• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB. IV KONDISI UMUM LOKASI KEBUN

4.5. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

5.1.1. Kegiatan pemeliharaan

5.1.1.1. Pengendalian gulma tanaman menghasilkan

Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan pada gawangan hidup (pasar pikul) dan piringan. Tetapi tidak semua gulma harus diberantas. Contoh gulma yang tidak diberantas adalah pakis

nephrolepis biserata. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi penguapan berlebihan

sehingga mendorong timbulnya erosi yang sangat merugikan. Selain itu agar musuh alami hama pemakan daun dapat hidup dan berkembang di pakis tersebut.

Ada beberapa jenis gulma yang perlu diperhatikan antara lain: ilalang di piringan dan gawangan, rumput - rumputan di piringan serta anak kayu di gawangan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif, pembrantasan gulma dapat dilakukan dengan kombinasi manual dan kimiawi dengan rotasi yang telah ditentukan.

a) Pengendalian gulma secara manual Pembabadan (slashing)

Pembabadan merupakan kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan parang babad. Kegiatan tersebut dilakukan di gawangan dan piringan. Jenis gulma yang dominan di gawangan dan pasar pikul antara lain:

Melastoma malabathricum, Clidemia hirta, Axonopus compressus, Gleicheina linearis (pakis kawat), Nephrolepis biserata (pakis harupat), dan anak sawit

(pentosan).

Kegiatan pembabadan ada 2 macam di PT. EMAL yaitu babad selektif dan babad rendahan. Babad selektif dilakukan untuk gulma-gulma tertentu saja, contohnya yaitu anak kayu dan pakis-pakisan. Babad rendahan diperuntukan

semua jenis gulma pada daerah-daerah rendahan, baik di gawangan maupun piringan.

Cara kerja pembabadan adalah dengan membabad habis semua gulma yang tumbuh yang tumbuh pada gawangan dan piringan dengan menggunakan parang babad. Pembabadan dilakukan setiap orang untuk tiap jalan pikul lalu pindah ke jalan pikul selanjutnya sampai norma kerja tercapai. Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pembabadan adalah KHL (Karyawan Harian Lepas).

Gambar 3. Kegiatan Pembabadan

Kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pembabadan adalah keadaan topografi yang cukup curam, sehingga pekerjaan menjadi sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Norma kerja dalam kegiatan pembabadan adalah 0.6 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 0.6 ha/ HK dan prestasi kerja mahasiswa adalah 0.5 ha/ HK. Rotasi pembabadan pada tanaman menghasilkan di PT. EMAL adalah 2 kali dalam 1 tahun.

Rempes jalan

Kegiatan rempes jalan adalah kegiatan mengendalikan gulma di tepi jalan utama (poros). Kegiatan ini sekaligus bertujuan agar daerah di pinggir jalan utama lebih rapi dan enak dilihat. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah parang babad. Kegiatan rempes jalan hanya dilakukan pada tanaman menghasilkan. Teknik dalam melakukan kegiatan rempes jalan adalah dengan membabad gulma-gulma yang terdapat di pinggir jalan utama, lalu masuk 1 baris tanaman sampai tembus jalan utama dan diteruskan ke blok selanjutnya. Norma kerja dalam

kegiatan ini adalah 5 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 5 ha/ HK dan prestasi kerja mahasiswa adalah 3 ha/ HK. Jenis gulma-gulma yang dibabad antara lain

Gleicheina linearis (pakis kawat), Clidemia hirta, Cynodon dactylon, Melastoma malabraticum, dan Cyperus rotundus. Rotasi dalam kegiatan rempes jalan adalah

2 kali setahun.

Dongkel anak kayu (DAK)

Dongkel anak kayu merupakan kegiatan mendongkel anak kayu secara selektif di sekitar gawangan dan piringan. Jenis gulma yang didongkel antara lain:

Melastoma malabathricum, Clidemia hirta, Lantana camara, Chromolaena odorata, dan anak sawit (pentosan). Dongkel anak kayu dilakukan dengan cara

mendongkel dan membongkar gulma anak kayu sampai ujung akar dengan menggunakan cangkul kecil, dengan lebar 14 cm. Pekerja mendongkel semua gulma yang dijumpai di pasar pikul dan piringan lalu membuangnya di gawangan mati. Pekerja berjalan sampai ke jalan tengah lalu pindah ke pasar pikul sebelahnya, demikian seterusnya sampai norma kerja tercapai.

Kendala yang dijumpai dalam kegiatan DAK adalah keadaan topografi yang cukup curam dan kerapatan gulma yang terlalu rapat, sehingga waktu pekerjaan menjadi lama dan norma kerja sering tidak tercapai. Norma kerja DAK adalah 0.5 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 0.5 ha/ HK dan prestasi kerja mahasiswa 0.25 ha/ HK. Rotasi kegiatan DAK adalah 2 kali dalam setahun untuk tanaman menghasilkan.

b) Pengendalian gulma secara kimia

Pengendalian gulma secara kimia di kebun EMAL dilakukan dengan menggunakan herbisida yang mengandung sejumlah bahan aktif metilmetsulfuron

(Ally), paraquat (Gramoxone), fluroxypyr (Starane) dan Isopropilamina glifosat

(SMART). Bahan aktif metilmetsulfuron, Isopropilamina glifosat, dan fluroxypyr mengandung racun sistemik sedangkan bahan aktif paraquat mengandung racun kontak. Pengendalian gulma yang dilakukan di PT. EMAL antara lain: penyemprotan gawangan, penyemprotan piringan, dan penyemprotan sporadis. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat semprot punggung knapsack

sprayer tipe Solo berkapasitas 15 liter. Nozzle yang digunakan memiliki kategori

Dalam pelaksanaan kegiatan penyemprotan ada pembagian tenaga kerja. Tenaga kerja dibagi menjadi tenaga penyemprot larutan herbisida dan tenaga pelangsir air. Dalam 1 orang tenaga pelangsir air mendampingi 2 orang tenaga penyemprot. Tenaga pelangsir air bertugas untuk mencari sumber air yang digunakan untuk mencampur larutan herbisida yang akan digunakan. Tenaga penyemprot bertugas untuk menyemprot larutan herbisida yang telah diencerkan dengan air ke gulma – gulma yang akan dikendalikan.

Dalam kegiatan penyemprotan di PT. EMAL tidak dibenarkan dilakukan semprot total. Hal ini dikarenakan dapat merusak keseimbangan ekosistem lingkungan. Salah satu contohnya adalah matinya musuh – musuh alami hama pemakan daun. Permasalahan yang ditemukan di lapangan antara lain: keadaan topografi yang cukup curam, jauhnya sumber air sehingga mempersulit tenaga pelangsir air dalam mendapatkan air, dan kurangnya fasilitas keamanan dalam melakukan kegiatan penyemprotan seperti tidak adanya masker pelindung wajah. Kendala lain yang ditemukan adalah stok herbisida di gudang terbatas sehingga rotasi penyemprotan menjadi terlambat dan keadaan cuaca yang tidak menentu. Apabila hujan, maka semua kegiatan penyemprotan dihentikan dan akan dialihkan ke pengendalian gulma secara manual.

Tenaga kerja yang dipakai dalam kegiatan penyemprotan adalah KHL (Karyawan Harian Lepas). Sistem pengupahan dalam kegiatan penyemprotan adalah sistem HK, dimana setiap KHL mendapatkan UMR (Upah Minimum Ragional) sebesar Rp 28 960/ hari. Selain itu para KHL juga mendapatkan tambahan premi sebesar Rp 1 000/ hari.

Penyemprotan gawangan

Kegiatan penyemprotan gawangan merupakan kegiatan pengendalian gulma secara kimia yang dilakukan di sekitar gawangan hidup maupun gawangan mati. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut menggunakan campuran herbisida untuk mengendalikan gulma. Contohnya adalah Gramoxone dicampur Ally dengan perbandingan 10 liter Gramoxone dan 500 gram Ally dengan dosis campuran 250 cc/ ha dan volume semprot 30 liter/ ha yang diperuntukkan gulma berdaun lebar, anak kayu dan pakisan. Dalam tiap areal dosisnya dapat berbeda,

hal ini dikarenakan kerapatan gulma dan keadaan topografinya yang berbeda tiap areal.

Gambar 4. Kegiatan Menyemprot Gawangan

Mekanisme kerja dalam penyemprotan gawangan adalah dengan memasuki jalur tanaman pada pasar pikul sampai di pasar tengah dan dilakukan penyemprotan diantara 2 baris tanaman dengan ketinggian semprot 30 – 40 cm diatas permukaan gulma. Setelah itu pindah ke pasar pikul sebelahnya sampai norma kerja tercapai. Gulma yang dominan pada kegiatan penyemprotan gawangan adalah anak kayu dan berdaun lebar.

Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah kegiatan panen dan pemupukan. Para pemanen dapat melangsir TBS ke TPH dengan mudah, karena jalan di pasar pikul bersih. Selain itu untuk mempermudah para penabur pupuk dalam kegiatan pemupukan. Norma kerja kegiatan semprot pasar pikul adalah 1.6 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 1.6 ha/ HK dan prestasi kerja mahasiswa adalah 1 ha/ HK. Rotasi kegiatan ini adalah 2 kali dalam setahun.

Penyemprotan piringan (circle spraying)

Kegiatan penyemprotan piringan merupakan kegiatan pengendalian gulma tanaman menghasilkan di sekitar piringan kelapa sawit dengan menggunakan herbisida. Contoh herbisida yang digunakan adalah Smart dengan dosis 250 cc/ ha dan volume semprot 30 liter/ ha. Herbisida tersebut bersifat sistemik.

Gambar 5. Kegiatan Menyemprot Piringan

Mekanisme kegiatan penyemprotan pasar pikul adalah dengan menyemprot gulma yang terdapat dalam piringan pokok sawit yang terdapat diantara pasar pikul. Setelah piringan yang terdapat diantara satu pasar pikul selesai disemprot, kemudian pindah ke pasar pikul sebelahnya sampai norma kerjanya tercapai. Gulma yang dominan dalam piringan ini adalah anak kayu dan gulma berdaun lebar. Kegiatan penyemprotan pasar pikul dilaksanakan setelah kegiatan pembabadan selesai dikerjakan, sehingga hasil yang dikerjakan dapat lebih optimal. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah kegiatan panen dan pemupukan. Dalam kegiatan panen dapat mempermudah pembrondol dalam mengutip brondolan dan dalam kegiatan pemupukan mempermudah penabur pupuk dalam memupuk. Norma kerja kegiatan ini adalah 1.6 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 1.6 ha/ HK dan prestasi kerja mahasiswa 1 ha/ HK. Rotasi kegiatan penyemprotan piringan yaitu 2 kali dalam setahun.

Penyemprotan sporadis

Kegiatan penyemprotan sporadis merupakan kegiatan pengendalian ilalang yang sporadis (terpencar – pencar) dengan cara penyemprotan menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan dalam mengendalikan gulma tersebut adalah

Smart murni berbahan aktif Isopropilamina glifosat dengan dosis 150 cc/ ha dan

volume semprot 30 liter/ ha.

Mekanisme kegiatan ini adalah pekerja memasuki satu pasar pikul dengan menyemprot semua ilalang di suatu blok yang gulmanya dominan ilalang. Setelah

itu pindah ke pasar pikul di sebelahnya sampai norma kerja tercapai. Norma kerja kegiatan penyemprotan sporadis adalah 5 ha/ HK. Prestasi kerja pekerja adalah 5 ha/ HK dan prestasi kerja mahasiswa adalah 4 ha/ HK. Rotasi kegiatan ini adalah 1 kali dalam setahun.

Dokumen terkait