• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA BULIAN

3.2 Pengembangan Mutu Tenaga Kerja

19

Pada awalnya istilah tenaga kerja dikenal dengan nama buruh. Istilah ini sudah dipergunakan sejak lama bahkan mulai dari zaman penjajahan Belanda. Pada zaman penjajahan Belanda yang dimaksud dengan buruh adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar dan orang-orang yang melakukan pekerjaan ini disebut Blue Collar. Sedangkan yang melakukan pekerjaan di kantor pemerintahan maupun

18

Wawancara dengan Iriana Masdalena, tanggal 5 Juni 2009 di kantor PDAM Tirta Bulian Tebing Tinggi.

19

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000, hal. 9.

swasta disebut pegawai atau White Collar. Setelah merdeka tidak ada lagi perbedaan antara buruh halus dan buruh kasar. Semua orang yang bekerja di sektor swasta baik pada orang maupun badan hukum disebut buruh. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah buruh diupayakan untuk diganti dengan istilah pekerja, sebagaimana yang diusulkan oleh Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) pada waktu kongres FBSI II tahun 1985. Alasan pemerintah berupaya mengubah istilah buruh disebabkan karena istilah ini kurang sesuai dengan kepribadian bangsa, buruh lebih cenderung menunjuk pada golongan yang selalu ditekan dan berada di bawah pihak lain yakni majikan. Buruh sekarang ini tidak lagi sama dengan buruh masa lalu yang hanya bekerja pada sektor non formal seperti kuli, tukang dan sejenisnya, tetapi juga sektor formal seperti Bank, Hotel dan lain-lain. Karena itulah istilah buruh lebih tepat jika disebut dengan istilah tenaga kerja atau pekerja.20

Untuk menjamin pemanfaatan secara maksimal dan profesional dari sarana-sarana yang dimiliki oleh Perusahaan Air Minum perlu ditindaklanjuti dengan pemanfaatan unsur organisatornya sebagai pengelola yang langsung bertanggung jawab terhadap pengurus dan pemeliharaan sarana yang dimiliki pihak perusahaan. Untuk memantapkan organisasi pengelola tersebut sangat diperlukan kemampuan dan keterampilan dari tenaga kerja yang

Sebuah pembangunan dalam pengembangan dari suatu perusahaan mengandung arti yang lebih besar dari hanya sekedar terpenuhinya dana yang cukup, sistem-sistem tekhnik atau administratif yang memadai, atau merekrut angkatan kerja dengan mengeluarkan sejumlah peraturan sebagaimana pada umumnya sering dipraktekkan oleh kebanyakan perusahaan air minum. Hal ini berarti bahwa perlu diadakan sebuah kegiatan yang dapat mengembangkan mutu tenaga kerja agar tercipta kinerja yang lebih efektif.

20

ada yaitu tenaga administratif, tenaga lapangan dan tenaga penunjang lainnya sebagai unsur-unsur yang harus dimiliki. Skill tenaga kerja merupakan salah satu unsur-unsur mutlak dalam mencapai efisiensi pelaksanaan tugas seorang tenaga kerja. Karena itu penting sekali menetapkan terlebih dahulu bentuk skill atau skill apakah yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas itu.21

a. Kekurangan atau rendahnya mutu skill.

Adapun langkah-langkah yang telah ditempuh oleh PDAM Tirta Bulian untuk menunjang dan meningkatkan kualitas dari perusahaan adalah dengan cara pengembangan mutu tenaga kerja melalui pendidikan formal, forum komunikasi, penyuluhan, job training, dan lain sebagainya. Dari sudut kemampuan bekerja, maka skill dapat merupakan salah satu permasalahan bagi kelancaran jalannya sebuah Badan Usaha/kerja, apabila didalamnya terdapat :

b. Tidak terdapat keaktifan atau tidak berkembangnya skill. c. Tidak terpeliharanya atau diterimanya skill.

d. Tidak adanya dorongan atau unsur negatif lainnya seperti keadaan sosial ekonomi, menuju pada tekad kearah peningkatan skill.22

Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf dan pegawai PDAM Tirta Bulian diselenggarakanlah pelatihan kerja untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan maupun keahlian kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan tenaga kerjanya. Pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja serta

21

Achmad Ichsan, Tata Administrasi Kekaryawanan, Jakarta : Penerbit Djambatan, 1969, hal. 180.

22

diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kualifikasi keterampilan atau keahlian dan dilakukan secara berjenjang. Setiap pekerja berhak untuk meningkatkan keterampilan atau keahlian kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya. Tenaga kerja yang telah melaksanakan pelatihan kerja ini nantinya akan berhak memperoleh pengakuan kualifikasi keterampilan dari pihak penyelenggara melalui sertifikasi keterampilan.23

1. Direktur

Adapun staf dan pegawai PDAM Tirta Bulian yang telah melaksanakan pelatihan, penataran ataupun pendidikan kerja mulai dari tahun 1981 sampai tahun 1990 antara lain adalah :

2. Kabag. Teknik dan Produksi

3. Kasubbag. Peralatan dan bengkel umum 4. Asisten Pengawas

5. Staf Pembukuan 6. Kasubbag. Tata Usaha 7. Kasubbag. Perencana Teknik

8. Kasubbag. Produksi dan Pengolahan 9. Kasubbag. Langganan dan Pembaca meter 10. Kabag. Umum dan Keuangan

11. Staf Produksi dan pengolahan

23

Pelaksanaan Pelatihan ini kesemuanya dilaksanakan dengan baik oleh tiap-tiap staf pegawai sehingga mereka mendapat nilai yang baik pula. Selain melalui jalur penataran seperti yang telah dikatakan di atas, pihak PDAM Tirta Bulian juga melaksanakan pendidikan dan latihan formal bagi karyawan yang dipandu oleh pembina teknis dengan mengundang tenaga pelatih dari pusat. Di dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan ini pihak perusahaan melakukannya melalui dua pendekatan pokok yaitu :

a. Pendekatan ruangan kelas ( latihan di luar tempat kerja)

b. Pendekatan dari meja ke meja ( latihan menjalankan tugas di tempat kerja) Kedua pendekatan tersebut didasarkan kepada berbagai proses belajar mengajar yang menuntut metode latihan sendiri-sendiri, sesuai dengan target latihan oleh PDAM Tirta Bulian. Latihan di luar tempat kerja antara lain telah menghasilkan seperangkat modul latihan dalam tempat pekerjaan, antara lain telah menghasilkan seperangkat modul latihan yang mengesankan, yaitu sebanyak 200 modul, yang rencananya akan diperbanyak di waktu yang akan datang. Strategi modul latihan ini dikembangkan secara menyeluruh dan seragam dalam keahlian (baik teknik maupun administratif) sehingga membantu menjaga agar biaya menjalankan dan memelihara sistem secara keseluruhan tetap rendah. Pada buku yang sama Achmad Ichsan menyatakan bahwasanya pendidikan latihan secara umum dari segi pengusahaan dapat ditinjau dari berbagai jurusan seperti :

1. Sebagai follow up adanya seleksi tenaga kerja, seleksi adalah tindakan pertama untuk memilih calon tenaga kerja yang cocok dengan tugas yang akan diserahkan padanya. Tindakan ini merupakan bagian daripada tindakan pembinaan karyawanan yang mental dan fisiknya cakap.

2. Sebagai proses pendidikan untuk mencapai suatu taraf kecakapan atau kemampuan dalam bidang kerjanya, karena setiap orang mempunyai cara-cara sendiri untuk belajar. Agar pendidikan berjalan secara efektif perlu adanya rencana secara sistematis. Oleh karena itu untuk pendidikan para karyawan perlu diperhatikan para pelajarnya (tenaga kerjanya), jabatan atau tugas mana yang perlu dididik, para pelatih atau guru serta metode atau cara yang digunakan untuk mendidik/melatihnya.

3. Sebagai alat untuk mencapai suatu hasil kerja yang lebih besar, karena penggunaan tenaga yang terdidik/terlatih akan menimbulkan efesiensi kerja yang lebih besar pula.24

Dari uraian ini dapatlah kiranya diambil suatu kesimpulan bahwa pendidikan dan latihan yang diberikan sebelum para tenaga kerja diserahi tugasnya perlu diadakan dalam rangka pembinaan tenaga kerja agar dapat menghasilkan tenaga kerja yang handal dan berkwalitas. Pendidikan dan latihan kerja yang diberikan PDAM Tirta Bulian ini merupakan program kerja yang harus lebih ditingkatkan di masa-masa mendatang, karena hal ini juga dapat dijadikan sebagai penanaman modal utama pada faktor tenaga kerja.

24

Dokumen terkait