BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Pengembangan Sistem
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
Menurut Hoffer dkk dalam Kadir mengatakan, bahwa untuk mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan perusahaan menggunakan metodologi yang disebut metodologi pengembangan sistem. Yang dimaksud dengan metodologi ini adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalis, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi (Kadir, 2002).
2.3.1 System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC merupakan metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Metodologi ini mencakup sejumlah fase atau tahapan (Kadir, 2002).
Tabel 2.1 Tahapan dalam SDLC
Sumber Tahapan – tahapan dalam SDLC
Alter (1992) Inisiasi, Penembangan, Implementasi, dan Operasi Pemeliharaan.
Fabbri dan Schwab (1992)
Studi kelayakan, rencana awal, analisa sistem, desain sistem dan implementasi sistem.
Hoffer, George dan Valacich (1998)
Identifikasi dan seleksi proyek, inisiasi dan perencanaan proyek, analisa, perancangan logis, perancangan fisik, implementasi dan pemeliharaan.
McLeod (1998) Perencanan, analisa, perancangan dan implementasi. Turban, McLean,
dan Wetherbe (1999)
Inisiasi proyek, analisa sistem dan studi kelayakan, analisa dan perancangan logis. Akuisisi atau pengembangan,
implementasi, operasi, evaluasi pasca audit, dan pemeliharaan. Zwass (1998) Studi kelayakan, analisa kebutuhan, perancangan logis,
perancangan fisik, pengkodean dan pengujian, konversi, dan kajian pasca-implementasi (Kadir, 2002).
Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai literatur berbeda- beda, pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama saja.
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
Gambar 2.1 Siklus hidup pengembangan sistem informasi 2.3.1.1 Analisa sistem
Tahapan analisa sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru. Permintaan dapat datang dari seorang manajer di luar departemen sistem informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau menemukan adanya peluang baru. Namun, adakalanya inisiatif pengembangan sistem baru berasal dari bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem informasi, yang bermaksud mengembangkan sistem yang sudah ada atau menangani masalah-masalah yang belum tertangani (Kadir, 2002).
Tujuan utama analisa sistem adalah untuk menentukan hal-hal detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Analisa sistem mencakup studi kelayakan dan analisa kebutuhan (Kadir, 2002).
Analisa Sistem
Perancangan Sistem
Implementasi Sistem
Operasi dan Pemeliharaan sistem
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
a. Studi kelayakan
Studi kelayakan digunakan untuk menetukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan dan dampak terhadap lingkungan sekeliling (Kadir, 2002).
Di dalam tahapan ini, analisa sistem melaksanakan penyelidikan awal terhadap masalah dan peluang bisnis yang disajikan dalam usulan proyek. Pengembangan sistem tugas-tugas yang tercakup dalam studi kelayakan meliputi :
1. Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem. 2. Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan. 3. Pengidentifikasian para pemakai sistem.
4. Pembentukan lingkup sistem (Kadir, 2002).
Selain itu, selama dalam tahapan studi kelayakan sistem analis juga melakukan tugas-tugas seperti berikut:
1. Pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem baru. 2. Pembuatan analisa untuk membuat dan atau membeli aplikasi. 3. Pembuatan analisa biaya/manfaat.
4. Pengkajian terhadap risiko proyek.
5. Pemberian rekomendasi untuk meneruskan atau menghentikan proyek (Kadir, 2002).
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
Tabel 2.2 Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam analisa biaya/manfaat (Lucas dalam Kadir, 2002).
No Pengembangan Operasi
1 Waktu analisa sistem Biaya komputer.
2 Waktu program Biaya komunikasi.
3 Waktu pemakai Biaya staf Pengoperasi.
4 Biaya pembelian perangkat keras Biaya pertumbuhan pemakai. 5 Biaya pembelian perangkat lunak Biaya pemeliharaan.
6 Biaya jasa (misalnya integrator sistem dan konsultan)
b. Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan (disebut juga spesifikasi fungsional). Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-hal yang dilakukan sistem ketika diimplementasikan. Spesisifikasi ini sekaligus dipakai untuk membuat kesepakatan antara pengembang sistem, dan pemakai yang kelak menggunakan sistem, manajemen dan mitra kerja yang lain (misalnya auditor internal) (Kadir, 2002).
Analisa kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran volume data yang akan ditangani sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai, serta kontrol terhadap sistem (Kadir, 2002).
Untuk melakukan analisa kebutuhan, analisa sistem biasanya melakukan langkah-langkah seperti berikut:
1. Wawancara
2. Riset terhadap sistem sekarang 3. Observasi lapangan
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
4. Kuis
5. Pengamatan terhadap sistem serupa 6. Prototipe (Kadir, 2002).
2.3.1.2 Perancangan sistem
Perancangan sistem dibagi menjadi dua subtahapan, yakni perancangan konseptual, dan perancangan fisik. Target akhir dari tahapan ini adalah menghasilkan rancangan yang memenuhi kebutuhan yang ditentukan selama tahapan analisa sistem. Hasil akhirnya berupa spesifikasi rancangan yang sangat rinci sehingga mudah diwujudkan pada saat pemprograman (Kadir, 2002).
a. Perancangan konseptual
Perancangan konseptual sering kali disebut perancangan logis. Pada perancangan ini, kebutuhan pemakai dan pemecahan masalah yang teridentifikasi selama tahapan analis sistem mulai dibuat untuk diimplementasikan. Ada tiga langkah penting yang dilakukan dalam perancangan konseptual, yaitu evaluasi alternatif rancangan, penyiapan spesifikasi rancangan, dan penyiapan laporan rancangan sistem secara konseptual. Evaluasi alternatif rancangan digunakan menentukan alternatif-alternatif rancangan yang bisa digunakan dalam sistem. Spesifikasi rancangan ini mencakup elemen-elemen berikut:
1. Keluaran
Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian, mingguan, dan sebagainya), isi laporan, bentuk laporan, dan laporan cukup ditampilkan pada layar atau perlu dicetak.
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
2. Penyimpanan data
Dalam hal ini, semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan ditentukan lebih detail, termasuk ukuran data (misalnya, nama barang maksimal terdiri atas 25 karakter) letaknya dalam berkas.
3. Masukan
Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan ke dalam sistem.
4. Prosedur Pemprosesan dan Operasi
Rancangan ini menjelaskan bagaimana data masukan diproses dan disimpan dalam rangka untuk menghasilkan laporan (Kadir, 2002).
b. Perancangan fisik
Pada perancangan fisik, rancangan yang bersifat konseptual diterjemahkan dalam bentuk fisik sehingga terbentuk spesifikasi yang lengkap tentang modul-modul sistem dan antarmuka anatarmodul, serta rancangan basis data secara fisik. Berikut adalah hasil akhir setelah perancangan fisik berakhir:
1. Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan dokumen. 2. Rancangan masukan, berupan rancangan layar untuk pemasukan data.
3. Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan interaksi antara pemakai dan sistem (menu, ikon, dan lain-lain).
4. Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perngkat keras dan perangkat lunak yang digunakan.
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
5. Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas dalam basis data, termasuk penentuan kapasitas masing-masing.
6. Rancangan modul, berupa rancangan modul atau program yang dilengkapi dengan algoritma (cara modul atau program kerja bekerja).
7. Rancangan kontrol, berupa rancangan kontrol-kontrol yang digunakan dalam sistem (mencakup hal-hal seperti validasi, otorisasi, dan pengauditan). 8. Dokumentasi, berupa hasil pendokumentasian hingga tahap perancangan
sistem.
9. Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji sistem. 10. Rencana konversi, berupa rencana untuk menerapkan sistem baru terhadap
sistem lama (Kadir, 2002). 2.3.1.3 Implementasi sistem.
Pada tahap ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang dimaksud berupa:
a. Pemprograman dan pengujian.
b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak. c. Pelatihan kepada pemakai.
d. Konversi.
e. Pembuatan dokumentasi.
Dari beberapa kegiatan di atas, kegiatan penting untuk dibahas lebih lanjut adalah pemprograman, pengujian, konversi, dan pembuatan dokumentasi. (Kadir, 2002).
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
a. Pemprograman dan pengujian
Berdasarkan perancangan fisik, pemprogram memulai melakukan pemprograman. Pemprograman adalah aktivitas pembuatan program atau sederetan instruksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja sesuai dengan maksud masing-masing instruksi. Setiap program menjalani pengujian secara individual untuk memastikan bahwa program bebas dari kesalahan. Pengujian seperti ini disebut dengan pengujian unit. Jika terjadi kesalahan, pemakai akan berusaha mencari penyebabnya dan proses untuk melakukan pencarian kesalahan ini dikenal dengan sebutan debugging.
1. Pengujian integrasi
Pengujian ini dilakukan setelah semua modul/program melewati pengujian unit untuk melihat efek ketika program saling dikaitkan.
2. Pengujian sistem
Setelah melalui pengujian integrasi, fungsi-fungsi dalam sistem dan juga kinerjanya diuji. Sistem divalidasikan terhadap spesifikasi kebutuhan dengan kondisi dan lingkungan yang menyerupai dengan keadaan dan lingkungan operasional. Pada pengujian ini, kontrol dan prosedur pemulihan sistem (system recovery) juga diuji.
3. Pengujian penerimaan
Dilakukan sebelum sistem dioperasikan dengan melibatkan pemakai, pengembangan sistem, personil yang akan memelihara sistem, manajemen, dan auditor internal. Tujuannya adalah untuk meyakinkan
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
bahwa segala kebutuhan telah terpenuhi. Dalam hal ini pemakai akan memberikan persetujuan untuk menerapkan sistem ini sebagai sistem produksi (sistem yang akan dioperasikan oleh pemakai).
4. Pengujian instalasi
Jika pengujian penerimaan dilakukan sebelum sistem dipasang ke lingkungan operasional, sistem perlu diuji kembali setelah dipasang pengujian seperti inilah yang disebut pengujian instalasi (Kadir, 2002). b. Konversi
Konversi merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama. Terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan untuk melakukan konversi yaitu konversi paralel, konversi langsung, konversi pilot dan konversi modular atau bertahap.
1. Konversi paralel (parallel conversion)
Pada konversi ini, sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan. Setelah melalui masa tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem lama, maka sistem lama segera dihentikan.
2. Konversi langsung (direct conversion atau direct cutover)
Konversi ini dilakukan dengan cara menghentikan sistem lama dan menggantikannya dengan sistem baru.
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
Konversi ini dilakukan dengan menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu yang diperlukan sebagai pelopor. Jika konversi ini dianggap berhasil, maka akan diperluas ke tempat-tempat yang lain.
4. Konversi modular atau bertahap (phased conversion)
Konversi dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sistem baru. Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali dengan yang lama. Jika tak terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasangkan lagi untuk mengganti modul-modul lama yang lain. Cara seperti ini lebih aman daripada konversi langsung (Kadir, 2002).
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena akan menjadi acuan pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Pada tahapan implementasi, dokumentasi yang dibuat dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu dokumentasi pengembangan, dokumentasi operasi, dan dokumentasi pemakai.
1. Dokumentasi pengembangan
Dokumentasi ini menjabarkan sistem secara lengkap, mencakup deskripsi sistem, bentuk keluaran, bentuk masukan, bentuk basis data, bagan alir program, hasil pengujian, dan bahkan lembar penerimaan pemakai.
2. Dokumentasi Operasi
Dokumentasi ini mencakup antara lain jadwal pengoperasian, cara pengoperasian peralatan, faktor-faktor keamanan, dan masa berlakunya suatu berkas.
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
3. Dokumentasi Pemakai
Berisi petunjuk untuk menggunakan masing-masing program dan juga mencakup materi pelatihan (Kadir, 2002).
2.3.1.4 Operasi dan Pemeliharaan
Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya menggantikan sistem lama, sistem memasuki pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Selama sistem beroperasi, pemeliharaan sistem tetap diperlukan karena beberapa alasan. Pertama, mungkin sistem masih menyisakan masalah-masalah yang tidak terdeteksi selama pengujian sistem. Kedua, pemeliharaan diperlukan karena perubahan bisnis dan lingkungan, atau adanya permintaan kebutuhan baru (misalnya berupa laporan) oleh pemakai. Ketiga, pemeliharan juga bisa dipicu karena kinerja sistem yang menjadi menurun sehingga barangkali perubahan-perubahan penulisan program (Kadir, 2002).
2.3.2 Prototipe
Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.
Prototipe dapat berdiri sebagai metode pengembangan tersendiri, tetapi juga dapat menjadi bagian dari SDLC. Beberapa versi SDLC yang lebih baru sering kali menyertakan prototipe sebagai alternatif atau suplemen dalam tahapan analisis dan desain sistem (Turban, McLean dalam Kadir, 2002). Dalam banyak kasus prototipe lebih digunakan untuk mendukung SDLC daripada untuk menggantikannya
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
(Ronmey, Steinbart dan Cushing dalam Kadir, 2002). Kelebihan dan kelemahan prototipe sebagai berikut: (Kadir, 2002)
Tabel 2.3 Kelebihan dan kelemahan prototipe
No Kelebihan prototipe Kelemahan prototipe
1
Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih intensif.
Prototipe hanya bisa berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam menyediakan waktu dan pemikiran untuk menggarap prototipe.
2
Meningkatkan kepuasan pemakai. Kemungkinan dokumentasi terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi pada pengujian dan pembuatan prototipe.
3
Mempersingkat waktu pengembangan. Mengingat target waktu yang pendek, ada kemungkinan sistem yang dibuat tidak lengkap dan bahkan sistem kurang teruji.
4
Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe, kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai.
Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototipe ada kemungkinan pemakai menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang negatif.
5
Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta perubahan-perubahan.
Apabila tidak terkelola dengan baik, prototipe menjadi tidak pernah berakhir, hal ini disebakan permintaan terhadap perubahan terlalu mudah untuk dipenuhi.
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
6
Menghemat biaya (menurut penelitian, biaya pengembangan dpat mencapai 10% hingga 20% dibandingkan dengan menggunakan SDLC tradisional.
2.3.3 End-User development (pengembangan sendiri)
Organisasi besar yang memiliki departemen yang menangani informasi umumnya memenuhi kebutuhan sistem informasi dengan cara memgembangkannya sendiri. Kelebihan dan kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi sebagai berikut: (Kadir, 2002).
Tabel 2.4 Kelebihan dan kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi No Kelebihan pengembangan sendiri
sistem informasi
Kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi
1
Sistem dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Perlu waktu yang lama untuk mengembangkan sistem karena harus dimulai dari nol.
2 Dapat diintegrasikan dengan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.
Kemungkinan program mengandug bug sangat besar
3
Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dikontrol.
Kesulitan para pemakai dalam menyatakan kebutuhan dan kesukaran pengembangan memahami mereka dan seringkali hal ini membuat para pengembangan merasa puas.
4 Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif.
Keberhasilan pengembangan sistem dengan cara pembuatan sendiri oleh pihak internal perusahaan terletak pada kemampuan spesialis teknologi informasi dalam perusahaan dan juga kesiapan para pemakai yang terlibat selama pengembangan sistem berlangsung (Kadir, 2002).
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
2.3.4 Aplication Sofware Package ( Paket Perangkat Lunak Aplikasi)
Banyak vendor yang menjual paket perangkat lunak aplikasi (program siap pakai) dan bahkan kadangkala paket tersebut dijual bersama-sama perangkat keras. Umumnya pembelian paket seperti ini memungkinkan perusahaan pembeli untuk memodifikasi sendiri sistem yang sudah terpasang sehingga pemeliharaan selalu bergantung pada vendor. Namun, adakalanya paket dapat dimodifikasi sendiri oleh pengembang internal dalam perusahaan dengan cara mengatur beberapa parameter tertentu dalam paket. Kelebihan dan kelemahan penggunanan paket perangkat lunak aplikasi sebagai berikut: (Kadir, 2002).
Tabel 2.5 Kelebihan dan kelemahan paket perangkat lunak aplikasi No Kelebihan paket perangkat
lunak aplikasi
Kelemahan paket perangkat lunak aplikasi
1
Memerlukan waktu pengembangan yang jauh lebih singkat karena secara prinsip perangkat lunak paket siap untuk dioperasikan. Yang diperlukan adalah penyesuaian sistem berdasarkan kebutuhan pemakai.
Ada kemungkinan paket tidak mendukung fungsi-fungsi yang spesifik dalam perusahaan.
2 Pemakai dapat memilih paket yang sesuai dengan kebutuhan.
Ada kemungkinan harganya sangat mahal.
3
Umumnya paket merupakan perangkat lunak yang berkualitas tinggi karena sudah teruji di tempat lain sehingga terbebas dari bug.
Perangkat lunak tidak seefisien kalau menggunakan sistem buatan sendiri (karena umumnya paket dibuat seumum mungkin sehingga dapat dipakai oleh perusahaan mana saja).
4 Pemakai dapat melakukan uji coba terlebih dulu sebelum membeli.
Evaluasi paket menyita waktu dan menuntut biaya.
5
Dokumentasi lengkap. Ada kemungkinan paket hanya
jalan pada jenis perangkat keras tertentu (tidak kompetibel dengan perangkat yang sudah tersedia).
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
Menyerahkan pengembangan sistem ke pihak luar dikenal dengan sebutan outsourcing. Dalam prakteknya, outsourcing dapat berupa lebih dari hal itu, yakni sekaligus juga menyerahkan segala kegiatan yang berhubungan dengan pemprosesan informasi kepada pihak luar. Jadi, pihak luar tidak sekedar membuatkan sistem, tetapi juga sekaligus menangani operasi sistem dan bahkan terlibat dalam penyediaan perangkat keras. Cara seperti ini kurang lazim di Indonesia, tetapi cukup populer di Amerika. Kelebihan dan kelemahan penggunaan outsourcing. (Kadir, 2002).
Tabel 2.6 Kelebihan dan kelemahan outsourcing
No Kelebihan outsourcing Kelemahan outsourcing
1
Perusahaan dapat mengosentrasikan diri pada bisnis yang ditangani.
Kehilangan kendali terhadap sistem dan data karena bisa saja, pihak luar menjual data ke pesaing.
2
Dapat digunakan untuk meningkatakan kas dalam aset perusahaan karena tak perlu ada aset untuk teknologi informasi.
Mengurangai keunggulan kompetitif karena pihak luar tidak dapat diharapkan untuk menyediakannya karena juga harus memikirkan klien lain.
3
Mendapatkan kepakaran yang lebih baik dan teknologi yang lebih maju.
Menjadi saat bergantung pada pihak luar sehingga saat sulit bagi perusahaan untuk mngembil alih kembali sistem yang sedang berjalan.
4 Lebih menghemat biaya.
5 Menyingkat waktu pengembangan.
6
Menghilangkan penyediaan sarana saat beban puncak terjadi (yakni ketika terjadi masa-masa pembeli membanjir) dan cukup melakukan pengeluaran biaya sesuai dengan tambahan layanan yang diberikan oleh pihak luar.
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
2.4 Flowchart
Algoritma adalah langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu masalah atau merupakan urutan suatu pekerjaan dari setiap program yang merupakan jalan pikiran dari program itu sendiri.
Flowchart atau diagram alir adalah sekumpulan simbol-simbol atau skema yang menunjukkan atau menggambarkan rangkaian kegiatan-kegiatan program dari mulai hingga akhir. Inti pembuatan flowchart atau diagram alir ini menggambarkan urutan langkah-langkah dari suatu algoritma.
Tabel 2.7 Simbol flowchart
No. Simbol Fungsi
1 Terminal, untuk memulai dan mengakhiri suatu
program.
2 Proses, suatu simbol yang menunujukkan setiap
pengolahan yang dilakukan oleh komputer
3 Input-output, untuk memasukkan data ataupun
menunujukkan hasil dari suatu proses.
4 Decision, suatu kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban atau pilihan.
5 Predefined proses, suatu simbol untuk meyediakan tempat-tempat pengolahan dalam storage.
6 Connector, suatu prosedur akan masuk atau keluar melalui simbol ini dalam lembar yang sama.
7 Off-line Connector, merupakan simbol masuk atau keluarnya suatu prosedur pada lembar kertas lainnya.
8 Arus/Flow, prosedur yang dapat dilakukan dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, dari kiri ke kanan, dan
Enny Khairani : Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009, 2010.
dari kanan ke kiri.
9 Document, merupakan simbol untuk data yang
berbentuk kertas maupun untuk informasi
10 Untuk menyatakan sekumpulan langkah proses yang
ditulis sebagai prosedur.
11 Simbol untuk output, yang ditunjukkan ke suatu
device, seperti printer, plotters dan lain-lain sebagainya.
12 Untuk menyimpan data
Sumber: Pohan, 1997