• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peralihan Fungsi dan Tugas Pengelolaan Air Minum

BAB II PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA BULIAN

2.2 Peralihan Fungsi dan Tugas Pengelolaan Air Minum

Kotamadya Tebing Tinggi merupakan kota Pemerintahan Daerah Tingkat II yang dipilih pada masa pemerintahan Belanda untuk menangani penyediaan air baik secara tekhnik maupun administratif. Selain Tebing Tinggi, ada pula beberapa daerah lain yang juga dipilih untuk menangani air bersih ini yang diantaranya adalah Medan, Tanjung Balai, Pematang Siantar, dan Tanjung Pura. Semua Perusahaan ini setelah mendapatkan kedaulatan diserahkan kepemilikannya kepada pemerintah daerah setempat.

Setelah menjadi Perusahaan Daerah, maka biaya-biaya eksploitasinya dibebankan kepada pemerintah daerah, yang dananya sangat terbatas. Disamping itu fungsi sosialnya dalam melayani kepentingan masyarakat menyulitkan perusahaan itu untuk mencari sumber-sumber biaya yang lain, seperti kredit perbankan. Keadaan yang seperti ini tidak dapat dilanjutkan, jika diinginkan sebuah kemajuan untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah dinyatakan bahwa perusahaan air minum dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.12

Perusahaan-perusahaan air minum yang ada pada awalnya didirikan oleh Direktorat Jendral Cipta Karya di bawah Departemen Pekerjaan Umum. Bangunan yang pertama dibangun adalah kantor-kantor PPSAB yang bertugas menciptakan perusahaan air minum di Kabupaten dengan nama Badan Pengelola Air Minum (BPAM)13

12

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 690-1599/1985 tentang Pembinaan dan Monitoring Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Tingkat Propinsi, Jakarta : Depdagri, 1985, hal. 1-2.

13

Wawancara dengan Ali Sakti, tanggal 5 Juni 2009 di Kantor PDAM Tirta Bulian Tebing Tinggi.

BPAM merupakan badan yang dibangun sebelum PDAM yang mana dalam beberapa wilayah di Sumatera Utara dan Aceh fase BPAM ini dilewati dan PDAM diciptakan dengan banyak mengalami problema awal sebagai konsekwensinya. BPAM dan PDAM yang baru memasuki tahun-tahun pertama pembentukannya ini adalah perusahaan air minum yang melayani satu atau dua kota di Kabupaten. Instalasi produksi dan juga jaringan distribusi dibangun atas tanggung jawab kantor PPSAB Propinsi. Apabila Kabupaten mengambil alih tanggung jawab atas perusahaan air dan PDAM, maka perusahaan-perusahaan air ini pada umumnya mempunyai :

1. Pendapatan finansial yang sama dengan, atau sedikit lebih banyak dari pada biaya-biaya investasi (tanpa memasukkan depresi investasi).

2. Jumlah sambungan ke rumah dan keran umum masih harus ditingkatkan ; kota baru sebagian dilayani ; daerah pedesaan sebagian besar tidak dilayani atau baru dilayani sebagian.

3. Staf senior perusahaan air minum sudah mendapat latihan permulaan (para konsultan sudah meninggalkan perusahaan air minum setelah pekerjaan tekhnik diselesaikan).

Jaringan distribusi tidak baik bentuknya dan kebocoran (angka-angka air yang tinggi untuk air yang tidak dapat dipertanggung jawabkan) seringkali terjadi. Fenomena seperti ini menciptakan problema serius bagi PDAM yang baru dan dapat diterima akal sehat.

Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Tebing Tinggi dibangun pada tahun 1970 yang tertuang sesuai dengan Peraturan Daerah Kotamadya Tebing Tinggi dengan Nomor : 8 Tahun 1970. Badan yang mengelola air minum ini pada masa itu berstatus “Dinas” yaitu Dinas Air Minum. Dana pembangunannya bersumber dari bantuan Pemerintah Daerah

Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Tebing Tinggi. Kondisinya pada saat itu masih sangat memprihatinkan dimana keadaan sumber air minum tidak menguntungkan kesehatan warga masyarakat karena :

- Air yang berasal dari instalasi pengolahan air minum ini ternyata tidak mengalami perbaikan kwalitas. Dari hasil analisa air ternyata kadar zat organik dari air yang sudah diolah ternyata lebih besar dari air bakunya.

- Tidak adanya pengaturan dalam penggunaan mata air bagi penduduk yang tinggal di pedalaman, maka kebersihan mata air tidak dapat dijaga. Pembuangan kotoran dan sisa makanan di sekitar mata air mengakibatkan pencemaran terhadap air yang masih bersih.

Pengelolaan air minum yang dilakukan oleh dinas air minum tersebut merupakan proyek statement (susulan) milik pemerintah daerah yang memiliki sistem pengolahan air lengkap yaitu Water Treatment Plant (WTP) yang sumber air bakunya berasal dari Sungai Padang dengan Kapasitas Produksi masih 10 L/detik. Setelah setahun kemudian barulah ada penambahan kapasitas Produksi menjadi 20 L/detik yang sumber dananya diperoleh dari Bantuan Pemerintah Pusat.

Sebagai pelaksana teknis dari proyek statement (usulan) tersebut diserahi tugasnya kapada Dinas Perusahaan Umum Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Sesuai dengan jiwa PP 49/50 tahun 1952 dan PP 18 tahun 1953 pada dasarnya penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan adalah tugas pemerintah daerah. Namun mengingat besarnya masalah yang dihadapi dan investasi dana yang diperlukan masih jauh dari kemampuan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dianggap masih perlu untuk membantu Pemerintah Daerah dengan

mengambil prakarsa dalam penyediaan air bersih. Atas dasar inilah Pemerintah Daerah mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Kesehatan untuk dapat menanggulangi permasalahan kebutuhan air masyarakat. Dengan program tersebut Pemerintah Pusat bersedia memberikan bantuan pipa dan peralatan tekhnis. Untuk selanjutnya mulailah dikutip jasa pemakai air. Tentu saja pendapatan ini diperuntukkan bagi pengembangan selanjutnya. Pada tahun 1970 ditetapkan salah satu seksi di Dinas Pekerjaan Umum Tingkat II Kotamadya Tebing Tinggi yaitu seksi air minum dan

hygiene menjadi bagian dari seksi yang ada di Dinas Pekerjaan Umum yang mengurus

masalah air minum. Setelah dapat melayani masyarakat sebanyak 10% atau sekitar 10.307 jiwa dari total masyarakat Tebing Tinggi keseluruhannya, yang dilayani melalui 2.639 unit Sambungan Rumah dan 66 unit Hidran Umum maka dirubahlah status pengelolaan air minum tersebut dari dinas Air Minum menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Tebing Tinggi dengan peraturan daerah Nomor : 11 Tahun 1977 dengan pejabat sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tingkat II Tebing Tinggi dengan SK. 25 Nopember 1977.

Sesuai dengan program nasional didalam pelayanan air bersih untuk daerah perkotaan dengan target 75% dari jumlah penduduk maka berdasarkan petunjuk Menteri Dalam Negri yang menyatakan perlu adanya kesamaan status pengelolahan air minum di daerah diseluruh Indonesia yang ditetapkan dengan keluarnya Instruksi Mentri Dalam Negri Nomor : 26 Tahun 1975 tentang penyesuaian/mengalihkan bentuk Perusahaan Air Minum dari Dinas Daerah menjadi Perusahaan Daerah maka berdasarkan instruksi tersebut terbitlah Peraturan Daerah Kotamadya Tebing Tinggi Nomor 11 Tahun 1977 tentang pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Tebing Tinggi Tingkat II. Dengan keluarnya Perda tersebut

maka status pengelolahan air minum tidak lagi berbentuk Dinas Air Minum tetapi berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bulian.

Dengan statusnya yang baru, nampaknya PDAM Tirta Bulian mulai memperlihatkan kemajuan yang berarti bagi masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi air minum yang dikonsumsi oleh penduduk telah banyak mengalami perubahan baik dilihat dari segi persyaratan fisis, kimia, dan bakteriologis maupun dari segi kwantitasnya. Keadaan ini dimungkinkan karena mengingat pertumbuhan wilayah di kemudian hari yang semakin meningkat. Beberapa perubahan tersebut dapat diperjelas dengan rincian sebagai berikut :

1. Segi Kesehatan

Air yang dipakai oleh penduduk adalah air yang memenuhi persyaratan fisis, kimia, dan bakteriologis, sehingga penularan penyakit yang disebarkan melalui air minum mengalami penurunan sehingga produktifitas, pendapatan penduduk mengalami peningkatan.

2. Segi Perekonomian

Berdirinya PDAM Tirta Bulian ini menunjang berdirinya industri-industri terutama yang banyak menggunakan air sebagai bahan bakunya seperti pabrik limun, rumah makan, fasilitas-fasilitas sosial, dan lain-lain.

Dokumen terkait