• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Bersama Aset Jointly Controlled Assets a Badan Kerjasama Graha Pratama

Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Famharindo untuk mengelola bersama Gedung Graha Pratama yang terletak di Jl. M.T. Haryono, Jakarta yang mencakup penyewaan dan usaha-usaha lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan, sesuai dengan proporsi kepemilikan modal dan pembayaran yang berakhir pada tanggal 8 Juli 2009. Dalam perjanjian ini, PT Famharindo menyediakan modal Rp 74.900.000.000 dan Perusahaan

Rp 32.100.000.000 sehingga para pihak

bersama-sama memiliki bagian partisipasi 70% dan 30%. Segala keuntungan dan atau kerugian yang akan didapat/diterima selama berlangsungnya perjanjian ini akan diatur dengan syarat: PT Famharindo akan menerima 70% dan Perusahaan akan menerima 30%. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 8 Juli 2014.

a. Badan Kerjasama Graha Pratama

The Company entered into a joint venture agreement with PT Famharindo for the joint management of the Graha Pratama Building which is located at Jl. M.T. Haryono, Jakarta including rental and other businesses related to the administration, based on proportionate ownership and payments. Pursuant to this agreement, PT Famharindo and the Company provided capital of Rp 74,900,000,000 and Rp 32,100,000,000, respectively, therefore, their share ownership is 70% and 30%, respectively. All of the gains and/or losses that will be derived in relation to this agreement will be shared as follows : 70% for PT Famharindo and 30% for the

Company. This agreement has been

extended until July 8, 2014.

Untuk mengurus segala sesuatu yang

berkaitan dengan pengelolaan tersebut maka dibentuk badan pengurus yang diberi nama Badan Kerjasama Graha Pratama (BKGP). Berdasarkan perjanjian kerjasama antara Perusahaan dengan PT Famharindo untuk mengelola bersama Gedung Graha Pratama, maka jika salah satu pihak ternyata terlibat masalah utang piutang dengan pihak ketiga, maka maksimal yang dapat dibayarkan adalah

sebesar kompensasi modal yang telah

dimasukkan yaitu PT Famharindo 70% dan Perusahaan 30%.

To manage the joint venture, an organization called Badan Kerjasama Graha Pratama (BKGP) was formed.

Based on the joint venture agreement between the Company and PT Famharindo, in the operation of Graha Pratama building, if one of the parties encounters problems on its receivable and payable from and to third parties, the maximum payment shall be equal to the capital contribution of 70% for PT Famharindo and 30% for the Company.

b. Badan Kerjasama Apartemen Mutiara Buana

THI, anak perusahaan, mengadakan perjanjian bersama dengan PT Swabhuana Adikarsa (SA) untuk memasarkan, menjual, ataupun memanfaatkan apartemen yang akan dibangun dan terletak di Pantai Mutiara blok V dan W,

Jakarta Utara diatas tanah seluas

+ 109.882 m2. THI menyediakan tanah dan izin pembangunan apartemen sedangkan

SA menyediakan dana/modal untuk

pembangunan apartemen tersebut.

Kompensasi partisipasi kedua belah pihak ditetapkan sebesar 50% untuk SA dan 50% untuk THI. Perjanjian ini berlangsung untuk jangka waktu 6 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

b. Badan Kerjasama Apartemen Mutiara Buana

THI, a subsidiary, entered into an agreement with PT Swabhuana Adikarsa (SA) to market, sell or operate an apartment which will be built and located at Pantai Mutiara block V and W, North Jakarta on an area measuring + 109,882 square meters. THI will provide the land and license for the construction of the apartment while SA is responsible for the funding. Both parties agreed to 50% equal sharing. This agreement is valid for 6 years and can be extended upon approval of both parties.

Untuk mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan tersebut maka dibentuk

badan pengurus dengan nama Badan

Kerjasama Apartemen Mutiara Buana.

To manage the joint venture, an organization called Badan Kerjasama Apartemen Mutiara Buana was formed.

Pada tanggal 3 Oktober 2005, THI dan SA telah menandatangani perjanjian untuk mengubah luas tanah yang akan dibangun apartemen menjadi seluas 62.625 m2.

On October 3, 2005, THI and SA signed an agreement to change the total area of land, on which an apartment building will be built on, into 62,625 square meters.

Pada tangal 29 April 2006, THI dan SA

menandatangani perjanjian pengakhiran

perjanjian kerjasama. Pengakhiran perjanjian ini dilakukan karena SA bermaksud untuk keluar dari usaha pengembangan properti.

On April 29, 2006, THI and SA signed an agreement to terminate the joint operations. Such agreement was terminated due to SA’s intention to exit from the property development industry.

Berdasarkan akta No. 12 tanggal 29 April 2006 dari Saniwati Suganda, S.H., notaris di Jakarta tentang perubahan kedua dan pernyataan kembali Perjanjian Badan Pengurus Kerjasama telah disepakati antara THI dan PT Global Ekabuana (GE) hal-hal sebagai berikut:

Based on the Deed No. 12 dated April 29, 2006 of Saniwati Suganda, S.H., public notary in Jakarta, concerning the changes in and reinstatement of the BKMB Agreement, THI and GE agreed on the following:

− −−

− Badan Kerjasama yang terbentuk diberi

nama Badan Kerjasama Mutiara Buana (BKMB), berkedudukan di Jakarta.

− − −

− To establish a joint venture organization

called Badan Kerjasama Mutiara Buana (BKMB), located in Jakarta.

− −−

− BKMB didirikan untuk melaksanakan

pengembangan dan pembangunan proyek apartemen terletak di Pantai Mutiara Blok V dan W, Jakarta Utara di atas tanah seluas 62.625m2.

− −−

− THI dan GE akan memberikan

kontribusinya secara merata terhadap kas BKMB untuk setiap penambahan modal.

− −−

− Seluruh pendapatan dari kerjasama ini

termasuk tetapi tidak terbatas pada penjualan dan sewa unit-unit apartemen wajib disetorkan ke dalam rekening penampungan yang akan dibuka oleh BKMB.

− −−

− Berdasarkan nilai pemasukan dan

kontribusi dari THI dan GE, maka

perbandingan besarnya hak-hak dan

liabilitas-liabilitas masing-masing dalam BKMB disetujui dan ditetapkan sebesar 50%.

− − −

− BKMB is established to carry out the

development and construction of an apartment project at Pantai Mutiara Blok V and W, North Jakarta on 62,625 square meters area of land.

− − −

− THI and GE will contribute equally to

BKMB’s in the form of cash.

− − −

− All revenue from this joint venture

including but not limited to the sales and rent of apartment units must be deposited in the bank account of BKMB.

− − −

− Based on the participation and

contribution from THI and GE, the share in the rights and obligations in BKMB is 50% for each party.

c. Badan Kerjasama Intiland Starlight

IG, anak perusahaan, mengadakan perjanjian bersama dengan PT Starlight Nusa Property (SNP) untuk memasarkan, menjual, ataupun memanfaatkan apartemen kantor yang akan dibangun dan terletak di Kompleks Komersial Graha Famili, Blok KL, Surabaya, Jawa Timur, di atas tanah seluas + 7.500 m2.

c. Badan Kerjasama Intiland Starlight

IG, a subsidiary, entered into an agreement with PT Starlight Nusa Property (SNP) to market, sell or operate an office apartment which will be built and located at Graha Famili Commercial Complex, Block KL, Surabaya, East Java, on an area measuring + 7,500 square meters.

SNP menyediakan tanah dan izin pembangunan apartemen kantor sedangkan IG menyediakan dana/modal untuk pembangunan

apartemen kantor tersebut. Kompensasi

partisipasi kedua belah pihak ditetapkan sebesar 75% untuk IG dan 25% untuk SNP. Perjanjian berlaku sejak 22 November 2010 dan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

SNP will provide the land and license for the construction of the office apartment while IG is responsible for the funding. Both parties agreed to take 75% and 25% shares by IG and SNP, respectively. This agreement is valid from November 22, 2010 and for unlimited time.

Untuk mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan tersebut maka dibentuk

badan pengurus dengan nama Badan

Kerjasama Intiland Starlight (BKIS).

To manage the joint venture, an organization called Badan Kerjasama Intiland Starlight (BKIS) was formed.

47. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru 47. Prospective Accounting Pronouncements

Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu.

Standar-standar akuntansi keuangan tersebut

sebagai berikut:

The Indonesian Institute of Accountants has issued the following revised financial accounting standards (PSAK) and interpretations (ISAK) and has rescinded certain accounting standards (PPSAK). These standards will be applicable to financial statements for periods beginning on or after January 1, 2012:

PSAK PSAK

1. PSAK No. 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

1. PSAK No. 10 (Revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates

2. PSAK No. 13 (Revisi 2011), Properti Investasi 2. PSAK No. 13 (Revised 2011), Investment

Property

3. PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap 3. PSAK No. 16 (Revised 2011), Property, Plant

and Equipment 4. PSAK No. 18 (Revisi 2010): Akuntansi dan

Pelaporan Program Manfaat Purnakarya

4. PSAK No. 18 (Revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans

5. PSAK No. 24 (Revisi 2010): Imbalan Kerja 5. PSAK No. 24 (Revised 2010), Employee

Benefits

6. PSAK No. 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman 6. PSAK No. 26 (Revised 2011), Borrowing

Costs 7. PSAK No. 28 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak

Asuransi Kerugian

7. PSAK No. 28 (Revised 2011), Accounting for Loss Insurance Contracts

8. PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa 8. PSAK No. 30 (Revised 2011), Leases

9. PSAK No. 33 (Revisi 2011), Aktivitas

Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum

9. PSAK No. 33 (Revised 2011), Accounting of Land Stripping Activities and Environmental Management in General Mining

10. PSAK No. 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi 10. PSAK No. 34 (Revised 2010), Construction

Contracts 11. PSAK No. 36 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak

Asuransi Jiwa

11. PSAK No. 36 (Revised 2011), Accounting for Life Insurance Contracts

12. PSAK No. 45 (Revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

12. PSAK No. 45 (Revised 2011), Financial Reporting for Non-profit Entities

13. PSAK No. 46 (Revisi 2010): Pajak Penghasilan 13. PSAK No. 46 (Revised 2010), Income Taxes

14. PSAK No. 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian

14. PSAK No. 50 (Revised 2010), Financial Instruments: Presentation

15. PSAK No. 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham

15. PSAK No. 53 (Revised 2010), Share Based Payment

16. PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

16. PSAK No. 55 (Revised 2011), Financial Instruments: Recognition and Measurement

17. PSAK No. 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham 17. PSAK No. 56 (Revised 2011), Earnings per

Share

18. PSAK No. 60, Instrumen Keuangan:

Pengungkapan

18. PSAK No. 60, Financial Instruments:

Disclosures 19. PSAK No. 61, Akuntansi Hibah Pemerintah

dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah

19. PSAK No. 61, Accounting of Government Grants and Disclosure of Government Assistance

20. PSAK No. 62, Kontrak Asuransi 20. PSAK No. 62, Insurance Contracts

21. PSAK No. 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

21. PSAK No. 63, Financial Reporting in Hyperinflationary Economies

22. PSAK No. 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral

22. PSAK No. 64, Exploration for and Evaluation of Mineral Resources

ISAK ISAK

1. ISAK No. 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

1. ISAK No. 13, Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation

2. ISAK No. 15, PSAK No. 24 - Batas Aset

Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan

Minimum dan Interaksinya

2. ISAK No. 15, PSAK No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and Their Interaction

3. ISAK No. 16, Perjanjian Konsesi Jasa 3. ISAK No. 16, Service Concession Agreement

4. ISAK No. 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi

4. ISAK No. 18, Government Assistance – No Specific Relation with Operating Activity 5. ISAK No. 19, Penerapan Pendekatan Penyajian

Kembali dalam PSAK No. 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

5. ISAK No. 19, Applying the Restatement Approach under PSAK No. 63: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies 6. ISAK No. 20, Pajak Penghasilan- Perubahan

dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya

6. ISAK No. 20, Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders

7. ISAK No. 22, Perjanjian Konsesi Jasa : Pengungkapan

7. ISAK No. 22, Service Concession

8. ISAK No. 23, Sewa Operasi – Insentif 8. ISAK No. 23, Operating Leases-Incentives 9. ISAK No. 24, Evaluasi Substansi Beberapa

Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa

9. ISAK No. 24, Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease

10. ISAK No. 25, Hak atas Tanah 10. ISAK No. 25, Landrights

11. ISAK No. 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat 11. ISAK No. 26, Reassessment of Embedded

Derivatives

PPSAK PPSAK

1. PPSAK No. 7, Pencabutan PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat

1. PPSAK No. 7, Withdrawal of PSAK No. 44: Accounting for Real Estate Development Activities

2. PPSAK No. 8, Pencabutan PSAK No. 27: Akuntansi Perkoperasian

2. PPSAK No. 8, Withdrawal of PSAK No. 27: Accounting for Cooperatives

3. PPSAK No. 9, Pencabutan ISAK 5: Interprestasi atas Par.14 PSAK No. 50 (1998) tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual

3. PPSAK No. 9, Withdrawal of ISAK 5: Interpretation on Par.14 PSAK No. 50 (1998) Regarding Reporting of Changes in Fair Value of Available for Sale Investment Securities

4. PPSAK No. 11, Pencabutan PSAK No. 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi

4. PPSAK No. 11, Withdrawal of PSAK No. 39: Accounting for Joint Venture

Grup masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.

The Group is still evaluating the effects of these revised PSAKs and ISAKs and has not yet

determined the related effects on the

consolidated financial statements.