• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Internal

Dalam dokumen PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk (Halaman 76-85)

Perusahaan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Komite Audit dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup:

 Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam Perusahaan;

 Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di dalam Perusahaan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan

 Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit eksternal).

b. Klasifikasi Manajemen Risiko Manajemen risiko modal

Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.

Struktur modal Perusahaan terdiri dari pinjaman, dalam hal ini utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 17 dan 25) dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor, tambahan modal disetor dan saldo laba (Catatan 27 dan 28).

Direksi secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.

Risiko pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang lainnya, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat menimbulkan kerugian bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.

Terkait eksposur tingkat bunga dalam mata uang asing, Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat suku bunga kredit yang variabel yang direview 3 bulanan. Sumber pendanaan dalam mata uang asing berasal dari modal sendiri yang sebagian besar dari penerimaan angsuran nasabah dalam mata uang asing.

Untuk modal kerja, utang dan surat berharga utang yang diterbitkan, Perusahaan berusaha mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga yang kompetitif. Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020:

Kurang dari 3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun Kurang dari 3 bulan 3-12 bulan 1-5 tahun >5 tahun Jumlah Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Aset keuangan

Bank dan deposito 371.345.294 - - - 600.000.000 - - - 971.345.294 Piutang sewa pembiayaan - - - - 161.809.446 103.830.752 81.324.861 42.813.958 389.779.017 Piutang pembiayaan konsumen - - - - 1.198.394.604 1.971.895.936 2.836.179.803 77.973 6.006.548.316 Transaksi anjak piutang - - - - 645.966.766 19.928.826 - - 665.895.592 Piutang lain-lain - - - - 357.337.169 47.455.682 22.190.400 - 426.983.251 Jumlah 371.345.294 - - - 2.963.507.985 2.143.111.196 2.939.695.064 42.891.931 8.460.551.470 Liabilitas keuangan

Utang bank - - - - 1.189.474.641 1.024.726.671 1.364.177.061 - 3.578.378.373 Biaya masih harus

dibayar 825.000 - - - 14.194.444 - - - 15.019.444 Jumlah 825.000 - - - 1.203.669.085 1.024.726.671 1.364.177.061 - 3.593.397.817 Jumlah-bersih 370.520.294 - - - 1.759.838.900 1.118.384.525 1.575.518.003 42.891.931 4.867.153.654

Tidak Diaudit 30 Juni 2021

- 77 - Kurang dari 3

bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun

Kurang dari 3

bulan 3-12 bulan 1-5 tahun >5 tahun Jumlah Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Aset keuangan

Bank dan deposito 1.922.466.747 - - - 1.922.466.747 Piutang sewa pembiayaan - - - - 118.842.382 184.117.515 130.489.060 - 433.448.957 Piutang pembiayaan konsumen - - - - 1.413.965.194 2.876.946.112 2.883.631.084 1.180.987 7.175.723.377 Transaksi anjak piutang - - - - 77.899.330 590.126.201 3.247.470 - 671.273.001 Piutang lain-lain - - - - 399.589.417 6.987.676 28.723.902 3.605.804 438.906.799 Jumlah 1.922.466.747 - - - 2.010.296.323 3.658.177.504 3.046.091.516 4.786.791 10.641.818.881 Liabilitas keuangan

Utang bank - - - - 953.472.316 1.360.955.249 1.579.098.641 - 3.893.526.206 Surat berharga utang yang

diterbitkan - bersih - - - 1.998.407.472 - 1.998.407.472 Biaya masih harus

dibayar - - - - 28.770.923 - - - 28.770.923 Jumlah - - - - 982.243.239 1.360.955.249 3.577.506.113 - 5.920.704.601 Jumlah-bersih 1.922.466.747 - - - 1.028.053.084 2.297.222.255 (531.414.597) 4.786.791 4.721.114.280

Diaudit 31 Desember 2020

Suku bunga variabel Suku bunga tetap

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 5, 6, 7, 8, 9, 17 dan 25.

Analisis sensitivitas Sensitivitas Suku Bunga

Tabel berikut menyajikan dampak dari kemungkinan perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020.

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2021 31 Desember 2020

Rp'000 Rp'000

Peningkatan 13 bps 53.199 25 bps (2.037.500) Penurunan 13 bps (53.199) 25 bps 2.037.500

Pada periode 30 Juni 2021 terdapat perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan sebelum pajak. Tidak ada dampak lain pada ekuitas Perusahaan selain dari yang sudah mempengaruhi laba sebelum pajak. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya tetap konstan.

Sensitivitas Mata Uang Asing

Tabel berikut menunjukkan, dampak dari kemungkinan perubahan kurs mata uang Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah terhadap laba sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020.

Kenaikan Sensitivitas dari

(penurunan) laba rugi sebelum pajak 30 Juni 2021 Rp'000

Dollar Amerika Serikat 1,55%/(1,55%) (3.953)/3.953

30 Juni 2021 Tidak Diaudit

Mata uang asing

Kenaikan Sensitivitas dari

(penurunan) laba rugi sebelum pajak 31 Desember 2020 Rp'000

Dollar Amerika Serikat 5,63%/(5,63%) (37.704)/37.704

31 Desember 2020 Diaudit

Mata uang asing

Risiko kredit

Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabah (counterparty) memenuhi liabilitasnya secara penuh sesuai perjanjian. Risiko kredit merupakan risiko utama Perusahaan dimana Perusahaan menawarkan jasa pembiayaan bagi masyarakat yang hendak memiliki produk. Dengan demikian, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi liabilitasnya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.

Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan.

Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang (setelah dikurangi

kerugian cadangan penurunan nilai) yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020:

Piutang sewa pembiayaan

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2021 31 Desember 2020

Rp'000 Rp'000

Korporasi 353.668.515 367.999.307

Individu 36.110.502 65.449.650

Jumlah 389.779.017 433.448.957

Piutang pembiayaan konsumen

Konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai individu yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit sebesar Rp 6.006.548.316 ribu pada tanggal 30 Juni 2021 (31 Desember 2020 : Rp 7.175.723.377 ribu).

Transaksi anjak piutang

Konsentrasi risiko atas anjak piutang yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai korporasi yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit pada tanggal 30 Juni 2021 sebesar Rp 665.895.592 ribu (31 Desember 2020 : Rp 671.273.001 ribu).

- 79 -

Tabel di bawah menunjukkan kualitas kredit dari aset keuangan (sebelum dikurangi tanpa cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020:

Telah jatuh tempo Mengalami

tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah

High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Kas dan setara kas 972.806.956 - - - 972.806.956

Piutang sewa pembiayaan 56.181.063 149.523.320 148.008.837 2.274.515 - 52.132.078 408.119.813 Piutang pembiayaan konsumen 3.155.690.235 1.015.693.603 1.345.229.205 344.801.537 - 352.061.528 6.213.476.108 Tagihan anjak piutang 61.075.401 573.418.468 - - - 200.848.325 835.342.194

Piutang lain-lain 3.769.790 - - - - 380.929.251 384.699.041

Jumlah 4.249.523.445 1.738.635.391 1.493.238.042 347.076.052 - 985.971.182 8.814.444.112

Telah jatuh tempo Mengalami

tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah

High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Kas dan setara kas 1.924.784.701 - - - 1.924.784.701

Piutang sewa pembiayaan 183.245.403 52.831.963 158.326.873 39.044.718 - 23.166.779 456.615.736 Piutang pembiayaan konsumen 4.260.419.315 1.336.425.807 1.272.829.789 306.048.466 - 263.381.258 7.439.104.635 Tagihan anjak piutang 62.987.521 573.418.468 - - - 148.456.520 784.862.509

Piutang lain-lain 4.329.594 - - - - 430.260.968 434.590.562

Jumlah 6.435.766.534 1.962.676.238 1.431.156.662 345.093.184 - 865.265.525 11.039.958.143

Tidak Diaudit

30 Juni 2021 Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai

Diaudit

31 Desember 2020 Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai

Kualitas kredit berdasarkan golongan aset keuangan diklasifikasikan sebagai berikut: Biaya perolehan diamortisasi

Kualitas kredit dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, dan tagihan anjak piutang dinilai berdasarkan banyaknya dan jumlah hari delay selama masa tenor pembayaran.

Kredit grading atas piutang-piutang tersebut akan berdasarkan parameter yang akan dijelaskan sebagai berikut:

High Grade jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay rendah

jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay sedang, jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay sedang jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay rendah

jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay rendah jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay tinggi jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay sedang

Gabungan Kualitas Kredit:

Medium Grade

Low Grade

Agunan

Dalam rangka mitigasi risiko kredit, salah satu bentuk upaya yang dilakukan Perusahaan adalah dengan meminta konsumen memberikan agunan yang akan digunakan sebagai jaminan atas pelunasan fasilitas pembiayaan yang telah diberikan oleh Perusahaan jika konsumen mengalami kesulitan keuangan yang menyebabkan konsumen tidak dapat melunasi kewajibannya kepada Perusahaan.

- Piutang

- Tanah dan Bangunan - Mesin

- Kendaraan - Kapal - Alat berat

Prosedur penilaian jaminan untuk tanah dan bangunan maupun mesin menggunakan nilai pasar.

Berikut adalah portofolio pembiayaan yang dimiliki Perusahaan beserta agunan yang menjadi jaminannya dengan pengelompokan berdasarkan jenis pembiayaan yang diberikan:

Tidak Diaudit Pembiayaan SMB Pembiayaan

Pembiayaan (Bisnis Kecil Eceran/ Pembiayaan Jumlah Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan

Komersial

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Eksposur piutang 1.206.084.345 37.377.661 6.213.476.108 30.088.275 7.487.026.390 Nilai Jaminan 1.467.244.856 101.371.573 14.321.886.743 37.418.779 15.927.921.951

Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - -

-Bagian tanpa jaminan

dari Eksposur kredit (%) - - - -

-Tanah dan bangunan 1.125.360 18.455.017 378.486.850 33.944.171 432.011.398 Kendaraan 20.058.824 69.253.409 13.719.242.264 3.474.608 13.812.029.105 Mesin 133.231.958 321.947 - - 133.553.905 Kapal 128.380.000 - - 128.380.000 Lainnya: Saham 1.336.555 - 221.901.528 - 223.238.083 Alat berat 138.934.418 13.341.200 2.256.100 - 154.531.718 Piutang 1.044.177.742 - - - 1.044.177.742 Jumlah 1.467.244.856 101.371.573 14.321.886.743 37.418.779 15.927.921.951 30 Juni 2021 Diaudit Pembiayaan SMB Pembiayaan

Pembiayaan (Bisnis Kecil Eceran/ Pembiayaan Jumlah

Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan

Komersial

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Eksposur piutang 1.170.640.750 70.837.499 7.439.104.631 35.649.450 8.716.232.330 Nilai Jaminan 1.791.402.021 374.156.052 16.842.358.211 44.370.247 19.052.286.531

Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - -

-Bagian tanpa jaminan

dari Eksposur kredit (%) - - - -

-Tanah dan bangunan 2.813.400 38.537.004 456.970.512 39.679.280 538.000.196 Kendaraan 108.431.292 311.215.614 16.114.063.699 4.690.967 16.538.401.572 Mesin 247.082.993 402.434 - - 247.485.427 Kapal 287.804.530 - - - 287.804.530 Lainnya: Saham 2.227.590 - 271.324.000 - 273.551.590 Alat berat 161.964.080 24.001.000 - - 185.965.080 Piutang 981.078.136 - - - 981.078.136 Jumlah 1.791.402.021 374.156.052 16.842.358.211 44.370.247 19.052.286.531 31 Desember 2020

Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan (BMPP) pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020, tidak terdapat pembiayaan yang tidak memenuhi ketentuan BMPP.

- 81 - Risiko Iikuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kas untuk menyalurkan dana untuk menjadi aset keuangan lainnya. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan kosumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah maupun bank asing dalam bentuk fasilitas penerusan pinjaman untuk pembiayaan (channeling) maupun demand loan dan term loan.

Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan dana selama minimal 5 hari kerja.

Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sangat sehat. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2021 sebesar 80,55% (31 Desember 2020 : 130,07%). Dalam hal perbandingan liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 30 Juni 2021 adalah sebesar 44,61% (31 Desember 2020 : 56,54%).

Tabel berikut merupakan rincian sisa jatuh tempo kontrak untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati milik Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020. Tabel telah disusun berdasarkan arus kas tidak didiskontokan dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal awal di mana Perusahaan harus melakukan pembayaran. Tabel ini mencakup arus kas bunga dan pokok. Apabila arus kas bunga menggunakan tingkat bunga variabel, maka jumlah didiskontokan berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal awal Perusahaan mungkin akan diminta untuk membayar.

Sampai dengan > 1 bulan s.d > 3 bulan s.d > 1 tahun s.d

1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahun Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Liabilitas keuangan Tanpa suku bunga

Utang premi asuransi - 17.032.553 - - - 17.032.553 Utang lain-lain 11.822.117 21.994.217 366.983 117.075.728 - 151.259.045 Suku bunga tetap

Utang bank 972.717.634 337.127.515 1.277.735.890 1.287.531.115 - 3.875.112.154 Jumlah 984.539.751 376.154.285 1.278.102.873 1.404.606.843 - 4.043.403.751

30 Juni 2021

Tidak Diaudit

Sampai dengan

1 bulan >1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Liabilitas keuangan Tanpa suku bunga

Utang premi asuransi - 10.750.732 - - - 10.750.732 Utang lain-lain 83.079.433 6.934.000 45.517.405 - - 135.530.838 Suku bunga tetap

Utang bank 978.208.964 296.539.110 1.295.423.142 1.668.835.256 - 4.239.006.472 Surat berharga utang yang

diterbitkan 15.000.000 2.030.000.000 - - - 2.045.000.000 Jumlah 1.076.288.397 2.344.223.842 1.340.940.547 1.668.835.256 - 6.430.288.042

31 Desember 2020

Risiko Operasional

Risiko operasional biasa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal yang lain yang dapat berdampak pada operasional perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, perusahaan melakukan beberapa hal:

 Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap risiko yang melekat pada setiap tahapan proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan, pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.

 Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksanaan dan kontrol, sebagai pelaksana, aktivitas yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) baku perusahaan. Sedangkan fungsi kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang sudah digariskan oleh SOP.

Perusahaan menggunakan Confins System agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem dapat terjamin. Perusahaan sudah menerapkan sistem on-line dan real time sehingga dengan demikian pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat mengambil keputusan strategis dan tepat untuk memitigasi kemungkinan risiko yang terjadi akibat kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan/atau kebijakan Perusahaan.

Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment (RCSA) terhadap unit kerja terkait dan melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan- kebijakan dan SOP secara rutin.

 Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai pelatihan agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional dan dampak kerugian keuangan yang diakibatkan oleh hal tersebut.

Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan karena adanya kelemahan aspek hukum, kelemahan aspek dokumentasi hukum atau ketidak patuhan terhadap peraturan. Risiko ini termasuk namun tidak terbatas pada risiko yang timbul dari kemungkinan terjadinya wanprestasi (default) atas kontrak/perjanjian, tuntutan hukum/gugatan dari pihak ketiga, ketidaksesuaian Standar Operating Procedures dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kelemahan perikatan dengan pihak ketiga, pengikatan jaminan yang tidak sempurna, ketidaksanggupan penetapan putusan pengadilan, keputusan pengadilan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan perusahaan, atau pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan eksternal lainya. Manajemen risiko hukum mencakup namun tidak terbatas pada:

a. Penggunaan dan penyusunan dokumen perjanjian yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta mempunyai dasar ketentuan hukum yang kuat

b. Penerapan sistem pengendalian internal yang konsisten serta penerapan mekanisme uji kepatuhan (compliance review) secara berkala terhadap setiap kegiatan Perusahaan atau jika diperlukan pada setiap level transaksi dengan nasabah atau pihak ketiga lainnya

c. Memutakhirkan perubahan kebijakan dan peraturan d. Melakukan administrasi dokumen secara tertib

Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha perusahaan atau persepsi negatif terhadap perusahaan. Untuk meminimalisir risiko reputasi, Perusahaan harus menjaga nama baik, antara lain dengan cara melakukan publikasi secara transparan dan selektif, disamping juga melakukan proses edukasi kepada nasabah dengan meminta nasabah memahami dengan jelas atas hak dan kewajibannya dalam bertransaksi dengan Perusahaan. Dalam hal publikasi negatif mengenai Perusahaan telah terjadi, Perusahaan harus melakukan langkah-langkah penanganan antara lain klarifikasi permasalahan dengan nasabah atau pihak yang menerbitkan publikasi negatif, melakukan hak jawab serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan nasabah atau pihak ketiga lainya. Terkait risiko reputasi, Perusahaan juga telah melaksanakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) melalui program peduli sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap kegiatan sosial.

- 83 - Risiko Strategis

Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi perusahaan tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya perusahaan terhadap perubahan eksternal yang terjadi begitu cepat. Pengelolaan risiko strategis dilakukan terutama melalui proses pengambilan keputusan yang komprehensif didukung dengan pertimbangan atas kondisi internal dan eksternal serta data yang akurat dan up to date.

Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perusahaan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku yang akan berdampak kepada kegiatan usaha Perusahaan. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan menerapkan praktik-praktik yang baik dalam menjalankan kegiatan usaha untuk selalu mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan analisis dan pengukuran yang dilakukan Perusahaan memiliki Tingkat Kesehatan Keuangan sangat sehat dengan tingkat resiko rendah.

47. DAMPAK EKONOMI DARI PANDEMI COVID-19

COVID-19 berdampak pada semua sektor terutama sektor ekonomi yang menyebabkan ketidakpastian yang tinggi, menurunkan kinerja pasar keuangan dan prospek pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Dalam upaya mendorong optimalisasi kinerja Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi, Pemerintah telah menetapkan kebijakan yang dituangkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.14/POJK.05/2020 tentang Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank dimana salah satunya terkait program restrukturisasi konsumen terdampak Covid-19.

Manajemen dalam hal ini terus berupaya untuk memitigasi dampak terhadap bisnis Perusahaan dengan melakukan langkah-langkah berikut:

 Memberikan restrukturisasi kredit kepada debitur yang terdampak Covid-19 sesuai dengan Peraturan.

 Menerapkan prinsip kehati-hatian dan meningkatkan kriteria resiko yang dapat diterima dalam melakukan pembiayaan baru.

 Meningkatkan upaya penagihan dan penyelesaian kredit bermasalah.

 Melakukan efisiensi biaya operasional.

 Menjaga likuiditas Perusahaan dengan menerapkan Manajemen Risiko Likuiditas secara optimal.

Manajemen akan terus memantau situasi ini dan melakukan evaluasi dampak terhadap posisi keuangan dan kinerja operasional Perusahaan secara berkala. Penilaian Perusahaan atas dampak COVID-19 dapat berubah sebagai akibat peristiwa dan kondisi di masa depan yang berada di luar kendali Manajemen.

48. INFORMASI KEUANGAN ATAS RASIO – RASIO KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Berdasarkan POJK No.35/POJK.05/2018 tanggal 31 Desember 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, Perseroan diharuskan untuk memenuhi sejumlah rasio keuangan tertentu. Rasio-rasio ini dibuat oleh Perseroan berdasarkan formula sebagaimana ditentukan dalam peraturan OJK untuk tujuan kepatuhan terhadap peraturan, dimana rasio tersebut dapat berbeda jika rasio tersebut dihitung berdasarkan standar akuntansi keuangan Indonesia.

Berikut ini adalah rasio-rasio keuangan berdasarkan Peraturan OJK (tidak diaudit):

30 Juni 2021 31 Desember 2020

Financing to asset ratio 80,89 75,85 Rasio saldo piutang pembiayaan neto

terhadap total pendanaan yang 197,36 140,54 diterima

Rasio saldo piutang pembiayaan untuk pembiayaan investasi dan modal kerja dibandingkan dengan

jumlah saldo piutang pembiayaan 31,33 28,80 Rasio piutang pembiayaan

bermasalah (NPF) 1,08 0,89 Rasio permodalan 157,22 131,64

Gearing ratio 0,74 1,24

Rasio ekuitas terhadap modal disetor 485,42 476,36

49. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan dari halaman 1 sampai 84 merupakan tanggung jawab Manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 26 Juli 2021.

Dalam dokumen PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk (Halaman 76-85)

Dokumen terkait