus hidup klasik atau model waterfall, model sekuensial linier menunjukkan sistematis, pendekatan sekuensial untuk pengembangan perangkat lunak yang dimulai pada tingkat sistem dan kemajuan melalui analisis, desain, coding, pengujian dan dukungan. Pada Gambar 3.4. menggambarkan model sekuensial linier untuk rekayasa Perangkat Lunak.

Sumber : Roger S. Pressman, Software Engineering A Practitioner’s Approach, 2001. Gambar 3.4. Model Waterfall

Model setelah siklus rekayasa konvensional, model sekuensial linier meliputi kegiatan sebagai berikut :

19 Roger S. Pressman, Software Engineering A Practitioner’s Approach, (Mc Graw-Hill: America

2001), hal 28-30.

System/ information engineering

1. Rekayasa dan pemodelan sistem

Karena sistem merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar, pemodelan ini dimulai dengan membangun syarat dari semua elemen sistem dan mengalokasikan beberapa subset dari kebutuhan ke software tersebut. Pandangan sistem ini penting ketika software harus berhubungan dengan elemen-elemen yang lain seperti software, hardware, manusia, dan database. Rekayasa dan pemodelan sistem menyangkut pengumpulan kebutuhan pada tingkat sistem dengan sejumlah kecil analisis serta desain tingkat puncak. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

2. Analisis kebutuhan software

Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada software. Untuk memahami sifat dari program yang dibuat, maka

software engineer harus memahami domain informasi software tersebut,

misalnya fungsi yang dibutuhkan, tingkah laku, unjuk kerja, dan user

interface. Kebutuhan baik untuk sistem maupun software didokumentasikan

dan ditunjukkan kepada pelanggan.

3. Desain

Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk blueprint software sebelum coding dimulai. Desain software sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda, struktur data, arsitektur

software, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Desain

tahap sebelumnya. Proses desain menterjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi software yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana 2 aktivitas sebelumnya, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi software.

4. Generasi kode

Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding.. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap desain yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.

5. Pengujian

Setelah program dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada logika internal software, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional, yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan – kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang diinginkan. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

6. Pemeliharaan

Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya tetap seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan

sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Software dapat mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan (perkecualian yang mungkin adalah software yang dilekatkan), karena software harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan– perubahan di dalam lingkungan eksternalnya (contohnya perubahan yang dibutuhkan sebagai akibat dari perangkat peripheral atau sistem operasi yang baru), atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya. Pemeliharaan software mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi.

Model ini sangat popular karena pengaplikasiannya mudah. Selain itu, ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal project, maka System Engineer dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal project lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya. Meskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut/sequential, maka ketika suatu tahap terhambat, maka tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini. Selain itu, ada beberapa kekurangan pengaplikasian model ini,antara lain adalah sebagai berikut:

1. Ketika problem muncul, maka proses berhenti, karena tidak dapat menuju ke tahapan selanjutnya. Bahkan jika kemungkinan problem tersebut muncul akibat kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi tahapan sebelumnya agar problem ini tidak muncul. Hal - hal seperti ini yang dapat membuang waktu pengerjaan System Engineer.

2. Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang waktu yang cukup lama, artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Oleh karena itu, seringkali model ini berlangsung lama pengerjaannya.

3. Pada setiap tahap proses tentunya dipekerjakan sesuai spesialisasinya masing- masing. Oleh karena itu, ketika tahap tersebut sudah tidak dikerjakan, maka sumber dayanya juga tidak terpakai lagi. Oleh karena itu, seringkali pada model proses ini dibutuhkan seseorang yang multi - skilled, sehingga minimal dapat membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya.

Pengembang sering melakukan penundan yang tidak perlu. Sifat alami dari siklus kehidupan klasik membawa kepada blocking state di mana banyak anggota tim proyek harus menunggu tim yang lain untuk melengkapi tugas yang saling memiliki ketergantungan. Blocking state cenderung menjadi lebih lazim pada awal dan akhir sebuah proses sekuensial linier.

3.12. HTML (Hypertext Markup Language)20

3.13. PHP (Hypertext Preprocessor)

HTML (Hypertext Markup Language) merupakan salah satu format atau bahasa yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan di halaman web. Dikatakan markup language karena HTML berfungsi untuk memformat file dokumen teks biasa untuk bisa ditampilkan pada web browser dengan bantuan tanda-tanda yang sudah ditentukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan elemen atau yang sering disebut sebagai tag. Elemen HTML biasanya berupa tag yang berpasangan dan setiap tag ditandai dengan simbol < dan >.

21

1. Membuat Sketsa Desain

PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side scripting adalah sintaks dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada dokumen HTML. Pembuatan web in merupakan kombinasi antara PHP sendiri sebagai bahasa pemrograman dan HTML sebagai pembangun halaman web. Langkah-langkah dalam membuat website adalah:

Desainer bisa saja menuangkan ide dalam membuat interface suatu homepage dalam bentuk sketsa di kertas dahulu. Untuk kebanyakan orang, biasanya langkah ini dilewatkan dan langsung pada langkah membuat desain layout dengan menggunakan software.

2. Membuat Layout Desain

20

Bimo Sunarfrihantono, ST, PHP dan MySQL Untuk Web, (Yogyakarta : Andi, 2002), Hal. 1-2.

21 Sutarman, Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL, (Yogyakarta : Graha Ilmu,

Dalam mendesain, desainer menuangkan ide dalam membuat interface suatu

homepage.Dalam desain layoutwebsite dapat menggunakan software seperti

Photoshop, Macromedia, adobe Illustrator. 3. Membagi Gambar dalam Potongan Kecil-kecil

Setelah desain layout hompage sudah jadi, file gambar tersebut dipecah menjadi potongan kecil-kecil untuk mengoptimalkan waktu download.

4. Membuat Animasi

Animasi diperlukan untuk menghidupkan homepage agar menarik pengunjung.

5. Membuat HTML

Setelah tahap desain layout, tahap selanjutnya merapikan layout desain seperti menempatkan beberapa tombol, gambar dan teks.HTML atau yang memiliki kepanjangan Hypertext Markup Language adalah script di mana bisa menampilkan informasi dan daya kreasi lewat internet. HTML sendiri adalah suatu dokumen teks biasa yang mudah dimengerti dibanding bahasa pemrograman lainnya, dan karena bentuknya itu maka HTML dapat dibaca oleh berbagai platform seperti: Windows, Linux, Macintosh. Kata “Markup

Language“ pada HTML menunjukkan fasilitas yang berupa tanda tertentu

dalam skrip HTML, dimana di dalam skrip bisa mengatur judul, garis, tabel, gambar, dan lain-lain dengan perintah yang telah ditentukan pada elemen HTML.

Programming dan script yang bisa digunakan PHP, Borland Delphy, Visual Basic. Programming dan script biasanya dilakukan setelah desain homepage

telah jadi. Pembuatan programming dan script mulai dari pembuatan database dan kemudian listing program.

7. Evaluasi dan Test

Setelah selesai membuat situs secara keseluruhan sangatlah perlu untuk melakukan evaluasi, apakah link-link yang ada sudah berjalan dengan benar dan bukan broken link (link yang salah target atau tidak target).

8. Upload HTML

Setelah file menjadi html beserta gambar dan script-nya, perlu mengupload file ke suatu tempat (hosting), agar semua orang di dunia dapat mengakses halaman html.

9. Promosi Homepage

Pada tahap ini promosikan situs di search engine yang ada seperti www.yahoo.com, www.google.com, www.altavista.com

Dokumen terkait